Anda di halaman 1dari 8

Modul 12 Fisika Dasar II

I. Pembiasan dan Pemantulan

Tujuan Instruksional Khusus


Mahasiswa diharapkan dapat menganalisis hukum pemantulan dan pembiasan

II. Materi :
Pemantulan dan Pembiasan
2.1 Pemantulan dan Pembiasan pada Permukaan Datar
2.2 Pemantulan dan Pembiasan pada Permukaan Lengkun
2.3 Lensa dan Cermin

III. Pembahasan
2.1 Pemantulan dan Pembiasan pada Permukaan Datar
Jika seberkas cahaya datang dari udara jatuh pada permukan air, maka sebagian
dipantulkan dan sebagian lagi dibiaskan ( dibelokkan ) masuk ke dalam air ( Gambar
13.1 ).

Garis Normal ( N )

Cahaya datang

Udara n1 1 1’

Air n2
2

Cahaya bias

gambar 13.1 Cahaya yang dating pada dua batas medium


yang berbeda

1 = sudut datang
1 ‘ = sudut pantul ( refleksi )
q2 = sudut bias ( refraksi )
n1 = indeks bias pada medium pertama
n2 = indeks bias pada medium ke dua

Hukum pemantulan dan pembiasan dikenal disebut hukum Snellius, yang dinyatakan
sebagai berikut :
- Sinar datang, sinar pantul dan sinar bias terletak pada satu bidang.
- Sudut datang sama dengan sudut bias
- Perbandingan antara sinus sudut datang dan sinus sudut bias selalu konstan
atau ditulis dalam bentuk persamaan :

n1 sin 1 = n2 sin q2 ( 13.1 )

Indeks bias relatif antara dua medium, yaitu perbandingan kecepatan gelombang
cahaya dalam medium-medium tersebut atau:

v1 f1 1
n 21    ( 13.2 )
v2 f 2  2

Jika kecepatan penjalaran cahaya dalam udara atau hampa ( c ) digunakan sebagai
acuan, maka indeks bias absolute suatu bahan ( medium ) adalah sebagai berikut :

c
n ( 13.3 )
v

Sehingga persamaan pada hukum pemantulan dapat dinyatakan :

sin 1 v1 n2
  ( 13.4 )
sin  2 v 2 n1

Ada beberapa kemungkinan yang dapat terjadi antara 1 dan q2 dari medium
satu ke medium ke dua sebgai berikut :
- jika v2  v1 atau n21  1 , diperoleh bias  datang
- jika v2  v1 atau n21  1 , diperoleh bias  datang
- jika v2  v1 atau n21  1 dan bias = /2 atau sin bias = 1,
maka sinar bias sejajar permukaan dan keadaan ini datang = kritik .
- jika v2  v1 atau n21  1 dan datang = kritik , sehingga tidak
ada sinar yang dibiaskan, maka keadaan ini dinamakan pemantulan internal
total

Contoh 1 :
o
Cahaya jatuh pada permukaan kaca yang rata dengan sudut 60 , jika indeks bias
kaca 1,5. ( Gambar 13.2 ) Berapa :
a. sudut bias yang terjadi pada kaca
b. sudut yang terbentuk setelah keluar dari kaca tersebut.

60o Udara

Kaca

Udara

Gambar 13.2 cahaya yang jatuh pada beberapa batas medium

Penyelesaian :
1
a. sin  kaca  sin 60o  0,577   kaca  35,2o
1,5
b. sudut yang dibentuk setelah keluar dari kaca adalah :

1,5
sin  udara  sin 35,2o  0,866   udara  60o
1

2.2 Pemantulan dan Pembiasan pada Permukaan Lengkung


Sinar yang datang dari suatu titik focus permukaan lengkung, maka akan dibiaskan
sejajardengan sumbu utama ( Gambar 13.3 ).
n
n’

f s’ = 
s=f

Gambar 13.3 Jarak fokus pada permukaan lengkung

Karena sinar-sinar datang sejajar sumbu utama, maka dianggap bayangan terletak di
tak terhingga, sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut :
n n' n' n
  ( 13.5 )
s  R
sehingga diperoleh persamaan :
n n' n nR
  f  ( 13.6 )
f R n' n

Contoh 2 :
Sebuah silinder kaca yang salah satu ujungnya berbentuk lengkung dengan jari-jari
R = 20 mm. Sebuah benda titik terletak dimuka lengkungan kaca dengan jarak 80
mm. Indeks bias silinder kaca tersebut 1,5 terletak diudara.
Tentukan jarak bayangan pada titik tersebut .

Penyelesaian
n n' n'n 1 1,5 1,5  1
  atau  
s s' R 80mm s' 20mm

1,5 0,5 1 1
  
s' 20mm 80mm 80mm
maka diperoleh :
Jarak bayangan s’ = 120 mm

Pembiasan oleh permukaan ganda (lensa )


Lensa adalah system optik yang dibatasi oleh dua permukaan bias yang mempunyai
sumbu utama bersama. Objek pada permukaan utama membentuk bayangan dan
bayangan tersebut merupakan objek pada permukaan ke dua.
Pada lensa tipis tebal lensa dapat diabaikan dan pada umumnya medium di kedua
sisi lensa adalah udara, maka n = n’’ = 1. Diperoleh persamaan sebagai berikut :
1 1  1 1 
  (n  1)   ( 13.7 )
s s'  R1 R 2 

