Anda di halaman 1dari 68

Edwin Oka Mustofa G99172065

Sihsusetyaningtyas Tiominar S. G99181061


Novia Dyah Indriyati G991902044
M Fakhri Kusumah Wardhani G99172104
Mas Wardah Aliyatur Rachmah G99172138

Pembimbing :
drg. Christianie, Sp.Perio

KEPANITERAAN KLINIK/ PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER


BAGIAN ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI SURAKARTA
2019
LIDAH

Anatomi
Lidah  massa jaringan ikat yang
tersusun otot lurik yang diliputi
oleh membran mukosa.
Terdiri :
1. Otot intrinsik: gerakan halus,
sementara
2. Otot ektrinsik: mengaitkan
lidah ke sekitarnya, gerakan
kasar yang (mengunyah dan
menelan)
LIDAH

Anatomi
Papilla lingualis: penonjolan
lamina propria tunica mucosa,
ditutupi oleh epithel
Jenis utama papilla :
1. Papilla filiformis (papilla
conicae)
2. Papilla Fungiformis
3. Papilla vallatae
4. Folia atau papilla foliata
Peradangan pada lidah
Ditandai: deskuamasi
papila filiformis 
daerah kemerahan yang
mengkilat.

Menyerang semua usia,


Laki-laki > perempuan
Dapat terjadi:
1. Akut:
2. Kronis
Etiologi
• Infeksi (streptococcal, candidiasis, TB, HSV,
EBV)

Lokal • Trauma (luka bakar)


• Iritan primer (alkohol, tembakau, makanan
pedas, permen berlebihan)

• Malnutrisi (kurang asupan vitamin B12,


niasin, riboflavin, asam folat)
• Anemia (kekurangan Fe)
• Penyakit kulit (lichenplanus, erythema
Sistemik multiforme, syphilis, lesi apthous)
• HIV (candidiasis, HSV, kehilangan papillae)
• Obat lanzoprazole, amoxicillin,
metronidazole.
Faktor Resiko

Pecandu alcohol
Perokok
Riwayat keluarga: glossitis
Mengunyah tembakau
Riwayat trauma gigi
Tanda dan Gejala

Radang pada lidah

Permukaan lidah halus

Sulit berbicara, menelan / mengunyah

Lidah menjadi pucat jika oleh anemia pernisiosa


Lidah menjadi merah berapi-api jika oleh kekurangan vitamin B

Kadang kesulitan bernafas (bengkak hebat)

Mulut perih
Klasifikasi
1. Idiopathic Glossitis 2. Atrophic Glossitis (Hunter’s
Inflamasi membran Glossitis)
mukosa dan otot • Lidah yang kehilangan rasa
lidah karena degenerasi ujung
papil
• Lidah terbakar yang dipicu
ulserasi
• Lidah licin dan mengkilat
• Penyebab yang paling sering
biasanya adalah kekurangan
zat besi.
Klasifikasi

3. Herpetic Geometric
Glossitis
Retakan pada dorsum
lidah yang bercabang.

4. Benign Migratory
Glossitis
Eritema yang dikelilingi
garis putih serpiginosa
dan hiperkeratotik.
Klasifikasi

5. Median Rhomboid
Glossitis
Kemerahan dan
hilangnya papillae
pada dorsum lidah di
garis tengah di depan
papillae sirkumvalata.
Penegakan diagnosis

ANAMNESIS
• Nyeri lidah PMX FISIK
• Sulit mengunyah/ PMX PENUNJANG
menelan/ berbicara • Lidah halus (anemia
pernisiosa)
• Ulserasi lidah
• Lidah bengkak Mencari penyebab :
• Perubahan warna • Biopsy
lidah : • Tes  defisiensi B12
1. Pucat (anemia • Profil kimia darah
pernisiosa) • Kikisan KOH
2. Merah gelap • Kultur lesi dan
(kekurangan smear
vitamin B yang bila terdapat indikasi
lain)
Diagnosis Banding
1. Oral Candidiasis 2. Geographic tongue 3. Fissured Tongue
Penyebabnya: • Lidah seperti peta, Lidah terlihat pecah-
• Candida albicans berpulau-pulau,banyak pecahKadang garis
maupun sedikit.
Gejalanya: hanya satu ditengah,
• Bagian pulau berwarna
• Lidah tampak tertutup kadang juga
merah dan lebih licin
lapisan putih yang bercabang-cabang.
dapat dikerok. • Bila parah dikelilingi pita
putih tebal.
Penatalaksanaan

