Anda di halaman 1dari 74

KELOMPOK A

 Ulyatul Hikmah (4201416001)


 Desvika Restu Setyaningsih (4201416016)
 Cucu Edit Purnama (4201416032)
 Farisa Dina Shafira (4201416049)
 Cahaya merupakan gelombang transversal yang termasuk gelombang elektromagnetik.

Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 × 108 𝑚/𝑠 . Cahaya
merupakan sebuah energi yang memiliki bentuk berupa gelombang elekromagnetik yang
kasat mata dengan panjang gelombang tersebut sekitar 380–750 nm.

 Pada bidang ilmu fisika, cahaya merupakan radiasi elektromagnetik, baik itu dengan panjang

gelombang yang kasat mata maupun tidak. Selain itu, cahaya ialah suatu paket partikel yang
disebut foton.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 2


 Sifat-sifat cahaya adalah sebagai berikut:
1. Cahaya dapat mengalami pemantulan (refleksi)
2. Cahaya dapat mengalami pembiasan (refraksi)
3. Cahaya dapat mengalami pelenturan (difraksi)
4. Cahaya dapat dijumlahkan (interferensi)
5. Cahaya dapat diuraikan (dispersi)
6. Cahaya dapat diserap arah getarnya (polarisasi)
7. Cahaya bersifat sebagai gelombang dan partikel

The Power of PowerPoint | thepopp.com 3


 Optika geometris adalah ilmu yang mempelajari tentang cahaya terutama

mengkaji sifat-sifat cahaya, hakikat, dan pemanfaatanya untuk


mempermudah kegiatan manusia. Dalam ilmu fisika, optika dibedakan
menjadi dua yaitu optika fisis dan optika geometris.

 Optika fisis mengkaji sifat interferensi, difraksi, dan polarisasi cahaya,

sedangkan optika geometris lebih mengkaji sifat pemantulan dan


pembiasan cahaya.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 4


OPTIKA GEOMETRI

The Power of PowerPoint | thepopp.com 5


1. HUKUM PEMANTULAN DAN PEMBIASAN
 Pada gambar di atas seberkas cahaya jatuh pada

permukaan batas dua medium 1 (udara) dan medium 2


(air), maka sebagian dipantulkan oleh permukaan dan
sebagian lagi dibelokkan masuk ke dalam medium 2.

udara ′ Berkas gelombang datang digambarkan dengan garis


lurus, sinar datang, sejajar dengan arah perambatan.
Kita anggap berkas datang pada gambar adalah
air gelombang datar dengan muka gelombangnya tegak
lurus sinar datang. Sudut datang (𝜃1 ), sudut refleksi (𝜃1 ′)
dan sudut refraksi (𝜃2 ) diukur dari normal bidang batas
ke sinar yang bersangkutan.

Gambar 1.1 Pemantulan dan pembiasan pada


permukaan batas udara air
Berdasarkan hasil percobaan, diperoleh hukum-hukum mengenai pemantulan dan pembiasan
sebagai berikut:
1. Sinar yang dipantulkan dan dibiaskan terletak pada satu bidang datar yang dibentuk oleh
sinar datang dan normal bidang batas di titik datang.
2. Untuk pemantulan berlaku: sudut datang = sudut pantul, (𝜽𝟏 = 𝜽′𝟏 )
3. Untuk pembiasan berlaku: perbandingan sinus sudut datang dengan sinus sudut bias
berharga konstan.

𝒔𝒊𝒏 𝜽𝟏 𝒏𝟐
= = 𝒏𝟐𝟏
𝒔𝒊𝒏 𝜽𝟐 𝒏𝟏

The Power of PowerPoint | thepopp.com 7


Hukum pembiasan dapat ditulis:
Keterangan:
𝜃1 = Sudut datang
𝒏𝟏 𝒔𝒊𝒏 𝜽𝟏 = 𝒏𝟐 𝒔𝒊𝒏 𝜽𝟐 𝜃2 = sudut refraksi (sudut pantul)
Jika sudut datang dan sudut bias kecil sehingga 𝜃1′ = sudut refleksi (sudut bias)
sin 𝜃 ≈ 𝜃 (dalam radian), sehingga dapat 𝑛1 = indeks bias medium 1
𝑛2 = indeks bias medium 2
dinyatakan sebagai:
𝑛21 = konstanta yang disebut indeks refraksi dari
medium 2 terhadap medium 1
𝜽𝟏 𝒏𝟐
=
𝜽𝟐 𝒏𝟏
Pemantulan dibagi menjadi dua yaitu pemantulan
teratur dan pemantulan baur, untuk penjelasannya
adalah sebagai berikut:

• Pemantulan teratur, pemantulan pada permukaan


obyek/benda pantulan yang rata seperti pada
cermin, sehingga sinar pantul sejajar dan teratur.

