Tema
Fokus Riset
PROPOSAL RISET
Program Bantuan Dana Riset Inovatif-Produktif
Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (RISPRO LPDP)
Kelompok Periset:
Prof. Insukindro, MA., Ph.D
Dr. Akhmad Makhfatih, MA
Artidiatun Adjie, M.Ec, MA, Ph.D.
Robby Prijatno, ST., M.Ec.Dev., MAPPI (Cert)
Ary Setyaningrum, SE., M.Ec.Dev
2013
1. Latar Belakang
Transparansi merupakan konsep dengan cakupan yang luas dan sejalan dengan
perkembangan konsep good governance. Transparansi secara umum diartikan sebagai
keterbukaan proses internal dan proses pengambilan keputusan organisasi kepada masyarakat
(Finel dan Lord, 1999, dan Ball 2009). Transparansi memungkinkan pihak eksternal atau
masyarakat mengamati berbagai proses pengambilan keputusan, program, dan aktivitas
pemerintah, sehingga pemerintah perlu menyediakan informasi yang dapat diakses dan digunakan
oleh masyarakat. Sayangnya, untuk memberikan informasi yang benar, pemerintah masih memiliki
banyak kendala untuk berbagai hal tertentu, misalnya informasi tentang nilai sewa wajar barang
milik daerah dan harga tanah untuk Nilai Perolehan Objek Pajak (NPOP).
Dalam rangkaian memperkuat transparansi pengelolaan keuangan, pemerintah Indonesia
telah menerbitkan serangkaian perundang-undangan dan peraturan pemerintah untuk
mendukungnya. Keberhasilan penerapan berbagai peraturan sangat ditentukan oleh penguatan
kapasitas dan kemampuan daerah, termasuk peningkatan sumber daya aparat (lihat Ball dan Bird,
2008, ADB, 2012 dan World Bank, 2012b). Kebutuhan akan penguatan sumber daya aparat bagi
daerah semakin mengemuka ketika Undang-undang nomer 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah (UU 28/2009) yang mendaerahkan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan (BPHTB) dan Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan Perkotaan (PBB) diberlakukan.
Pengelolaan aset milik daerah, BPHTB dan PBB PP membutuhkan sumber daya aparat yang
mampu melakukan penilaian. Kapasitas tenaga kerja yang memadahi khususnya di bidang
penilaian dan pengelolaan asset di daerah akan mempengaruhi kemampuan daerah dalam
menentukan dan mengelola BPHTB dan PBB PP di daerah (lihat juga: ADB, 2012). Sayangnya
sebagain besar pemerintah kabupaten/kota tidak memiliki tenaga penilai dan secara nasionalpun
jumlah penilai di Indonesia masih sangat terbatas dan terkonsentrasi di Jakarta.
Secara umum masalah yang dihadapi daerah berkaitan dengan manajemen aset adalah
sebagian aset milik pemerintah belum memiliki kekuatan hukum yang sah, tidak bebas atau
dikuasai pihak ketiga, belum dinilai dengan harga wajar dan belum optimal pemanfaatannya.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (UU
6/2006) telah mengatur bagaimana aturan main pengelolaan aset milik daerah, namun dalam
pelaksanaanya membutuhkan tenaga penilai.
Pendaerahan BPHTB, yang dilakukan sejak tahun 2011, masih tetap mewarisi permasalahan
BPHTB seperti ketika dikelola oleh pemerintah pusat. Permasalahan tersebut adalah sebagai
berikut. Petugas pajak tidak memiliki informasi harga pasar atau Nilai Perolehan Objek Pajak
(NPOP) yang sebenarnya, dan menggunakan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) sebagai referensi.
Kelemahan ini tetap muncul karena di setiap kabupaten/kota di Indonesia belum memilik tenaga
penilai dan tidak adanya informasi nilai tanah dan/atau bangunan. Peluang ini banyak dimanfaatkan
pembeli (juga penjual) tanah dan/atau bangunan untuk menghindarkan diri dari beban BPHTB
melalui penggunaan referensi NJOP yang pada umumnya lebih rendah dari NPOP.
