Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM SURVEI TERESTRIAL

ACARA II

ZONA NILAI TANAH

Oleh:

Nama : Sastia Putri Yunita


NIM : 170722637063
Offr : H/2017
Dosen pengampu : Drs. Didik Taryana, M.Si
Asisten Praktikum : Deni Mahendra

JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2019
ACARA II

I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat membuat peta zona nilai tanah (ZNT) suatu desa
/ kelurahan
2. Mahasiswa dapat menentukan nilai zona tanah pada suatu desa /
kelurahan
3. Mahasiswa dapat menganalisa penentuan nilai zona tanah

II. ALAT DAN BAHAN


Alat :
1. Microsoft Office (Ms Word, MS. Visio, MS. Excel 2016), untuk
pembuatan laporan dan pengolahan data
2. ArcGis 10.4 untuk pembuatan Peta Zona Tanah

Bahan :

1. Peta RBI lembar Kota Batu


2. SHP PODES 2010
3. Citra Google Earth
4. Data Harga Jual Tanh

III. DASAR TEORI


Lingkungan administrasi pemerintahan, tanah disebut juga agraria.
Terminologi keagrariaan sebenarnya memiliki pengertiaan yang
beraneka ragam.Dalam bahasa Latin, Ager atau Agrarius berarti tanah.
Di Indonesia, penyebutan agraria di lingkungan.
Administrasi Pemerintahan (Administrasi Negara) dipakai dalam
arti tanah baik tanah pertanian maupun non pertanian,tetapi, Agrarisch
Recht atau Hukum Agraria dalam lingkungan Administrasi
Pemerintahan dibatasi pada seperangkat peraturan perundang-
undangan yang memberikan landasan hukum bagi penguasa dalam
melaksanakan kebijakannya di bidang pertanahan. (Boedi, 2003).
Perangkat hukum tersebut merupakan bagian dari kajian Hukum
Admnistrasi Negara/Hukum Tata Pemerintahan (Bisri, 2004).
Penataan administrasi pertanahan pada negara Indonesia
merupakan kajian atau bidang pada Badan Pertanahan Nasional (BPN).
Badan Pertanahan Nasional (BPN) merupakan lembaga pemerintah
non kementrian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
presiden dan dipimpin oleh kepaladengan tugas melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang pertanahan secara n asional, regional dan
sektoral sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
(Perpres No. 10 tahun 2006).
BPN Kanwil Jatim terdapat 5 deputi yang menangani masing-
masing tugasnya, Deputi Survey, Pengukuran dan Pemetaan (SPP),
Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah (HTPT), Pengaturan dan Penataan
Pertanahan (PPP), Pengendalian Pertanahan dan Pemberdayaan
Masyarakat (P3M), Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik
Pertanahan (PSKP).
BPN dapat menangani variasi penentuan harga tanah dengan
landasan yang jelas, yaitu dengan ZNT (Zona Nilai Tanah). ZNT
diharapkan dapat menjadi sebuah tolok ukur bahkan menjadi patokan
harga tanah di Indonesia, karena dengan adanya harga yang pasti dapat
mengurangi oknum yang mempermainkan harga tanah, yang dapat
mengkakibatkan salah satu pihak merasa rugi.Semakin sempurnanya
ZNT maka lambat laun akan dapat digunakan sebagai harga tanah pada
umunya.
Pembuatan ZNT pada suatu kota atau wilayah berdasarkan
pengambilan sampel harga tanah pada beberapa titik, apabila nilainya
seragam dapat dijadikan satu zona. ZNT memiliki tingkatan pada
setiap kota atau provinsi, pengklasifikasian oleh BPN adalah dengan
menggunakan 8 kelas.
BPN Kantor Wilayah (Kanwil) Jatim melakukan survei ZNT dan
updating ZNT untuk semua kota/kabupaten yang berada pada provinsi
Jawa Timur dengan bantuan kantor pertanahan di setiap
kota/kabupaten. Penentuan harga ZNT didapatkan melalui survei
langsung oleh surveyor BPN dengan mengambil sampel minimal tiga
titik, kemudian dibandingkan beberapa harga tersebut, apabila
perbedaan harga tanah tidak sampai memiliki standar deviasi 30%
maka dapat dijadikan satu zona.
Fasilitas umum seperti bank, sekolah, kantor polisi, tempat belanja,
