Anda di halaman 1dari 21

FARMASI FISIKA

ALAT UJI DISOLUSI DAN


TRANSPOR AKTIF

NUR RAHMA DWI CAHYA


A-S1 FARMASI 2017
821 417 047
ALAT-ALAT UJI DISOLUSI OBAT

 Uji disolusi adalah metode fisika kimia untuk


mengukur laju disolusi bahan obat dari sediaan
 Uji disolusi farmakope adalah penetapan kesesuaian
sediaan dengan persyaratan disolusi yang tertera
dalam monografi setiap sediaan.
 Laju disolusi adalah jumlah bahan obat yang terlarut
dalam satuan waktu dan medium tertentu.
 Alat tipe 1 (metode keranjang).
 Alat tipe 2 (metode dayung).
 alat tipe 3 (metode silinder berputar)
 Alat tipe 4 (metode sistem “Flow Through Cell”)
 Alat tipe 5 (Metode dayung diatas cakram,
modifikasi alat tipe 2)
 Alat tipe 6 (Silinder, modifikasi alat tipe 1)
 Alat tipe 7 (Cakram turun naik)
Alat tipe 1 (Keranjang)

Alat ini terdiri dari wadah


tertutup yang terbuat
dari kaca atau bahan
lain yang inert, sebuah
batang logam, sebuah
keranjang berbentuk
silinder yang digerakan
oleh motor penggerak.
Alat tipe 2
Alat ini digunakan dayung yang
terdiri dari daun (propellor) dan
batang sebagai pengaduk. Batang
berada pada posisi sedemikian
sehingga sumbunya tidak lebih dari
2 mm pada setiap titik dari sumbu
vertikal wadah dan berputar dengan
halus tanpa goyangan yang berarti.
Daun melewati diameter batang
sehingga dasar daun dan batang
rata. Jarak 25mm ± 2mm antara
daun dan bagian dalam dasar wadah
dipertahankan selama pengujian
berlangsung. Untuk mencegah
mengapungnya sediaan digunakan
sepotong kecil bahan inert seperti
gulungan kawat berbentuk spiral.
Alat tipe 3

Alat terdiri dari satu rangkaian labu kaca beralas rata


berbentuk silinder; rangkaian silinder kaca yang
bergerak bolak-balik; penahan dari baja tahan karat;
(tipe 316 atau yang setara) dan kasa polipropilen yang
dirancang untuk menyambungkan bagian atas dan alas
silinder yang bergerak bolak-balik; dan sebuah motor
serta sebuah kemudi untuk menggerakkan silinder
bolak-balik secara vertikal dalam labu dan jika
diinginkan, silinder dapat diarahkan secara horizontal
pada deretan labu kaca yang lain. Labu – labu tercelup
sebagian dalam tangas air dengan ukuran sesuai yang
da[at mempertahankan suhu 37o ± 0,5o selama
pengujian.
Alat tipe 4

Alat terdiri dari sebuah wadah dan sebuah pompa


untuk media disolusi; sebuah sel yang dapat dialiri,
sebuah tangas air yang dapat mempertahankan suhu
media disolusi pada 37o± 0,5o. Pompa mendorong
media disolusi ke atas melalui sel. Pompa memiliki
kapasitas aliran antara 240 ml per jam dan 960 ml
per jam, dengan laju aliran baku 4 ml, 8 ml, dan 16
ml per menit. Pompa harus secara volumetrik
memberikan aliran
Alat tipe 5

DAYUNG DI ATAS CAKRAM


Gunakan labu dan dayung dari Alat 2,
dengan penambahan suatu cakram baja
tahan karat dirancang untuk menahan
sediaan transdermal pada dasar labu. Suhu
dipertahankan pada 32o ± 0,5o. Jarak 25
mm ± 2 mm antara bilah dayung dan
permukaan cakram dipertahankan selama
penetapan berlangsung.
Alat tipe 6

Gunakan labu dari Alat 1, kecuali


keranjang dan tangkai pemutar
diganti dengan elemen
pemutar silinder yang terbuat
dari baja tahan karat, dan suhu
dipertahankan pada 32o ±
0,5o selama penetapan
berlangsung. Sediaan uji
ditempatkan pada silinder
pada permulaan tiap
penetapan. Jarak antara bagian
dasar labu dan silinder
dipertahankan 25 mm ± 2 mm
selama penetapan.
Transpor Aktif
Pada transpor aktif sel, menggunakan energi untuk
memindahkan bahan dan mampu melawan gradien
elektrokimia. Transpor aktif selalu diperantarai oleh
Protein.
Pada transpor aktif terjadi pompa ion, eksositosis dan
endositosis
Pompa ion

Sistem transpor ini memompa ion


melawan gradien konsentrasi.
Mekanismenya yaitu pompa natrium-
kalium akan memompa masuk ion K
dan memompa keluar ion Na.
Ion Na akan melekat pada Protein di
dalam membran sel. Ketika ATP
dihidrolisis menjadi ADP, fosfat yang
dihasilkan akan melekat pada protein.
Perubahan bentuk ion Na keluar dari
dalam sel. Bersamaan dengan itu, ion
K akan melekat pada protein dan
Fosfat akan lepas. Lepasnya fosfat
menyebabkan bentu protein kembali
seperti semula. Ion K akan masuk ke
dalam sel
Eksositosis

Eksositosis terjadi apabila terdapat molekul-molekul


ukuran besar yang tidak dapat ditranportasikan
melalui transpor aktif. Eksositosis merupakan
mekanisme tranpor molekul keluar dari sel dengan
cara membentuk vesikula. Suatu sel akan
membentuk vesikula apabila mengeluarkan satu
molekul. Vesikula yang terbentuk akan melingkupi
molekul yang dilingkupinya menuju mebran sel.
Setelah melekat dengan membran sel, molekul
yang dibawa vesikula akan dikeluar dari dalam sel.
Endositosis

Endositosis merupakan
mekanisme masuknya molekul ke
dalam sel dengan bantuan
vesikula. Endositosis ada dua
jenis yaitu pinositosis dan
fagositosis.
Pinositosis merupakan proses endositosis berupa cairan. Sedangkan
fagositosis merupakan proses endositosis berupa bukan cairan, misalnya
bakteri
Mekanisme secara umum : suatu sel akan membentuk vesikula dengan cara
menjulurkan bagian luar membran sel. Bagian luar sel tersebut akan menangkap
molekul molekul yang akan dibawa masuk. Kemudian vesikula akan menelan
molekul tersebut sehingga masuk ke dalam sel.

Anda mungkin juga menyukai