Anda di halaman 1dari 47

PEMERIKSAAN

TELINGA DAN
PENALA
Renny Novalita (NIM 11.2018.140)
Gianina Ivelyn Missy (NIM 11.2018.172)
Alda Vania Sugiarta (NIM 11.2018.186)
Nur Syahira Binti Afillah (NIM
11.2018.208)
Florentina Dwi Etania (NIM 11.2018.215)
ANAMNESIS
1. GANGGUAN/KERUSAKAN PENDENGARAN
– Bagaimana Onsetnya? Kapan pertama kali dirasakan? Tiba-
tiba? Perlahan? Dan sudah berapa lama ?
– Telinga Sebelah mana? Kanan? Kiri? Keduanya?
– Apakah Pendengaran membaik? Bertambah buruk? atau
bergantian (kadang dapat memburuk dan kembali
membaik)?
– Apakah anda tidak dapat mendengar suara? sunyi?
Berisik?bergumam? Ataukah ada gangguan pemahaman
terhadap pembicaraan? Dalam situasi seperti apa biasanya
terjadi?
– Apakah ada riwayat penyakit lain (infeksi, virus, jamur) yang
berhubungan dengan gangguan pendengaran? Trauma
kepala? Paparan suara bising/keras? Penggunaan obat-
obatan?
– Apakah ada riwayat campak, mumps, influenza, meningitis,
sifilis, penyakit virus berat, penggunaan obat ototoksik
seperti kanamisin, streptomisin, gentamisin atau
pemakaian diuretik maupun obat pengencer darah seperti
aspirin
– Riwayat gangguan dan kerusakan pendengaran dalam
keluarga?
– Riwayat sakit dan kesulitan dalam kehamilan dan
melahirkan? Postnatal dan pasca natal
– Ada riwayat penyakit telinga dan pembedahan telinga
– Paparan pekerjaan? Militer? Rekreasi? Paparan suara bising
dan keras lainnya
– Hambatan sosial, pekerjaan dan pendidikan yang timbul
akibat gangguan pendengaran?
2. HEAD NOISES/TINITUS
– Sifat bising? Berdering? Berdenging? Bernada Tinggi? Mengaum?
Menggumam? Mendesis (seperti uap yang terlepas) atau berdenyut (senada
dengan denyut nadi)?
– Kapan pertama kali timbul? Terdengar sepanjang waktu? Atau hanya dikeadaan
sunyi?
– Terdengar setelah paparan bising ditempat kerja atau lokasi lain?
3. PUSING/DIZZINES
– Kepala terasa ringan? Ketidakseimbangan? Rasa seperti berputar? Cenderung ingin jatuh, Jatuh
ke arah mana? Apakah pusing ditentukan oleh posisi kepala? Pusing saat berbaring? Apakah
timbulnya berhubungan dengan bangun terlalu cepat dari berbaring ?
– Frekuensi dan lamanya serangan?
– Apakah pusing bersifat terus menerus atau episodik?
– Kapan pertama kali pusing dirasakan? Bagaimana? Berapa lama? Sifatnya? Dan selang waktu
antar serangan?
– Ada gejala lain yang timbul bersamaan? Seperti mual? Muntah? Tinitus? Rasa penuh dalam
telinga? Kelemahan? Fluktuasi pendengaran? Kehilangan kesadaran?
– Riwayat penyakit telinga? Infeksi? Perforasi? Trauma kepala? Pembedahan telinga?
– Riwayat penyakit seperti Diabetes Melitus? Gangguan neurologik? Arterosklerosis? Hipertensi?
Gangguan tiroid? Sifilis? Anemia? Keganasan? Penyakit jantung? Paru-paru?
– Riwayat Alergi?
4. SEKRET TELINGA/OTORE
– Cairan keluar dari satu atau kedua telinga?
– Disertai gatal atau nyeri ?
– Sudah berapa lama? Apakah sekret pernah keluar sebelumnya ?
Jumlahnya ? Bentuknya ?
– Sekret disertai darah? Purulen? Dan berbau?
– Riwayat Infeksi saluran pernafasan bagian atas? Keadaan yang
membuat telinga basah (Berenang? Mandi? Pendarahan?)
5. NYERI TELINGA/OTALGIA
– Bagaimana Sifat nyeri ? Lokasi nyeri ?
– Nyeri ini merupakan masalah berulang? Seberapa sering terjadi?
– Nyeri hanya pada telinga? Nyeri menyebar ketempat lain ? Atau nyeri
berasal dari tempat lain?
– Adakah keadaan yang mencetuskan nyeri ? Mengunyah? Menggigit?
Batuk? Menelan? Nyeri alih dari daerah kepala dan leher ?
– Gejala-gejala pada kepala dan leher lainnya?
PEMERIKSAAN FISIK
TELINGA
Alat pemeriksaan telinga

