Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN DISKUSI

MODUL 6 PROFESIONAL
PEMODELAN MATEMATIKA DAN
METODE NUMERIK
Materi Modul 6 Profesional
KB 1 : Pemodelan Matematika
• Pengertian dan langkah-langkah penyelesaian
KB 2 : Pemodelan dalam Pembelajaran
Matematika
• Aplikasi pemodelan matematika dalam
kehidupan sehari-hari
KB 3 : Metode Numerik
• Aproksimasi kesalahan (galat)
• Metode numerik
Materi Modul 6 Profesional
Materi Esensial :
• Pemodelan Matematika
 Menentukan Model matematika yang tepat dari suatu
permasalahan sehari-hari atau permasalahan dalam
bidang teknik
• Aproksimasi Kesalahan (Galat)
 Menggunakan konsep galat mutlak dan galat relatif

• Metode Numerik
(Tidak dipelajari di sekolah dan tidak terdapat di kisi-
kisi UP)
Pengertian Pemodelan Matematika
• Pemodelan matematika dapat diartikan
sebagai proses penyusunan model, yang
berangkat dari situasi nyata menjadi model
matematika, atau merupakan keseluruhan
dari penerapan proses pemecahan masalah
atau suatu jenis pengkaitan antara dunia nyata
dengan matematika.
Langkah-Langkah Pemodelan
Matematika
Menurut Skemp
Langkah-Langkah Pemodelan
Matematika
Diadaptasi dari The Psychology of Learning
Mathematics, Richard R. Skemp,1975,p.238).
1. memahami masalah di bidang yang
bersangkutan,
2. menyusun model matematika,
3. menyelesaikan model matematika (mencari
jawaban model),
4. menafsirkan jawaban model menjadi jawaban
atas masalah yang nyata
Langkah-Langkah Pemodelan
Matematika
Menurut Blum dan Leiss
Langkah-Langkah Pemodelan
Matematika
Menurut Blum dan Leiss (2006)
1. memahami terhadap masalah yang dihadapi (MEMBANGUN)
2. menyederhanakan masalah atau menyusun struktur, misalnya
dengan membuat tabel, diagram, atau skema
(MENYEDERHANAKAN)
3. menyusun model matematika melalui proses abstraksi dan
idealisasi (MEMATEMATISASI)
4. menyelesaikan model matematika dengan melakukan operasi dan
manipulasi untuk memperoleh jawaban model (MENGERJAKAN
SECARA SISTEMATIS)
5. menafsirkan jawaban model berdasar pada masalah yang
sebenarnya (MENAFSIRKAN)
6. memvalidasi apakah jawaban menjawab pertanyaan masalah
sebenarnya (MEMVALIDASI)
7. menyajikan model yang mungkin berlaku lebih luas (MENYAJIKAN)
• Model dari dari Blum dan Leiss (2005) cocok
digunakan untuk matematisasi kompleks,
sedangkan untuk matematisasi tunggal,
misalnya untuk mendukung aktifitas siswa
dalam menyelesaikan masalah pemodelan di
kelas lebih cocok menggunakan model dari
Skemp
Contoh Soal
• Seorang tukang bangunan ingin membuat tangga
pada sebuah gedung, dimana tangga tersebut
ditopang oleh 10 tiang penyangga yang jarak
antara tiang satu dengan tiang lainnya sama
semua. Tiang penyangga yang paling tinggi
adalah 1. 275 cm, dan yang terpendek adalah 60
cm. Tinggi tiang penyangga yang ke - 6 adalah ...

Penyelesaian
Langkah 1.
Akan dibuat tangga pada sebuah gedung yang ditopanag oleh 10 tiang penyangga. Jarak antar tiang sama.
Tinggi tiang yang paling panjang 1.275 cm dan yang terpendek 60 cm.