Kebijakan pendaerahan PBB PP sebenarnya dapat dijadikan momentum untuk memperbaiki
perbedaan yang besar antara NJOP dan NPOP dengan nilai pasar wajar, sehingga tujuan awal
kebijakan pendaerahan PBB untuk lebih mengoptimalkan penerimaan BPHTB dapat tercapai.
Kurangnya informasi mengenai harga dan tata guna lahan serta zona peruntukkan fungsi lahan
yang terbuka dan dapat diakses publik juga menjadi faktor penunjang hilangnya potensi
penerimaan BPHTB. Pemetaan Indikasi Nilai Tanah yang sesuai dengan tata guna lahan dan zona
peruntukkan lahan yang ditetapkan oleh pemerintah setempat merupakan sebuah perwujudan
sistem informasi publik yang baik. Pemetaan Indikasi Nilai Tanah yang terbuka dan terus
diperbaharukan dapat menjadi alat kontrol bersama bagi Pemerintah Daerah sebagai pemungut
pajak dan masyarakat sebagai subjek pajak, sehingga manipulasi nilai transaksi tanah dan/atau
bangunan dapat diminimalkan dan penerimaan BPHTB dapat dioptimalkan. Lebih lanjut, peta
Indikasi Nilai Tanah akan menjaga amanah petugas verifikasi BPHTB dari penyalahgunaan
kewenangan yang dimilikinya.
B. Tujuan Penelitian
1) Mengidentifikasi permasalahan daerah yang berkaitan dengan aset milik daerah, BPHTB, dan
PBB PP, dan kebutuhan berbagai tingkatan tenaga penilai sesuai dengan kebutuhan daerah.
2) Mengembangkan buku ajar dan pelatihan berbagai tingkatan keahlian penilaian yang sesuai
dengan kemampuan aparat di daerah.
3) Memperbaiki tata kelola asset, BPHTB, dan PBB sesuai dengan kondisi daerah
C. Metode Penelitian
Penelitian menggabungkan metode kualitatif dan metode kuantitaatif untuk memperoleh data
yang benar-benar lengkap dan komprehensif. penggabungan kedua metode ini diharapkan
mendapatkan hasil penelitian yang lebih sahih. Pengumpulan data dilakukan dengan cara
melakukan wawancara mendalam, observasi dan pembacaan dokumen terkait. Dari ketiga aktivitas
ini dapat dikumpulkan berbagai informasi faktual yang menggambarkan praktek kerja dan
permasalahan daerah sehingga peneliti dapat melakukan identifikasi permasalahan, evaluasi, dan
pembangunan solusi. Dalam wawancara digunakan daftar tertulis yang terstruktur. Daftar tertulis
merupakan daftar yang detail yang mengkaitkan antara praktek dengan kesesuaian dengan standar
dan/atau aturan yang berlaku. Penggunaan daftar tertulis ini akan mengurangi bias pewawancara
dan menjamin kelengkapan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.
Pemilihan lokasi penelitian ditentukan secara purposive sampling yang berbasis pada
ketersediaan Nota Kesepahaman dengan Universitas Gadjah Mada. Daerah sampel meliputi Kota
Denpasar dan Kabupaten Karangasem Provinsi Bali, Kabupaten Kutai Barat dan Kabupaten
Bulungan Provinsi Kalimantan Timur, dan Kabupaten Raja Ampat Propensi Papua Barat.
D. Luaran
1) Kurikulum dan dan buku ajar berbagai tingkatan keahlian penilaian dan pengelolaan asset yang
sesuai dengan kebutuhan daerah.
2) Pelatihan berbagai tingkatan keahlian penilaian yang sesuai dengan kemampuan aparat di
daerah yang mendukung kemampuan transparansi pengelolaan asset daerah, BPHTB dan
PBB.
