Ekonomi Lahan Perkotaan (Trisakti) 2019 Revisi
Ekonomi Lahan Perkotaan (Trisakti) 2019 Revisi
Universitas Trisakti
Dosen :
Ir. Priyendiswara A.B, MCom.
Jakarta 2019
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
MG WAKTU MATERI KULIAH
1 22 Februari 2019 Penjelasan Rencana Pembelajaran dan tugas, Pembagian Kelompok
5 22 Maret 2019 Struktur Kota dan kaitannya dengan ekonomi lahan kota
6 29 Maret 2019 Teori Perkotaan terkait dengan Ekonomi Kota
7 5 April 2018 Pengertian Nilai, Biaya dan Harga
2 8 Maret 2019 Kelompok sudah menyediakan Peta Lokasi dan Foto Obyek studi
3 15 Maret 2019 Kelompok sudah mengundu Peraturan Tata Kota terkait dengan obyek studi
4 22 Maret 2019 Kelompok sudah mendapatkan harga tanah berdasarkan NJOP, Broker dan Pasar
5 29 Maret 2019 Kelompok sudah mendapatkan harga tanah berdasarkan NJOP, Broker dan Pasar
6 5 April 2019 Kelompok sudah membuat tabulasi harga NJOP, Broker dan Pasar serta foto obyek
studi
7 12 April 2019 UTS
8 19 April 2018 (Libur) Kelompok sudah mengkompilasi data-data kependudukan yg terkait dgn Harga Lahan
9 26 April 2019 Kelompok sudah mengkompilasi data-data kependudukan yg terkait dgn Harga Lahan
10 3 Mei 2019 Kelompok sudah mengidentifikasi lebar jalan, mencari teori yang terkait dgn. Ekonomi
lahan kota
11 10 Mei 2019 Presentasi Awal
1. Aulya
I Jakarta 2. Astri
3. Rifandy
Pusat 4. Faza
5. Retno Dewi
6. Muhammad Irham
7. Akmarina
8. Djecky
1. Chandra
II Jakarta 2. Mohammad Erick
3. Felia
Barat 4. Restri Ayu
5. Retno W.
6. Sartika Devi
7. Dhiya P
8. Teasputri K
1. Shamira Nathania
III Jakarta 2. Alya D.
3. Mifthahul Jannah
Selatan 4. Ayunda P.
5. Putri L.
6. Kevin W.
7. Danly S
8. Joice
9. Saemo
1. Citra Cantika
IV Jakarta 2. Efsa T.
Timur 3. Khairunisa S.
4. Cut Felycia
5. Pradita R.
6. Talita Islami
7. Mohammad Aditya
8. Andri K.
1. Ajeng N.
V Jakarta 2. Fathya
3. Harry Akbar Luhulima
Utara 4. Muhamad Akbar
5. Nadya Kintan
6. Nadya Fatrah
7. Windy S.
8. Yano
Tugas Ekonomi Lahan Perkotaan
Pendahuluan :
Tugas ini diperuntukan bagi mahasiswa yang sedang mengikuti matakuliah ekonomi
lahan perkotaan. Pada tugas ini mahasiswa diminta untuk memantau harga tanah per m2
pada suatu lingkungan dan sekaligus melihat tata guna lahan menurut RTRW 2020
dan membandingkannya dengan kenyataan lapangan pada saat.
Adapun harga tanah yang dipantau yaitu nilai lahan berdasarkan harga pasar NJOP dan
nilai broker property.