• Tergantung penyebab kasusnya, tujuan 


mengurangi peradangan
• Penyebabnya bakteri  antibiotik
• Penyebabnya jamur  obat anti fungi
• Pembengkakan dirasakan parah  kortikosteroid
• Penyebabnya defisiensi besi  supplement zat besi
• Pembengkakan dan rasa tidak nyaman  Obat kumur
• Diet cair
Komplikasi

 Ketidaknyamanan
 Airway obstruksi
 Disfonia
 Disfagia
 Peradangan lidah yang kronis
Pencegahan

Kebersihan rongga mulut harus dilakukan


 Sikat gigi dan penggunaan dental floss atau benang gigi
 Kontrol rutin ke dokter gigi
 Jangan gunakan bahan obat/ makanan yang merangsang
lidah untuk terjadi iritasi
 Hentikan merokok dan hindari penggunaan tembakau
dalam jenis apapun
 Hindari makanan yang panas dan beralkohol
Glossitis dan Korelasinya
dengan
Penyakit Sistemik
Oleh:
Sihsusetyaningtyas Tiominar Siregar/ G99181061
ANEMIA DEFISIENSI BESI
 Besi adalah elemen nutrient esensial dalam tubuh
dan sangat penting untuk pertumbuhan dan
diferensiasi semua sel. Sekitar 3-5 g zat besi
disimpan, ekitar 1-2 mg zat besi hilang setiap hari
 Anemia adalah keadaan yang ditandai dengan
berkurangnya hemoglobin dalam tubuh.
Hemoglobin adalah suatu metaloprotein yaitu
protein yang mengandung zat besi di dalam sel
darah merah yang berfungsi sebagai pengangkut
oksigen
ANEMIA DEFISIENSI BESI
Definisi Manifestasi Oral • Inflamasi
 Anemia yang • nyeri lidah • perubahan
disebabkan karena • sulit untuk warna lidah(Wu et
kekurangan besi yang mengunyah/men
al., 2014)
digunakan untuk elan/bercakap
sintesis hemoglobin cakap
(Hb), karena
• rasa terbakar
terganggunya
pembentukan sel-sel • mulut kering
darah merah akibat • mati rasa
kurangnya kadar zat • glositis atrofi
besi dalam darah • varises lingual
(Fitriany, 2018)
• Ulserasi
Gambar 1. Glositis atrofi
 Hilangnya sebagian atau seluruh papilla filiformis pada permukaan
dorsal lidah.
 Tampak lidah halus/mendatar dan kemerahan
 Secara histologis : Atrofi epitel dan inflamasi kronik jaringan ikat
subepitelial.
Gambar 2. (KIRI) Stomatitis pada mukosa buccal kanan pada pasien anemia
(KANAN) Atrofi glossitis pada pasien anemia
Patofisiologi

Lu dkk, 2016
• Besi : pertumbuhan dan pematangan semua sel.,
transportasi oksigen, transfer elektron, dan berfungsi
sebagai kofaktor banyak sistem enzim
Wu dkk, 2014
• Defisiensi besi  “turn over” sel epitel oral lebih cepat 
mukosa immature dan atrofi  mukosa kering  jika
berlanjut daoat menyebabkan kerusakan papilla filiform dan
fungiform  GLOSITIS ATROFI
Patofisiologi

Wu dkk, 2014
• Kehilangan papilla fungiform  kehilangan kemampuan
perasa
• Rendahnya O2 ke jaringan mukosa mulut  atrofi mukosa
oral
• Molekul tajam pada saliva berdifusi pada mukosa atrofi 
rasa terbakar
Diagnosis

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan penunjang
Anamnesis

- Gejala - Atrofi papil - Darah rutin


anemia lidah - Darah tepi
- Eiologi : Anemis, - Profil besi
pendarahan, organomegali (FEP, SI, TIBC)
kebutuhan Takikardi,
meningkat, murmur
malabsorbsi
Tatalaksana

Tujuan pengobatan : mengatasi peradangan. Tatalaksana


inflamasi dan rasa tidak nyaman di mulut dilakukan dengan
pemberian obat-obatan oral. Tatalaksana tergantung pada
penyebabnya.
- Antibiotik  infeksi bakteri.
- Suplemen zat besi  Defisiensi besi
- Kortikosteroid topikal (triamcinolone dalam pasta gigi)
- Kebersihan mulut yang baik
- Hindari iritasi seperti tembakau, panas, pedas makanan dan
alcohol
Non
Farmakologi