\s = jarak benda
s’ = jarak bayangan
R1 = jari-jari permukaan lensa pertama
R2 = jari-jari permukaan lensa ke dua

Panjang fokus lensa didefinisikan sebagai berikut :


- jarak objek pada sumbu utama dalam lensa yang bayangannya terletak di
takterhingga. s = f dan s = 
-jarak bayangan suatu objek titik di sumbu utama pada jarak tekberhingga
dari lensa. s =  dan s ‘ = f

dari definisi tersebut , maka jarak focus lensa dinyatakan sebagai berikut :

1  1 1 
 (n  1)   ( 13.8 )
f  R1 R 2 

Pembesaran untuk sebuah lensa merupakan hasil kali oleh pembesaran oleh
permukaan pertama dan pembesaran oleh permukaan ke dua , diperoleh persamaan
:

ns1' s1' n ' s 2' ns 2'


m1    dan m2   
n' s ' ns1 n' ' s 2 ns 2

maka pembesaran lensa adalah :

s1' ns 2' s'


m  m1.m 2  (  )( ) atau m ( 13.9 )
ns1 s2 s

Kekuatan dari lensa disebut sebagai daya lensa atau dioptri. Yang dinyatakan
dengan persamaan sebagai berikut :
1
P ( 13.10 )
f

Contoh 3 :
Sebuah lensa kaca dengan indeks bias n = 1,5 . Jari-jari permukaan cembung 22,4
cm dan jari-jari permukaan cekung 46,2 cm.
a. Berapa panjang fokusnya ?
b. Di mana lensa tersebut memfokuskan benda yang jauhnya 2 m.

Penyelesaian :
R1 = 22,4 cm dan R2 = - 46,2 cm
1  1 1 
a.  (1,5  1)    0,0115 cm 1
f  22, 4 cm  46, 2cm 
1
atau f   87cm
0,0115cm  1

1 1 1 1 1 1 1
b.   atau     0,65cm1  s '  1,53m
s s' f 2m s ' 0,87m s'

2.3 Cermin dan Lensa


Cermin datar membentuk bayangan tegak, sama besar dengan objek, jarak
bayangan dari cermin sama dengan jarak objek dari cermin.
Cermin bola terdiri dari dua jenis , yaitu cekung dan cembung.
Titik fokus utama cermin cekung dapat membentuk bayangan nyata dan terbalik dari
objek yang jarak objeknya lebih besar dari fokus utama. Jika objek terletak antara
cermin dan fokus, maka bayangan yang dihasilkan maya.
Titik fokus utama cembung membentuk bayangan maya, tegak lurus dan diperkecil.
Persamaan yang berlaku sebagai berikut :

1/s + 1/ s’ = 2 / R = 1/ f ( 13.10 )

Dimana s = jarak objek


S’ = jarak bayangan
R = jari-jari cermin
f = jarak fokus
fokus nyata fokus maya
f f

Gambar 13.4.a. Cermin cekung Gambar 13.4.b. Cermin cembun


( konkaf ) ( konveks )

Perbesaran objek m = s’ / s ( 13.11 )

Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua permukaan lengkung. Lensa
terdiri dari lensa cekung ( negatip ) dan lensa cembung ( positip ).
Lensa cekung bersifat menyebarkan cahaya ( divergen ) , sedangkan lensa cembung
bersifat memfokuskan cahaya ( divergen ) seperti terlihat pada Gambar 13.5.a dan
Gambar 13.5.b.

Titik fokus nyata titik fokus maya


f f

Gambar 13.5.a Lensa divergen gambar 13.5.b Lensa konvergen

Rumus lensa 1/ f = ( n -1 ) ( 1/ R1 + 1/ R2 ) = s/s’ ( 13.12 )

Dimana R1 dan R2 = jari-jari lensa

Tugas-tugas

1. Berapakah jarak fokus cermin cembung yang dapat membentuk bayangan


sebesar 15 kali objek yang ditempatkan 15 cm di depan cermin

2. Sebuah cermin konkav berjari-jari 30 cm. Dimanakah objek harus


ditempatkan agar terbentuk bayangan nyata, berukuran 1/ 6 kali objek.

3. Dua buah lensa dengan jarak fokus + 4 cm dan – 8 cm . berjarak pisah 2 cm


Tentukan tempat dan sifat bayangan yang terbentuk dari objek yang berjarak
12 cm didepan lensa + 4 cm.

4. Sebuah teropong yang berjarak fokus objektifnya + 70 cm difokuskan pada


suatu benda . agar dapat difokuskan pada benda sejauh 50 cm, berapa
jauhkah lensa okuler harus ditarik keluar.

5. Dengan jarak objek 5 cm, bayangan nyata terbentuk pada jarak 25 cm dari
lensa konvergen. Berapakah pembesaran yang dihasilkan lensa, jika
digunakan sebagai kaca pembesar dengan mata berakomodasi pada jarak
25 cm.

Daftar Pustaka

1. Giancoli,’ Fisika 2 ‘ , Penerbit Erlangga,edisi ke lima, Jakarta,2001


2. Drs.Soeharto,’ Fisika Dasar II ‘, Pt Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1995
3. Frederick J.Bueche,’Fisika’, Edisi ke delapan, Erlangga,1997
4. Sutrisno dan Tan Ik Gie, Seri Fisika, “Fisika Dasar “ ITB, Bandung , 1979

Anda mungkin juga menyukai