Anda di halaman 1dari 15

KEUANGAN NEGARA

Kelompok 1
Kelompok 1

Dita Dwi Pratiwi (10)


Elvina Danella Rosa (11)
Estri Ayu Wibowo (12)
Faiz Tri Meliana (15)
Khusnun Nisa Utami (18)
Risqi Melinia (23)
Tasya Aprilia Roslina Hermawan (28)
Vini Cantika Dewi Fortuna (30)
Keuangan Negara

Sumber
Pengertian
Keuangan

Pengelola Bank
Keuangan Indonesia
Pengertian Keuangan Negara
 Menurut UU Nomor 17 Tahun 2003 :
Keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan
uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat
dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
Keuangan negara dapat dilihat dari berbagai pendekatan berikut :
1. Sisi obyek : keuangan negara merupakan semua hak dan kewajiban negara dalam
menyelenggarakan fungsi pemerintahan yang dapat dinilai dengan uang. Misalnya
kebijakan pemungutan pajak oleh pemerintah dan pemberian dana BOS (Bantuan
Operasional Sekolah)
2. Sisi subyek : seluruh obyek keuangan negara yang dimiliki negara dan/atau
dikuasai pemerintah pusat, daerah serta perusahaan negara/daerah atau badan
lain yang ada kaitannya dengan keuangan negara. Misalnya kas negara dan barang
yang dimiliki pemerintah daerah.
3. Sisi proses : seluruh rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan obyek keuangan negara
mulai dari perumusan kebijakan, penetapan regulasi, rancangan APBN/APBD sampai dengan
pertanggungjawabannya.
4. Sisi tujuan : seluruh kebijakan, kegiatan dan hubungan hokum yang berkaitan dengan pemilikan dan
atau/ penguasaan obyek keuangan negara dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara
Sumber Keuangan
1. Pajak
instrument fiskan yang digunakan untuk membiayai pembangunan. Bersifat
memaksa karena berdasarkan konstitusi maupun kontribusi wajib kepada negara yang
mana terikat hutang oleh pribadi. Pajak merupakan sumber utama keuangan negara
yang digunakan demi keperluan dan kemakmuran rakyat di suatu negara.
2. Retribusi
Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2009, pungutan daerah sebagai pembayaran atas
jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk
kepentingan pribadi maupun lainnya.

3. Keuntungan BUMN/BUMD
BUMN/BUMD merupakan suatu bentuk intervensi pemerintah untuk
menyediakan barang atau jasa yang berhubungan dengan kebutuhan hidup orang
– orang banyak. Dengan tujuan agar dapat mengendalikan harga sehingga tidak
dikendalikan oleh pemilik modal tersebut.
4. Penyitaan dan Denda
Bentuk penegakan kedisiplinan karakter warga negara dengan
menggunakan cara menyerahkan finansial hukum tersebut kepada sutu
pelanggaran
.
5. Pencetakan Uang
Usaha pemerintah guna mempermudah transaksi di kalangan masyarakat, disamping
itu jumlah uang yang beredar dapat mengendalikan inflasi
6. Pinjaman
Kegiatan institusi keuangan untuk memperoleh keuntungan dari pemberian pinjaman
tersebut terhadap anggota atau nasabahnya, yang nantinya akan dikembalikan beserta
bunganya

7. Sumbangan Maupun Hadiah


Didapatkan pemerintah dari perorangan, institusi atau pemerintah dari dalam
maupun luar negara dan pemerintah tidak mempunyai kewajiban untuk mengembalikan
kewajiban tersebut.
8. Undian Berhadiah
Pemerintah bisa saja melaksanakan undian begitu saja terhadap suatu institusi
tertentu sebagai penyelenggara. Jumlah yang dapat pemerintah ambil merupakan selisih dari
penerimaan uang undian yang dikurangi dengan biaya operasi dan besarnya hadiah pada
pemenang
Pengelola Keuangan Negara
 Berdasarkan UU Nomor 17 Tahun 2003 Pasal 6 ayat 1, disebutkan bahwa Presiden selaku Kepala
Pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara sebagai bagian dari
kekuasaan pemerintahan.

Pasal 6 ayat 2 menyebutkan bahwa Kekuasaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 :


• Dikuasakan kepada Menteri Keuangan, selaku pengelola fiscal dan Wakil Pemerintah
dalam kepemilikan negara yang dipisahkan.
• Dikuasakan kepada menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna
Anggaran/Pengguna Barang kementrian negara/ lembaga yang dipimpinnya
• Diserahkan kepada gubernur/bupati/walikota selaku kepala pemerintahan daerah
untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam
kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan
• Tidak termasuk kewenangan di bidang moneter, yang meliputi antara lain
mengeluarkan dan mengedarkan uang, yang diatur dengan undang – undang.