Makanan Vitamin C
tinggi protein 3 x 100 mg
hewani per hari
Farmakologi

Pemberian preparat Pemberian preparat


Besi Besi
Besi oral diberikan Besi perenteral
sampai 6 bulan setelah • Iron dextran IM/IV
kadar Hb normal (250mg Fe/ gram
• Ferrous sulphat Dosis kekurangan Hb)
3 x 200 mg. 50 mg, 100-250mg
• Ferrous gluconate, • Iron sucrose
ferrous fumarat, • Iron sodium *notes
ferrous lactate, dan gluconate
ferrous succinate, Kebutuhan besi (mg) =
(15-Hb sekarang) x BB x 3
Oleh:
Sihsusetyaningtyas Tiominar Siregar/ G99181061
Glositis dan Anemia
Megaloblastik

Oleh:
Edwin Oka Mustofa/ G99172065
CONTENTS
01 Definisi Anemia Megaloblastik
02 Etiologi
03 Patofisiologi
04 Manifestasi Klinis
05 Hubungan Glositis dengan
Anemia Megaloblastik
06 Tatalaksana Pengobatan Anemia
Megaloblastik
01. Definisi Anemia Megaloblastik

Anemia megaloblastik adalah suatu keadaan yang


ditandai oleh adanya perubahan abnormal dalam
pembentukkan sel darah merah, sebagai akibat adanya
ketidaksesuaian antara pematangan inti dan sitoplasma
pada seluruh sel seri myeloid dan eritroid.

Anemia megaloblastik terjadi akibat gangguan


sintesis DNA, namun sintesis RNA tetap berlangsung
sehingga terjadi penimbunan komponen sitoplasma
pada sel yang sedang bermitosis yang berakibat
pembentukan sel yang lebih besar daripada normal.

(Sibernagl, 2014)
02. Etiologi Anemia Megaloblastik

Sebagian besar anemia megaloblastik disebabkan


oleh defisiensi kobalamin (Vit B12) dan/atau asam folat.

(Isselbacher, 2015)
03. Patofisiologi

Gangguan absorpsi/
Sintesis DNA Siklus sel diperlambat
metabolisme folat/
dihambat selama eritropoiesis
kobalamin (vit B12)

Sintesis Hb di Ukuran eritroblast


Eritrosit oval masuk
sitoplasma masih membesar(
ke pemb. darah
berlangsung normal megaloblast)
04. Manifestasi Oral

Atrofi glossitis, yaitu suatu kondisi lidah yang mengkilap, halus,


dan berwarna pink/kemerahan. Atropi glositis ditandai dengan adanya

01 kerusakan atau atropi papilla filiformis/fungiformis.


Pada atropi glossitis lidah terasa terbakar yakni pada anterior
sepertiga dari lidah, dapat juga terjadi paresthesia lidah (Bakta, 2007).

Angular cheilitis adalah kondisi dimana terjadi keretakan atau

02 peradangan pada dua sudut bibir. Biasanya hal ini ditandai dengan sudut
bibir yang menghitam, kulit mengelupas, lalu kemudian kemerahan dan
menimbulkan rasa sakit saat membuka mulut.
04. Manifestasi Oral

(A) Atrofi
glositis dengan
lidah berwarna
merah seperti
daging (buffy
tongue)

(B) Atrofi papil


dan eritem di
lateral lidah

(A) (B)

(Graells et al., 2008)


04. Manifestasi Oral

(C) Panah biru


menunjukkan
atrofi papil,
panah putih
menunjukkan
plak
eritematous

(D) Angular
cheilitis

(C) (D)
05. Hubungan Glositis dan Anemia Megaloblastik

Anemia megaloblastik merupakan anemia yang


disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 dan asam
folat. Vitamin B12 dan asam folat diperlukan untuk
sintesis DNA. Jika terdapat defisiensi nutrisi ini, maka
akan menyebabkan gangguan pada mitosis sel
sehingga sel menjadi tidak matur dan tidak fungsional.
Sel-sel yang tidak matur mudah rusak dan memiliki
waktu hidup yang lebih sedikit.
05. Hubungan Glositis dan Anemia Megaloblastik

Defisiensi vitamin B12 dan asam folat dapat menyebabkan atrofi


atau hilangnya papila lidah filiformis/fungiformis yang
menyebabkan lidah menjadi rata (halus) dan mengkilap yang
disebut sebagai atropi glositis. Selain itu, anemia megaloblastik
juga menyebabkan angular cheilitis. Angular cheilitis adalah
kondisi dimana terjadi keretakan atau peradangan pada dua sudut
bibir. Biasanya hal ini ditandai dengan sudut bibir yang
menghitam, kulit mengelupas, lalu kemudian kemerahan dan
menimbulkan rasa sakit saat membuka mulut.
06. Tatalaksana

• Kobalamin 1000 mcg parenteral selama 2 Minggu, dengan gangguan


neurologis 1000 mcg setiap hari selama 2 minggu, kemudian selama 2
minggu sampai 6 bulan dan 1000 mcg kobalamin untuk pasien dengan
hemofilia.