• Pemantulan baur (pemantulan tidak teratur), Gambar 1.2. (a) pemantulan teratur dan (b) pemantulan baur

pemantulan pada permukaan obyek/benda


pantulan tidak rata, sehingga sinar pantul
terpantul ke segala arah dan tidak teratur

The Power of PowerPoint | thepopp.com 9


B 2 B’
S1

 Cermin datar merupakan cermin dengan


4
N N
permukaan datar dan mengalami A S2
A’
pemantulan teratur. Berikut proses
pembentukan bayangan pada cermin N N
S3
datar sesuai dengan Hukum Snellius 1

Pemantulan
Bidang pantul
3

Gambar 1.3. Pembentukan bayangan pada cermin datar

The Power of PowerPoint | thepopp.com 10


Keterangan gambar:

1. Benda AB diletakkan di depan cermin datar dengan jarak tertentu. Sinar datang dari titik B jatuh pada cermin di
titik S2 membentuk sudut 𝜃1 terhadap N (garis normal). Perhatikan jalannya sinar (1)

2. Sinar datang dari titik B jatuh pada cermin sejajar garis normal dan dipantulkan sejajar garis normal. Perhatikan
jalannya sinar (2)

3. Sinar datang dari titik A jatuh pada cermin di titik S3 membentuk sudut 𝜃2 terhadap N (garis normal). Perhatikan
jalannya sinar (3)

4. Sinar datang dari titik A jatuh pada cermin sejajar garis normal dan dipantulkan sejajar garis normal. Perhatikan
jalannya sinar (2)

5. Pembentukan bayangan A’B’ melalui perpanjangan sinar pantul pada jalannya sinar (1), (2), (3), dan (4). Jarak
benda ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin serta besarnya AB=A’B’ dan tegak. Bayangan yang terbentuk
akibat perpanjangan sinar pantul bersifat maya. Besarnya bayangan sama dengan benda sehingga sifat bayangan
cermin datarof adalah
The Power PowerPointmaya, tegak dan sama besar.
| thepopp.com 11
1. Cermin Cekung

 Cermin cekung itu ibarat bola yang dibelah

menjadi dua bagian. Cekungan bagian dalam


permukaan bola inilah yang berperan sebagai
cermin cekung. Jika kita tinjau secara dua
dimensi, dua bagian bola tersebut apabila C

disatukan lagi maka akan membentuk sebuah


lingkaran penuh, sehingga yang dimaksud
dengan titik pusat kelengkungan cermin (C)
merupakan titik tengah lingkaran. Perhatikan
gambar berikut.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 12


1. Cermin Cekung

 Dari gambar di atas, titik pusat kelengkungan cermin (C) adalah titik tengah lingkaran, oleh

karena itu, sumbu utama OC merupakan jari-jari lingkaran (R). Apabila kita tarik beberapa
garis dari titik C menuju permukaan cermin cekung, maka garis-garis tersebut juga
merupakan jari-jari lingkaran. Garis-garis tersebut antara lain sebagai berikut:

 AC = BC = CC = DC = FC = GC = HC = OC = R

 Garis-garis inilah yang berfungsi sebagai garis normal pada cermin cekung.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 13


1. Cermin Cekung

 Sebuah cermin yang mempunyai permukaan pemantul cekung (R positif), disebut cermin cekung. Dalam

hal ini yang kita bicarakan adalah cermin cekung bola (sferik).

A C A’
O
S’
R
S

Gambar 1.5. Cermin cekung


The Power of PowerPoint | thepopp.com 14
1. Cermin Cekung

 Sinar-sinar yang menuju cermin cekung dipantulkan dan berpotongan pada suatu titik. Titik tersebut
dinamakan titik fokus.
Dalam hal ini titik bayangan disebut titik api (fokus) F dan jarak
bayangannya disebut jarak fokus f, maka

𝟏 𝟏 𝟐
= =
𝒔′ 𝒇 𝑹

𝟏 𝟏 𝟏
+ ′=
𝒔 𝒔 𝒇

 Keterangan:
C
• Titik C adalah titik pusat kelengkungan cermin

• Titik R disebut jari jari kelengkungan

• Titik benda A dan titik bayangannya 𝐴’.


Gambar 1.6. Titik fokus.cermin cekung
• Jarak benda (s) dan jarak bayangannya (s’) keduanya positif.

The Power of PowerPoint | thepopp.com • Titik O adalah vertex 15


1. Cermin Cekung

Rumus perbesaran bayangan adalah sebagai berikut:

𝒉′
𝑴=
𝒉

𝒔′
C 𝑴=
𝒔
dengan:
𝑠 = jarak benda ke cermin lengkung (m)
𝑠’ = jarak bayangan ke cermin lengkung (m)
𝑓 = panjang fokus cermin lengkung (m)
ℎ = tinggi benda (m)
Gambar 1.7 Perbesaran bayangan pada cermin cekung ℎ’ = tinggi bayangan (m)

The Power of PowerPoint | thepopp.com 𝑀 = Perbesaran bayangan (kali) 16


1. Cermin Cekung

f f

(a)

(b)

Gambar 1.8. (a) Sinar datang dari titik f, (b) Sinar datang dari tak hingga, bayangan
bayangan berada di tak hingga berada di f.
1. Cermin Cekung

Untuk dapat melukiskan bayangan pada cermin


cekung, dapat dipergunakan sinar-sinar berikut:
a
1. Berkas sinar yang sejajar dengan sumbu P
utama dipantulkan lewat titik fokus.
c
Q Q’
2. Berkas sinar lewat titik fokus, dipantulkan
C f
sejajar sumbu utama
b P’
3. Berkas sinar lewat titik pusat kelengkungan,
dipantulkan lewat titik itu juga.

