Anda di halaman 1dari 42

A study on clinical profile of typhoid fever

in children
Ranganatha A. Devaranavadagi, Srinivasa S.
DISUSUN OLEH:
Sabrina Damara Luvi G99171038 (N-14)
Sihsusetyaningtyas T. Siregar G99181061 (N-16)

PEMBIMBING:
dr. H. Rustam Siregar, Sp.A

KEPANITERAAN KLINIK/PROGRAM STUDI DOKTER


BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/ RSUD DR MOEWARDI
SURAKARTA
2019
A study on clinical profile of typhoid
fever in children
Penelitian terhadap profil klinis
demam typhoid pada anak
ABSTRAK

3.
LATAR BELAKANG

• Disebabkan oleh Salmonella typhi.


• Masalah kesehatan utama di India.
• Penyakit endemik di banyak negara berkembang.
• Variasi manifestasi klinis  penegakan diagnosis menjadi sulit.

• Penelitian ini ditujukan untuk memahami manifestasi klnis dalam


rentang yang luas, komplikasi dan pola sensitifitas antibiotik terhadap
demam tifoid pada anak-anak.

4.
METODE

• Observasional Prospektif
• Melibatkan 113 anak yang terdaftar pada unit pediatrik.
• September 2015-Desember 2016 di rumah sakit KIMS, Banglore.
• Pada setiap kasus, usia, jenis kelamin, keluhan yang didapat, hasil
laboratorium dan pola sensitivitas antibiotik dikumpulkan dan
dianalisis.

5.
HASIL
• Dari 113 kasus, 72 kasus (63,81%) adalah laki-laki, 41 kasus (36,2%)
adalah perempuan.
• Usia paling banyak berada pada kelompok 5-10 tahun.
• Keluhan : demam(100%), anoreksia (61%), muntah (44%) dan nyeri
perut (18%).
• Tanda : keadaan umum yang tampak sakit (68%), lidah kotor (49%) dan
hepatomegali (44%). Lekupenia (34%), Eosinopenia (39%). Anemia
(16%), Trombositopenia (15%), kultur darah positif (20%). Penggunaan
air perkotaan sebagai sumber air minum (65%).
• Durasi mondok di rumah sakit bervariasi dari 3-10 hari. Kasus kematian
tidak didapatkan.
6.
KESIMPULAN

Demam tifoid paling sering dijumpai dengan gaya hidup yang kurang
higienis dan kebiasaan memakan makanan dari luar yang kurang sehat.
Masalah kesehatan publik ini dapat diatasi dengan membangkitkan
kesadaran masyarakat terkait dengan cara penularan penyakit.

7.
KATA KUNCI

Anak-anak, profil klinis, lidah kotor, demam tifoid

8.
PENDAHULUAN

3.
PENDAHULUAN

• Kata tifoid berasal dari bahasa Yunani ‘TYPHOS’  berkabut


atau stupor.
• Penyakit bakterial multisistemik oleh spesies Salmonella,
subspesies enterica, dan serovar thypi.
• Sebagian besar kasus dilaporkan di Asia, insidensi yang sangat
tinggi tercatat di India dan Pakistan.
• Standar hidup yang rendah dan praktek higienitas yang buruk
berkontribusi untuk meningkatkan beban penyakit dan
membuat India menjadi endemik terhadap demam tifoid.
9.
PENDAHULUAN

• Pengenalan terhadap air bersih dan sistem sewege


berkontribusi dalam menurunkan insidensi tifoid secara
signifikan.
• Masa inkubasi bervariasi dari 7-14 hari.
• Transmisi penyakit utama melalui tertelannya bakteri
(Faeco-oral) atau konsumsi makanan atau minuman
yang terkontaminasi bakteri
10.
PENDAHULUAN

• Presentasi klinis : dapat muncul sebagai septikemia pada neonatus, diare


pada infant, dan infeksi saluran pernapasan bawah pada anak yang lebih
tua.
• Demam tinggi yang meningkat perlahan, sakit kepala, letargi, muntah,
nyeri perut, hepatosplienomegali dan yang sangat jarang adalah stupor.
• Presentasi atipikal tifoid pada anak-anak dapat berupa abses pada liver
dan lien, meningitis, ataxia, kolesistitis, chorea, palatal palsy,
osteomielitis, peritonitis, aphasia dan bahkan psikosis.

11.
PENDAHULUAN

• Tes Widal memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang kurang di daerah


endemis.
• Kultur darah adalah standar baku untuk diagnosis. Hasil kultur tinja dan
urin menjadi positif setelah minggu pertama. Walaupun jumlah leukosit
cenderung rendah, namun pada anak-anak yang lebih muda leukositosis
sering terjadi.
• Trombositopenia adalah penanda keparahan dan dapat menyertai DIC.