• As. Folat (1-5 mg) secara oral dan diberikan secara paerenteral dengan
dosis yang sama

• Terapi Folat 1 mg/hari harus diberikan selama periode kehamilan

• Sindroma Blind-loop ditangani dengan antibiotic

(isselbacher, 2015).
Glositis dan Diabetes
Mellitus

Oleh:
Mas Wardah Aliyatur Rachmah/ G99172109
DIABETES MELLITUS

Definisi
Manifestasi kLINIS
 Kelompok • Rasa haus yang
penyakit berlebihan
metabolik (polidipsi), sering
dengan kencing terutama
karakteristik pada malam hari
hiperglikemia (poliuri), banyak
yang terjadi makan (polifagi)
karena kelainan serta berat badan
sekresi insulin, yang turun
kerja insulin atau dengan cepat.
kedua-duanya.
Perubahan yang terjadi pada mulut
pada pasien dengan Diabetes Melitus
Kelainan Lidah

 Penurunan laju aliran saliva yang kronis  mengubah


lingkungan di rongga mulut penyembuhan jaringan
lunak mukosa yang lambat dan lebih mudah
mengalami trauma
Kelainan Lidah

 Kekurangan nutrisi  infeksi organisme candida Atrofi


papilla lidah, yang mengakibatkan munculnya lidah "botak”
 atrofi terletak di garis tengah, permukaan posterior lidah,
anterior dari papilla circumvallata berbentuk-V
Kelainan Lidah

 Atrofi papila lidah dalam pola "geografis" yang tidak teratur


 batas putih atau kekuningan yang menonjol dan
"bermigrasi" dari waktu ke waktu  bukan infeksi candida
 gejala : nyeri, gatal, dan mukosa terasa terbakar
Daftar
Pemeriksaan
Kesehatan
Mulut Klinis
untuk
Diabetes
Glositis dan HIV -AIDS
(Human Immunodeficiency Viruses)
MANIFESTASI KLINIS PADA ORAL

Pada pasien HIV-AIDS, spektrum manifestasi klinis pada gigi dan


mulut sangatlah luas  pada 30% - 80% pasien

Manifestasi klinis yang sering terdapat pada HIV-AIDS :


candidiasis oral dan oral hairy leukoplakia.

Manifestasi klinis HIV pada gigi dan mulut dapat dikelompokkan:


1. Infeksi: bakteri, fungi, virus
2. Neoplasma: Kaposi’s sarcoma, non-Hodgkin’s lymphoma
3. Dimediasi oleh imun: aphthous mayor, necrotizing stomatitis
4. Lainnya: penyakit parotis, nutrisional, xerostomia
5. Manifestasi pada gigi dan mulut sebagai efek samping dari terapi
antiretroviral
MANIFESTASI KLINIS PADA ORAL

Median
Rhomboid
Supresi imun Glossitis (MRG)
thd imunitas
Pasien terinfeksi seluler Muncul
Aphthous Ulcer
HIV manifestasi oral
Aktivasi
imunitas sel B
yg abnormal Necrotizing
Stomatitis
1. Median Rhomboid Glossitis
(MRG)

DEFINISI
Kondisi yang ditandai : adanya
daerah kemerahan dan hilangnya ETIOLOGI
papilla lingual
Terletak di dorsum lidah, pada garis
tengah di depan papilla Infeksi jamur kronis
sircumvalata Biasanya Candida sp

Menyerang berbagai rentan usia


Laki-laki > perempuan
1. Median Rhomboid Glossitis
(MRG)

• Lesi di lidah biasanya


Tanda & Gejala
simetris, berbatas tegas,
• Jarang menimbulkan rasa sakit eritematous, dan depapilasi,
• Lesi berbentik oval atau belah yang memiliki permukaan
ketupat yang terletak di midline halus dan mengkilap
dari permukaan dorsal lidah, di
depan papilla sircumvalata
• Kemungkinan ada lesi
candida lain di dalam rongga
mulut yang dapat mengarah
pada diagnosis chronic
multifocal oral candidiasis.
1. Median Rhomboid Glossitis
(MRG)

DIAGNOSIS

Ditegakkan melalui anamnesis dan


pemeriksaan fisik TATALAKSANA
Sehingga pengambilan jaringan
untuk biopsi tidak terlalu
dibutuhkan Antifungal sampai beberapa
minggu atau bulan
Apabila lesi tidak membaik dapat
juga dilakukan cryosurgery
Gambaran histologis berupa
infiltrasi hifa candida sp dan
infiltrasi sel leukosit
polimorfonuklear akibat inflamasi
2. Aphthous Ulcer

Manifestasi oral yang


dimediasi oleh imun yang
berkaitan dengan HIV
yang paling banyak
terjadi..

