1.antelmintika
2.Anti malaria
3.Anti amuba
4.Anti fungi
5.Anti trikhomonas
ANTELMENTIKA
Yang digunakan terhadap nematoda
Garam piperazin dan turunannya
HN NH H3C N N C N(CH 3) 2
Piperazin Dietilkarbamazin
COO
Amidin siklik
N
N OH
H
C C CH3 H2C
H
OH
COOH
Pirantel Embonat
N OH
H3 C CH3
CH2
CH3 OH
N CH CH
COOH
CH3 COO
Turunan benzimidazol
S H
N NH C OCH3
H
N
O
N
C
N
O
Tiabendazol Mebendazol
Piperazin bentuk resminya sebagai heksa hidrat, adipat dan sitrat, serta monofospat.
Senyawa ini di absorbsi dari usus dan di eliminasi melalui ginjal. Jumlah yang tertinggal
dalam lumen usus cukup memadai untuk mematikan cacing.
Pirivinum embonat dari segi struktur sangat mirip dengan zat warna sianin, suatu zat
warna polimetin.
SIFAT
Antelmintika sering digunakan sebagai garam asam embonat
(pamoat) yang tidak larut dalam air dan tidak resobsi dengan
pembentukan embonat dihindari perangsangan kuat selaput lendir
lambung oleh pirvinum klorida.
Malaria tropika
dominant didaerah tropic yang paling berbahaya dalam
beberapa hari dapat menyebabkan kematian.
Zat yang bekerja terhadap Malaria
HN
N(C2H5)2
H3CO
Cl
NH2
Diaminopirimidin Pirimetamin N
H2N N C2H5
H 10
H
CH CH2
4
Alkaloid Kina Kinin H
7
5
3
8 6 2
HO
9 N1
H3CO
5' 4'
6' 3'
7' 2'
8' 1'
N
H 10 H 10
H CH H CH CH2
4
CH2 4
7 3 7 3
5 5
H H
8 6 2 8 6 2
HO HO
9 N1 9 N1
H3CO H H3CO H
5' 4' 5' 4'
6' 3' 6' 3'
7' 2' 7' 2'
8' 1' 8' 1'
N N
Kinin Kinidin
Dalam waktu yang cukup lama, kinin adalah satu-satunya obat untuk malaria. Mapakrin
(turunan 9-amino akridin) disintesis tahun 1931 yang menyebabkan warna kuning pada
kulit yang aksinya terhadap bentuk skizon dalam darah.
Tahun 1937 disintesis klorokuin yang selanjutnya menggantikan mapakrin dan kinin.
ALKOLOID KINA
Diperoleh dari kulit batang : - Cichona succirubra (kulit kina apotik)
- Cichona calisaya
- Cichona ledgeriana ( kulit kina pabrik)
- Cichona hibrida
keterangan :
H H
H H
H2C CH H2C CH
3 5
3 5 4
4 2
2 6 6
1
1
N H N
H H
H
H H
9 HO 9
OH
R R
5' 1' 5' 1'
6' 6'
2' 2'
7' 3' 7'
8'
3'
8' 4' 4'
N N
R = OCH3 Kinin R = OCH3 Kinidin
R=H Sinkonidin R=H Sinkonin
Sifat alkoloid kina
Nitrigen pada cincin kuinuklidin lebih basa dari nitrogen pada
cincin kuinolin, sehingga kuinuklidin lebih dahulu terprotonasi.
Larutan kinin dalam air dengan adanya asam yang mengandung
oksigen memberikan fluresensi biru insentif, yang dengan ion
klorida diredam
Kinin bila dipanaskan dalam larutan asam akan terjadi kanotoksin
dimana cincin kuinuklidin terbuka antara N-1 dan C-8
Berdasarkan rasa pahitnya digunakan pada pembuatan tonikum.
Aksi kerja :
Cl N
H
3HN C CH42 CH2 N(C2H5)2
C CH3
H
Cl N
Metronidazol
H 3C NO2
N
CH2 CH2 OH
Ornidazol H 3C NO2
N
CH 2 CH CH 2Cl
OH
Disloksanid
CH3
HO N C CH2Cl
O
Fankuinon
N
N O
O
H 3CO
N
C 2H 5
H 3CO 4
5
6
7 2 OCH 3
1 NH
OCH3
Emetin H 3CO
H H H
N
N
C2 H 5
H
HO
OCH 3
Sefaelin H3 CO
NH
OCH3
H
H H
N
C2 H 5
H
Keterangan :
◘ Emetin sefaelin merupakan alkaloida utama pada Cephaelis
ipecacuanha dan Cephaelis acuminate (alkaloid ipekak) disebut
akar pemuntah.