Tujuan :
- Membandingkan harga tanah berdasarkan nilai NJOP, Pasar dan Broker tanah
- Melihat hubungan antara tataguna lahan dan harga tanah
- Melihat hubungan antara nilai lahan terhadap status kepemilikan dan fungsinya
- Melihat prosentase penggunaan lahan pada setiap wilayah (Utara, Selatan, Barat, Timur)
• Permintaan Tugas :
1. Menentukan batas area pengamatan dengan menggunakan Peta skala 1: 5000
2. Merekam data visual dari bangunan disepanjang jalan atau lingkungan yang akan diamati (foto)
3. Membuat Tabel perbandingan harga tanah antara nilai NJOP, harga Pasar dan Broker.
4. Membuat Tabel perbandingan antara data eksisting peruntukan lahan dengan
RTRW 2020 beserta harga tanah berdasarkan harga pasar
5. Menganalisis hasil kompilasi data yang telah ditampilkan dalam tabel
6. Menyusun laporan dengan menggunakan kertas ukuran A4, font 12, Arial, spasi 11/2
• Jadwal Kerja :
- Pengumpulan data ke Dinas Perpajakan (NJOP), Dinas Tata Kota (RTRW 2030), survei lapangan
mengenai harga tanah per m2 dan merekam fungsi lahan dengan kamera (1 bulan)
- Mengkompilasi data dengan membuat tabel-tabel seperti pada permintaan tugas (3 minggu)
- Menyusun laporan (2 minggu)
- Tugas dikumpulkan pada saat UAS
Definisi Ekonomi Tanah
&
PengertianEkonomi Lahan Perkotaan
Definisi Ekonomi Tanah
• Gambar 1
Pelaksanaan Pembangunan
Real Estat:
-Tahap gagasan
Teori dan Prinsip- Ekonomi Tanah
-Studi kelayakan
Prinsip Ekonomi (Real Estate
-Pembiayaan
Umum Economics)
-Investasi
-Pelaksanaan
-Operasional
Keputusan akhir
Analisa investasi
Pajak, tata guna tanah, pengawasan lingkungan
• Gambar 2
Analisa pasar real estat
Analisa lingkungan dan wilayah
Ekonomi real estat dan ekonomi nasional
Peraturan pemerintah dalam bidang ekonomi
Prinsip-prinsip dasar ekonomi
Definisi Ekonomi Lahan Kota
Sumber : Kamus Tata Ruang, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan
Umum, Hal.20
Bagian dari Ekonomi Umum
1. Prinsip Dasar Ekonomi Umum:
– Studi mengenai bagaimana manusia mengadaptasikan
sumber alam untuk memenuhi kebutuhannya
– Ilmu sosial yang mempelajari distribusi produksi, konsumsi
barang, dan pelayanan.
(3) Pengeluaran
Konsumsi
tabungan
investasi
Households Business
Business receipts
GDP (growth in
%) 8,6 Inflation Rate Ringgit / USD
7,8
3,8
4,33
-5,8 -0,9
MALAYSIA
5,5%
6,9 7,8
1,74
1,69
SINGAPORE
-1,2%
0,2 1,1
GDP (growth in
%) 8,6 Inflation Rate Pesos / USD
5,2
42,5
10,4%
PHILIPPHINES
38,8
-0,9
-1,2
Source: United Nations, 1991 (after Rimmer, 1994). Map considered by Dr. Mark Wang, Dept. of Geography, Melbourne Univ.