Gambar 1.9. Tiga sinar istimewa pada cermin cekung

The Power of PowerPoint | thepopp.com 18


1. Cermin Cekung

Sifat bayangan pada cermin cekung adalah sebagai berikut:


1. Bayangan yang terbentuk dari perpanjangan perpotongan sinar pantul bersifat maya (tidak dapat ditangkap oleh
layar dan di belakang cermin).
2. Bayangan yang terbentuk dari perpotongan sinar pantul bersifat nyata (dapat ditangkap oleh layar dan di depan
cermin).
3. Sifat-sifat bayangan dari suatu benda di depan cermin cekung bergantung posisinya dari cermin. Tentang posisi
benda di depan cermin cekung ini, masih tersisa kemungkinan-kemungkinan lain.

a. Bila jarak benda 𝑠 > 2𝑓 sifat bayangan yang terbentuk adalah nyata, terbalik diperkecil.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 19


Gambar 1.10. Jarak benda 𝑠 > 2𝑓 pada cermin cekung
1. Cermin Cekung

c. Bayangan dari suatu benda yang berada tepat di pusat


b. Bayangan dari benda yang jauh tak terhingga (s = ~) kelengkungan cermin cekung tepat berada di pusat
dari cermin berupa titik di fokus utama kelengkungan cermin cekung itu

Gambar 1.12. Bayangan dari benda yang berada tepat di


pusat kelengkungan
Gambar 1.11. Bayangan dari benda (s= ~) dari cermin
cekung
The Power of PowerPoint | thepopp.com 20
1. Cermin Cekung

e. Bayangan benda yang diletakkan di antara O dan F atau s


d. Bayangan suatu benda yang diletakkan di fokus utama < f, bayangannya akan diperbesar, tegak dan maya
cermin cekung (s = f) ada di jauh tak terhingga

Gambar 1.13. Bayangan dari suatu benda yang berada di Gambar 1.13. Bayangan dari benda yang diletakkan di antara
fous utama cermin cekung O dan F
The Power of PowerPoint | thepopp.com 21
1. Cermin Cekung

Sifat bayangan berdasarkan Dalil Esbach

Depan Cermin Belakang Cermin

RUANG III RUANG II


RUANG I RUANG IV

C f O

Gambar 1.13. Sifat bayangan Dalil Esbach


The Power of PowerPoint | thepopp.com 22
1. Cermin Cekung

Berikut keterangan dari penomoran ruang pada gambar di atas:

 Ruang I = di antara f dan O (s < f)

 Ruang II = di antara f dan C (f < s < R)

 Ruang III = di antara C dan ∞ (s > R atau s > 2f)

 Ruang IV = di antara O dan ∞ (belakang cermin)

R merupakan jari jari kelengkungan panjangnya dari titik pusat O sampai dengan titik pusat kelengkungan C

Untuk melihat bayangan benda maka umumnya benda nyata diletakkan pada ruang I, II, III, dan IV. Sedangkan bayangan
yang terbentuk akan berada di ruang II, III, dan IV.

 Cara menentukan sifat bayangan benda degan metode penomoran

𝑹 𝒃𝒆𝒏𝒅𝒂 + 𝑹 𝒃𝒂𝒚𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 = 𝟓

Karena pada umunya posisi benda sudah diketahu maka


The Power of PowerPoint | thepopp.com 𝑹 𝒃𝒂𝒚𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 = 𝟓 − 𝑹 𝒃𝒆𝒏𝒅𝒂 23
1. Cermin Cekung

 Berikut tabel sifat bayangan untuk beberapa posisi benda

Ruang Benda Ruang Bayangan Sifat Bayangan

I IV Maya, Tegak, Diperbesar

II III Nyata, Terbalik, Diperbesar

III II Nyata, Terbalik, Diperkecil

The Power of PowerPoint | thepopp.com 24


 Titik pusat kelengkungan cermin (C)
adalah titik tengah lingkaran.
 sumbu utama OC merupakan jari-jari
lingkaran (R).
 Garis AC = BC = CC = DC= GC = HC =
IC = OC = R
C
 Titik fokus (F) cermin cembung berada
di belakang cermin
 Jarak fokus (f) cermin cembung bernilai
negatif.
 Cermin cembung (konveks)
merupakan cermin divergen, yakni
bersifat menyebarkan sinar Gambar 1.14. Cermin cembung ibarat cekungan bagian
dalam permukaan bola
Apabila ditarik garis perpanjangan sinar-sinar
pantulnya, maka garis-garis tersebut akan
berpotongan pada suatu titik. Titik ini yang
dinamakan titik fokus.

1 1 1
+ =
𝑆 𝑆′ 𝑓
dengan:
 𝑠 = jarak benda ke cermin lengkung (m) Gambar 1.15. Titik fokus cermin cembung
 𝑠’ = jarak bayangan ke cermin lengkung (m)
 𝑓 = panjang fokus cermin lengkung (m)
a) Sinar datang yang sejajar sumbu
utama cermin akan dipantulkan
seolah-olah dari titik fokus maya
cermin

b) Sinar datang yang menuju titik fokus


maya cermin akan dipantulkan sejajar
C C
sumbu utama cermin

c) Sinar datang yang melalui titik pusat


kelengkungan cermin akan

C
dipantulkan kembali seolah-olah dari
titik yang sama.
𝑅𝑏𝑎𝑦𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 5 − 𝑅𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎
Keterangan:
Depan Cermin
Belakang Cermin  Nomor ruang bayangan
RUANG IV
RUANG III
sama dengan 5 dikurangi
RUANG I
RUANG II dengan nomor ruang benda
 Jika 𝑅𝑏𝑎𝑦𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 < 𝑅𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎
f C O maka bayangan diperbesar
 Jika 𝑅𝑏𝑎𝑦𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 > 𝑅𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎
maka bayangan diperkecil
n n n
n’ n’
n’
' '
'

(a) (b) (c)

a) Cahaya datang dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat.


