Anda di halaman 1dari 15

FASE

KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Yulifah Salistia Budi, M.Kep


Fase komunikasi terapeutik

Pra
Orientasi Kerja Terminasi
interaksi
Fase komunikasi terapeutik

Merupakan tahapan perencanaan sebelum melakukan


wawancara.

Fase pre Biasanya, perawat memiliki informasi tentang klien sebelum


bertatap muka pertama kali.
interaksi
Informasi tersebut bisa meliputi nama, alamat, usia, riwayat
medis, dan/ riwayat sosial

Ketrampilan perawat: mengumpulkan data scr terorganisir,


menyadari keterbataan yg ada dan mencari bantuan sesuai
kebutuhan
Disebut juga fase perkenalan. Pada fase ini hubungan
yang terjadi masih dangkal dan komunikasi yang terjadi
bersifat penggalian informasi antara perawat dan pasien

Lima kegiatan pokok yaitu testing, building trust,


Fase identification of problems and goals, clarification of roles
Orientasi dan contract formation

Ketrampilan perawat: sikap perhatian, tetapi santai untuk


membantu menenangkan klien.
Merupakan fase inti dari keseluruhan proses komunikasi
terapeutik.

Tujuannya: perawat – klien dapat bekerja sama untuk


Fase mengatasi masalah yang dihadapi klien
Kerja
2 subfase : identifikasi masalah dan eksploitasi masalah.
4. Penyelesaian (Termination)
 Pada fase ini perawat mendorong pasien untuk
memberikan penilaian atas tujuan telah dicapai,
agar tujuan yang tercapai adalah kondisi yang
saling menguntungkan dan memuaskan.
Kegiatan pada fase ini adalah penilaian
pencapaian tujuan dan perpisahan (Arwani,
2003 61).
 Terminasi sementara dan Terminasi akhir.
 Video tahap komter
Simulasi

 Tahap/fase komter
 Komter mengatasi klien yang marah-marah
 Klien yang komplain
 Klien yang rewel
 Klien yang menolak permintaan tindakan
 Komunikasi melalui media elektronik:
telpon, SMS/WA, email
Fase Komter

 Ny P seorang wanita berusia 60 tahun,


menjalani rawat inap di ruang penyakit
dalam hari pertama dengan diagnosa medis
Diabetes Mellitus. Terdapat luka diabetic
foot, klien tampak diam dan lemas.
Komter pada klien yg marah-marah

 Br Bayu adalah seorang remaja berusia 19 tahun. Bayu


melakukan percobaan bunuh diri dengan menyayat
pergelangan tangannya tetapi ayahnya segera mendapati Br
Bayu untuk melakukan pertolongan. Alasan bunuh dirinya
karena dia tidak berhasil masuk ke perguruan tinggi yang
diinginkan setelah mengikuti tes berkali-kali. Kemudian Br
Bayu merasa sangat putus asa, padahal kedua ortunya sudah
memberikan dukungan yg maksimal. Karena perasaan
bersalah mengecewakan ortunya yang menimbulkan Br
Bayu melakukan tindakan bunuh diri.
Komter pada klien yang komplain

 Di ruang rawat inap anak terdapat 2 klien


yaitu An. Fifi dan An. Dedi. Keluarga kedua
klien tersebut merasa kurang nyaman dengan
pelayanan yang diberikan oleh seorang
dokter anak yang seolah memberikan
pelayanan yang berbeda terhadap kedua klien
tersebut.
Komter pada klien yang rewel

 Ny. Ana adalah seorang nenek yang berusia 85 tahun.


Beliau sudah seminggu tinggal di panti jompo karena untuk
sementara waktu anak semata wayangnya harus
menjalankan tugas di Jerman selama 2 minggu. Suatu hari
Ny. Ana beberapa kali meminta petugas untuk menelpon
anaknya padahal baru beberapa menit sebelumnya sudah di
telpon, dengan alasan di suruh mengambilkan baju
kesayangannya.
Komter menolak permintaan tindakan

 Tn. Deni berusia 50 tahun datang ke rumah


sakit di antar oleh keluarganya karena selama
3 hari Tn. Dedi tidak dapat buang air kecil
dan mengeluh sakit pada kandung kemihnya.
Di UGD klien hendak di pasang dower
kateter, tetapi klien menolak karena takut hal
tersebut malah akan melukai dirinya.
Komter melalui media elektronik

 Bayu adalah mahasiswa FKIK semester akhir yang


sedang menjalani proses penyusunan karya ilmiah.
Sudah beberapa kali Bayu hendak menemui
advisornya tetapi seringkali tidak ada di tempat.
Info dari bagian akademik ternyata advisor tersebut
sedang berada di Malaysia selama sebulan,
akhirnya Bayu berinisiatif untuk mengirim pesan ke
advisornya tersebut untuk meminta ijin bisa
konsultasi via email.

Anda mungkin juga menyukai