Lampu kepala
Otoskop
Spekulum telinga
Alat penghisap
Hak tajam
Pemilin kapas
Forsep telinga
Balon politzer
Semprit telinga
CARA MEMERIKSA
TELINGA
– Tujuan:
Memeriksa MAE dengan meneranginya memakai
cahaya lampu

– Alat:
– Lampu kepala
– Otoskop
– Spekulum telinga
PELAKSANAAN

– Pasang lampu kepala


– Penderita duduk di depan pemeriksa
– Lutut kiri pemeriksa berdempetan dengan lutut kiri penderita
– Kepala dipegang dengan ujung jari
– Waktu memeriksa telinga yang kontralateral, hanya posisi
kepala penderita yang diubah
– Kaki, lutut penderita dan pemeriksa tetap pada keadaan
semula
CARA MEMEGANG
TELINGA
Aurikulum dipegang dengan jari I dan II, sedangkan jari III,
IV, V pada mastoid.
Aurikulum ditarik ke arah posterosuperior untuk
meluruskan MAE
CARA MEMEGANG
OTOSKOP
TELINGA

Bentuk Daun Kelainan Radang, Nyeri Tekan


Telinga Kongenital Tumor Tragus

Penarikan Kelainan Kelainan Kelainan


Daun Telinga Preaurikuler Infraaurikuler Retroaurikuler

Membran
Regio Mastoid Liang Telinga
Timpani
TELINGA

1. Bentuk Daun Telinga 7. Kelainan Preaurikuler


2. Kelainan Kongenital 8. Kelainan Infraaurikuler
3. Radang 9. Kelainan Retroaurikuler
4. Tumor 10. Regio Mastoid
5. Nyeri Tekan Tragus 11. Liang Telinga
6. Penarikan Daun Telinga 12. Membran Timpani
Dextra Sinistra
Bentuk daun telinga Mikrotia (-), makrotia (-), bat’s ear (-), anotia (-) lop’s ear (-), Mikrotia (-), makrotia (-), bat’s ear (-), anotia (-) lop’s ear (-),
cyptotia (-), satyr ear (-), cyptotia (-), satyr ear (-),
Normotia Normotia

Kelainan Kongenital Mikrotia (-), makrotia (-) atresia (-), fistula (-), bat’s ear (-), Mikrotia (-), makrotia (-) atresia (-), fistula (-), bat’s ear (-),
anotia (-), stenosis canalis (-), agenesis kanalis (-), lop’s ear (- anotia (-), stenosis canalis (-), agenesis kanalis (-), lop’s ear (-
), cyptotia (-), satyr ear (-) ), cyptotia (-), satyr ear (-)

Radang, Tumor Nyeri (-), Massa (-), hiperemis (-), sekret (-), edema (-), Nyeri (-), Massa (-), hiperemis (-), sekret (-), edema (-)

Nyeri tekan tragus Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)