Posisi daya tarik Investasi Indonesia di Asia
HIGH
CHINA
JAPAN
INDIA
INDONESIA
PHILIPPINES
VIETNAM
THAILAND HONGKONG
SINGAPORE
HIGH
EASE OF ENTRY & SHORT TERM
ATTRACTIVENESS
First Wave
Second Wave
Third Wave
Fourth Wave
Ekonomi lahan kota berurusan dengan
pola dan proses pemanfaatan
lahan,serta benda buatan manusia yang
dibangun diatasnya, artinya dinilai
oleh masyarakat
Tabel Perbandingan Penggunaan Lahan Eksisting dengan RTRW 2005
Kecamatan Tanah Abang
Kotamadya Jakarta Pusat
A I KAWASAN JATINEGARA
M
F
I J KAWASAN BLOK M
J
k KAWASAN LEBAK BULUS
l
l KAWASAN PONDOK INDAH
k
M KAWASAN SENAYAN
H KAWASAN SENAYAN
H
B
I KAWASAN PANTAI MUTIARA
Jl Warung Buncit
INNER CITY SUB CENTER CBD Sudirman, Mega Kuningan, Kt. Kasablanka
Kemayoran
RUMAH SUSUN untuk MIDDLE – UP CLASS
Kelapa Gading
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
1965-1969 1970-1979 1980-1989 1990-1999 2000-2005
30000
25000
20000
Units
15000
10000
5000
0
Rental Non Service Rental Service Strata Title Apartment
Apartment Apartment
Type
Units 20000
10000
0
2005 2006 2007
Supply Apartment
CBD PLUIT
CBD Tanjung Duren
Pondok Indah Mall
Waduk Melati
Prinsip-prinsip dasar Ekonomi Makro
yang berkaitan dengan Ekonomi lahan
Ekonomi Tanah (Real Estate Economics) pada Tingkat
Perekonomian Nasional
• The Economics of Real Estate at the National Level
Business
Demographic Population Growth in
Organization
Patters Growth Economy
patterns
Households Firms
Capital
Employment
Income Revenues
Savings Profits
SAVINGS ON HOUSEHOLD
TOP
BOTTOM
Pure Cycle Cycles within Cycles
Economic Activity
ion Revival
Through
Time Time
(a) (b)
12
Easier money 1
11 Rising interest rates
Falling commodity
Rising commodity
9 3 prices
prices
Falling overseas
Rising shares prices 8 4 reserves
Saturated market
Funding available
Economic
More hiring and more production Events More hiring and more production
In economiy of paradox, Real Estate consequences (---) diverge from traditional patterns of linkage to economic events.
Note: This depiction of real estate consequences of economic events reflects general relationship and does not reflect or lag turning effects.
Source: The Roulag Group
Stages in the land uses life cycle
100% LEGEND
CAPITALS = Property Values & 100%
70% Private sector events Pollution, prices, and “LAND FEVER”
Lower case = Public sector events property tax increase
RESALES SUBURBAN AND
sharply public SMALL TOWN (MIXED
transportation EXPANSION USES)
INTENSIVE NON 50%
Freeway and highway RESIDENTIAL INCOMPATIBLE USE
20% Quality increases
rapid expansion
(NEGLECT) Crime rate rise
Source: Fred E. Case, Investing in Real Estate (Englewood Cliffs, NJ., Prentice Hall, 1978) p.57
Prinsip Dasar Ekonomi Tanah
Pengertian Properti (Real Estate)
• Properti didefinisikan sebagai “is something that is owned” atau dapat diartikan
sebagai sesuatu yang dimiliki.
• Properti dibedakan menjadi “real property” dan “personal property”.
• Real atau realty didefinisikan sebagai tanah. Realtors didefinisikan sebagai pihak-
pihak yang melakukan kegiatan di bidang tanah.
• Real property, didefinisikan sebagai “The interest, benefits, and rights interest in
ownership of physical Real Estate” yang berarti segala kepentingan keuntungan
dan hak atas kepemilikan tanah dan bangunan.
• Real Estat didefinisikan sebagai “Land and its attachment” yang berarti tanah
dengan segala perlengkapan yang melekat di atasnya.
• Jenis-jenis pengembangan properti:
- Perumahan (landed housing) - Apartemen (hghrise residential building)
- Perkantoran (office) - Pertokoan (Retail)
- Rekreasi (recreation) - Kawasan industri (Industrial Estate)
- Perhotelan dan pariwisata (hotel and resort)
- Pertanian dan peternakan (agribusiness and farming)
Manfaat Ekonomi Tanah
• Membantu untuk mengetahui penyebab-penyebab terjadinya fluktuasi
dalam kegiatan usaha real estat dan perubahan-perubahan yang terjadi
akibat fluktuasi tersebut mempengaruhi pasar setempat (local real estate
market)
Personal Property
Movable items not attached to real estate; items severed from real estate
Personal
Property Trade Fixture
Item of personal property attached to real estate that is owned by a tenant and is used in a
business; legally removable by tenant.