Ulcer ini dapat berukuran besar, soliter


maupun multipel, kronis, dalam, dan
nyeri
Seringkali berlangsung lebih lama
pada populasi pasien seronegative dan
kurang responsif terhadap terapi
3. Necrotizing Stomatitis

Necrotizing stomatitis 
akut dan sangat nyeri

Varian dari major aphthous ulceration,


akan tetapi terjadi pada area yang
dekat dengan tulang dan berkaitan
dengan penurunan sistem imun yang
berat.
Lesi ini juga dapat terjadi pada area
edentulosa
Glositis dan
Inflammatory Bowel
Disease

Oleh:
M Fakhri Kusuma W./ G99172104
 Inflammatory Bowel Disease (IBD) merupakan suatu
kondisi inflamasi kronik yang disebabkan oleh
kegagalan regulasi sistem imun, kerentanan genetik,
dan rangsangan flora normal di saluran cerna
Inflammatory bowel
disease (IBD)

Ulcerative collitis (UC)


atau kolitis ulseratif
Crohn disease (CD) atau hanya menyebabkan
penyakit Crohn peradangan pada lapisan
menyebabkan dalam usus besar dan
peradangan pada rektum. Namun, UC juga
dinding usus dan dapat meluas sampai ke
melibatkan saluran sigmoid
pencernaan dari mulut ke (proktosigmoiditis), di
anus luar sigmoid (kolitis
ulseraif distal), atau
seluruh bagian kolon
(pankolitis)
 Pada KU, lesi biasanya terdapat pada kolon distal dan
rektum dan menyebar secara kontinu ke arah
proksimal, serta menunjukkan gambaran diffuse
lesions. Pada KU Inflamasi berat terjadi pada kolon
medial dan distal (Cooper et al., 2000).
 Sedangkan pada CD lesi biasanya terdapat pada ileum
terminalis dan caecum dan menunjukkan gambaran
skip lesions (Bouma dan Strober, 2003; Cho, 2008;
Kumar et al., 2005).
PATOGENESIS

Respons imun menurun dan


berkurangnya toleransi pada flora
normal usus

Inflamasi pada usus dan keluarnya


sitokin pro-inflamasi

Merusak mukosa saluran cerna dan


memicu terjadinya kaskade proses
inflamasi kronik

(Feuerstein et al, 2017).


MANIFESTASI ORAL

 Malnutrisi.
Pada CD dan UC proses inflamasi bukanlah
dari infeksi melainkan disfungsi dari sistem
imun. Proses inflamasi ini melibatkan
dinding usus yang dapat mengganggu
proses penyerapan dan nantinya akan
terjadi malnutrisi.
Salah satu kejadian malnutrisi adalah
meningkatknya resiko terjadinya anemia

(Lankarani dan Sivandzadeh, 2013; Zervou et al, 2014)


 Pasien dengan Chorn Dissease sering mengalami
anemia defisiensi besi dan defisiensi vitamin B12 dapat
disebabkan oleh inflamasi kronis.
 Manifestasi oral lainnya yang dapat ditemukan pada
pasien IBD yaitu terdapat ulserasi oral,
pembengkakan pada bagian labial, bukal, inflamasi
mukosa, gingivitis, dan fissured tongue dan atrofi
papila
MANIFESTASI ORAL

Fissured tongue
dan glositis atrofi
pada pasien laki-
laki dengan CD
(Zervou et al, 2014)
MANIFESTASI ORAL

Glositis atrofi dan plak


eritem karena difisiensi
vitamin B12 pada pasien
IBD (Stooper dan
Kuperstein, 2013).
TATALAKSANA

 Pemberian antibiotik misalnya metronidazole dosis terbagi 1500 –


3000 mg per hari dikatakan cukup bermanfaat menurunkan derajat
aktivitas penyakit, terutama CD.
 Diet yang memadai serta terdapat kandungan zat besi, kalsium,
vitamin D, B12, dan A, serta asam folat dan seng.
 Diet dengan menggunakan monosakarida, diet rendah laktosa,
serta diet yang mengandung nutrien anti inflamasi.
 Konsultasi dengan dokter gigi juga diperlukan apabila terdapat
manifestasi oral, sehingga dapat dilakukan pemeriksaan oral dan
terapi komprehensif

(Reyt et al,2014).

Anda mungkin juga menyukai