b) Cahaya datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat dengan sudut
datang lebih kecil dari sudut kritis.
c) Cahaya datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat dengan sudut
datang lebih besar dari sudut kritis, terjadi pemantulan sempurna
 Sudut bias lebih kecil dari pada sudut datang (Gambar a). Apabila sudut datang terus
diperkecil maka sudut bias akan selalu ada.
 Jika sudut datang diperbesar sampai sudut tertentu sehingga sudut bias sama dengan 90o,
sudut datang tersebut disebut sudut kritis ( 𝐶) (Gambar b). Besar sudut kritis dapat
ditentukan sebagai berikut:
Sesuai dengan hukum Snellius
𝑛′ sin 𝐶 = 𝑛 sin 90°
𝑛′ sin 𝐶 = 𝑛
𝑛
sin 𝐶 =
𝑛′
 (Gambar c) menunjukkan bahwa jika cahaya datang dengan sudut datang lebih besar dari
sudut kritis, maka tidak ada cahaya yang dibiaskan.
Plan konvek Bikovek Konvek-Konkav

Plan konkav Bikonkav Konkav-konvek


sinar-sinar utamanya adalah:
1. Sinar Sejajar, yang digambarkan sejajar dengan sumbu utama, sinar ini dibelokkan
melalui titik fokus kedua dari lensa tersebut.

2. Sinar Pusat, yang digambar melalui pusat lensa. Sinar ini tidak dibelokkan.

3. Sinar Fokus, yang digambar melalui titik fokus pertama. Sinar ini memancar sejajar
dengan sumbu utama.
+

Q 1

2 P’

P F 3 F’

Q’
+
 Ruang I: antara F2 dan lensa (s < f)
Ruang benda (depan lensa) Ruang benda (belakang lensa)
 Ruang II: antara F2 dan C2 (f < s < 2f)

III II I IV  Ruang III: di luar C2 (s > 2f)

 Ruang IV: di belakang lensa, benda maya (s


C2 F2 F1 C1
negatif)
IV I II III

 Ruang (I): antara F1 dan lensa (s’ < f)


Ruang bayangan (depan lensa)
Ruang bayangan (belakang lensa)
 Ruang (II): antara F1 dan C1 (f < s’ < 2f)

 Ruang (III): di luar M1 (s’ > 2f)

 Ruang (IV): di depan lensa (s’ negatif)


Ruang Benda Ruang Bayangan Sifat Bayangan

I IV Maya, tegak, diperbesar, di depan lensa

II III Nyata, terbalik, diperbesar, di belakang lensa

III II Nyata, terbalik, diperkecil, di belakang lensa

Pusat kelengkungan (depan


Pusat kelengkungan (belakang lensa) Nyata, terbalik, sama besar, dibelakang lensa
lensa)

Perbesaran bayangan
𝑠′
M= Hubungan jarak bayangan, jarak fokus dan jarak benda secara
𝑠
matematis ditulis sebagai berikut:
Keterangan: 1 1 1
S’ = jarak bayangan ke pusat optik lensa (cm) = −
S = jarak benda ke pusat optic lensa (cm) 𝑆′ 𝑓 𝑆
M = perbesaran linear yang dihasilkan
Pada lensa negatif (penyebar), sinar-sinar utamanya adalah:
1. Sinar Sejajar, yang digambar sejajar sumbu utama. Sinar ini menyebar dari lensa seolah-olah berasal dari
titik fokus kedua.
2. Sinar pusat, yang digambar melalui pusat lensa. Sinar ini tidak dibelokkan.
3. Sinar Fokus, yang digambar menuju titik fokus pertama. Sinar ini memancar sejajar dengan sumbu utama.

R

Q
B

h Q’
h’
P A
F2 P’ F1

S
s

s’

Keterangan gambar:
 𝑠 = jarak benda
 𝑠’ = jarak bayangan
 ℎ = 𝑃𝑄 = tinggi benda
 ℎ’ = 𝑃’𝑄’ = tinggi bayangan
 𝐹1 𝑑𝑎𝑛 𝐹2 = titik fokus lensa cekung.
Kalikan kedua ruas persamaan dengan s’:
 Berdasarkan pada gambar di slide sebelumnya,
𝑠 𝑓 𝑓
Pada berkas cahaya QAS, segitiga QAP serupa 𝑠′ = 𝑠′ − ′ 𝑠′
𝑠′ 𝑓 𝑠
dengan segitiga Q’AP’. Dengan demikian:
𝑠 𝑠′ 𝑓
= −
1 1 1
ℎ 𝑠
= 𝑠 𝑠′ − 𝑓
ℎ′ 𝑠′ =
1 1
ℎ 𝑓
= 1 1
ℎ′ 𝐹2 𝑃′ =
𝑠′ − 𝑓 𝑠
ℎ 𝑓
= 1 1 1
ℎ′ 𝑓 − 𝑠′ − =
𝑠′ 𝑓 𝑠
ℎ ℎ
= 1 1 1
ℎ′ ℎ′ − ′=−
𝑠 𝑠 𝑓
𝑠 𝑓 1 1 1
= + =
𝑠′ 𝑓 − 𝑠′ 𝑠 𝑠′ 𝑓
Keterangan:
𝑠 𝑓 𝑓 s = jarak benda (m)
= −
𝑠′ 𝑓 𝑠′ s’ = jarak bayangan (m)
f = panjang fokus (m)
 Segitiga QAP dan Q’AP’ serupa maka kita dapat menurunkan hubungan antara jarak benda dan jarak bayangan
dengan tinggi benda dan tinggi bayangan:
ℎ 𝑠′
=
ℎ −𝑠′
 Rumus ini ditulis lagi seperti di bawah dengan menambahkan M:


