Anda di halaman 1dari 31

FARMAKOGNOSI

TERPENOID

Adrian jaya
70100117015
Farmasi A
Pendahuluan
 Terpen  senyawa hidrokarbon yang terdapat
pada semua tanaman, hewan, serangga dan
hewan laut.
 Pada tanaman, sebagian besar terpen terdapat
dalam getah dan vokuolanya.
 Terpen juga merupakan kerangka penyusun
mahluk hidup, seperti steroid dan skualen
yang tergolong dalam triterpen.
Lanjutan ...

• Senyawa yang tergolong terpen sangat banyak, mulai


dari senyawa yang mudah menguap (minyak atsiri)
sampai berwujud padat (golongan politerpen).
• Minyat atsiri dapat dimanfaatkan sebagai obat-
obatan, minyak wangi, pewangi makanan dll.
• Misalkan: citral (minyak dari jeruk / Citrus) eugenol
(minyak dari cengkeh / Eugenia aromatica).
Lanjutan .....

• Produk alami yg diturunkan dari unit


isoprena (C5) yg bergandengan dlm model
kepala ke ekor (head-to-tail), sdgkn unit
isoprena diturunkan dari metabolisme as asetat
oleh jalur asam mevalonat (MVA) atau
melalui jalur non mevalonat (MEP / metil-
eritro-fosfat).

ISOPREN
Lanjutan ....

 MVA mrpkn hasil metabolisme asetat, mrpkn


prekusor pembentukan kolesterol sterol pd hewan.
 Jalur mevalonat mrpkn jalur yg paling umum dlm
pembentukan terpenoid pd hewan.
 Ada juga jalur alternatif lain dlm menghasilkan
terpenoid yaitu jalur MEP (non mevalonat) atau
jalur DXP (deoxyxylulose phosphat)
• Kondensasi asam asetat stlh diaktifasi oleh
koenzim Ko A mll reaksi Claisen menghasilkan
asam asetoasetat
• Reaski konsensasi aldol dari Asam asetoasetat +
asetil ko A  asam mevalonat.
• Kemudian reaksi berikutnya : fosforilasi, eliminasi
asam fosfat, dan dekarboksilasi  IPP
(isopentenil posfat), kemudian reaksi isomerisasi 
DMAPP (dimetil alil piroposfat)
• IPP + DMAPP terpenoid
• Penggabungan ini terjadi krn serangan elektron
dari ikatan rangkap IPP thdp atom karbon
DMAPP yg kekurangan elektron diikuti
penyingkiran ion pirofosfat  geranil piroposfat
(GPP) mrpk senyawa antara monoterpen.
Penggolongan Terpenoid

 Hemiterpen
 Monoterpen
 Seskuiterpen
 Diterpen
 Triterpen
 Politerpen
Hemiterpen (C5)
 IPP dan DMAPP merupakan produk reaktif yang dihasilkan
dari biosintesis melalui jalur MVA dan MEP, merupakan
prekusor yang akan menghasilkan terpenoid2 lainnya.
 + agent pengalkil akan dapat menghasilkan produk
monoterpen.
 Relatif sedikit produk dari hemiterpen yang dihasilkan di alam.
 Isopren merupakan jenis hemiterpen yang bersifat volatil dan
dihasilkan oleh beberapa tanaman berkayu seperti oak, willow,
poplar.
 Isopren dihasilkan dari proses eliminasi proton pada reaksi
alkilasi kation.
Monoterpen (C10)

 Kombinasi DMAPP dan IPP akan menhasilkan


Geranil Difosfat (GPP). Reaksi ini melibatkan reaksi
ionisasi DMAPP menjadi kation alilik sehingga akan
dapat diserang oleh ikatan rangkap dari IPP dan
diikuti oleh hilangnya proton.
 Linalin PP dan neril PP merupakan isomer dari GPP,
yang diperoleh dari reaksi ionisasi GPP menjadi
kation alilik, diikuti oleh penempelan gugus fosfat.
Lanjutan...

