Anda di halaman 1dari 24

MINI PROJECT

PENJARINGAN TB PARU KASUS BARU


MELALUI ACTIVE CASE FINDING
DALAM UPAYA PENINGKATAN CAKUPAN TB PARU
DI PUSKESMAS PAJARAKAN

PROGRAM DOKTER INTERNSIP


KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA
BADAN PPSDM KESEHATAN
2017
PENDAHULUAN

Penyakit Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang


disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis, yang
bisa mengenai seluruh organ tubuh terutama paru-paru.

Sumber penularan adalah pasien TB paru dengan BTA


positif, yaitu pada waktu pasien batuk atau bersin dapat
menyebarkan kuman ke udara
dalam bentuk percikan ludah (droplet).
Indonesia berada pada peringkat kelima negara dengan beban TB tertinggi di
dunia, dengan prevalensi TB semua kasus pada tahun 2010 adalah 660.000 kasus dan
insidensi berjumlah 430.000 kasus/tahun.

Jawa Timur sendiri menempati peringkat kedua di Indonesia pada tahun 2015
dengan temuan kasus TB mencapai 40.185 kasus.

Di Kabupaten Probolinggo, pada tahun 2015 jumlah seluruh kasus TB sebanyak


1.068 kasus dan 693 kasus diantaranya TB Paru BTA Positif.

Pada tahun 2016 dilaporkan jumlah pasien TB paru yang tergolong Kategori 1
yang ada di wilayah Puskesmas Pajarakan mencapai 40 kasus. Menurun dari
tahun 2015 yang berjumlah 50 kasus.
Program strategi penanggulangan TB Program alternatif pemberantasan
di Indonesia adalah strategi DOTS TB Paru dengan Active Case Finding
(Directly Observed Treatment yaitu menjaring suspek TB paru
Shortcourse). dengan melibatkan peran serta
masyarakat termasuk kader untuk
Penemuan penderita TB Paru dalam meningkatkan angka cakupan
strategi ini, dilakukan secara pasif (coverage) penemuan, pemeriksaan dan
(passive case finding) pengobatan TB paru.

Berdasarkan uraian diatas maka akan dilakukan penelitian


secara active case finding yang dilakukan oleh kader
kesehetan yang dapat meningkatkan penjaringan
cakupan suspek TB paru di Desa Kecamatan Pajarakan.
Apakah pemberian penyuluhan tentang TB
paru dapat meningkatkan pemahaman kader
serta dapat meningkatkan cakupan TB kasus
baru di desa kecamatan Pajarakan ?
Untuk mengetahui pengaruh pemberian penyuluhan
kepada kader kesehatan terhadap peningkatan pemahaman
kader dan cakupan TB paru kasus baru di Desa
Kecamatan Pajarakan.
Manfaat
Manfaat Praktis
Teoritis