fasilitas kesehatan dan tempat ibadah diduga memiliki sebuah
hubungan terhadap harga tanah.
Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat telah
merambah ke berbagai sektor salah satunya sektor di bidang
pertanahan. Perkembangan teknologi informasi dalam hal ini Sistem
Informasi Geografis (SIG) merupakan salah satu contoh dari kemajuan
di bidang keilmuan dan teknologi, oleh karena itu semakin banyak
pihak atau instansi pemerintahan yang membutuhkan data Sistem
Informasi Geografis sebagai salah satu data olahan yang sangat penting
untuk dijadikan bahan analisis untuk membuat suatu perencanaan
pembangunan kota.
Teknologi SIG tidak hanya digunakan dalam pendataan dan
pengelompokkan basis data spasial tetapi juga digunakan untuk
analisis spasial mengenai kejadian atau fenomena yang ada di muka
bumi sebagai dasar pengambilan keputusan.
Kemampuan analisis SIG inilah yang coba dimanfaatkan secara
maksimal dalam pemetaan harga tanah, dengan harapan untuk efisiensi
dalam prosesnya.
Informasi harga tanah di dalam perencanaan pembangunan kota
sangat diperlukan karena semakin pesat dan tingginya laju
pertumbuhan penduduk. Salah satu teknologi yang dapat digunakan
untuk untuk memudahkan masyarakat memperoleh informasi tentang
harga tanah adalah Sistem Informasi Geografis. (Fachrozy, 2016).
IV. LANGKAH KERJA
1. Buka Aplikasi ArcMap 10.3
2. Kemudian panggil SHP PODES Tahun 2014 dan cari Wilayah
Desa Tlekung pada Tabel attribute
3. Setelahnya export SHP Wilayah Tlekung dan simpan pada file
penyimpanan yang telah ditentukan sebelumnya dan SHP Wilayah
Kota Batu untuk dijadikan Inset Peta.
4. Panggil SHP Wilayah Desa Songgokereto kemudian pada menu
search ketikkan “to kml” untuk mempermudah penampalan shp
wilayah pada citra Google Earth, tunggu hingga proses selesai.
5. Buka Aplikasi Google Earth dan Panggil SHP Desa Tlekung yang
telah berformat KML
6. Tampalkan dan simpan citra yang telah bertampalan.
7. Kembali pada aplikasi ArcMap, panggil citra hasil Google Earth
kemudian atur Koordinatnya menjadi WGS 1984 49S kemudian
lakukan Proses Georeferencing dengan perintah Add Control Point
dan tentukan 4 titik searah jarum jam dan klik titik pada citra dan
klik titik yang sama pada SHP Wilayah Desa Tlekung yang telah
ada, lakukan Georefencing hingga nilai RMS Error dibawah 1,
setelah selesai simpan citra agar berubah dari format JPG menjadi
Tif.
8. Panggil Citra yang telah berformat Tif dan tampalkan pada SHP
Desa Pamotan, dan lakukan proses digitasi Jalan Raya untuk
mempermudah dalam penentuan Kelas Nilai Tanah nantinya.
9. Setelahnya, Cut Polygon SHP Wilayah Desa Tlekung dengan
Acuan Jalan Raya menjadi daerah Kavlingan sehingga
mempermudah dalam proses kalkulasi harga nantinya.
10. Buka Table Atributte dan pada add field, tambahkan tabel “No
Kavling”; “Luas” (dalam bentuk m2); “Harga Tanah” dan isi ketiga
tabel untuk keseluruhan tabel, setelah selesai export tabel ke dalam
Microsoft excel untuk mempermudah pembuatan Tabel
11. Setelahnya, lakukan proses klasifikasi SHP Wilayah berdasarkan
Harga Tanah yang kemudian bedakan setiap warna untuk setiap
wilayah agar mudah untuk dilakukan interpretasi.
12. Kemudian, lakukan Proses Layouting untuk dijadikan Peta Zonasi
Nilai Tanah Desa Tlekung dengan skala yang disesuaikan, dan
layout sesuai dengan kaidah Kartografi dengan tujuan orang lain
memahami nilai yang tersirat dari Peta Zonasi yang telah dibuat
13. Layout Peta Zonasi Desa Pamotan yang telah selesai setelahnya
dilakukan save map dengan format PDF dengan resolusi 500 agar
ketajaman peta terjaga dan kenampakan jelas terlihat.
14. Interpretasi Hasil Zonasi Nilai Tanah pada Laporan Praktikum 2
masing-masing praktikan.