Langkah2.
Diketahui:
Banyak penyangga bidang miring tersebut adalah 10 tiang  𝑛 = 10
Tinggi penyangga yang paling tinggi adalah 1. 275 cm  𝑈10 = 1275
Tinggi penyangga yang paling pendek adalah 60cm  𝑈1 = 𝑎 = 60
Ditanyakan: Tinggi tiang penyangga yang ke – 6  𝑈6 =?

Langkah 3
Un=a+(n−1)b
𝑈10 = 60 + 10 − 1 𝑏
1275 = 60 + 9𝑏
1215 = 9𝑏
𝑏 = 135
Sehingga
U6=a+(n−1)b
=60+(6−1)b
=60+5. 135
=60 + 675
=735

Langkah 4
Jadi, tinggi tiang penyangga yang ke - 6 adalah 735 cm
Solusi
Masalah Analitik
Matematika Solusi
Numerik
Dalam berbagai materi pelajaran Matematika telah
diberikan berbagai alat matematika untuk menyelesaikan
permasalahan.
• Misalnya dalam materi kalkulus, telah diajarkan
pencarian turunan suatu fungsi (derivatif) dan integral
suatu fungsi (anti derivatif).
• Pada materi aljabar linier, telah diberikan pencarian
solusi sistem persamaan linier menggunakan eliminasi,
substitusi dan operasi baris elementer.
Hal-hal tersebut merupakan penyelesaian analitik atau
solusi eksak.

Namun pada kenyataannya tidak setiap permasalahan


yang ditemui mampu diselesaikan secara analitis,
disebabkan tingkat kerumitannya. Oleh karena itu
diperlukan metode numerik untuk menyelesaikannya.
Metode Numerik
• Metode numerik merupakan suatu metode untuk menyelesaikan
masalah-masalah matematika dengan menggunakan sekumpulan
aritmatik sederhana dan operasi logika pada sekumpulan bilangan
atau data numerik yang diberikan.
• Metode komputasi yang digunakan disebut algoritma, dalam
algoritma tersebut akan muncul istilah iterasi yaitu pengulangan
proses perhitungan.
• Perhitungan dengan metode numerik adalah perhitungan yang
dilakukan secara berulang-ulang untuk terus-menerus memperoleh
hasil yang semakin mendekati nilai penyelesaian yang sebenarnya.
Hasil yang dihasilkan dari perhitungan numerik disebut hasil
numerik/hampiran/aproksimasi.
• Galat numerik timbul karena adanya ketidaksesuaian antara yang
nilai sebenarnya dan nilai pendekatan. Galat merupakan selisih
antara nilai sebenarnya dengan nilai pendekatannya.
Galat
Galat adalah selisih nilai hasil perhitungan antara
solusi eksak dan solusi numerik.
Contoh :
Misalnya nilai 𝜋 yang merupakan perbandingan
keliling lingkaran dengan diameternya. Dengan
menggunakan meteran, suatu lingkaran dengan
diameter 7 cm menghasilkan keliling lingkaran 22
cm. Hasil numerik akan memberikan nilai 3,14 jika
dibulatkan sampai dua angka desimal. Maka selisih
antara 22/7 dengan 3,14 disebut sebagai galat.
Sumber-sumber Galat
• Galat pembulatan
Galat yang timbul karena keterbatasan
komputer dalam menyajikan bilangan riil
Contoh : bilangan 1/6 = 0.1666666666… di
dalam komputer 6-digit tersebut adalah
0.166667. Galat pembulatannya adalah 1/6 –
0.166667 = -0.000000333.
• Galat Pemotongan
Galat pemotongan adalah galat yang ditimbulkan oleh
pembatasan jumlah komputasi yang digunakan pada
proses metode numerik. Banyak metode dalam metode
numerik yang penurunan rumusnya menggunakan proses
iterasi yang jumlahnya tak terhingga, sehingga untuk
membatasi proses penghitungan, jumlah iterasi dibatasi
sampai langkah ke n. Hasil penghitungan sampai langkah
ke n akan menjadi hasil hampiran dan nilai penghitungan
langkah n ke atas akan menjadi galat pemotongan dalam
hal ini galat pemotongan akan menjadi sangat kecil sekali
jika nilai n di perbesar.
• Galat Total
Galat akhir atau galat total atau pada solusi numerik
merupakan jumlah galat pemotongan dan galat
pembulatan.
• Galat eksperimental.
Galat yang timbul dari data yang diberikan, misalnya
karena kesalahan pengukuran, ketidaktelitian alat ukur
dan sebagainya.
• Galat Pemrograman
Galat yang terdapat di dalam program sering dinamakan
dengan kutu (bug). Dan proses penghilangan galat
dinamakan penirkutuan (debugging).
Menghitung Galat
• Hubungan antara hasil yang eksak atau yang
sebenarnya, hasil aproksimasinya serta
galatnya dapat dirumuskan sebagai berikut :

