Anda di halaman 1dari 5

Otoritas Moneter di Indonesia

Otoritas moneter adalah entitas yang memiliki wewenang untuk mengendalikan


jumlah uang yang beredar pada suatu Negara dan memiliki hak untuk menetapkan suku bunga
dan parameter lainnya yang menentukan biaya dan persediaan uang. Bank
Indonesia sebagai Bank Sentral yang independen dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya. Pada masa berlakunya Undang-undang No. 13 Tahun 1968 tentang
Bank Sentral, otoritas kebijakan moneter Indonesia berada di tangan pemerintah.
Namun karena terjadi krisis perekonomian di Indonesia, Undang-undang tersebut
diganti dengan UU tentang bank sentral yang baru yaitu Undang-undang No. 23 Tahun
1999 tentang Bank Indonesia, dinyatakan berlaku pada tanggal 17 Mei 1999 dan
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 6/ 2009.
Undang-undang yang baru tersebut bukan menggantikan undang-undang sebelumnya,
tetapi merevisi beberapa pasal serta menambah beberapa pasal baru.

B. Status dan Model Bank Indonesia


Bank Indonesia adalah bank sentral Republik Indonesia yang merupakan lembaga
Negara independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur
tangan pemerintah dan/atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal secara tegas diatur dalam
undang-undang. Modal Bank Indonesia ditetapkan berjumlah sekurang-kurangnya
Rp2.000.000.000.000,00 dan harus ditambah sehingga menjadi paling banyak 10% dari
seluruh kewajiban moneter dimana dana tersebut berasal dari cadangan umum atau dari
hasil revaluasi asset. Penambahan modal dari dana cadangan umum atau dari hasil
revaluasi asset ditetapkan dengan Peraturan Dewan Gubernur. Dewan Gubernur adalah
pimpinan Bank Indonesia. Cadangan umum adalah dana yang berasal dari sebagian
surplus Bank Indonesia yang dapat digunakan untuk menghadapi risiko yang mungkin
terjadi dari pelaksanaan dan wewenang Bank Indonesia.

c. TujuanBank Indonesia
Tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah
dan untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia melaksanakan kewajiban moneter
secara berkelanjutan, konsisten, transparan, dan harus mempertimbangkan kebijakan
umum pemerintah di bidang perekonomian. Penjabaran tugas Bank Indonesia sebagai
berikut :  Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
a. Menetapkan sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran laju inflasi
b. Melakukan pengendalian moneter
c. Memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah
d. Fasilitas pembiayaan darurat
e. Melaksanakan kebijakan nilai tukar
f. Mengelola cadangan devisa
g. Menyelenggarakan survey baik yang bersifat makro maupun mikro  Mengatur dan menjaga
kelancaran sistem pembayaran  Mengatur dan mengawasi bank

Hubungan dengan Pemerintah dan Internasional  Bertindak sebagai pemegang kas pemerintah
 Dapat menerima pinjaman luar negeri serta meyelesaikan tagihan dan kewajiban
keuangan pemerintah terhadap luar negeri  Dapat melakukan kerja sama dengan pihak lain.
Bidang-bidang kerjasama yang
dapat dilakukan oleh Bank Indonesia antara lain :
i. Investasi bersama untuk kestabilan pasar valuta asing
ii. Penyelesaian transaksi lintas Negara
iii. Korespondensi
iv. Tukar menukar informasi antarbank sentral
v. Pelatihan
Kerja Sama Bank Indonesia dengan Lembaga Lain  Kementrian Keuangan: Memorandum of
Understanding (MoU) tentang Bank
Indonesia sebagai Proses Agent dalam bidang pinjaman dan hibah luar negeri
pemerintah.

Kejaksaan Agung dan Kepolisian Negara: Surat Keputusan Bersama tentang Kerja
Sama Penanganan Tindak Pidana di Bidang Perbankan.  Kepolisian Negara RI dan Badan
Intelijen Negara: MoU Pemberantasan Uang
Palsu  Menkokesra, Kementrian Koperasi, dan UKM: MoU Bidang Pemberdayaan dan
Pengembangan UMKM.  Perhimpunan Pedagang SUN (Himdasun): MoU Penyusunan Master
Repurchase
Agreement (MRA).