Fixtures
Real property is by definition immovable, so personal property that has been affixed to the land or to a building so
that it becomes immovable, is by definition real property. The law construes this addition to be a part of the real
property known as fixture. Courts apply five tests to determine whether an article is a fixture or personal property:
(1) method of attachment; (2) agreement between the parties; (3) relationship between of the article to the real
property; (4) intention of the parties, and (5) a adaption of the article to the real property. To help you remember
the tests, the first letters of the five tests spell the name MARIA.
Land/Real Estate
Air rights
Surface rights
Subsurface rights
Artificial attachments, called improvements are normally those things that have been placed on the land by people,
improvements may be embedden in the land, such as walls, footings, in ground swimming pools, and water or gas lines;
placed or resting upon the land, such as building slabs, driveways, streets, and patios; erected on the land, such as
buildings and towers or any other mand made additions to property.
Real Estate, therefore is defined as the earth’s surface extending downward to the center of the earth and upward to the
space, including all things permanently attached to it by nature or by people (see figure 1.2)
In practice, the term real estate is most often used to describe that commodity with which real estate as a business and
real estate broker and salesperson are concerned. It is sometimes referred to as realy.
Air rights
Surface rights
Subsurface rights
Sub surface space: ruang di bawah permukaan: air, mineral, gas, batu-
bara, tenaga panas bumi, dan sumber lainnya.
Physical Rights of Real Estate
Fly-over right
Air rights
Center of earth
Definisi Real Estate dan Real Property
Wade E Gaddy et al
• REAL ESTATE:
The earth’s surface extending downward to the center of the
earth and upward into space, including all things permanently
attached to it by nature of by people.
• REAL PROPERTY:
The earth’s surface extending downward to the center of the
earth and upward into space, including all things permanently
attached to it by nature or man, as well as the interests,
benefits, and rights inherent in its ownership.
Konsep-konsep Dasar dalam
Pengembangan Real Estat
Capital
Gain
Profit
Nilai
(Value)
Harga
Biaya (Prices)
(Cost)
KONDISI NORMAL
Ringkasan Proses Penilaian (a summary of the appraisal process)
Step 2. PROPOSAL
a. Data requirements b. Data sources c. Personal requirements
d. Time schedule e. Fee proposal
c. Specific Data
a. General Data b. Specific Data
on cost,
1. Location on the subject
income,
2. Economic property
and sales
Step 5. RECONCILIATION
Final
Estimate
of Value
Struktur Pasar dan Mekanisme Harga
Teori Nilai terhadap Permintaan dan
Penawaran
Capitalised Value:
Hubungan antara ‘pendapatan pertahun (annual income) dan pengembangan
pertahun (annual revenue). Namun untuk penilaian terhadap komoditas jenis
properti, ada hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan, khususnya nilai yang
bersifat intrinsik. (intrinsic value)
Principle of Hypothetical Willing Seller, Willing
Buyer
• Prinsip ini muncul karena disadari oleh pengadilan hukum dan para penilai adanya
hal yang tidak sempurna (imperfection) dalam pasar properti. Sehingga
ditetapkanlah kriteria untuk menentukan nilai pasar yang dianggap wajar yang
didasarkan atas prinsip tersebut di atas.
• Ada pun maksud dari kriteria tersebut adalah agar hal-hal yang tidak rasional dan
bersifat obyektif tidak dicampuri dengan hal-hal yang bersifat pribadi.
• Definisi dari nilai properti, sebagai berikut:
Bahwa nilai modal dari suatu lahan adalah sejumlah hak milik yang terkandung di
dalam lahan tersebut, dan apabila lahan tersebut dibebani sebagai jaminan atas
hipoteik atau beban lain, maka nilainya dapat ditentukan pada saat penilaian
ketika lahan tersebut hendak dijual pada kondisi dan hal yang rasional
sebagaimana yang diharapkan oleh pihak penjual yang dapat diandalkan.
• Umumnya intrepretasi dari definisi tersebut di atas yaitu
sejumlah harga yang disetujui antara seorang pembeli dan
seorang penjual didasarkan pada perhitungan secara bisnis
dan bukan berdasarkan atas transaksi penjualan yang
dipaksakan.