E. Anggaran
Rekapitulasi Anggaran
Honorarium + HR Pembicara Seminar 29.22% Rp. 404,000,000
Penelitian 25.68% Rp. 355,000,000
Seminar Nasional dan Sosialisasi Non HR 12.57% Rp. 173,750,000
Diseminasi Non HR 27.77% Rp. 384,000,000
Biaya operasional Lembaga 4.76% Rp. 65,837,500
Total Rencana Anggaran Sebelum Pajak Rp. 1,382,587,500
Pajak Rp. 152,084,625
Total Rencana Anggaran Setelah Pajak Rp. 1,534,672,125
Sumber Anggaran
Sumber anggaran RISPRO Rp. 1,234,672,125
Sumber anggaran dari Mitra UGM Rp. 300,000,000
HALAMAN PENGESAHAN
4. Anggota Periset
No Nama Instansi
1 Dr. Akhmad Makhfatih, MA FEB UGM
2 Artidiatun Adjie, M.Ec., MA., Ph.D MEP UGM
3 Robby Prijatno, ST, M.Ec.Dev., MAPPI (Cert) MEP UGM
4 Ary Setyaningrum, SE, M.Ec.Dev. MEP UGM
5
5. Pembiayaan
LPDP Mitra
Biaya yang dibutuhkan tahun I Rp. 526.339.800,-
Biaya yang dibutuhkan tahun II Rp. 708.332.325,- Rp. 300.000.000,-
Biaya yang dibutuhkan tahun III
Direktur P2EB dengan ini menyetujui riset berjudul: “Transparansi Pengelolaan Aset Bea
Perolahan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan Pajak Bumi dan Bangunan
Pedesaan dan Perkotaan (PBB PP) Di Indonesia”
Menyetujui
Prof. Sri Adiningsih, M.Sc, Ph.D Artidiatun Adji, M.Ec., MA., Ph.D
NIP. 196012111986032001 NIP. 197009141995122001
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa proposal riset saya yang berjudul “Transparansi
Pengelolaan Aset Bea Perolahan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan Pajak
Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan (PBB PP) Di Indonesia” yang diusulkan
dalam Program Bantuan Dana RISPRO LPDP T.A 2013 bersifat original dan belum pernah
dibiayai oleh lembaga/sumber dana lain.
Bilamana dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya
bersedia dituntut da diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan
seluruh dana RISPRO LPDP yang sudah diterima kepada LPDP
Yogyakarta,……………………….
1. Judul Proposal : “Transparansi Pengelolaan Aset Bea Perolahan Hak atas Tanah
dan Bangunan (BPHTB) dan Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan
(PBB PP) Di Indonesia”
2. Ketua Periset :
a. Nama Lengkap : Prof. Insukindro, MA, Ph.D
b. Bidang Keahlian : Ekonomi Publik dan Permodelan Makrokonomi
3. Anggota Periset
No Nama dan Gelar Keahlian Perguruan Alokasi Waktu
Tinggi (jam/minggu)
/Lembaga
1 Dr. Akhmad Makhfatih, MA Pajak Daerah / FEB UGM
Properti
2 Artidiatun Adji, M.Ec, MA, Ekonomi MEP UGM
Ph.D Perpajakan dan
Pembangunan
3
4
I. IDENTITAS DIRI
1.1 Nama Lengkap (dengan Gelar) Prof. Insukindro, MA, Ph.D
1.2 Jabatan Fungsional Guru Besar
1.3 NIP/NIK/No. Identitas lainnya 19501130 198010 1 001
NIK: 3404023011500002
1.4 Tempat dan Tanggal Lahir Metro, Lampung, 30 November 1950
1.5 Alamat Rumah Taman Griya Indah IV/304,
Yogyakarta 55182
1.6 Nomor Telpon/Fax (0274) 626535 / (0274) 626486
1.7 Nomor HP 0811258971
1.8 Alamat Kantor Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Gadjah Mada (UGM)
Jl. Humaniora No. 1, Bulaksumur
Yogyakarta 55281
1.9 Nomor Telpon/Fax (0274) 548510 (hunting), ext. 202
1.10 E-mail insukindro@yahoo.co.id;
insukindro@gmail.com
1. Pengajaran Ekonomi Moneter di Indonesia: Aspek Teori dan Beberapa Isu Terkait, Jurnal
Ekonomi dan Industri, 1993, Vol 1, No.1.
2. Pendekatan Tradisional Mengenai Analisis Uang Beredar: Studi Kasus di Indonesia, Jurnal
Ekonomi dan Bisnis (JEBI), 1993, Vol. 8, No. 1
3. Pengaruh Pakto 23, 1993, Terhadap Perekonomian Nasional dan Daerah, Buletin Studi
Indonesia, 1995, Vol 5, No. 1.
4. Tinjauan Teoritis Mengenai Model Pengembangan Likuiditas Perekonomian Daerah, JEBI,
1995, Vol. 10, No. 1.
5. Pendekatan Masa Depan Dalam Penyusunan Model Ekonometrika: Forward Looking-Model
dan Pendekatan Kointegrasi, Jurnal Ekonomi dan Industri, 1996, Vol. 2, No. 1
6. Sindrum R2 dalam Analisis Regresi Linier Runtun Waktu, JEBI, 1998, Vol. 13, No. 4.
7. Pendekatan Stok Penyangga Permintaan Uang: Tinjauan Teoritik dan Sebuah Studi Empirik di
Indonesia, Ekonomi dan Keuangan Indonesia (EKI), 1998, Vol. 46, No 4.
8. Pemilihan Model Ekonomi Empirik dengan Pendekatan Koreksi Kesalahan, JEBI, 1999, Vol. 14,
No. 1.
9. Pemilihan dan Bentuk Fungsi Model Empirik: Studi Kasus Permintaan Uang Kartal Riil di
Indonesia, JEBI, 1999, Vol. 14, No. 4 (Penulis Pertama)
10. Menaksir Hasrat Masyarakat Memegang Uang, Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar UGM,
24 Juli 2000.
11. Kebijakan Moneter yang Tidak Diantisipasi dan Pengaruhnya Terhadap Komponen Pasar Uang
di Indonesia, Makalah disampaikan dalam Kongres ISEI XV, Batu, Malang, 13-15 Juli 2003.
12. Kebijakan Pemberdayaan Subsidi dan Bantuan dalam Mendorong Pertumbuhan NTB,
Makalah disampaikan dalam acara Musrenbang Provinsi NTB, Mataram, 17 April 2007.
13. Penilaian Kekayaan Negara & Daerah: Pendekatan Triangulasi, Makalah, Seminar Nasional
Penilaian, Kerjasama DJKN Depkeu dan MEP UGM, Yogyakarta, 9 Juni 2007.
14. Penilaian Tanah dan Aktiva Pertanahan, Makalah, Workshop Nasional Politik dan Kebijakan
Penilaian Tanah dan Aset Pertanahan, Badan Pertanahan Nasional, Jakarta, 28-29 November
2007.
15. Penerapan Nilai Wajar untuk Penilaian Aktiva Tetap dan Pengaruhnya Terhadap Besaran
Ekonomika, Makalah, Seminar Nasional Kerjasama MAPPI (Masyarakat Profesi Penilai
Indonesia) dan MEP UGM, Yogyakarta, 9 Agustus 2008.
16. Mengenal Makroekonomika Sintesis Neoklasik Baru, Makalah disampaikan dalam cereamah
di Program S3 FEB UGM, 13 Januari 2009.
17. Regresi Linier: Klasik vs Neoklasik, Makalah, Workshop Ekonometrika diselenggarakan oleh
Fakultas Ekonomi, Universitas Atmajaya Yogyakarta, 19 Maret 2009.
18. Regresi Linier (OLS vs TSLS) dan VAR, Makalah, Workshop Ekonometrika, BI, Yogyakarta, 26
Mei 2009.
19. Bank Indonesia Masa Depan, Makalah, Kompas, 22 Juli 2009
20. Mengenal Makroekonomika Konsensus Baru, Makalah, disampaikan dalam ceramah untuk
dosen-dosen PTN dan PTS se Bali, diselenggarakan oleh KBI Denpasar, 13 Agustus 2009.
21. Regresi Linier Klasik vs Neoklasik dan Beberapa Kemungkinan Model Inflasi Daerah, Makalah,
disampaikan dalam workshop di KBI Denpasar, 13 Agustus 2009.
22. Model Alternatif Perkiraan Inflasi Diterawang Ke Depan (Forward-looking Model), Makalah
disampaikan dalam FGD Evaluasi Inplementasi Inflation Targeting Framework, DKM BI, 9
Desember 2009.
23. Dampak Implementasi UU No. 28/2009 Terhadap Penerimaan Pemerintah, Makalah, Seminar
Nasional Program MEP FEB UGM Yogyakarta, 6 Maret 2010.
24. Ekonomika dan Tinjauan Kebijakan Perpajakan Properti di Indonesia, Makalah, Workshop Teknik NJOP
Berdasarkan UU No. 28/2009, PSEKP UGM, 27 Juli 2011.
25. Analisis Meta (Meta Analysis) untuk Ekonomika dan Bisnis, Makalah, Kuliah Umum, Program
Magister dan Doktor, FEB UGM, Yogyakarta, 30 Juli 2010.
26. Konsep dan Macam Indikator Ekonomi, Bahan Ajar, Pelatihan Kajian Perekonomian Regional,
Kantor Bank Indonesia Makasar, 1-2 Agustus 2010
27. Indikator Ekonomi untuk Kepentingan PBB dan BPHTB, dan Evaluasi Kinerja Penilaian, Bahan
Ajar, Penataran Pegawai Kadispenda Kota Denpasar, 24-25 November 2010.
28. Permodelan Makroekonomi, Bahan Ajar, Pelatihan untuk Dosen, mahasasiswa S2 dan S3
diselenggarakan oleh FEB UGM, Yogyakarta, 29-30 September 2011.
29. Ekonometrika, Permodelan dan Analisis Runtun Waktu, Bahan Ajar, Penataran untuk dosen,
mahasiswa S2dan S3 diselenggarakan oleh FEB UGM, Yogyakarta, 10-11 Oktober 2011.
30. Ekonometrika: Regresi Klasik vs Neoklasik dan Runtun Waktu, Bahan Ajar, Penataran untuk Peneliti
diselenggarakan PKPMAK Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta, 28 Oktober 2011.
31. Komponen Metodologi Riset dan Analisis Meta, Bahan Ajar, Pelatihan Metodologi Riset dan
Ekonometrika Aplikatif, kerjasama BI dan P2EB FEB UGM, 31 Oktober dan 6 Desember 2011.
32. Sumber dan Penggunaan Seigniorage: Kemungkinan Penerapannya dalam Sistem Akuntansi Bank
Indonesia, Makalah, Pembahasan Hasil Penelitian PPSK Bank Indonesia, Jakarta, 15 November 2011.
33. Makroekonomika Baru: Pendekatan IS-MP-MNKPC, Makalah, Kuliah Umum untuk dosen,
mahasiswa S2 dan S3 diselenggarakan oleh Program MEP FEB UGM, 7 Desember 2011.
34. Mengenal Ekonomika Penilaian Properti, Orasi Ilmiah, Dies ke 57 FEB UGM, 19 September
2012.
35. Pendidikan Profesi Penilai Masa Depan di Indonesia, Makalah, Sosialisasi Profesi Penilai Publik
diselenggarakan oleh PPAJP Sekjen Kemenkeu, Yogyakarta, 9 November.
36. Perspektif Ekonomika: Tanah Sebagai Faktor Produksi dalam Konteks Pengembangan Kota,
Makalah, Seminar Nasional Integrasi Manajemen Pertanahan dan Kebijakan Penataan Ruang
untuk Optimalisasi Fungsi dan Nilai Tanah, diselenggarakan oleh MAPPI dan PS Perencanaan
Wilayah dan Kota, Untar, Jakarta, 13 Desember 2012.
Melakukan riset kebijakan dengan Direktorat PBB & BPHTB, Ditjen Pajak, Kemenkeu,
Bank Indonesia dan Perum/PT Pegadaian seperti tersebut di atas.
VII. PENGALAMAN KERJA SAMA DENGAN MITRA DI UGM DAN DI LUAR UGM