D. Dewan Gubernur
Calon yang bersangkutan harus memenuhi syarat antara lain:  Warga negara Indonesia 
Memiliki integritas, akhlak, dan moral yang tinggi  Memiliki keahlian dan pengalaman di
bidang ekonomi, keuangan, perbankan, atau
hukum  Antara sesama Dewan Gubernur dilarang mempunyai hubungan keluarga
Anggota Dewan baik sendiri maupun bersama-sama dilarang:
 Mempunyai kepentingan langsung atau tidak langsung pada perusahaan manapun
juga  Merangkap jabatan pada lembaga lain kecuali karena kedudukannya wajib
memangku jabatan tersebut
Pengangkatan dan Masa Jabatan Dewan Gubernur  Gubernur, Deputi Gubernur Senior, dan
Deputi Gubernur Bank Indonesia
diusulkan dan diangkat oleh presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan
Rakyat  Anggota Dewan Gubernur diangkat untuk masa jabatan 5 (lima) tahun dan dapat
diangkat kembali dalam jabatan yang sama untuk sebanyak-banyaknya 1 (satu)
kali masa jabatan berikutnya. Anggota Dewan Gubernur tidak dapat diberhentikan
dalam masa jabatannya, kecuali karena yang bersangkutan :

Mengundurkan diri
ii. Terbukti melakukan tindak pidana kejahatan
iii. Tidak dapat hadir secara fisik dalam jangka waktu 3 bulan berturut-turut
tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan
iv. Dinyatakan pailit atau tidak mampu memenuhi kewajiban kepada kreditur
v. Berhalangan tetap
Wewenang dan Tugas Dewan Gubernur  Mengangkat dan memberhentikan pegawai Bank
Indonesia  Menetapkan peraturan kepegawaian, sistem penggajian, penghargaan, pensiun, dan
tunjangan hari tua serta penghasilan lainnya bagi pegawai Bank Indonesia  Gaji, penghasilan
lainnya, dan fasilitas bagi Gubernur, Deputi Gubernur Senior,
dan Deputi Gubernur ditetapkan oleh Dewan Gubernur.  Gubernur, Deputi Gubernur Senior,
Deputi Gubernur, dan atau pejabat Bank
Indonesia tidak dapat dihukum karena telah mengambil keputusan dan kebijakan
yang sejalan dengan tugas dan wewenangnya sebagaimana dimaksud dalam
undang-undang ini sepanjang dilakukan dengan itikad baik.

E. Instrumen Kebijakan Moneter


Terdapat dua golongan kebijakan moneter yang berlaku di Indonesia, yaitu
kebijakan moneter kuantitatif dan kebijakan moneter kualitatif. Kebijakan moneter
kuantitatif lebih kepada langkah-langkah bank sentral mempengaruhi jumlah penawaran
dan suku bunga dalam perekonomian. Sedangkan kebijakan moneter kualitatif adalah
langkah-langkah bank sentral yang bertujuan mengawasi bentuk-bentuk pinjaman dan
investasi yang dilakukan oleh bank-bank perdagangan. Dengan kata lain, tujuan utama
kebijakan ini bukanlah untuk mengawasi perkembangan penawaran uang, tetapi untuk
mempengaruhi jenis-jenis pinjaman yang diberikan institusi keuangan.