Penarikan daun telinga Nyeri tarik(-) Nyeri tarik (-)
kelainan pre-,infra-, retroaurikuler Massa (-), hiperemis (-), oedem (-), nyeri (-), fistula (-),ulkus (- Massa (-), hiperemis (-), oedem (-), nyeri (-), fistula (-),ulkus
), ekimosis (-), hematoma (-), sikatrik (-), battle sign (-) (-), ekimosis (-), hematoma (-), sikatrik (-), battle sign (-)

region mastoid Massa (-), hiperemis (-), odem (-), nyeri (-), abses (-) Massa (-), hiperemis (-), odem (-), nyeri (-), abses (-)

liang telinga lapang, furunkel (-), jar. granulasi (-), serumen (-), edem (-), lapang, furunkel (-), jar. granulasi (-), serumen (-), edem (-),
sekret (-), darah (-), hiperemis (-), kolesteatom (-) sekret (-), darah (-), hiperemis (-),kolesteatom (-)

Membran Timpani Perforasi (-), sekret (-), kolesteatom (-), hiperemis (-), retraksi Perforasi (-), sekret (-), kolesteatom (-), hiperemis (-), retraksi
(-) (-)
BENTUK DAUN
TELINGA

1. Normotia 4
1
2. Microtia
3. Macrotia
3
4. Clauliflower ear
5. Atresia
6. Anotia
2 6 7 8
7. Lop ear
Cryptotia Lop Ear

Telinga kerut, kartilago heliks tersembunyi Heliks bagian superior terlipat


di bawah kulit kepala bagian temporal jatuh kebawah
Satyr Ear / Pointy Ears

Ujung superior heliks


tampak lancip dengan
variasi lipatan
berlebihan pada heliks
KELAINAN KONGENITAL

2 3
1. Atresia
2. Fistula preaurikular 2

3. Bats ear
4. Stenosis Canalis
4
3
RADANG

– Kalor/panas
– Dolor/nyeri
– Rubor/merah
– Functio laesa
– Tumor/membengkak
TUMOR

– Ukuran
– Batas tegas/tidak tegas
– Bentuk
– Mobile/immobile
– Nyeri tekan
– Konsistensi: kenyal,lunak,keras
NYERI TEKAN TRAGUS

1. Nyeri tekan
2. Edema

2
PENARIKAN DAUN
TELINGA
– Nyeri tarik aurikula
KELAINAN PRE, INFRA,
RETROAURIKULER

1. Fistula
2. Hematoma
3. Radang
4. Trauma 1
2

4
3
REGION MASTOID

1. Tanda radang
2. Massa
1
3. abses
1

2
2
LIANG TELINGA
1. Serumen
2. Hiperemis 3
3. Furunkel 1 2
4. Edema
5. Otorhea
6. Atelektasis 4
7. Discharge 5 6

8. Corpus alienum
9. Lapang
10. Stenosis
8
11. Atresia
7
12. Jaringan granulasi
MEMBRAN TIMPANI
3 4
1. Normal 1 2
2. Retraksi
3. Buldging
4. Hiperemis
6 6
5. Edema 5
6. Perforasi(Marginal,
Central, Atik)
7. Cone of light
8. Sekret
7
9. timpanosklerosis
TES PENALA

– Rinne
– Weber
– Schwabach
Pemeriksaan
Penala
JENIS PENALA

– 512 Hz
– 1024 Hz
– 2048 Hz
*Penggunaan
garpu tala ini
tidak terlalu
dipengaruhi
suara bising dari
luar
TES RINNE

– Berguna untuk membandingkan hantaran udara dan hantaran tulang pasien.