𝑀=

𝑠′
𝑀=−
𝑠′
Keterangan:
 h = tinggi benda (positif jika berada di atas sumbu lensa cekung atau benda tegak)

 h’ = tinggi bayangan (positif jika berada di atas sumbu lensa cekung atau bayangan tegak)

 s = jarak benda (positif jika benda dilalui berkas cahaya datang)

 s’ = jarak bayangan (positif jika bayangan dilalui berkas cahaya atau bayangan nyata)

 M = perbesaran bayangan (kali)


C. LENSA TEBAL

 Pembiasan oleh permukaan I:

𝒏 𝒏′ 𝒏′ − 𝒏
+ =
𝒔𝟏 𝒔𝟏 ′ 𝒓𝟏
r2 r1

C2  Pembiasan oleh permukaan II :


C1
𝒏′ 𝒏′′ 𝒏′′ − 𝒏
n n’ n’’ + =
𝒔𝟐 𝒔𝟐 ′′ 𝒓𝟐


t
 Lensa tebal memiliki dua titik fokus,j ika benda berada di titik fokus pertama, maka
bayangan akan berada di jauh tak hingga sehingga jarak fokus pertama diperoleh :
𝑛 𝑛′ 𝑛′ −𝑛
Pembiasan oleh permukaan I : + =
𝒇 𝑠𝟏 ′ 𝑟𝟏
𝑛′ 𝑛′′ 𝑛′′ −𝑛
Pembiasan oleh permukaan II : + =
𝑠𝟐 𝑠𝟐 ′′ 𝑟𝟐

 Titik fokus kedua diperoleh jika cahaya datang dari tak hingga
𝑛 𝑛′ 𝑛′ −𝑛
Pembiasan oleh permukaan I : + =
𝑠𝟏 𝑠𝟏 ′ 𝑟𝟏
𝑛′ 𝑛′′ 𝑛′′ −𝑛
Pembiasan oleh permukaan II : + 𝑠 ′′ =
𝑠𝟐 𝟐 𝑟𝟐

 Jika medium di sekitar lensa adalah udara, maka untuk menentukan jarak fokus pertama dan
kedua adalah
𝑛 𝑛′ 𝑛′ −𝑛
Pembiasan oleh permukaan I : + =
𝑠𝟏 𝑠𝟏 ′ 𝑟𝟏
𝑛′ 𝑛′′ 𝑛′′ −𝑛
Pembiasan oleh permukaan II : + =
𝑠𝟐 𝑠𝟐 ′′ 𝑟𝟐
Gambar 1.24. a. Diagram sinar yang menunjukkan bidang utama
pertama (bidang H) dan b. bidang utama kedua (bidang H”) pada
lensa tebal
Titik H adalah titik utama pertama dan H” merupakan titik utama kedua. Pada lensa tebal,
panjang fokus dan jarak-jarak yang lain diukur dari titik-titik utama, bukan dari verteks A1
dan A2.

Jika medium pada kedua sisi lensa sama (n” = n) maka fokus f” = f, tetapi jika n”  n, maka:
𝒇′′ 𝒏′′
=
𝒇 𝒏
Pada umumnya titik-titik fokus dan titik-titik utama tidak terletak simetri terhadap lensa,
walaupun medium pada kedua sisi sama dan panjang fokus pertama dan kedua sama,
seperti dilukiskan pada Gambar 1.25.

Gambar 1.25. Beberapa macam posisi bidang


utama pertama dan kedua dari lensa tebal
Gambar 1.26. Lukisan jalannya sinar paraksial yang melalui
lensa tebal
Secara geometri dapat kita peroleh hubungan antar jarak pada lensa tebal. Pada Gambar 1.23
dapat dilihat bahwa dari segitiga T1A1F1’ dan segitiga T2A2F1’ yang sebangun, dapat dituliskan

𝐴1 𝐹1′ 𝐴2 𝐹2′ 𝑓1′ 𝑓1′ − 𝑑


= 𝑎𝑡𝑎𝑢 =
𝐴1 𝐹1 𝐴2 𝐹2 ℎ 𝑗
Dari segitiga N”H”F” sebangun dengan segitiga T2A2F”, sehingga dapat kita tuliskan:

𝐻 ′′ 𝐹 ′′ 𝐴2 𝐹 ′′ 𝑓 ′′ 𝑓 ′′ − 𝐻 ′′ 𝐴2
= 𝑎𝑡𝑎𝑢 =
𝐻′′ 𝑁 ′′ 𝐴2 𝑇2 ℎ 𝑗
Selanjutnya kita selesaikan dua persamaan di atas untuk j/k, sehingga kita peroleh

𝑓1′ − 𝑑 𝑓 ′′ − 𝐻′′ 𝐴2 ′′ ′′
𝑑
= 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐻 𝐴2 = 𝑓 ′
𝑓1′ 𝑓 ′′ 𝑓1
 jika kita mengubah H”A2 menjadi A2H”, maka kita mengubah tanda positif (+)
menjadi negatif (-), sehingga dapat kita tulis:
𝑑
𝐴2 𝐻′′ = −𝑓 ′′
𝑓1′
 Dengan cara analisis geometri pula dapat kita peroleh persamaan yang berlaku
dalam lensa tebal, seperti berikut ini (Formula Gaussian):