Memberikan
Sebagai health
informasi dan Sebagai masukan education
masukan kepada Kepala (mendidik) dan
dalam upaya Puskesmas untuk sebagai motivator sebagai masukan
penemuan bahan (memotivasi) untuk
pertimbangan kader dalam meningkatkan
penderita pelayanan
dalam pembinaan meningkatkan
suspek TB kader kesehatan. peran serta kesehatan.
paru melalui masyarakat untuk
Khususnya di
kader wilayah kerja
selalu Puskesmas Pajarakan,
kesehatan meningkatkan Kabupaten
sehingga dapat kemampuan dalam Probolinggo.
dipakai untuk memantau
kesehatan
mengembangkan masyarakat.
penelitian
selanjutnya.
Desain mini project yang
dipilih adalah dengan Kegiatan ini dilakukan
pendekatan teknik pada bulan 17 Januari –
25 Februari 2017 di 5
one group pre test
Desa Kecamatan
dan post test Pajarakan Kabupaten
design Probolinggo,
serta metode active diantaranya Desa
case finding atau Sukomulyo, Selogudig
pencarian secara aktif kulon, Pajarakan
pasien TB kasus baru di kulon, Karang pranti
masyarakat. dan Karang bong.
a) Mengumpulkan data kader posyandu sebagai kader TB yang
didapatkan dari data Puskesmas Pajarakan.
b) Pembuatan alur kerja kegiatan.
c) Melakukan persiapan berupa kegiatan briefing awal dan tanda tangan
kesepakatan kontrak kerja sama antara kader dengan dokter
internship.
d) Melakukan pre-test bagi kader kesehatan untuk mengetahui tingkat
pemahamannya mengenai TB Paru sebelum dilakukan intervensi
berupa penyuluhan.
e) Melakukan penyuluhan mengenai TB Paru bagi kader kesehatan oleh
dokter internship.
f) Melakukan post-test bagi kader kesehatan untuk mengetahui tingkat
pemahamannya mengenai TB Paru setelah dilakukan intervensi berupa
penyuluhan.
g) Kader kesehatan melakukan penjaringan TB kasus baru melalui
penilaian kesehatan tiap keluarga yang tinggal di wilayahnya dengan
cara wawancara dan pengamatan sesuai kriteria diagnosa yang telah
dijelaskan saat materi penyuluhan .
h) Validasi data pasien penjaringan TB kasus baru yang dibagi kedalam 2
tahap oleh tim dokter internship.
i) Pasien yang tervalidasi diarahkan untuk melakukan pemeriksaan dahak
S-P ke laboratorium Puskesmas Pajarakan.
j) Pengolahan data.
Kader TB dikumpulkan di PKM Pajarakan
Kader TB berasal dari 5 desa di kecamatan Pajarakan
(Desa Sukomulyo, Pajarakan Kulon, Karang Pranti, Selogudig Kulon, dan Karangbong)

Penjelasan alur kerja kegiatan

Dilakukan pre-test
(guna mengetahui tingkat pemahaman kader tentang TB Paru sebelum diberikan materi )

Penyuluhan Kader

Dilakukan post-test
(guna mengetahui tingkat pemahaman kader tentang TB Paru setelah diberikan materi )

Penerjunan kerja masing-masing kader tiap desa


(Masing-masing kader memiliki waktu ± 2 minggu untuk menjaring pasien baru dengan
suspect TB Paru

Validasi
(dokter internship didampingi kader mendatangi polindes desa target untuk memeriksa pasien baru dari hasil data
kader dengan suspect TB Paru & meminta pasien mengeluarkan sputum (dahak) di pot sputum yg telah tersedia untuk
pasien

Hasil sputum diperiksa di laboratorium


PKM Pajarakan

Hasil sputum pasien (BTA +) Hasil sputum pasien (BTA -)

OAT Kategori 1
Melakukan Foto Thorax

Foto Thorax (+) Foto Thorax (-) Pengobatan simptomatis

Pengolahan data
Tabel 1. Hasil Pretest dan Posttest Kader serta Hasil Penjaringan
TB Kasus Baru oleh Kader

No Nama Pretest Posttes Hasil Pasien Pasien yang Pasien yang Temu
Kader t penjari Susp. Sputum SPS Foto Thorax an
ngan TB Pasie
pasien Paru n
kasus Negati Positif Negati Positif TBC
baru f f Paru
yang Positif
Tervali
dasi
1. Sukomulyo 80 100 7 4 2 0 0 0 0
1
2. Sukomulyo 80 100 6 2 2 0 0 0 0
2
3. Selogudig 60 90 6 1 0 0 0 0 0
Kulon
4. Karang 80 100 8 3 1 1 0 1 2
Pranti
5. Karang 70 80 10 7 6 0 0 0 0
Bong
6. Pajarakan 80 80 7 4 1 0 0 0 0
kulon
Tabel 1. Hasil Validasi pasien suspect TB