 Dapat disimpulkan bahwa Presiden mendelegasikan kekuasaan dalam pengelolaan keuangan negara ini kepada
Menteri Keuangan, Menteri dan Pimpinan Lembaga Negara, .serta Kepala Daerah agar dalam pelaksanaannya
tidak terjadi pemusatan kekuasaan pengelolaan keuangan negara.
Pelaksanaan Pengelolaan Keuangan
Presiden selaku Kepala Pemerintahan
akan menyusun RAPBN setiap tahun.
RAPBN tersebut kemudian diajukan
kepada DPR untuk dibahas bersama
dengan memperhatikan pendapat
DPD untuk mata anggaran yang
berkaitan dengan daerah. RAPBN
yang telah disetujui DPR kemudian
menjadi APBN yang dijadikan
patokan oleh pemerintah dalam Dari uraian tersebut dapat disimpulkan
menjalankan berbagai program bahwa Presiden dalam menjalankan
pembangunan dalam jangka waktu kekuasaan mengelola keuangan tidak
satu tahun sendiri, namun melibatkan lembaga lain
yaitu DPR, DPD, Kementrian Negra dan
Pemerintah Daerah.
Bank Indonesia
 Bank Indonesia (BI) adalah bank sentral Republik Indonesia. Bank ini memiliki nama lain De
Javasche Bank yang dipergunakan pada masa Hindia Belanda. Sebagai bank sentral, BI
mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap
barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain.
 Untuk mencapai tujuan tersebut BI didukung oleh tiga pilar yang merupakan tiga bidang
tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter,
mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi
perbankan di Indonesia. Ketiganya perlu diintegrasi agar tujuan mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah dapat dicapai secara efektif dan efisien. Setelah tugas mengatur dan
mengawasi perbankan dialihkan kepada Otoritas Jasa Keuangan, tugas BI dalam mengatur dan
mengawasi perbankan tetap berlaku, namun difokuskan pada aspek makroprudensial sistem
perbankan secara makro
 BI juga menjadi satu-satunya lembaga yang memiliki hak untuk mengedarkan uang di
Indonesia. Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya BI dipimpin oleh Dewan Gubernur.
Sejak 2013, Agus Martowardojo menjabat sebagai Gubernur BI menggantikan Darmin
Nasution.
Wewenang Bank Indonesia
 Dalam pelaksaan tugasnya, Bank Indonesia memilik wewenang tertentu yang telah ditetapkan oleh undang-undang, yaitu:
 Wewenang bank sentral yang berkaitan dengan tugas menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, yang meliputi:
 Menetapkan tingkat diskonto, cadangan minimum bank umum, serta mengatur kredit atau pembiayaan
 Menetapkan sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran laju inflasi
 Melakukan pengendalian moneter dengan tidak terbatas pada operasi pasar terbuka di pasar uang, baik dalam bentuk mata
uang Rupiah maupun valuta asing
 Wewenang yang berkaitan dengan tugas mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, yang meliputi:
 Menetapkan penggunaan alat atau instrumen pembayaran
 Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas penyelenggaraan jasa sistem pembayaran
 Mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk menyampaikan laporan kegiatannya
 Wewenang bank sentral yang berkaitan dengan tugas mengatur dan mengawasi bank, yang meliputi:
 Mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan peraturan perundang-undangan
 Menetapkan peraturan
 Memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu dari bank
 Mengawasi bank, baik secara individual maupun sebagai sistem perbankan
Dewan Gubernur Bank Indonesia
 Dalam pelaksanaan tugas dan wewenangnya, Bank Indonesia dipimpin oleh Dewan
Gubernur yang terdiri dari seorang Gubernur sebagai pemimpin, dibantu oleh seorang
Deputi Gubernur Senior sebagai wakilnya, serta sekurang-kurangnya empat atau
sebanyak-banyaknya tujuh Deputi Gubernur. Masa jabatan yang berlaku bagi Dewan
Gubernur adalah selama lima tahun dan dapat diangkat kembali untuk jabatan yang
sama sebanyak-banyaknya satu kali masa jabatan berikutnya.
Dewan Gubernur diusulkan dan diangkat oleh Presiden dengan persetujuan DPR.
Deputi Gubernur yang disulkan oleh Presiden didasarkan pada rekomendasi dari
Gubernur Bank Indonesia. Meskipun diangkat oleh Presiden, anggota Dewan
Gubernur Bank Indonesia tidak dapat diberhentikan oleh Presiden, kecuali bila
mengundurkan diri, terbukti melakukan tindak pidana kejahatan, tidak dapat
hadir secara fisik selama jangka waktu tiga bulan berturut-turut tanpa alasan
yang dapat dipertanggungjawabkan, dinyatakan pailit atau tidak mampu
memenuhi kewajiban kepada kreditur, atau berhalangan tetap.
Saat ini (2017), Dewan Gubernur Bank Indonesia dipimpin oleh
Agus Martowardojo, dengan Deputi Gubernur Senior Mirza
Adityaswara, serta beranggotakan empat Deputi Gubernur,
yaitu: Perry Warjiyo, Erwin Riyanto, Sugeng dan Rosmaya Hadi
Dasar Hukum Keuangan Negara
UU Nomor 17 Tahun 2003
• “Keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapoat dinilai dengan uang serta segala
sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.”

UUD 1945 :
• Pasal 23 Ayat 1 :
• “Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara
ditetapkan setiap tahun dengan undang – undang dan dilaksanakan secara terbuka dan
bertanggungjawab untuk sebesar – besarnya kemakmuran rakyat.”
• Pasal 23 Ayat 2 :
• “Rancangan undang- undang anggaran pendapatan dan belanja negara diajukan oleh Presiden untuk
dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan Dewan Perwakilan Daerah.”
• Pasal 23 Ayat 3 :
• “Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui rancangan anggaran pendapatan dan belanja
negara yang diusulkan oleh Presiden, Pemerintah menjalankan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara tahun yang lalu.”
 Pasal 23A :
“Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang
– undang.”
 Pasal 23B :
“Macam dan harga uang ditetapkan dengan undang – undang.”

Pasal 23C :
“Hal – hal lain mengenai keuangan negara diatur dengan undang –
undang.”
 Pasal 23D :
“Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan,
kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan
undang- undang.”
 Asas umum pengeluaran negara
 Perbedaan pajak dan retribusi

Anda mungkin juga menyukai