 Ketiga monoterpen tsb dapat dilakukan modifikasi


sehingga menghasilkan monoterpen lainya yang
bersifat volatil yang dapat dimanfaatkan sebagai
farfum dan perasa makanan.
 Modifikasi monoterpen dapat dilakukan dengan
penambahan gugus hidrokarbon, alkohol, aldehid
atau ester, khususnya asetat melalui reaksi dengan
asetil ko-a.
Lanjutan...
 Selain bermanfaat sebagai farfum dan perasa makanan, juga
mmliki manfaat farmakologi lainnya.
 Terpinen-4-ol  antibakteri komponen dari minyak tea
tree dari Melaleuca alternifolia, thujon berkhasiat sbg agen
neurotoxic dari minyak warmwood dari tanaman
Artemisia absinthium,
 Kebanyakan dari monoterpen memiliki sifat optik aktif
yaitu memiliki bentuk enantiomer yang dapat diisolasi dari
sumber tanaman yang berbeda.
 Contoh: (+)-champor dalam sage (Salvia officinalis) dan (-
)-champor dalam tansy.
 Contoh: (+)-carvon dalam caraway (Carum carvi) dan (-)-
carvon dalam speramint (Menta spicata).
Lanjutan ....

 Sedangkan enantiomer yang dihasilkan dalam


organisme yang sama:
 Contoh: (+) dan (-)-limonene terkandung dalam
peppermint; (+) dan (-)- pinene dalam pine;
 Masing2 enantiomer memiliki perbedaan, sprt:
(+)-limonene memiliki aroma orange sedangkan
(-)-limonene memiliki aroma lemon.
Monoterpen ireguler

 Tidak seperti monoterpen lainnya yang melibatkan


IPP dan DMAPP, pada onoterpen ini melibatkan
asam chrysanthemic dan asam pyrethric,
merupakan bentuk ester dari pyrenthrins
(pyrentrins,cinerins dan jasmolins).
 Asam jasmonic  mengobati luka bakar dan
sebagai antiinfeksi.
Seskuiterpen (C15)
 Seskuiterpen  terbentuk dari 3 C5 yang
dihasilkan dari biosintesis melalui jalur MVA
dibandingkan MEP.
 Penggabungan IPP dan GPP  FPP, diawali dengan
ionisasi GPP yang mengakibatkan kehilangan ion
pada C-2 shg terjadi penyerangan oleh ikatan
rangkap IPP.
 FPP dapat berupa rantai lurus atau siklik krn
terjadinya penambahan panjang rantai dan
penambahan ikatan rangkap, sehingga
memungkinkan terjadinya siklisasi dan akan
menghasilkan molekul yang lebih besar as di-, tri-
Lanjutan ...
 γ-Bisabolene  terkandung dlam jahe (Zingiber
officinale) yang mana terkait dengan struktur
zingiberene dan β-sesquiphelandren.
 Sesquiterpen bersifat lebih kurang volatil
dibandingkan monoterpen.
 Penggantian kation bisabolil denga air akan
menghasilkan α-bisabolol, mrpk komponen utama
matricaria (Matricaria camomilla).
 Seskuiterpen lakton dari gugus germacran dan
guinan  parthenolide. Terkandung dalam tanaman
feverfew  tanaman herbal tradisional 
menyembuhkan artritis, migrain, sakit gigi dan PMS
Camomile dan Matricaria