𝑛 𝑛′ 𝑛′′ 𝑑𝑛′′ 𝑛′′


= ′ + ′′ − ′ ′′ = ′′
𝑓 𝑓1 𝑓2 𝑓1 𝑓2 𝑓
𝑑
𝐴1 𝐹 = −𝑓 (1 − ′ )
𝑓2
𝑑
𝐴1 𝐻 = +𝑓 ′
𝑓2
𝑑
𝐴2 𝐹 ′′ = +𝑓 ′′ (1 − ′ )
𝑓1
′′
𝑑
𝐴2 𝐻 = −𝑓′′ ′
𝑓1
1) Mata

Mata merupakan bagian dari pancaindra


yang berfungsi untuk melihat. Mata
membantu Anda menikmati keindahan
alam, melihat teman-teman, mengamati
benda-benda di sekeliling, dan masih
banyak lagi yang dapat Anda nikmati
melalui mata.
1) Mata
1) Mata

 Kornea. Kornea merupakan bagian luar mata yang tipis, lunak, dan transparan.
Kornea berfungsi menerima dan meneruskan cahaya yang masuk pada mata, serta
melindungi bagian mata yang sensitif di bawahnya.
 Pupil. Pupil merupakan celah sempit berbentuk lingkaran dan berfungsi agar
cahaya dapat masuk ke dalam mata.
 Iris. Iris adalah selaput berwarna hitam, biru, atau coklat yang berfungsi untuk
mengatur besar kecilnya pupil. Warna inilah yang Anda lihat sebagai warna mata
seseorang.
 Aquaeus Humour. Aquaeus humour merupakan cairan di depan lensa mata untuk
membiaskan cahaya ke dalam mata.
 Otot Akomodasi. Otot akomodasi adalah otot yang menempel pada lensa mata dan
berfungsi untuk mengatur tebal dan tipisnya lensa mata.
1) Mata

 Lensa Mata. Lensa mata berbentuk cembung, berserat, elastis, dan bening. Lensa
ini berfungsi untuk membiaskan cahaya dari benda supaya terbentuk bayangan
pada retina.
 Retina. Retina adalah bagian belakang mata yang berfungsi sebagai tempat
terbentuknya bayangan.
 Vitreous Humour. Vitreous humour adalah cairan di dalam bola mata yang berfungsi
untuk meneruskan cahaya dari lensa ke retina.
 Bintik Kuning. Bintik kuning adalah bagian dari retina yang berfungsi sebagai
tempat terbentuknya bayangan yang jelas.
 Bintik Buta. Bintik buta adalah bagian dari retina yang apabila bayangan jatuh pada
bagian ini, maka bayangan tampak tidak jelas atau kabur.
 Saraf Mata. Saraf mata befungsi untuk meneruskan rangsangan bayangan dari
retina menuju ke otak.
1) Mata

(a) Mata memandang benda berjarak dekat (b) Mata memandang benda berjarak jauh

Lensa mata dapat mencembung atau pun memipih secara otomatis karena adanya otot
akomodasi (otot siliar). Untuk melihat benda yang letaknya dekat, otot siliar menegang
sehingga lensa mata mencembung dan sebaliknya untuk melihat benda yang letaknya jauh,
otot siliar mengendur (rileks), sehingga lensa mata memipih. Kemampuan otot mata untuk
menebalkan atau memipihkan lensa mata disebut daya akomodasi mata.
1) Mata

a. Miopi
Miopi adalah kondisi mata yang tidak dapat melihat dengan jelas benda-benda yang letaknya
jauh. Penderita miopi titik jauhnya lebih dekat daripada tak terhingga (titik jauh < ~) dan titik
dekatnya kurang dari 25 cm.

Proses pembentukan bayangan di retina pada orang yang menderita rabun jauh setelah memakai lensa negatif
1) Mata

b. Hipermetropi
Hipermetropi adalah cacat mata dimana mata tidak dapat melihat dengan jelas benda-benda
yang letaknya dekat. Titik dekatnya lebih jauh daripada titik dekat mata normal (titik dekat > 25
cm).

Proses pembentukan bayangan yang terbentuk di belakang retina pada orang yang menderita rabun dekat
1) Mata

c. Prebsiopi (Mata Tua)


Orang-orang yang sudah tua, biasanya daya akomodasinya sudah
berkurang. Pada mata presbiopi, titik dekatnya lebih jauh
daripada titik dekat mata normal (titik dekat > 25 cm) dan titik
jauhnya lebih dekat daripada titik jauh mata normal (titik jauh <
~).
Gambar 1.33. Presbiopi sering melanda
orang tua

d. Astigmatisma
Astigmatisma adalah cacat mata dimana kelengkungan selaput bening atau lensa mata
tidak merata sehingga berkas sinar yang mengenai mata tidak dapat terpusat dengan
sempurna. Cacat mata astigmatisma tidak dapat membedakan garis-garis tegak dengan
garis-garis mendatar secara bersama-sama. Cacat mata ini dapat ditolong dengan kaca
mata berlensa silinder.
1) Mata

e. Katarak
Katarak adalah kondisi lensa mata yang terdapat bercak putih seperti awan. Kondisi ini
membuat pandangan mata terganggu. Katarak dapat mempengaruhi jarak pandang mata dan
mata silau. Katarak umumnya tidak menyebabkan iritasi atau rasa nyeri. Katarak biasanya
tumbuh secara perlahan dan tidak menyebabkan rasa sakit.