• Sehingga, hasil yang diperoleh dapat dijadikan standar nilai
pasar dengan asumsi bahwa kedua belah pihak nengenal baik
dunia usaha properti.
• Sebaiknya menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan
munculnya harga yang berlebihan seperti pemborosan dan
kebutuhan yang sifatnya mendesak. Selain itu, masalah supply
dan demand adalah faktor-faktor yang juga harus
dipertimbangkan di dalam menentukan nilai dan dengan
kondisi transaksi seperti tersebut di atas.
Imperfect Market Conditions
• Pasar properti dikategorikan sebagai jenis komoditas yang memiliki pasar
tidak sempurna.
• Teori ekonomi makro mengenai nilai yang berhubungan dengan pasar
pada umumnya dikembangkan berdasarkan jenis komoditas barang
(goods) dan pelayanan (services).
• Tanah selalu dipandang sebagai jenis komoditas yang memiliki kasus
tersendiri dan tidak mudah untuk mengikuti analisis kondisi ekonomi
secara umum, karena suatu pasar yang sempurna akan mengasumsikan
jenis komditias yang dianalisis adalah homegen, sedangkan properti
sifatnya hetrogen (ingat konsep fisik dalam azas-azas real estat)
Warranted Value (Nilai Penyesuaian)
• APPRAISAL (PENILAIAN)
• COST BENEFIT STUDY
• ECONOMIC BASE STUDY
• FEASIBILITY STUDY
• HIGHEST AND BEST USE STUDY
• LAND USE STUDY
• LAND UTILIZATION STUDY
• MARKET STUDY
• MARKETABILITY STUDY
• REUSE APPRAISAL
Characteristics
calculation of rate-
Allocation of costs
recommendations
assumed in study
parcel or property
Considerations of
Focus on specific
Consideration of
absorption rates
different groups
supply-demand
and benefits to
Use of general
non pecuniary
Programmatic
contents and
multiple uses
calculation of
development
estimation of
of return on
use of pre-
investment
Nature of
viewpoint
analysis
concept
existing
factors
value
private owner or
Appraisal yes not always not always yes yes not always no not always no yes
investor
general public or
Cost-benefit
government yes no yes yes no yes no yes yes not always
study
agency
Economic could be any general
yes not always not always not always not always not always not always no usually not not always
study viewpoint terms
Economic community as a
no NA NA NA no not always not always no NA no
base study whole
Feasibility private owner or
yes usually not yes yes no yes not always no no yes
study developer
Highest and
private owner of
Best use yes yes no yes no yes not always no no yes
investor
study
Land use detached observer
no yes no no no not always not always not always no no
study or general public
Land
utilization private investor yes yes not always not always no no not always no no yes
study
private owner or
Market study detached yes not always not always no no not always not always no no not always
observed
Marketability private owner of
yes usually not yes no no yes not always no no yes
study developer
Reuse private owner or
yes no yes yes yes yes yes no no yes
appraisal deve
• Appraisal:
Appraisal atau penilaian adalah suatu perkiraan nilai, umumnya yang dinilai
adalah nilai pasar properti. Setiap jenis properti penilaiannya bersifat spesifik
karena hasil penilaian yang diperoleh dalam bentuk angka (kuantitatif), karena
itu dibutuhkan analisis yang cukup terperinci. Ada laporan penilaian yang
menampilkan studi pasar cukup terperinci tetap ada juga yang tidak tergantung
dari jenis propertinya.
Umumnya penilaian suatu kejadian yang belum dikembangkan. Selain itu konsep
highest and best used juga sudah disertakan dalam laporan penilaian, selama
lahan yang dinilai belum jelas peruntukkannya.
Demikian juga perkiraan daya serap pasar (absorption rates) dapat ditampilkan
dalam laporan penilaian, bilamana properti yang sedang dinilai besar dan luas,
dimana masalah waktu sangat berperan.
• Cost Benefit Study
Studi mengenai cost benefit ini umumnya digunakan untuk pihak
pemerintah khususnya dalam hal gagasan pengembangan kota, seperti
pembuatan jalan tol, kanal untuk kapal, sistem irigasi, dan sebagainya.