No Nama Kader Hasil Pasien ISPA Suspect Suspect


penjaring Susp. TB Decomp PPOK
an pasien Paru Cordis
kasus
baru yang
Tervalidas
i
1. Sukomulyo 1 7 4 2 - 1
2. Sukomulyo 2 6 2 2 - 2
3. Selogudig 6 1 3 1 1
Kulon
4. Karang Pranti 8 3 1 2 2
5. Karang Bong 10 7 - 1 2
6. Pajarakan 7 4 1 1 1
Diagram 1. Hasil Pretest dan Posttest Kader serta Hasil
Penjaringan TB Kasus Baru oleh Kader

Pretest Posttest TBC Positif

120

100 100 100


100
90

80 80 80 80 80 80
80
70

60
60

40

20

0 0 0 2 0 0
0
Sukomulyo 1 Sukomulyo 2 Selogudig Kulon Karang Pranti Karang Bong Pajarakan kulon
Diagram 2. Hasil Pretest dan Posttest Kader
Hasil Pretest dan Posttest
120

100

80

60

40

20

0
Sukomulyo 1 Sukomulyo 2 Selogudig Kulon Karang Pranti Karang Bong Pajarakan kulon

Pretest Posttest

Dari hasil pre test dan post test, dapat kita lihat bahwa
kader memiliki pemahaman yang baik pengenai kasus
TBC paru sebelum dilakukan penyuluhan, dan setelah
dilakukan penyuluhan nilai post testnya pun meningkat.
Diagram 3. Hasil Temuan TB Paru Kasus baru

Temuan Pasien Kasus Baru TBC Paru Positif


2.5

1.5

0.5

0
Sukomulyo 1 Sukomulyo 2 Selogudig Kulon Karang Pranti Karang Bong Pajarakan kulon

Dari hasil akhir yang kami dapatkan, terdapat 2 pasien


dengan TB paru positif, dimana 1 pasien didapatkan dari
pemeriksaan sputum SP, dan 1 pasien dari foto thorak
positif.
 Dengan adanya peningkatan pemahaman kader
berdasarkan hasil nilai pre-test dan post-test,
diharapakan para kader dapat melakukan
penjaringan TB kasus baru dengan BTA positif
dengan baik.
• Tingkat pemahaman kader yang baik, dapat
dipengaruhi karena berbagai hal diantaranya tingkat
pendidikan kader, status sosioekonomi dan seringnya
mendapatkan edukasi tentang TB paru.

 Dilihat dari segi peningkatan pemahaman kader


pada penyuluhan dengan hasil temuan TB paru
positif memang dapat dikatakan hasil temuan masih
sangat sedikit.
• Hal ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor
diantaranya faktor kader, faktor pasien dan
Faktor Kader
• Jumlah kader tiap desa hanya satu sampai dua orang sedangkan
terdapat 5 hingga 6 dusun di tiap desa.
• Kurang fokus dan maksimal karena adanya tugas lain atau
masalah, misalnya memegang program lain, adanya kepentingan
keluarga
• Kurangnya komunikasi antara kader dengan petugas laboratorium
Faktor Pasien
• Kurangnya pengetahuan dan kesadaran pasien tentang penyakit
TBC paru, bahaya penularan, cara pencegahan dan pentingnya
pemeriksaan penunjang.
• Stigma atau pemahaman yang salah dari pasien, misalnya tidak
mau periksa sputum s-p maupun foto thoraks karena malu
(menganggap bahwa penyakit TB paru adalah penyakit kutukan),
menganggap bahwa batuk adalah penyakit yang biasa
• Cara pengambilan sampel dahak yang salah
• Tidak memiliki asuransi atau biaya untuk pemeriksaan sputum s-p
maupun foto thorak
• Jarak antara rumah dan rumah sakit cukup jauh sehingga
diperlukan waktu dan biaya transportasi untuk pemeriksaan foto
thorak
Faktor Petugas Analisa Laboratorium
• Kurang maksimal karena adanya tugas lain atau masalah misalnya pelatihan,
ada masalah keluarga atau kesehatan
 Walau demikian metode active case finding dalam penemuan pasien TB paru kasus
baru masih sangat menguntungkan dibandingkan passive case finding. Karena metode
ini dapat secara cepat dan tepat menemukan penderita disuatu masyarakat yang enggan
berobat sehingga angka cakupan TB paru juga meningkat serta dapat mencegah angka
penularan.