Tanda-tanda gejala katarak :


 Pandangan mata kabur, suram, atau seperti ada bayangan awan atau asap.
 Sulit melihat pada malam hari.
 Sensitif pada cahaya
 Terdapat lingkaran cahaya saat memandang sinar.
1) Mata

f. Glaukoma
Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak langsung,
yang secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin lama akan
semakin berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta.
1) Mata

Hubungan posisi benda, bayangan yang terbentuk


dan panjang fokus suatu lensa tipis dapat ditulis
dalam rumus matematik:

1 1 1 dengan:
+ ′=
𝑆 𝑆 𝑓 s = jarak benda ke mata (m)
s’ = jarak bayangan ke mata (m)
Kemampuan suatu lensa positif untuk mengumpulkan
f = panjang fokus lensa (m)
cahaya atau kemampuan lensa negatif untuk
P = kekuatan lensa (D = dioptri)
menyebarkan cahaya dinyatakan dengan istilah
kekuatan lensa (P) atau daya kaca mata yang
memenuhi persamaan berikut:

1
𝑃=
𝑓
1 1
𝑃= + ′
𝑆 𝑆
Lup adalah alat optik yang hanya mempunyai satu lensa. Lup digunakan untuk melihap
benda yang kecil agar tampak lebih besar. Lup sering digunakanoleh tukang servis arloji,
tukang servis barang elektronik, dan sebagainya.
Proses pembentukan bayangan pada lup dengan Proses pembentukan bayangan pada lup dengan mata tidak
mata berakomodasi paling kuat berakomodasi
Jika suatu benda yang tingginya 𝑦 berapa pada titik fokus suatu lensa maka bayangan terbentuk
di retina, seperti ditunjukkan pada gambar berikut.

Proses pembentukan bayangan oleh lensa mata dengan posisi benda


pada titik fokus mata
Suatu lensa cembung dengan panjang fokusnya 𝑓(𝑓 < 𝑋𝑛𝑝 ), diletakkan di depan mata dan
digunakan untuk melihat benda yang diletakkan dititik fokus lensa tersebut, seperti ditunjukkan
pada:

Proses pembentukan bayangan oleh suatu lup dengan posisi benda


berada pada titik fokus dari lensa tersebut
Pembesaran sudut atau kekuatan perbesaran M lup

𝜃
𝑀=
𝜃1

𝑋𝑛𝑝
𝑀=
𝑓
Dengan:
𝑋𝑛𝑝 = jarak titik dekat (m)
𝑓 = jarak fokus lensa (m)
𝑀 = perbessaran lup (kali)
• Mikroskop cahaya yaitu mikroskop yang
menggunakan cahaya untuk membentuk
bayangan dari benda yagng akan dilihat.
Mikroskop ini mempunyai perbesaran
1000-2000, sedangkan mikroskop elektron
mempeunyai perbesaran lebih dari
1000000 kali ssehingga mampu melihat
virus AIDS.
• Mikroskop majemuk adalah salah satu
contoh dari suatu mikroskop yang telah
ada. Sketsa mikroskop majemuk yang terdiri atas
dua lensa positif
 Benda yang akan dilihat ditempatkan di luar titik fokus lensa obhektif sehingga bayangan yang
dibentuk oleh lensa objektif tersebut akan diperbesar dan berada di titik fokus pertama lensa
mata berjarak 𝐿 + 𝑓0 dari lensa objektif, dengan 𝑓0 adalah panjang fokus lensa objektif.
Perbesaran yang ditimbulkan oleh lensa objektif adalah
𝑦′ 𝐿
𝑚0 = =
𝑦 𝑓0
 Perbesaran sudut lensa mata adalah:
𝑋𝑛𝑝
𝑀𝑒 =
𝑓𝑒
 Kekuatan perbesaran mikroskop majemuk
𝐿 𝑋𝑛𝑝
𝑀 = 𝑚0 𝑀𝑒 =
𝑓0 𝑓𝑒
 Dengan:
𝑋𝑛𝑝 = titik dekat orang yang menggunakan mikroskop tersebut (m)
𝑓𝑒 = panjang fokus lensa (m)
𝑚0 = perbesaran yang dibentuk oleh lensa objektif (kali)
𝑀𝑒 = Perbesaran sudut lensa mata (kali)
Teleskop atau teropong digunakan untuk melihat benda-benda besar yang letaknya jauh. Fungsi teleskop
untuk membawa bayangan benda yang terbentuk lebih dekat sehingga tampak benda lebih besar.
Kekuatan perbedaan teleskop 𝑀 dengan perbandingan
𝜃𝑒
𝑀=
𝜃0
Dengan:
𝜃𝑒 = sudut yang dibentuk oleh bayangan akhir sebagaimana tampak oleh lensa mata
𝜃0 = sudut yang dibentuk benda apabila benda tersebut dilihat langsung oleh mata telanjang
• Dengan menggunakan pendekatan untuk sudut kecil yaitu tan 𝜃 = 𝜃 maka:

𝑦′
tan 𝜃0 = − ≈ 𝜃0 ′
𝑓0

• (tanda – diambil agar jika 𝑦′ negatif maka 𝜃0 positif. Sudut 𝜃0 pada gambar addalah sudut yang dibentuk
oleh bayangan akhir yaitu:
𝑦′
tan 𝜃𝑒 = − ≈ 𝜃𝑒 ′
𝑓0
• Sehingga kekuatan perbesaran teleskop adalah

𝜃𝑒 𝑓0
𝑀= =−
𝜃0 𝑓𝑒
Dengan:
𝑓𝑒 = jarak fokus lensa okuler (m)
𝑓0 = jarak fokus lensa objektif (m)
𝑀 = perbesaran teleskop (kali)
Para iilmuwan berhasil mengganti lensa
objektif suatu teleskop dengan sebuah cermin
sekung besar yang berfungsi sebagai
pemantul cahaya. Teleskop ini disebut
teleskop pantul yang terdiri atas satu cermin
cekung besar, satu cermin datar kecil, dan
satu lensa cembung untuk mengamati benda.