Biasanya, menghitung biaya semua hal yang dianggap bermanfaat
termasuk hal yang bersifat sosial di dalam suatu usulan yang akan
dikembangkan. Kemudian menghitung rasio biaya yang harus melebih 1
yaitu angka yang dianggap pantas atau layak untuk dilaksanakan.
Kadang-kadang cost benefit study ini juga mempertimbangkan dampak
sekunder yang muncul sebagai akibat dari adanya pengembangan yang
diusulkan tersebut terhadap pemakai. Bilamana pengembangan yang
diusulkan akan berdampak kepada banyak pihak, maka biaya dan
manfaat yang dipertimbangkan juga harus melibatkan semua pihak.
• Economic Study
Studi ini meliputi analisis yang mencakup variabel ekonomi,
sehingga dapat juga dikatakan bahwa semua studi yang
dibicarakan pada pembahasan ini sebenarnya dapat dikatakan
sebagai economic study (studi ekonomi). Itu sebabnya, bila
seorang penilai hendak menggunakan istilah ini di dalam
laporan penilaiannya atau di dalam kontraknya, ia harus
mendefinisikan istilah tersebut secara spesifik dan
menyesuaikannya dengan situasi yang ada.
• Economic Base Study
Studi ini dirancang untuk menganalisis semua kegiatan ekonomi pada
suatu bangsa, wilayah atau daerah metropolitan. Studi ini seringkali
digunakan oleh para perencana kota untuk membentuk kerangka kerja
suatu rencana pengembangan komunitas yang bersifat komprehensif.
Ada beberapa pendekatan yang dipakai untuk melakukan studi ini.
Demikian juga studi ini tidak terpusat pada suatu jenis properti atau
kawasan industri, studi semacam ini sering dibuat berdasarkan sudut
pandang masyarakat pada umumnya atau seorang pengamat. Demikian
juga studi ini tidak membicarakan besaran serta manfaat dari berbagai
program yang dibahas, bilama studi tidak membahas hal-hal kebijakan
yang bersifat spesifik.
• Feasibility Study
Studi kelayakan atau feasibility study adalah analisis yang bertujuan untuk mengetahui
apakah suatu proyek atau program dapat sukses atau berhasil dilaksanakan. Masing-
masing lahan memiliki studi kelayakan yang sifatnya spesifik. Ketepatan hasil analisis
tergantung pada keberhasilan menyelesaikan pengembangan yang diusulkan.
Pada umumnya penilai menganggap suatu analisa berhasil bila analisa tersebut
menyatakan suatu pengembalian yang cukup terhadap modal yang di investasikan untuk
menarik investor (penanam modal) swasta mewujudkan pengembangan tersebut. Studi ini
hampir selalu menampilkan perhitungan atas kemungkinan pengembalian investasi
terhadap lahan yang akan dikembangkan.
Studi ini secara tidak langsung juga menyatakan keharusan untuk menampilkan studi
pemasaran (marketability study) sebagai bagian dari studi kelayakan dengan tujuan
mengetahui jenis pengembangan yang bagaimana yang layak untuk dikembangkan atas
suatu lahan dan pengembalian seperti apa yang diharapkan dari jenis pengembangan
tersebut. Hal ini dikarenakan suatu proyek dapat saja dipasarkan tetapi sebenarnya tidak
layak (feasible)
• Highest and Best Use Study
Sifat dari studi ini yaitu untuk mencari dan mendapatkan jenis properti yang dapat
dikembangkan di atas sebidang tanah yang agar dapat memberikan pengembalian investasi
yang maksimum dengan batasan seperti peraturan peruntukan lahan dan peraturan terkait
lainnya.
Studi ini juga mengamati bidang tanah yang sifatnya sangat khas. Dalam teorinya, analis
akan mengamati kira-kira jenis properti apa saja yang dapat dikembangkan di atas suatu
bidang tanah dan melakukan analisis pengembalian investasinya. kemudian menentukan
jenis pengembangan yang paling tepat dan menyisihkan alternatif pengembangan yang lain
dengan berbagai alasan, misalnya tidak menunjang lingkungan sekitar, luas lahan tidak
cukup, pencapaian kurang baik, dan sebagainya. Pengembangan yang paling tepat ini akan
diamati lebih intensif melalui antara lain studi pasar dan pemasaran.