 Terdapat 2 tipe chamomile yi Roman chamomile


(chamomile ) dan German chamomile (matricaria).
Kedua tanaman ini tumbuh di Eropa dan digunakan
untuk keperluan pengobatan.
 Minyak atsiri yang terkandung dalam tanaman ini dapat
diperoleh dg cara destilasi atau dg menggunakan palrut.
 Matricaria  pengobatan sal cerna (antiinflamasi dan
antispasmodik) dan anti ulcer. Minyak atsirinya dibuat
bentuk kream dan salep untuk mengobati inflamasi pada
kulit serta anti bakteri dan antifungi.
 Dalam bunga  minyak atsiri yang mengandung
seskuiterpen α-bisabolol (10-25%), bisabolol
oksidase A dan B (10-25%) dan chamazulen.
 Chamazulen  produk dekomposisi panas dr
matricin yg bertanggung jawab terhadap warna
biru tua pada minyak.
 α-bisabolol  antibakteri, antiinflamasi, anti ulcer.
 Chamazulene  antiinflamasi.
 Mengeblok COX-2 dan tidak mengeblok COX-1
 Roman chamomile infusa (tea)  mengatasi
gangguan cerna, flatulensi (kembung).
Diterpen (C20)
 Diterpen terbentuk dari GGPP (geranil geranil difosfat) 
FPP + IPP.
 Phytol  produk reduksi dari geranilgeraniol yang
membentuk rantai lipofilik dari klorofil  klorofil a.
 GGPP  terlibat dalam reaksi pembentukan ester dan
terdapat 3 tahapan reduksi yang dapat menghasilkan phytol
ester yang terbentuk setelah penempelan dengan molekul
klorofil.
 Komponen phytil dijumpai juga pada Vit K1 (phyllo-quinone)
 derivat naptoquinone yang terdapat dlm tanaman yang
terdapat dalam kelompok vitamin K (menaquinon).
 Kelompok phytil dari phyloquinon  alkilisasi asam
dihidroksinaptoik dg phytyl diphospat sehingga menghasilkan
Vit E (thocopherol).
Ginkgo biloba

 Ginkgo biloba  obat tradisional yang terdapat di


cina dan Korea.
 Komponen aktif  terpen dan flavonoid.
 Daun kering  0,1-0,25% terpen lakton, utamanya 5
ginkgolide (aA,B,C,J dan M) dan bilobalide.
 Ginkgolide  diterpen ; bilobalide  seskuiterpen.
 Ginkgolide  antagonis PAF (platelet activating
factor), antagonis reseptor GABA.
 Bilobalide  efek neuroprotektif.
Andrographis paniculata

 Tanaman asli india, banyak tumbuh di Indonesia 


king of bitter.
 Andrografolid  diterpen lakton  banyak
aktifitas farmakologi  biomarkernya.
 Andrografolid  dominan ada di daun, terdapat
disemua bagian tanaman kecuali akar.
 Andrografolid  sebagai antidislipidemia,
antidiabetes, antiinflamasi, anti bakteri, anti cancer.
Triterpen (C30)
 Triterpen  2 FPP berikatan ekor-ekor menghasilkan
squalen, umumnya FPP dihasilkan melalui jalur MVA.
 Squalen  hidrokarbon yang didapat dari minyak hati ikan
hiu (Squalus sp.) dan juga terdapt pada hati tikus dan ragi
 dijadikan bahan untuk mengetahui dan mempelajari
bisintesis triterpen dan steroid.
 Bbrp minyak biji-bijian mengandung squaen.
 Selama proses koupling, terjadi penghilangan 2 gugus fosfat,
1 proton pada posisi C-1 FPP hilang dan digantikan dengan
sebuah proton dari NADPH.
Triterpen saponin

 Saponin mrpkn glikosida dalam jumla rendah,


menghasilkan busa dalam air krn kandungan
surfaktan dan sifatnya sprt sabun.
 Saponin  bhs Latin – sapo – sabun. Biasanya
digunakan untuk membersihkan pakaian, misal
soapwort (Saponaria officinalis).
 Saponin  hemolisis krn dapat meningkatkan
permiabilitas membran plasma shg sangat toksik
jija diinjeksikan pada aliran darah.
Lanjutan ...

 Saponin relatif aman jika digunakan secara


peroral. Misalkan saponin yang trkandung dalam
biji-bijian, kedelai, bayam dan oat. Toksisitas
saponin menurun karena proses pencernaan
yaitu diabsorbsi dlm jumah sdkit dan krn terjadi
hidrolisis.
 Hidrolisis saponin dikatalisis oleh asam 
glikosida + aglikon (sapogenin) yg dapat berupa
triterpen atau steroid.
Lanjutan ....