◘ Alkaloid ipkak meningkatkan sekresi bronkus, dosis lebih tinggi
menybabkan muntah, dengan efek samping pada jantung,
pembuluh darah dan usus, kurang banyak dipakai, sebagai
pengantinya dehidro emetin dengan aktivitas yang sama dan
toksisitas rendah dan hanya bekerja pada infeksi jaringan.
◘ Sebagai obat pilihan adalah metronidazol dan ornidazol yang
mempunyai kerja amubisid yang kuat terhadap semua bentuk
(senyawa nitroimidazol)
◘ Pada disentri yang berat metronidazol digunakan dalam
kombinasi dengan klorokuin.
◘ Disloksanid adalah alternatif senyawa nitroimidazol
OBAT TRIKHOMONIASIS
Infeksi oleh tikhomonas vaginalis terutama terjadi pada wanita
CH2 CH2 OH
Ornidazol
H 3C NO2
N
CH 2 CH CH 2Cl
OH
N
Tinidazol
H3 C NO2
N
CH2 CH2 SO2 C2H5
Sintesis
N N N
NO3 Cl CH2 CH 2OH
H 2SO 4
H 3C H 3C H 3C NO2
N NO 2 N
N
H H
CH2 CH 2OH
CH3
H3C
O O
Nistatin A NH3 CH3
OH
Farmakologi
Pemberian oral dan local senyawa polien tidak diabsorbsi secara
berarti
Nistatin dan natamisin tidak dapat digunakan parentral karena
toksisitas tinggi, untuk pengobatan local terhadap mikosos kandida
yang disebabkan kandida albicans yang terjadi pada pasien lemah.
Amfoterisin B digunakan secara sistemik daklam bentuk perfusi
tetes kontinyu pada mikosos organ yang berat. Dan pada mikosis
umum, serta mempunyai kerja samping yang sering terjadi :
demam, kejang-kejang, mempunyai neurotoksisitas yang tinggi.
GRISEOFULVIN
Dihasilkan oleh : Penisillinum griseofulvinPenicillium potatum
OCH3 O OCH3
4 3 2'
5 3'
2 1' 4' O
6 1
7 6' 5'
H3CO O
Cl H3 C
Griseof ulvin
Sifat :
◘ Griseofulvin merupakan senyawa spiro (benzofuran dan sikloheksen)
◘ Diantara stereo isomer hanya (+) griseofulvin yang mempunyai
aktivitas biologic.
◘ Absorbsi zat yang larut dalam air tergantung ukuran partikel sediaan
mikronisasi 2,7µm.Diabsorbsi 2-3 x sediaan biasa.
◘ Mekanisme kerja berdasar penghambat biosintesis khitin fungi.
FARMAKOLOGI :
Griseofulvin bekerja sistemik setelah pemberian oral untuk
mengobati dermatofit.
Bekerja fungistatik tertimbun dalam lapisan sel tanduk kulit, akar
rambut dan lapisan kuku
Selama proses pembentukan lapis tanduk pada tempat tersebut
zat ini bergerak kedalam lapisan tanduk menuju permukaan dan
melindungi dari impregnasi kestas
Griseofulvin merupakan satu-satunya anti fungi yang bekerja
pada onikhomikosis (penyakit fungi kuku) dan dermatofiosos
lain yang tidak dapat dicapai secara local.
ANTIFUNGI SINTETIK
Golongan Zat Nama Lazim Rumus
OH OH
Terhalogenasi
Cl Cl
NH2
Turunan
4
F
N
Pirimidin Flusitosin 3
2
5
1 6
O N
H
N
Cl
N
Turunan Klotrimazol C
Imidazol
N
N
H2C CH O CH2 Cl
Mikonazol Cl
Cl
Cl
Keterangan :
Tol naftat untuk pengobatan dermatofit yang bukan jenis kandida zat ini menembus
kedalam lapisan kulit yang lebih dalam, sangat aktif pada dermatomikosis yang
disebabkan oleh organism yang peka
Flusitosin adalah suatu metabolit sitosin, yang bekerja sistemik,
memperlihatkan timbulnya resistensi yang cepat, hanya aktif terhadap ragi dan
beberapa jenis aspergilus pada kandidiasis dapat digunakan dalam kombinasi
dengan ampoterisin B.