Karena banyaknya jenis pengembangan yang harus dipertimbangkan, studi highest and
best use sering dikerjakan sambil lalu saja, sebenarnya studi ini seharusnya menampilkan
analisa keuangan (financial analysis) yang membahas kemungkinan-kemungkinan return
rate investasi dari berbagai alternatif pengembangan. Umumnya studi ini dibuat
berdasarkan pandangan para investor dan mengabaikan hal-hal yang sifatnya tidak
menguntungkan.
• Land Utilization Study
Studi ini merupakan jenis studi highest and best use yang sifatnya
khusus, karena dibuat berdasarkan permintaan dari pihak Dinas Tata
Kota bagian Peremajaan Kota. Studi ini meliputi hampir semua hal yang
tercakup dalam studi highest and best use kecuali 2 hal, yaitu kelayakan
secara hukum dan ekonomi. Hal ini karena dianggap kedua hal tersebut
tidak berhubungan dengan pengembangan yang akan dilaksanakan di
atas suatu lahan yang tidak menuntuk pertimbangan masalah pasar.
Demikian juga masalah alternatif perhitungan pengembalian ivnestasi
yang terperinci, karena peruntukan lahan dan alternatif pengembangan
umumnya sudah ditentukan. Yang diperhitungkan adalah hasil
pengembalian tersebut.
• Market Study
Umumnya setiap jenis analisis pasar real estat adalah merupakan suatu studi
pasar (market study). Studi ini biasanya menyangkut lebih dari satu jenis properti
pada wilayah tertentu. Penentuan batasan wilayah pengamatan tergantung dari
jenis properti yang sedang diamati. Selain itu, properti yang walaupun berbeda
pada suatu wilayah yang diamati tetapi tidak kompetitif sifatnya, dapat saja tidak
diperhitungkan dalam melakukan analisis tersebut.
Umumnya setiap studi pasar ini menyangkut dua hal, pertama adalah
menentukan demand (permintaan) pada suatu lahan pada saat sekarang dan
yang akan datang. Kedua adalah menentukan supply (pasokan) fasilitas yang
kompetitif sifatnya pada saat sekarang dan akan datang. Umumnya analisis ini
tidak melakukan perhitungan pengembalian atas investasi. Studi ini kadang-
kadang mencakup analisis daya serap lahan (land absorption analysis). Bahkan
studi ini dapat mencakup rekomendasi mengenai bagaimana memasarkan
pengembangan yang sudah ada di atas suatu lahan tertentu.
• Marketability Study
Studi ini mengenai penentuan target market suatu jenis properti. Studi
seperti ini menganalisa kemungkinan adanya permintaan dan pasokan
pada saat sekarang dan akan datang. Jadi dapat dikatakan studi ini juga
melibatkan market study.
Hasil dari analisis ini terdiri dari tiga hal, pertama berupa berbagai jenis
harga properti yang dijual atau disewakan, kedua adalah jumlah unit
atau besaran ruang terjual atau tersewa per tahun pada waktu tertentu.
Ketiga, mengenai kondisi khusus dari jenis properti, misalnya masalah
keuangannya, teknik penjualannya, atau penyedia jenis fasilitas hiburan
yang dapat mempercepat penjualan atau sewa. Studi ini lebih kompleks
daripada studi pasar, tetapi lebih ringan bobotnya daripada feasibiilty
study.
• Reuse Appraisal
Merupakan kegiatan yang sifatnya menilai
kembali sebidang lahan, dimana penilaian
yang dilakukan berdasarkan jenis properti
yang akan dibangun baru di atas lahan
tersebut setelah meruntuhkan bangunan yang
sudah pernah ada di atas lahan tersebut.
Faktor-faktor penentu nilai (values)