 Triterpen saponin banyak terdapat pada tanaman


dikotil, sdkt pada monokotil.
 Efek terapi dari triterpen saponin krn kandungan
β-amiryn dan adanya gugus asam karboksilat yang
dihasilkan dari oksidasi gugus metil.
 Residu gula bisanya berikatan pada 3-hidroksil, dg
jumlah 1-6 unit monosakarida, umumnya adalah
glukosa, galaktosa, rhamnosa, dan arabinosa dg
asam urnonic.
Ginseng

 Bersasal dari akar Panax ginseng.


 Mengandung saponin ginsenoside yang bertanggung
jawab terhadap efek farmakologi  mengatasi stres,
meningkatkan stamina, adaptogen (aphrodisiac),
mengatasi hipertensi, mengatasi kegugupan, gangguan
susah tidur.
 Ginsenoside  Japanese investigator; panaxoside 
Russian investigator.
 2 aglikon  protopanaxadiol dan protopanaxatriol
 melalui glikolisis asam  panaxadiol dan
panaxatriol.
Tetraterpenoid (C40)
 Tetraterpen  hanya satu komponen yi karotenoid,
berperan dapal proses fotosintesis tp dijumpai juga pada
tanaman yang tdk mengalami fotosintesis (fungi dan bakteri).
 Pembentukan kerangka tetraterpen (ex. Phytoene) adalah
penggabungan dua molekuk GGPP mll ikatan ekor-ekor.
GGPP mrpkn komponen penting dalam pembentukan
squalen dan triterpen.
 Pembentukan squalen  kation alilik menerima ion hidrida
dari NADPH, tp pada pembentukan phytoene terjadi
kehilangan 1 proton  ikatan rangkap pada centre molekul
dan akan dihasilkan cincin pendek terkonjugasi.
Lanjutan ...
 Pada tanaman dan fungi, ikatan rangkapnya
berkonfigurasi cis (Z) sdhkan pada bakteri , ikatan
rangkapnya berkonfigurasi trans (E).
 Lycopene  mayoritas bentuk dari karoten, dg
konfigurasi trans.
 Bakteri dan fungi 1 enzim phytoene desaturase
yang mengubah phytoene menjadi lycopene.
 Tanaman  2 enzim phytoene desaturase dan
isomerase yg diperlukan untuk mengubah
phytoene menjadi lycopene.
 Adanya elektron π yang panjang pd karoten 
bertanggungjawab terbentuk warna kuning, oranye
dan merah.
Lanjutan ...

 Lycopene  memberi warna kuning-merah pada


tomat.
 Warna oranye pada wortel krn kandungan β-
carotene.
 β-carotene dan carotene alami lainnya 
pewarna makanan, minuman dan obat.
 Carotene dapat mengalami siklisasi dengancara
kehilangan atom proton (+H)  cincin β, γ, ε.
Sistem cincin γ sangat jrang ditemui.
 α-carotene memiliki cincin β pada satu sisi dan
cincin ε pd sisi yang lain.
Lanjutan ...

 Zeaxanthin, lutein dan violaxanthin  caroten warna


hijau daun.
 Caroten berasama klorofil berperan dalam
fotosintesa yg berperan sebagai pigmen tambahan
dalam menambah hasil yg dapat scr efektif
meningkatkan jumlah cahaya yg diabsorbsi. Juga dapat
sgb pelindung bagi tanaman dan alga thdp bahaya
foto-oksidatif dari spesies oksigen toksik.
 Penelitian baru  carotene berperan sebagai
antioksidan bagi manusia, penangkal radikal bebas
sehingga dapat meminimalisasi kematian sel.
Lanjutan ...

 Vitamin A1 (retinol)  memiliki struktur


diterpen, tetapi dihasilkan dari metabolisme
oksidasi tetraterpen mamalia, yaitu β-caroten
yang diperoleh dari makanan.
 Retinol dan turunannya juga terdapat pada hewan
yaitu cod liver oil dan halibut liver oil.
Referensi

 Medicinal Natural Producy, A Biosynthetic


Approach 3th, Paul M Dewick, 2009, Willey
 Pharmacognosy, Phytochemistry Medicinal Plants 2
ed, Jean Bruneton, 1999.

Anda mungkin juga menyukai