• Galat numerik adalah ketidaksesuaian


(dispency) antara yang sebenarnya dan
aproksimasi:
Galat Mutlak (Salah Mutlak)

Salah mutlak = 1/2 x Satuan ukuran terkecil


Batas atas hasil pengukuran
Batas atas = hasil pengukuran + salah mutlak
Batas bawah hasil pengukuran
Batas bawah = hasil pengukuran – salah mutlak

Contoh :
Tentukan satuan ukuran terkecil dari hasil pengukuran di bawah ini :
a. 12 kg
b. 5,9 m
c. 6,17 volt
Jawab :
a. Satuan ukuran terkecilnya adalah 1 kg
b. Satuan ukuran terkecilnya adalah 0,1 m
c. Satuan ukuran terkecilnya adalah 0,01 volt
Galat Relatif

Sebagai contoh, seorang anak melaporkan panjang kawat


99 cm, padahal panjang sebenarnya 100 cm. galatnya
adalah 100 – 99 = 1 cm. Anak yang lain melaporan
panjang sebatang pensil 9 cm, padahal panjang
sebenarnya 10 cm, sehingga galatnya juga 1 cm. Kedua
galat pengukuran sama-sama bernilai 1 cm, namun galat
1 cm pada pengukuran panjang pensil lebih berarti
daripada galat 1 cm pada pengukuran panjang kawat. Jika
tidak ada informasi mengenai panjang sesungguhnya, kita
mungkin menganggap kedua galat tersebut sama saja.
Untuk mengatasi interpretasi nilai galat ini, maka galat
harus dinormalkan terhadap nilai sejatinya. Gagasan ini
melahirkan apa yang dinamakan galat relatif.
Galat relatif juga dapat dinyatakan dalam persen

Apabila kita menemui masalah nilai sejati yang


belum diketahui, kita dapat melakukan cara
alternatif yaitu dengan menormalkan galat
menggunakan taksiran terbaik dari nilai
sebenarnya, yang kemudian disebut galat relatif
hampiran.
Contoh Soal UP
Pengukuran terhadap segitiga dengan memperhatikan ukuran ke cm terkecil. Hasil
pengukuran alasnya 45 cm dan tingginya 55 cm. Tentukan kesalahan relatif dari luas
segitiga tersebut!
Penyelesaian :
Dik : alas = 45 cm
tinggi = 55 cm
Dit : kesalahan relatif dari luas segitiga?
Jawab :
Satuan Pengukuran Terkecil = 1 cm
Kesalahan Mutlak (panjang) = ½ x 1 cm = 0,5 cm
Kesalahan Mutlak (Luas) = 0,5 x 0,5 = 0,25
Luas segitiga = ½ (a x t) = ½ (45 x 55) = 1237,5
Kesalahan Relatif = Kesalahan Mutlak : Nilai Sebenarnya
= 0,25 : 1237,5
= 0,0002020
Jadi, kesalahan relatif dari luas segitiga tersebut adalah 0,0002020

Anda mungkin juga menyukai