13.
PENDAHULUAN

• Komplikasi : hepatitis, icterus, kolesistitis, perdarahan usus dan


perforasi, ,iokarditis toksik, delirium, psikosis, ketegangan intracranial,
DIC, kegagalan sumsum tulang, sindrom uremik hemolitik, meningitis,
pielonefritis, dan sindrom nefrotik.
• Pengobatan tifoid  hidrasi yang tepat, koreksi ketidakseimbangan
elektrolit, terapi antipiretik dan antibiotik yang sesuai.
• Prognosis tergantung pada kecepatan diagnosis, pemberian antibiotik
yang tepat. Faktor-faktor lain : usia, status kesehatan ymym, nutrisi,
hand hygiene, vaksin.

14.
METODE

3.
METODE

• Observasional prospektif di Departemen pediatri, Rumah Sakit KIMS


• September 2015 dan Desember 2016
• Anak-anak berusia 6 bulan hingga 18 tahun dengan riwayat demam
lebih dari 7 hari.
• Sumber infeksi lain dapat disingkirkan ; tes Widal positif (uji Widal TO
Titer> 1: 100 atau TH titer> 1: 200) atau kultur darah positif untuk
spesies Salmonella.
• Persetujuan diambil dari orang tua atau wali setelah orang tua/wali
pasien.
• Total, 113 kasus memenuhi kriteria inklusi dalam penelitian ini.
14.
METODE

• Gejala yang muncul dan gejala lain yang mengarah pada komplikasi dicatat.
• Kebiasaan makanan, sanitasi, praktik tidak higienis, dan sumber air minum,
episode demam tifoid sebelumnya, anggota keluarga yang menderita tifoid
atau perawatan tifoid sebelumnya, antibiotik yang diresepkan sebelumnya
• Untuk kasus-kasus yang tidak menunjukkan perbaikan setelah 4 hari
pemberian antibiotik, antibiotik disesuaikan dengan hasil kultur.
• Kasus akan terus diikuti sampai pasien selesai dirawat.

14.
HASIL

3.
HASIL

Gambar 1. Jenis Kelamin Gambar 2. Usia


14.
HASIL
Tabel 1. Durasi rawat inap

Durasi rawat inap Tidak ada kasus P-value


di rumah sakit
Sampai dengan 3 26 (23%) 0.12
hari
3-7 hari 71 (62,8%) 0.00
Lebih dari 7 hari 16 (14,2%) 0.23
14.
HASIL
Gejala yang muncul Tidak ada kasus P-value
Demam 113 (100%) 0.001
Anoreksia 69 (61%) 0.000
Muntah 50 (44%) 0.002
Nyeri perut 20 (18%) 0.018
Diare 18 (16%) 0,082
Sakit kepala 13 (12%) 0.111

14.
Batuk 11 (10%) 0.162
Tabel 2. Gejala Umum
HASIL
Tanda Tidak ada kasus P-value
Tampilan beracun 60 (68%) 0.001
Lidah berlapis 43 (49%) 0.002
Hepatomegali 38 (44%) 0.003
Splenomegali 18 (21%) 0.061
Hepatosplenomegali 14 (16%) 0.093
Pucat 09 (10%) 0.231
14. Tabel 3. Penemuan fisik
HASIL
Gambar 3. Sosial Ekonomi

14.
Tabel 4. Parameter laboratorium

14.
HASIL
Tabel 5. Sensitivitas antibiotik

Obat Tidak ada kasus Sensitivitas P-value


Ceftriakson 33 (14,66%) 100% 0.000
Cefixime 33 (14,66%) 100% 0.000
Ofloksasin 32 (14,22%) 96& 0.000
Kloramfenikol 28 (12,44%) 84% 0.000
Cefotaksim 27 (12,82%) 82% 0.002
Azitromisin 20 (8,88%) 60% 0.182
Ciprofloksasin 29 (12,88%) 87% 0.02
14. Amoksisilin 23 (10,22%) 70% 0.082
DISKUSI

3.
DISKUSI

• Masalah kesehatan masyarakat utama di India.


• Penelitian ini bertujuan untuk memahami profil klinis, hasil dan pola
sensitivitas antibiotik pada anak-anak yang dirawat di KIMS
• Sebuah studi yang dilakukan oleh R Modi et al juga melaporkan kejadian
maksimum tipus pada kelompok umur 6 hingga 10 tahun.
• Hasil ini sesuai dengan konsep tipus yang mengatakan demam tipus
sering terjadi pada anak usia sekolah.
• Durasi tinggal di rumah sakit bervariasi, dengan jumlah kasus maksimum
yang tinggal di rumah sakit antara hari ke-3 dan ke-7.

