Anda di halaman 1dari 35

Herbisida

 Herbisida; bahan kimia / kultar hayati yg


dpt menghambat ptbh/mematikan
tumbuhan.
 Herbisida mempengaruhi satu /lebih
proses (pembelahan sel, perkb jar,
pembentukan klorofil, fotosintesis,
respirasi, metabolisme nitrogen, aktv
enzim dsb) yg sangat diperlukan tbh utk
mempertahankan kelangsungan hidup.
Aplikasi Herbisida
 Penggunaan herbisida ideal :
 Tidak meracuni tanaman
 Murah
 Efektif mengendalikan gulma
 Tidak berdampak negatif di
lingkungan
 Aplikasi herbisida hrs memenuhi 5
tepat;
 Tepat dosis
 Tepat waktu
 Tepat sasaran
 Tepat jenis/mutu hbsd
 Tepat cara
Tepat harga terutama pd perusahaan besar
Persiapan aplikasi herbisida
 Hal yg perlu dihitung dlm aplikasi hbsd:
 Volume semprotan
 Kecepatan jalan
 Kebutuhan herbisida
 Kesalahan menghitung peubah tsb →
kegagalan, kesia-siaan, atau kerugian dlm
aplikasi hbsd
 Kerugian krn biaya pembelian & aplikasi
meningkat atau keracunan tanaman
Kalibrasi alat semprot
 Penyesuaian mekanisme kerja alat
dengan standar baku
 Standar baku pd penyemprotan adalah
penyemprotan secara merata
 penyemprotan merata; takaran herbisida
yg ditentukan tersebar ke seluruh areal,
shg tidak kelebihan atau kekurangan
Klasifikasi Herbisida
 1.Perbedaan derajat respon tumbuhan (tbh)
herbisida (selektivitas) : Selektif dan
nonselektif
 Selektif; herbsd bersifat lebih beracun pd tbh
tertentu daripada tbh lain
○ Contoh hbsd selektif 2,4-D, ametrin, diuron, oksiflourfen,
klomazon, karfentrazon
 Nonselektif; hbsd yg berracun bagi semua spesies
tbh yg ada
○ Contoh hbsd nonselektif; glifosat dan paraquat
Klasifikasi Herbisida
 2. Waktu aplikasi; ditentukan oleh teknik
budidaya tanaman, sifat herbisida, &
gulma sasaran.
○ Pratanam /preplanting, sbl tanam
Pratumbuh/preemergence, sbl gulma tumbh
Purnatumbuh/postemergence, stl gulma
tumbuh
 Aplikasi pratanam dilakukan sebelum
tanaman ditanam, tidak ditentukan kead
gulmanya (gulma tumbuh/belum)
 OTI (olah tanah intensif); aplikasi ke tanah
langsung
 TOT/OTM; aplikasi langsung ke gulma
 Aplikasi pratumbuh dilakukan pd tanah/ air
sbl gulma tumbuh. Biasa di OTI/OTS
 Hbsd diaplikasi membentuk lapisan tipis di pmk
tnh (akar/tajuk gulma kecb, menembus &
menyerap hbsd → teracuni)
 Contoh; ametrin, diuron, 2,4-D amina, imazapik,
metribuzin (pd tan tebu & ubikayu)
 Herbisida pratumbuh….lanjutan
 Oksadiazon, klomazon, metil metsulfuron,
oksifluourfen, propanil (tnm padi). Atrazin,
ametrin, metribuzin (tnm jagung)
 Aplikasi hbsd pascatumbuh dilakukan stl
gulma tumbuh
 Contoh pd persiapan lahan TOT : glifosat,
sulfosat, paraquat
 Pengendalian saat tanm tumbuh: glufosinat,
glifosat, paraquat (di karet, kopi, kakao,
sawit), 2,4-D ester (di padi), paraquat (jagung)
3. Klasifikasi berdasarkan
Media/jalur aplikasi herbisida
 Herbisida diaplikasi lewat daun/tajuk
gulma (foliar aplications) : hbsd pasca
tumbuh
 Ex. Glifosat, glufosinat, propanil, 2,4-D
 Hbsd aplikasi lewat tanah (soil application)
 Ex. Diuron, bromacil,2,4-D, oksadiazon,
oksifluorfen, ametrin, butaklor, metil
metsulfuron
4. Klasifikasi bdsk Tipe
translokasi hbsd dlm tumbuhan
 Kontak(tidak ditranslokasi);
mengendalikan gulma dg mematikan bag
gulma yg terkena kontak
 Hbsd kontak selektif: oksiflourfen, oksadizon,
propanil
 Hbsd kontak nonselektif: paraquat, glufosinat
 Sistemik (ditranslokasi); hbsd
ditranslokasikan dr tempat tjd kontak ke
bag lain/seluruh tb gulma
 Sistemik lewat tajuk: glifosat, sulfosat, 2,4-D
ester
 Sistemik lewat tanah: ametrin, atrazin,
metribuzin, 2,4-D amin, diuron
 Sistemik tdk selektif: glifosat, imazapir,
sulfosat
 Sistemik selektif: 2,4-D, ametrin, klomazon,
diuron
5.Klasifikasi herbisida bdsk gol bahan aktif

 Alifatik;asam alifatik mengand klor (dalapon)


dan arsenat organik
Amida; (propanil)
 Bipiridilium;
 Contoh : paraquat & dikuat
 Dinitroanilin
 Butralin dan pendimetalin
 Difenil eter
 Bifenoks, fluorodifen, oksifluorfen, &
klometoksinil
 Senyawa organofosforus
 Contoh glifosat
Formulasi herbisida
 Pencampuran bahan aktif (senyawa kimia
beracun yg dpt mengendalikan gulma sasaran)
dengan bahan tidak aktif (inert)
 Bahan tidak aktif berupa; tepung, pelarut
(minyak/air), perekat (sticker), pemencar
(dispenser), pembasah (wetting agent).
 Pencampuran b.a. hbsd dg bahan lain
dilakukan formulator utk tujuan praktis
 Pencampuran hbsd dg pelarut/ajuvan sbl
diaplikasikan oleh pemakai
Macam tipe formulasi
 Formulasi Cair
 Emulsiviable concentrates (EC)/pekatan
 Bahan aktif + pelarut minyak dan
pengemulsi (emulsifier) utk memudahkan
pencampuran
 Contoh
 Rogue 360/240 EC, Saturn D 600 EC,
Ronstar 250 EC, Starane 200 EC, Garlon
480 EC, Command 480 EC
 Solution (S, AS, SL, WSC) / larutan
 Bahan aktif herbisida langsung dilarutkan
dalam air
 Contoh
 Basmilang 480 AS, Basta150 WSC,Bimastar
240/120 AS, Knockut 120/120 AS, Round up
75 WSC, Sun up 480 AS,Solado 160 AS
 Flowables (F, FW, L)
 Padatan bahan aktif yg halus dicampur dg
cairan & inert lain shg berbentuk suspensi
 Contoh
 Bimaron 500 F, Follar 345/180 F
Formulasi Kering
 Granule (G, WDG) atau butiran
 G(granule); WDG(water dispersible granule)
 Formulasi kering tdr dr partikel diskrit
berukuran < 10 mm3 & dirancang utk
aplikasi tanpa pembawa air
 Bahan pembawa mudah menyerap cairan (liat,
tempurung, arang)
 Bahan aktif rendah (1-20 %)
 Contoh
 Ally 20 WDG, Trendy 20 WDG, Sunrice 15 WG
Daya Racun Herbisida
 Daya racun ditunjukkan angka toksisitas
akut uji lab pd tikus (LD50)

 LD50: juml/dosis bahan aktif (mg) dlm


setiap 1 kg bobot binatang uji dpt
mematikan 50% binatang uji
Kelas bahaya pestisida mnrt WHO
LD50 akut (tikus) formulasi (mg/kg)
Kelas
Oral Dermal

Padat Cair Padat Cair

Ia Sangat Berbahaya ≤5 ≤ 20 ≤ 10 ≤ 40

Ib Bahaya Tinggi 5-50 20-200 10-100 40-400

II Bahaya Sedang 50-500 200-2000 100-1000 400-4000

III Bahaya Rendah ≥ 5001 ≥ 2001 ≥ 1001 ≥ 4001

Sb.Tomlin 1997
LD50 Bbrp bahan aktif hbsd
Nama umum LD 50 (mg/kg) Nama umum LD 50 (mg/kg)

2,4-D* 639-764 Imazafir >5000

Alaklor 930-1350 Kloramben* >5000

Ametrin 1160 MCPA 900-1160

Atrazin 1896-3090 Metilmetsulfuron >5000

Dalapon* 7570-9330 Metolaklor 2780

Dikamba 1707 Metribuzin 2000

Diklorprop P 825-1470 Oksadiazon >5000


 Lanjutan LD50 hbsd….
Nama umum LD 50 (mg/kg) Nama umum LD 50 (mg/kg)
Diquat* 231 Oksifluorfen >5000
Diuron 3400 Paraquat* 157
Fenuron 6400 Pendimetalin 1050-1250
Glifosat 5600 Picloram >5000
Glufosinat 1620-2000 Pretilaklor 6099
Heksasinon 1690 Prometrin 5233
Imazkuin >5000 Propaclor* 550-1700
Imazapir >5000 Trifluralin >5000

 Sb. Tomlin(1997) dlm Sembodo,2010. sbg pembanding LD50 garam


dapur= 3750, DDT= 113-118, racun nyamuk ≥ 5000 mg/kg
Persistensi herbisida dlm tanah (DT50)
Nama umum Persistensi (hr) Nama umum Persistensi (hr)
2,4-D 10-30 Alaklor 1-3-

Ametrin 11-120 Atrazin 10-105

Dalapon 15-30 Dikamba <14

Diklorprop P 21-25 Dinosep 15-30

Diquat 500 Diuron 90-180

Fenuron 30-270 Glifosat 14-22

Heksasinon 30-180 Imazakuin 60

Imazapir 90-180 Imazetafir 30-90

Kloramben 40-60 Kloroxuron 300-400


 LANJUTAN PERSISTENSI…
Nama umum Persistensi (hr) Nama umum Persistensi (hr)

MCPA 30-180 Metil metsufuron 7-45

Metolaklor 20 Oksadiazon 90-120

Monuron 150-350 Oksifluorfen 5-55

Paraquat 500 Pendimetalin 90-120

Picloram 30-90 Pretilaklor 30

Prometrin 14-158 Propaclor 30-50

Propanil 30-42 Trifluralin 57-126


Syarat yg hrs dipenuhi dlm kalibrasi

 Alat & operator saat kalibrasi maupun


aplikasi sama
 Tekn tangki kecp jalan operator konstan
 Kalibrasi hrs di lahan yg disemprot
 Perlu pengulangan kalibrasi (untuk
memperkecil bias)
Kondisi yg perlu kalibrasi
 Sprayer baru pertama digunakan
 Tdp perubahan/penggantian alat, bagian
alat (nosel), atau operator
 Sprayer sdh lama tdk dipakai
 Tdp perubahan peubah aplikasi;
kecepatan jalan operator, volume
semprot, atau tekanan dlm tangki
Metode kalibrasi alat semprot
 Metode Luas
 Tujuan utk menentukan volume semprot
 Syarat tekanan tangki & kecep jalan konstan
 Metode luas lebih mudah diterapkan
 Lahan skala sempit/ petani
 Alat semprot punggung (knapsack sprayer),
nosel bidang semprot bentuk kipas (ICI);
warna nosel memp lebar bid semprot beda.
Merah (2m), biru (1,5m), hijau (1m), kuning
(0,5m) bila posisi nosel setinggi ≈ 45 cm.
 Metode waktu
 Tujuan menentukan kecpatan jalan operator
 Syarat volume semprot sudah ditentukan

 Metode waktu lebih mudah diterapkan


 Penyemprotan dg boom sprayer (traktor/
pesawat terbang)
 Tiokarbamat
 Tiobenkarb & molimat
 Aktif dalam tanah
 Mengendalikan gulma rumput & daun
lebar fase kecambah
 Mempengaruhi proses biosintesa lemak
 Persistensi relatif pendek
 Aplikasi PPI ( preplanting incorporated)
 Sulfonilurea
 Mengganggu aktivitas enzim acetolaktat
(enzim pembentuk as. amino esensial)
 Akibat terhenti sintesa enzim tsb ptbh gulma
berhenti & mati.
 Gejala terlihat 1-2 hari stl aplikasi
 Polisiklik alkanoat
 Fenoksaprop
 Mengendalikan jenis gulma rumputan
 Lain-lain (tdk jelas pengelompokannya)
 Beda bhn kimia, selektivitas, polakerja
 Bentazon, klometoksinil,cinmetilin,
oksadiazon,quinklorak
 Triazin
 Simetrin, dimetametrin, atrazin, ametrin
 Aplikasi pra dan pasca tumbuh
 Mengendalikan gulma rumput& daun
lebar
 Menghambat proses fotosintesis
(mengikat elektron pd fotosistem II dlm
skema Z pembentukan ATP & NADPH2
terganggu)

Anda mungkin juga menyukai