V. HASIL
1. Tabel harga jual tanah Desa Tlekung
2. Peta Zona Nilai Tanah (ZNT) Desa Tlekung

VI. PEMBAHASAN
Zona Nilai Tanah (ZNT) merupakan kumpulan area yang terdiri
dari beberapa bidang tanah dengan nilai tanah yang relatif sama dan
batasannya bersifat imajiner atau nyata sesuai penggunaan tanahnya.
Setiap area ZNT mempunyai nilai yang berbeda berdasarkan analisis
perbandingan harga pasar dan biaya.
Mengingat ZNT berbasis nilai pasar, ZNT dapat dimanfaatkan
untuk penentuan tarif dalam pelayanan pertanahan, referensi
masyarakat dalam transaksi, penentuan ganti rugi, inventarisasi nilai
aset publik maupun aset masyarakat, memonitor nilai tanah dan pasar
tanah, dan referensi penetapan Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) untuk
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), agar lebih adil dan transparan.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 2 Tahun 2013
tentang PBB, NJOP merupakan acuan penarikan PBB yang merupakan
salah satu pendapatan daerah yang sangat penting untuk peningkatan
pelayanan kepada masyarakat. Oleh karena itu, perlu diwujudkan
informasi nilai tanah untuk mewujudkan fungsi tanah.
Salah satu perwujudannya adalah Peta ZNT. Dalam penelitian ini
dibentuk peta ZNT dibentuk berdasarkan nilai tanah dengan penilaian
masal (tidak memperhatikan properti dan karakteristik khusus dari
objek pajak tersebut) dan menggunakan pendekatan perbandingan
penjualan (sales comparative), dimana objek pajak yang akan dinilai
dibandingkan dengan objek pajak lain sejenis yang sudah diketahui
nilai jualnya.
Penentuan batas Zona Nilai Tanah tidak terikat kepada batas blok,
setiap zona memiliki kode yang berbeda, unik dan dimaksudkan untuk
memudahkan penentuan relatif objek pajak dilapangan maupun untuk
kepentingan pengenaan PBB.
Berdasarkan Nilai NJOP Tanah Kecamatan Tlekung Kota Batu
dapat dilihat bahwa nilai tanah berdasarkan NJOP terendah adalah
sebesar Rp 6000.000. Nilai terendah ini didominasi dengan
karakteristik penggunaan lahan yang mendominasi adalah pertanian,
perkebunan serta hutan, sedangkan untuk nilai tanah berdasarkan
NJOP yang tertinggi adalah sebesar Rp 9000.000 dengan karakteristik
penggunaan lahan yang mendominasi adalah pemukiman dan industri.
VII. KESIMPULAN
1. Peta ZNT yang terdiri dari 7 zona dari data NJOP dan data survei
transaksi harga tanah. Perubahan selisih harga tanah transaksi
dengan NJOP terendah sebesar Rp 6000.000 sedangkan tertinggi
adalah Rp 9000.000.
2. Penentuan batas Zona Nilai Tanah tidak terikat kepada batas blok,
setiap zona memiliki kode yang berbeda, unik dan dimaksudkan
untuk memudahkan penentuan relatif objek pajak dilapangan
maupun untuk kepentingan pengenaan PBB

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Harsono, Boedi, 2003, hukum agraria indonesia, sejarah pembentukan
undangundang pokok agraria, isi dan pelaksanaannya, Jakarta:
Djambatan
Bisri, I. (2004). Sistem Hukum Indonesia. Jatinangor: PT. Raja
Grafindo
Fachrozy, dkk. 2016. Sistem Informasi Geografi Pemetaan Zona Nilai
Tanah Kota Samarinda Menggunkan Framework Pmapper. Vol. 1
No. 1. Samarinda, Indonesia

Anda mungkin juga menyukai