– Tangkai penala yang bergetar ditempelkan pada mastoid pasien (hantaran
tulang) hingga bunyi tidak lagi terdengar, penala kemudian dipindahkan ke
dekat telinga sisi yang sama ( hantaran udara)
(+) HU>= HT normal / gangguan sensorineural
(-) HU<HT gangguan konduktif
TES WEBER

– Gagang penala yang bergetar ditempelkan di tengah dahi dan pasien diminta
melaporkan apakah suara terdengar di telinga kiri, kanan, atau keduanya. Bila
mendengar pada satu telinga disebut lateralisasi ke sisi telinga tersebut, jika
kedua telinga tidak mendengar atau sama-sama mendengar berarti tidak ada
lateralisasi.
Interpretasi :
normal : tidak ada lateralisasi
tuli konduksi : lateralisasi ke telinga yang sakit
tuli sensorineural : lateralisasi ke telinga yang sehat
TES SCHWABACH

– Tujuannya untuk membandingkan hantaran lewat tulang antara penderita dengan


pemeriksa.
– Cara : garpu tala dibunyikan lalu tangkainya diletakkan tegak lurus pada planum mastoid
pemeriksa, bila pemeriksa sudah tidak mendengar, secepatnya garpu tala dipindahkan ke
mastoid penderita. Bila penderita masih dapat mendengar berarti Schwabach
memanjang, tetapi jika penderita tidak mendengar maka ada 2 kemungkinan yaitu
Schwabach memendek atau normal.
– Untuk memastikannya maka tes dibalik, yaitu tes ke penderita dulu baru ke pemeriksa.
Jika pemeriksa masih mendengar berati Schwabach penderita memendek, bila pemeriksa
tidak mendengar lagi berarti sama-sama normal
Interpretasi :
Schwabach normal : normal
Schwabach memanjang : tuli konduksi
Schwabach memendek : tuli sensorineural
TES PENALA
TES BISIK

Syarat :
– Tempat : ruangan sunyi dan tidak ada echo (dinding dibuat tidak rata atau dilapisi “soft
board”/ korden), serta ada jarak sepanjang 6m.
– Penderita
– Mata ditutup/ dihalangi agar tidak membaca gerak bibir
– Telinga yang diperiksa dihadapkan ke arah pemeriksa
– Telinga yang tidak diperiksa, ditutup atau dimasking dengan menekan-nekan tragus ke arah MAE
(meatus akustikus externus) oleh pembantu pemeriksa. Bila tidak ada pembantu maka telinga
ditutupi kapas yang dibasahi gliserin
– Mengulang dengan jelas dan keras kata-kata yang dibisikkan
TES BISIK (LANJUTAN)

– Pemeriksa
– Kata-kata dibisikkan dengan dara cadangan paru-
paru setelah ekspirasi biasa
– Kata-kata yang dibisikkan terdiri dari 1 atau 2 suku
kata yang dikenal penderita, biasanya kata-kata
benda yang ada di sekeliling kita. Kata harus
mengandung huruf lunak (frekuensi rendah) dan
huruf desis (frekuensi tinggi)
TES BISIK (LANJUTAN)

Teknik pemeriksaan
Penderita dan pemeriksa sama-sama berdiri, penderita tetap di tempat, sedang pemeriksa yang
berpindah tempat.
Mulai pada jarak 1 m, dibisikkan 5 atau 10 kata ( biasanya 5 kata).
Bila semua kata dapat didengar, pemeriksa mundur ke jarak 2 m lalu dibisikkan kata lain dalam jumlah
yang sama, bila didengar semua maka pemeriksa mundur lagi, sampai pada jarak dimana penderita
mendengar 80% kata-kata yang dibisikkan.
Untuk memastikan hasil tes maka lakukan tes ulang. Misalnya tajam pendengaran 3 m, maka bila
pemeriksa maju ke arah 2 m penderita akan mendengar semua kata yang dibisikkan (100%) dan bila
pemeriksa mundur ke jarak 4 m maka penderita hanya mendengar kurang dari 80% kata yang dibisikkan.
Hasil Tes
KUANTITATIF

Fungsi pendengaran Suara bisik

Normal 6m

Tuli ringan >4 - <6 m

Tuli sedang >1 - <4 m

Tuli berat <1 m

Tuli total Bila berteriak didepan telingan penderita


tetap tidak mendengar

Anda mungkin juga menyukai