Kebijakan Moneter Kuantitatif, dibedakan dalam tiga jenis tindakan


i. Operasi Pasar Terbuka
Melakukan jual beli surat-surat berharga di dalam pasar uang dan pasaran modal.
Tindakan yang diambil tergantung pada masalah yang dihadapi. Terdapat dua
keadaan yang harus terwujud dalam perekonomian supaya operasi pasar terbuka
dapat dilaksanakan dengan sukses dan memberikan efek yang diharapkan. Dua
keadaan tersebut adalah :  Bank-bank perdagangan tidak memiliki kelebihan cadangan, karena
apabila bank
perdagangan memiliki kelebihan cadangan yang cukup besar maka mereka akan
membeli surat berharga yang dijual oleh bank sentral menggunakan kelebihan
cadangan tersebut.  Dalam ekonomi telah tersedia cukup banyak surat-surat berharga yang
dapat
diperjualbelikan.
ii. Suku Bunga dan Suku Diskonto
Kebijakan Diskonto adalah kebijakan dimana pemerintah mengurangi atau
menambah jumlah uang beredar dengan cara mengubah diskonto bank umum. Jika
bank sentral memperhitungkan jumlah uang beredar telah melebihi kebutuhan (gejala
inflasi), bank sentral mengeluarkan keputusan untuk menaikkan suku bunga. Dengan
menaikkan suku bunga akan merangsang keinginan orang untuk menabung.
iii. Mengubah Tingkat Cadangan Minimum
Bank sentral dapat membuat peraturan untuk menaikkan atau menurunkan cadangan
kas (cash ratio). Bank umum, menerima uang dari nasabah dalam bentuk giro,
tabungan, deposito, sertifikat deposito, dan jenis tabungan lainnya. Ada persentase
tertentu dari uang yang disetorkan nasabah dan tidak boleh dipinjamkan.

Kebijakan Moneter Kualitatif, dibedakan dalam dua jenis tindakan


i. Pengawasan Pinjaman Secara Terpilih
Tujuan utama dari melaksanakan pengawasan pinjaman secara terpilih adalah untuk
memastikan bahwa bank-bank perdagangan memberikan pinjaman dan melakukan
investasi yang sesuai dengan yang diingini oleh pemerintah. Dalam kebijakan ini,

yang diawasi adalah bentuk peminjaman dan investasi keuangan yang dilakukan oleh
bank perdagangan, bukan mengawasi jumlah uang yang diwujudkan oleh bank
perdagangan. Beberapa langkah yang dilakukan bank sentral untuk mengendalikan
pinjaman bank perdagangan antara lain :  Mengarahkan supaya bank-bank perdagangan
memberikan pinjaman kepada
pembeli-pembeli rumah biaya murah dengan tingkat bunga yang rendah.  Menggalakkan
pemberian pinjaman kepada pedagang-pedagang kecil.  Memberikan syarat yang lebih ringan
untuk pinjaman kepada pedagang kecil dan
industry rumah tangga
Kebijakan pinjaman secara terpilih dapat pula dilakukan ke atas :  Pinjaman bank perdagangan
kepada para konsumen  Pinjaman untuk membeli saham
ii. Pembujukan Moral
Kebijakan ini dijalankan oleh bank sentral bukan dengan menetapkan dalam bentuk
tertulis hal-hal yang harus dilakukan oleh bank-bank perdagangan, tetapi dengan
mengadakan pertemuan langsung dengan bank-bank perdagangan tersebut. Dalam
pertemuan tersebut, bank sentral menjelaskan langkah yang sedang dijalankan
pemerintah dan bantuan yang diinginkan oleh bank sentral dari bank perdagangan
tersebut untuk menyukseskan tindakan tersebut. Dengan melalui pembujukan moral
bank sentral dapat meminta bank-bank perdagangan untuk mengurangi atau
menambah keseluruhan jumlah pinjaman, atau mengurangi atau menambah pinjaman
kepada sektor-sektor tertentu, atau membuat perubahan-perubahan ke atas suku
bunga yang mereka tetapkan ke atas pinjaman yang mereka berikan. Kesuksesan dari
kebijakan yang dijalankan secara pembujukan moral tergantung kepada sampai mana
bank-bank perdagangan menjalankan kebijakan yang diusulkan oleh bank sentral.

Daftar Pustaka

Budisantoso, Totok., dan Nuritomo. 2017. Bank dan Lembaga Keuangan Lain Edisi 3. Jakarta.
Salemba Empat

bi.go.id diakses pada Selasa, 13 Februari 2018


Amalia, Dina. 2017. Pengertian, Tujuan, dan Instrumen Kebijakan Moneter.Diakses pada
jurnal.id pada Selasa, 13 Februari 2018
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi
secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut
Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan
persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam
pasokan/distribusi barang.Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah satu namun tidak
terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta
asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan
likuiditas.
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai
keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan)
dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi
makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga
serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian
terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh
kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada
sektor riil.

https://makalahiainibpadang.blogspot.com/2016/04/otoritas-moneter-dan-kebijakan-
moneter.html

Anda mungkin juga menyukai