14.
DISKUSI

• Penelitian ini mengamati tingginya insiden demam tifoid di


kelas bawah. Hal ini dapat dijelaskan oleh perbedaan dalam
sumber air minum dan praktik higienis seperti mencuci tangan
dan fasilitas jamban sanitasi. Hasil serupa dilaporkan dalam
penelitian yang dilakukan oleh R Modi et al.
• Penelitian ini juga mengamati insiden penyakit yang lebih tinggi
dalam kasus dengan riwayat konsumsi makanan luar. Ini
mungkin disebabkan oleh makan makanan tanpa mencuci
tangan atau kualitas makanan yang kurang baik.
14.
DISKUSI

• Manifestasi demam tifoid sangat beragam. Gejala yang paling


umum selain demam adalah anoreksia, muntah, sakit perut,
diare diikuti sakit kepala dan batuk. Sebuah studi yang
dilakukan oleh Sinha A et al. Kapoor JP et al juga melaporkan
hasil yang serupa. Studi lain juga menunjukkan gambaran klinis
yang serupa.

14.
DISKUSI

• Selama penelitian ini, semua kasus positif untuk Widal dan


Kultur darah positif pada 20% kasus. Studi lain juga melaporkan
16% kasus positif pada kultur. Sebuah penelitian yang dilakukan
oleh Banu et al juga melaporkan 28% kasus kultur positif.

14.
TELAAH KRITIS

3.
TELAAN KRITIS

A. Deskripsi umum
1. Desain : Penelitian observasional prospektif
2. Subyek : Subjek yang diteliti adalah anak-anak berusia 6 bulan
hingga 18 tahun yang datang ke departemen Pediatrik, di Rumah sakit
KIMS dengan riwayat demam lebih dari 7 hari. Kasus-kasus tersebut
dapat dimasukkan dalam penelitian setelah sumber infeksi lain seperti
pernapasan, sistem saraf, jantung, dan genitourinari dapat disingkirkan
; dan selain itu harus tes Widal positif (uji Widal TO Titer> 1: 100 atau
TH titer> 1: 200) atau kultur darah positif untuk spesies Salmonella.

13.
TELAAN KRITIS

3. Judul : Judul kurang jelas dan tidak menggambarkan isi secara


keseluruhan
4. Penulis : Penulis dan institusi asal ditulis jelas
5. Abstrak : Kurang jelas, penulisan sudah sesuai aturan yaitu
memuat latar belakang, tujuan, metode, hasil dan kesimpulan. Namun
kesimpulan tidak menggambarkan hasil dari keseluruhan hasil
penelitian.

13.
TELAAN KRITIS

P • Anak-anak berusia 6 bulan hingga


18 tahun dengan demam tifoid

I
C
O • Manifestasi klinis, komplikasi dan
pola sensitifitas antibiotik
34
TELAAN KRITIS

Apakah pertanyaan tujuan penelitian dari original


research article ini?
• Penelitian ini ditujukan untuk memahami manifestasi
klnis dalam rentang yang luas, komplikasi dan pola
sensitifitas antibiotik terhadap demam tifoid pada anak-
anak.

35
Validitas
Apakah ada kemungkinan penelitian yang penting
dan relevan tidak diikutsertakan?
• Tidak. Penelitian ini menggunakan kata kunci pencarian
yang sesuai

Apakah kriteria yang digunakan untuk mencari


penelitian sudah sesuai?
• Ya. Kriteria inklusi dan eksklusi sudah disebutkan namun
kurang jelas. Jumlah sampel untuk penelitian
observasional prospektif kurang memadai. Cara
pengukuran dan metode statistik tidak dicantumkan
dalam penelitian. 36
Validitas

Apakah hasil penelitian yang diikutsertakan sudah valid


untuk menjawab pertanyaan penelitian?
• Ya. Penelitian ini bersifat original research article dengan
penelitian berupa observasional prospektif.

Apakah penelitian yang diikutsertakan mempunyai hasil


yang sama satu dengan yang lain?
• Tidak jelas. Pada penelitian ini tidak menulis secara jelas
heterogenitas dari data penelitian

37
Kepentingan

Bagaimana data penelitian disajikan?

• Penelitian ini menyajikan data dalam bentuk


Observasional prospektif.

Apakah karakteristik sampel penelitian serupa dengan


populasi terkait?
• Ya. Subjek penelitian serupa.

38
Apakah hasil penelitian mempengaruhi keputusan
terhadap kepentingan terapi pasien?
• Ya. Hasil penelitian, menunjukkan manifestasi klnis dalam
rentang yang luas, komplikasi dan pola sensitifitas antibiotik
terhadap demam tifoid pada anak-anak.

Apakah hasil penelitian mempengaruhi keputusan


mengenai informasi yang harus diberikan kepada pasien?
• Ya. Hasil penelitian ini dapat memberikan edukasi informasi
kepada orang tua mengenai manifestasi klinis demam thypoid
pada anak dan intervensi yang dapat dilakukan

39
Penting

LoE
Valid IV Dapat
diterapkan

40
REKOMENDASI

Adanya latar belakang geografis, keadaan ekonomi dan sosial


yang tidak sama dengan tempat penelitian, menyebabkan
pengguaan data pada penelitian ini tidak dapat digunakan
sebagai dasar untuk membuat suatu kebijakan-kebijakan di
Indonesia.

13.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai