PBB
Sektor P2
• Pedesaan
• Perkotaan
Sektor P3
• Pertambangan
• Perhutanan
• Perkebunan
DASAR HUKUM
P2
• Tentang Pajak dan Retribusi
Daerah
• UU No 12 Tahun 1985
P3
• Diubah menjadi UU No. 12 Tahun
1994
• Tentang Perubahan Pajak Bumi
dan Bangunan
OBJEK PAJAK P2 PS. 77 AYAT 1
Bumi: permukaan bumi yang
meliputi tanah dan perairan
pedalaman serta laut wilayah
kabupaten/kota.
Bangunan: konstruksi teknik
yang ditanam atau dilekatkan
secara tetap pada tanah
dan/atau perairan pedalaman
serta laut wilayah
kabupaten/kota.
Kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha
perkebunan, pertambangan, dan perhutanan.
OBJEK PAJAK P3 PS. 2 AYAT 1
Bumi: permukaan bumi yang
meliputi tanah dan perairan
pedalaman serta laut wilayah
Indonesia, dan tubuh bumi
yang ada di dalamnya.
Bumi/Tana
Bangunan
h
Letak Bahan
Peruntukan Rekayasa
Pemanfaat
an Letak
Kondisi Kondisi
lingkungan, lingkungan,
Dll. Dll.
NILAI JUAL OBJEK PAJAK TIDAK KENA PAJAK (NJOPTKP) SEKTOR P2 PS 77 AYAT 4
-
NJOPKP = Rp 133.000.000
Tarif PBB = 0,1% X NJOPKP = Rp 133.000
…….
dst
Klasifikasi Nilai Jual Bangunan
(Kelompok A)
Klas Penggolongan Nilai Jual BGN Nilai Jual BGN
(Rp/M2) (Rp/M2)
1 >1.034.000 s/d 1.366.000 1,200,000
2 >902.000 s/d 1.034.000 968,000
3 >744.000 s/d 902.000 823,000
4 >656.000 s/d 744.000 700,000
5 >534.000 s/d 656.000 595,000
6 >476.000 s/d 534.000 505,000
7 >382.000 s/d 476.000 429,000
8 >348.000 s/d 382.000 365,000
9 >272.000 s/d 348.000 310,000
10 >256.000 s/d 272.000 264,000
11 >194.000 s/d 256.000 225,000
12 >188.000 s/d 194.000 191,000
13 >136.000 s/d 188.000 162,000
14 >128.000 s/d 136.000 132,000
15 >104.000 s/d 128.000 116,000
16 >92.000 s/d 104.000 98,000
17 > 74.000 s/d 92.000 83,000
18 >68.000 s/d 74.000 71,000
19 >52.000 s/d 68.000 60,000
20 <=52.000 50,000
Klasifikasi Nilai Jual Bangunan
(Kelompok B)
Klas Penggolongan Nilai Jual BGN Nilai Jual BGN
(Rp/M2) (Rp/M2)
1 > 14.700.000 s/d 15.800.000 15.250.000
2 > 13.600.000 s/d 14.700.000 14.150.000
3 > 12.550.000 s/d 13.600.000 13.075.000
4 > 11.550.000 s/d 12.550.000 12.050.000
5 > 10.600.000 s/d 11.550.000 11.075.000
6 > 9.700.000 s/d 10.600.000 10.150.000
7 > 8.850.000 s/d 9.700.000 9.275.000
8 > 8.050.000 s/d 8.850.000 8.450.000
9 > 7.300.000 s/d 8.050.000 7.675.000
10 > 6.600.000 s/d 7.300.000 6.950.000
11 > 5.850.000 s/d 6.600.000 6.225.000
12 > 5.150.000 s/d 5.850.000 5.500.000
13 > 4.500.000 s/d 5.150.000 4.825.000
14 > 3.900.000 s/d 4.500.000 4.200.000
15 > 3.350.000 s/d 3.900.000 3.625.000
16 > 2.850.000 s/d 3.350.000 3.100.000
17 > 2.400.000 s/d 2.850.000 2.625.000
18 > 2.000.000 s/d 2.400.000 2.200.000
19 > 1.666.000 s/d 2.000.000 1.833.000
20 > 1.366.000 s/d 1.666.000 1.516.000
Contoh Perhitungan
WP B. NJOP > Rp. 500 jt s.d Rp1
M
Perhitungan :
NJOP Bumi = 500m2 X Rp 600.000 = Rp 300.000.000
NJOP Bangunan , terdiri dari :
a. Hunian = 300m2 X Rp 500.000 = Rp 150.000.000
b. Taman = 100m2 X Rp 150.000 = Rp 15.000.000
c. Pagar = 200m X1,5mX Rp 200.000 = Rp 60.000.000
+
Total NJOP Bangunan = Rp 225.000.000
Jmlh NJOP Bumi & Bangunan = Rp 525.000.000
NJOPTKP (NJOP Tidak Kena Pajak) = Rp 12.000.000
–
NJOPKP = Rp 513.000.000
Tarif PBB = 0,125% X NJOPKP = Rp 641.250
OP - 1 OP - 2
Jl. Melati Jl. Mawar
NJOP tanah = Rp300 juta NJOP tanah = Rp900 juta
NJOP bng = Rp200 juta NJOP bng = Rp500 juta
NJOP t+b = Rp500 juta NJOP t + b = Rp1,4 M
NJOPTKP = 0 NJOPTKP = Rp 12 juta
NJOP utk NJOP utk
perht.PBB = Rp500 juta perht. PBB = Rp1,388 M
PBB = 0,1% x Rp500 juta PBB = 0,16% x Rp1,388 M
= Rp500.000,- = Rp2.220.800,- 21
Rp500 rb / M2
19
Perhitungan PBB atas satu objek
2 yang NJOPnya beragam
1
Misal :
Luas tanah 1 : 900 M2 ; Nilai: 900 jt
Luas tanah 2 : 900 M2 ; Nilai: 450 jt
Rp1 juta / M2
Luas tanah 1 & 2 = 1.800 M2 ; Nilai :1.350 jt
Nilai tanah / M2 = 1.350 jt : 1.800 = Rp750 rb
Nilai tanah Rp750 rb/M2 masuk Klas A.17
Utk perhitungan PBB Klas A.17= Rp802.000 / M2
22
Perhitungan PBB atas Rumah Susun / Apartemen 20
Contoh :
Luas Tanah : 5.000 M2 ; NJOP = Rp3.100.000,-/ M2
Bangunan hunian : 100 unit , tipe 120 ; NJOP = Rp1.200.000 / M2
Bang. sarana : Jl. lingkungan : 300 M2 ; NJOP = Rp700.000,- / M2
Parkir : 2.000 M2 ; NJOP = Rp823.000,- / M2
K. renang : 600 M2 ; NJOP = Rp968.000,- / M2
Lift : 1.500 M2 ; NJOP = Rp968.000,- / M2
Tahun Pajak
Adalah jangka waktu satu tahun kalender, yaitu
dari tanggal 1 Januari s/d 31 Desember
SPOP
BERDASARKAN
SKP PEMERIKSAAN/DATA LAIN
SPOP TIDAK BENAR
S
P
P
T
26
S
P
P
T
27
PENDAFTARAN & PENDATAAN
(PS. 9 & 10 )
PENDAFTARAN :
WP AKTIF mengambil,mengisi dan mengembalikan SPOP.
SPOP harus diisi : Jelas, Benar, Lengkap….Tanda Tangan
SPOP dikirim ke KPP Pratama dalam waktu 30 hari, lewat 30
har i terbit Surat Tegoran, SPOP kembali, terbit: SPPT, STTS,
DHKP.
PENDATAAN : FISKUS AKTIF
28
PENDATAAN
Pasal 9 ayat (1), (2), (3)
SPOP
WAJIB PAJAK
MENGISI SPOP
• JELAS
• BENAR
• LENGKAP
• DITANDATANGANI
29
NOMOR OBJEK PAJAK (NOP)
STRUKTUR NOP
Misalnya NOP : 31.73.050.001.004-0056.0
Kode 31.73.050.001 adalah kode wilayah kelurahan Rawasari, kecamatan Cempaka
Putih, Jakarta Pusat
Kode 004 adalah kode blok 004 di kelurahan tersebut
Kode 0056 adalah nomor urut 0056 di blok tersebut
Tanda khusus : 0 adalah kode
30
PEMBAYARAN DAN PEMBAGIAN
HASIL PENERIMAAN
PAJAK
BUMI DAN BANGUNAN
TATA CARA PEMBAYARAN
DAN PENAGIHAN
Pasal 101
DASAR PENAGIHAN
SEJAK
SEJAK
SPPT 66bulan
bulan
DD TEMPAT
TEMPAT
II PEMBAYARAN
PEMBAYARAN
TT Bank
Bank
SKPD 11bulan
bulan Tempat
Tempatlain
lainyg
yg
EE
RR ditunjuk
ditunjuk
II
M
M
SS TT P
PDD 11bulan
bulan AA
DIKEM- SKPD
30 Hari BALIKA TIDAK +Denda 25%
SPOP
N Dari pokok
pajak
YA
SPPT SKPD
Ternyata SPOP tdk + denda 25 %
benar (ketetapan dari selisih pajak
kurang) terutang
6 bulan
JATUH
1 bulan
TEMPO
7
hr
STPD 1
TEGORAN 21 SURAT
+ bunga 2 % bln JATUH PAKSA
sebulan hr
TEMPO
(maks 24 bln)
Paling 2X24 JAM
cepat
PERMINTAAN 10 hari
KLN SURAT PERINTAH
JADWAL & WAKTU MELAKUKAN
PELELANGAN PENYITAAN
KEBERATATAN & BANDING PBB
KEBERATAN
(Pasal 103)
SKPDKB Pemotongan/pemungutan
SKPD SKPDKBT oleh pihak ketiga
SPPT SKPDN
SKPDLB
KEPUTUSAN:
Menerima
z..z..z Menolak
Maks 3 Maks. Menambah
bln sejak KEPALA 12 bln [Pasal 104 (2)]
diterima DAERAH
SKPD
BANDING
SK
KEBERATAN
PASAL 105
Maks. 3 bln sejak SK
Keberatan diterima
BANDING
(Menolak)
Wajib Pajak
(Menerima) PEMBAYARAN
Pembetulan, Pembatalan,
Pengurangan Ketetapan
KARENA ALPA
DENGAN SENGAJA
1) Pejabat atau tenaga ahli yang ditunjuk oleh Kepala Daerah yang karena
kealpaannya tidak memenuhi kewajiban merahasiakan hal sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 172 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pidana denda paling banyak Rp.
4.000.000,00 (empat juta rupiah).
2) Pejabat atau tenaga ahli yang ditunjuk oleh Kepala Daerah yang dengan sengaja
tidak memenuhi kewajibannya atau seseorang yang menyebabkan tidak
dipenuhinya kewajiban pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 172 ayat (1)
dan ayat (2) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) tahun dan
pidana denda paling banyak Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).
3) Penuntutan terhadap tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) hanya dilakukan atas pengaduan orang yang kerahasiaannya dilanggar.
4) Tuntutan pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) sesuai
dengan sifatnya adalah menyangkut kepentingan pribadi seseorang atau Badan
selaku Wajib Pajak atau Wajib Retribusi, karena itu dijadikan tindak pidana
pengaduan.
BEA PEROLEHAN HAK
ATAS TANAH DAN
BANGUNAN
(BPHTB)
DASAR HUKUM
UU RI NO 28 THN 2009
TENTANG
PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH
WAJAR
HAK MILIK
HAK GUNA USAHA DIATUR DALAM UUPA
HAK GUNA BANGUNAN (UU No. 5/1960)
HAK PAKAI
Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun: milik atas satuan yang
bersifat perseorangan dan terpisah. Hak milik atas satuan
rumah susun meliputi pula hak atas bagian bersama,
benda bersama, dan tanah bersama yang semuanya
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan
satuan yang bersangkutan.
HAK ATAS TANAH (3)
Konversi hak adalah perubahan hak dari hak lama mejadi hak
baru menurut UUPA, termasuk pengakuan hak oleh
pemerintah.
Konversi hak ini pada dasarnya tidak merupakan peralihan
hak atas tanah, karena subyek hukum yang memiliki hak
tersebut sebelum dilakukan konversi adalah sama dengan
setelah dilakukannya konversi hak.
Yang berubah adalah jenis hak atas tanah yang dimiliki oleh
subyek hukum tersebut sebagai akibat dari dilakukannya
konversi hak.
Karena tidak ada peralihan hak maka tidak ada perolehan hak
baru akibat konversi hak, sehingga bukan merupakan obyek
BPHTB.
Sebagai contoh adalah peningkatan hak dari Hak Guna
OBJEK PAJAK YANG DIPEROLEH ORANG PRIBADI/BADAN KARENA
PERBUATAN HUKUM LAIN TANPA PERUBAHAN NAMA
5%
Misalnya: Untuk Kota Yogyakarta adalah 5% dan PPh penjualan HTB 2,5%
SUBJEK PAJAK
PASAL 86
“ORANG PRIBADI ATAU BADAN YANG MEMPEROLEH HAK ATAS TANAH DAN
BANGUNAN”
WAJIB PAJAK
SUBJEK PAJAK
DASAR PENGENAAN
PASAL 87
- JUAL BELI
- TUKAR MENUKAR
- PENUNJUKAN PEMBELI
- HIBAH - WARIS NJOP PBB
DLM LELANG
- PEMBERIAN HAK BARU
- dsb-nya
NPOPTKP
68
Penetapan NPOPTKP Regional per Kab/Kota
* Hibah wasiat yang diterima orang pribadi yang masih dalam hubungan keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat ke atas atau
satu derajat ke bawah dengan pemberi hibah wasiat, termasuk suami/istri).
70
Cara Penghitungan Pajak
Pasal 89
ATAU
Bila NJOP digunakan sebagai dasar pengenaan:
Pada tanggal 8 Juni 2014, “Tuan Budi” membeli tanah yang terletak di Kelurahan
Maguwoharjo dari “Nona Ani” dengan Nilai Perolehan Obyek Pajak (NPOP) Rp
160.000.000,00 sedangkan Nilai Jual Objek Pajak yang digunakan sebagai dasar
pengenaan PBB adalah Rp 150.000.000,00. Nilai Perolehan Obyek Pajak Tidak
Kena Pajak (NPOPTKP) untuk perolehan hak karena jual beli untuk Kota Yogyakarta
adalah Rp 60.000.000,00, maka besarnya BPHTB yang terutang adalah :
NPOP Rp160.000.000
NPOPTKP Rp 60.000.000 ( - )
NPOP kena pajak Rp 100.000.000
BPHTB terutang (5% x Rp. 100.000.000) Rp5.000.000.
PPh penjual (2,5% x Rp160.000.000) = Rp4.000.000.
CONTOH PERHITUNGAN BPHTB WARIS
Wajib Pajak wajib membayar pajak yang terutang dengan tidak mendasarkan pada adanya
surat ketetapan
Dibayar ke Kas Daerah melalui Kantor Pos dan atau Bank BUMN atau Bank BUMD atau
tempat pembayaran lain yang ditunjuk oleh Kepala Daerah
Tata cara pembayaran pajak diatur lebih lanjut dengan Keputusan Menteri/Bupati/Walikota
Pembayaran Bea Perolehan Hak Atas
Tanah atau/Bangunan
Wajib Pajak
Setor
ke
Bank Persepsi / Kantor Pos
Operasional V
Sebelum:
a. Akta pemindahan hak atas tanah dan atau bangunan ditandatangani oleh Pejabat Pembuat
Akta Tanah (PPAT)/Notaris;
b. Risalah lelang untuk pembeli ditandatangani oleh Kepala Kantor Lelang / Pejabat Lelang;
c. dilakukan pendaftaran hak oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota dalam hal:
1) pemberian hak baru;
2) pemindahan hak karena pelaksanaan Putusan Hakim, warisan
atau Hibah Wasiat
Dengan
menggunakan
Surat Setoran
Pajak Daerah (SSPD)
PENETAPAN PAJAK
Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB)
Pasal 97 Ayat 1 Huruf a
SPPT, SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, STPD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan,
dan Putusan Banding, yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah merupakan dasar
penagihan pajak dan harus dilunasi dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal
diterbitkan.
Harus dilunasi dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan sejak
diterima oleh Wajib Pajak
BERDASARKAN
Pajak yang terutang berdasarkan SPPT, SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, STPD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat
Keputusan Keberatan, dan Putusan Banding
SKBKB
SKBKBT KEPUTUSAN:
KEPALA DAERAH Menerima
SKBLB Menolak
Menambah
SKBN Maks 3 bln sejak Maks. 12 [Pasal 104 (2)]
diterima SKPD bln
BANDING
PASAL 105
Mengajukan Banding ke
WP Menolak
Badan Peradilan Pajak
PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN (Pasal 165)
Karena permohonan WP
Karena pengajuan Antara lain dalam hal :
Pengurangan yang • Kelebihan
Kelebihan pembayaran
pembayaran
diterima •• Terlanjur bayar ttp
Perolehan
Perolehan haknya
haknya batal
batal
Karena keberatan/
Banding
Banding yang
yang dikabul
dikabul
Kan sebagian atau
seluruhnya
seluruhnya Dilakukan pemeriksaan
WP SERAHKAN SSB
(1) PPAT PENANDA TGN AKTE
KEPALA KANTOR BIDANG PERTANAHAN BERWENANG TERBITKAN PEMBERIAN HAK MELANGGAR PS 91 AYAT (3)