 Kader juga dapat menjadi pengingat atau supervisi terhadap pengawas menelan
obat (PMO) sehingga kemungkinan untuk drop out pengobatan berkurang.
Sedangkan passive case finding hanya dapat menjaring pasien yang mau datang atau
berobat ke puskesmas saja dan biasanya penderita yang datang sudah dalam keadaan
kronik atau parah. Pada metode passive case finding tidak ada supervisi terhadap
pengawas menelan obat (PMO) sehingga kemungkinan untuk drop out pengobatan
masih sangat besar.

 Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu hanya terdapat satu atau dua kader di setiap
desanya sedangkan terdapat 5-6 dusun dimasing- masing desa, selain itu kader hanya
diberikan waktu yang singkat untuk menjaring pasien suspek TB paru.
1. Pelaksanaan penyuluhan tentang “Penjaringan TB Paru Kasus Baru Melalui Active
Case Finding Dalam Upaya Peningkatan Cakupan TB Paru di Puskesmas Pajarakan”
pada tanggal 17 Januari 2017 kepada para kader kesehatan berlangsung dengan
lancar, kader kesehatan aktif bertanya dan menyampaikan masukannya.

2. Dalam kegiatan penyuluhan ini, terdapat peningkatan pengetahuan dari sebelum


penyuluhan dan sesudah penyuluhan dapat dilihat dari hasil pretest dan posttest

3. Dari hasil pemeriksaan sputum s-p didapatkan 1 pasien positif dan 12 pasien
negatif, 1 pasien yang negatif melakukan pemeriksaan foto thoraks dan ditemukan
positif pada foto thoraks

4. Peningkatan pengetahuan kader diduga dapat meningkatkan temuan TB paru kasus


baru

5. Hasil akhir peneitian ini ditemukan 2 pasien positif TB paru kasus baru
1. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo
 Masih banyaknya petugas kesehatan yang belum mendapatkan pelatihan, untuk itu
diperlukan petugas kesehatan yang terlatih sesuai dengan kebutuhan program DOTS dan
perluasan pelatihan DOTS yang berkesinambungan meliputi seluruh petugas pelayanan
kesehatan.

2. Kepala Puskesmas dan Petugas Puskesmas Kabupaten Probolinggo


 Dikarenakan kemauan dan kepedulian masyarakat tentang kesehatan masih kurang
sehingga diperlukan kegiatan penjaringan secara aktif dan penyuluhan secara
berkelanjutan.
 Perlunya membentuk atau menambah kader khusus untuk TB, sehingga tugas dari
petugas tersebut lebih spesifik dalam membantu menanggulangi permasalahan TB.
 Peningkatan penyuluhan tentang TB kepada masyarakat sekitar
3. Bagi Peneliti
 Peneliti selanjutnya diharapkan mampu meneliti atau menggali secara mendalam faktor -
faktor yang lain yang mempengaruhi penjaringan Tbc paru kasus baru secara active case
finding.

4. Bagi Masyarakat
 Masyarakat diharapkan dapat ikut serta secara aktif di dalam kegiatan program
penanggulangan TB dengan cara melaporkan ke puskesmas apabila ada suspek TB di
masyarakat
Masyarakat diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan mengenai TB paru sehingga
dapat membekali diri sendiri serta mengenali bahayanya.
Pengumpulan Kader di Puskesmas Penyampaian alur kerja

Kader mengerjakan Soal Pre-test


Penyuluhan TB Paru
Proses Validasi di Pustu

Penjelasan tentang cara mengeluarkan


dahak untuk pemeriksaan Dahak S-P

Anda mungkin juga menyukai