Diagram sinar teleskop pantul untuk pengamatan


benda langit
SOAL DAN PEMBAHASAN
1. Sebuah lensa bikonveks mempunyai jari-jari kelengkungan 80 cm dan 40 cm terbuat dari
gelas (n = 1,56). Hitung jarak fokus dan kuat lensa.
 Penyelesaian
Diketahui :
Jawab ;
Lensa Bikonveks 1 𝑛 1
= 2−1 ( +
1
)
𝑓 𝑛1 𝑅1 𝑅2
R1 = 80 cm n2 = 1,56 1 1.56 1 1
= − 1 ( + )
𝑓 1 80𝑐𝑚 40𝑐𝑚
R2 = 40 cm n1 = 1 1 3
= 0.56 ( )
Ditanya : 𝑓
80𝑐𝑚
80𝑐𝑚
𝑓= = 47.62𝑐𝑚
f = …. ? 1.68

P = …. ? 100
𝑃=
𝑓 𝑐𝑚

100
𝑃=
47.62𝑐𝑚

𝑃 = 2.09 𝑑𝑖𝑜𝑝𝑡𝑟𝑖
2. Seberkas cahaya datang dari udara (nu = 1) ke dalam air (na = 1,33) dengan sudut datang 30°.
Tentukan besar sudut bias!

Penyelesaian
Diketahui : nu = 1
na = 1,33
I = 30°.
Ditanya : r = ?
Jawab :
Berkas sinar berasal dari udara menuju air, berarti n1 = nu = 1 dan n2 = na =1,33.

𝑠𝑖𝑛 𝑖 𝑛
= 2
𝑠𝑖𝑛 𝑟 𝑛1
𝑠𝑖𝑛 30° 1.33
=
𝑠𝑖𝑛 𝑟 1
0.5
= 1.33
𝑠𝑖𝑛 𝑟
0.5
𝑠𝑖𝑛 𝑟 =
1.33
𝑠𝑖𝑛 𝑟 = 22, 1°
3. Amatilah diagram pembentukan bayangan oleh mikroskop berikut ini!

Jika berkas sinar yang keluar dari lensa okuler merupakan berkas sejajar, dan mata yang
mengamati berpenglihatan normal, maka perbesaran mikroskop adalah …. (Sn = 25 cm)

Penyelesaian :
Diketahui:
𝑠𝑜𝑏 = 2,2 𝑐𝑚
𝑓𝑜𝑏 = 2 𝑐𝑚
𝑆𝑛 = 25 𝑐𝑚
𝑓𝑜𝑘 = 5 𝑐𝑚
Ditanyakan: perbesaran mikroskop (M)?
Jawab:
1 1 1
= + ′
𝑓𝑜𝑏 𝑆𝑜𝑏 𝑆 𝑜𝑏
1 1 1
= +
2 2,2 𝑆′𝑜𝑏
1 1 1
− = ′
2 2,2 𝑆 𝑜𝑏
1,1 𝑐𝑚−1 𝑐𝑚 1 𝑐𝑚
= ′
2,2 𝑐𝑚 𝑆 𝑜𝑏
𝑆′𝑜𝑏 = 22 𝑐𝑚
Perbesaran mikroskop :
𝑆 ′ 𝑜𝑏 𝑆𝑛
𝑀= ×
𝑆𝑜𝑏 𝑓𝑜𝑘
22 𝑐𝑚 25 𝑐𝑚
𝑀= ×
2,2 𝑐𝑚 5 𝑐𝑚

𝑀 = 50 𝑘𝑎𝑙𝑖
4. Sebuah lensa berjarak fokus 5 cm, digunakan sebagai lup. Mata normal menggunakan
lup tersebut dengan berakomodasi maksimum, maka perbesaran anguler lup adalah
….
Penyelesaian
Diketahui:
Sn = 25 cm
f = 5 cm
Ditanyakan: Perbesaran (M)?
Jawab:
𝑆𝑛
𝑀 = ( ) +1
𝑓
25
𝑀 = ( 𝑐𝑚) + 1
5
𝑀 = 6 𝑘𝑎𝑙𝑖
5. Seorang teropong diarahkan ke bintang, menghasilkan perbesaran anguler 25 kali. Jika jarak
fokus objektif 150 cm, maka jarak antara lensa objektif dan lensa okuler teropong tersebut
adalah … cm
Penyelesaian :
Diketahui: M = 25 kali
𝑓𝑜𝑏 = 150 𝑐𝑚
Jawab:
Ditanyakan: Panjang teropong (d)?
𝑓𝑜𝑏
𝑀=
𝑓𝑜𝑘
150 𝑐𝑚
25 𝑐𝑚 =
𝑓𝑜𝑘
150
𝑓𝑜𝑘 = 𝑐𝑚
25
𝑓𝑜𝑘 = 6 𝑐𝑚
𝑑 = 𝑓𝑜𝑏 + 𝑓𝑜𝑘
𝑑 = 150 𝑐𝑚 + 6 𝑐𝑚
𝑑 = 156 𝑐𝑚
The Power of PowerPoint | thepopp.com 74

Anda mungkin juga menyukai