Jawa Timur sendiri menempati peringkat kedua di Indonesia pada tahun 2015
dengan temuan kasus TB mencapai 40.185 kasus.
Pada tahun 2016 dilaporkan jumlah pasien TB paru yang tergolong Kategori 1
yang ada di wilayah Puskesmas Pajarakan mencapai 40 kasus. Menurun dari
tahun 2015 yang berjumlah 50 kasus.
Program strategi penanggulangan TB Program alternatif pemberantasan
di Indonesia adalah strategi DOTS TB Paru dengan Active Case Finding
(Directly Observed Treatment yaitu menjaring suspek TB paru
Shortcourse). dengan melibatkan peran serta
masyarakat termasuk kader untuk
Penemuan penderita TB Paru dalam meningkatkan angka cakupan
strategi ini, dilakukan secara pasif (coverage) penemuan, pemeriksaan dan
(passive case finding) pengobatan TB paru.
Memberikan
Sebagai health
informasi dan Sebagai masukan education
masukan kepada Kepala (mendidik) dan
dalam upaya Puskesmas untuk sebagai motivator sebagai masukan
penemuan bahan (memotivasi) untuk
pertimbangan kader dalam meningkatkan
penderita pelayanan
dalam pembinaan meningkatkan
suspek TB kader kesehatan. peran serta kesehatan.
paru melalui masyarakat untuk
Khususnya di
kader wilayah kerja
selalu Puskesmas Pajarakan,
kesehatan meningkatkan Kabupaten
sehingga dapat kemampuan dalam Probolinggo.
dipakai untuk memantau
kesehatan
mengembangkan masyarakat.
penelitian
selanjutnya.
Desain mini project yang
dipilih adalah dengan Kegiatan ini dilakukan
pendekatan teknik pada bulan 17 Januari –
25 Februari 2017 di 5
one group pre test
Desa Kecamatan
dan post test Pajarakan Kabupaten
design Probolinggo,
serta metode active diantaranya Desa
case finding atau Sukomulyo, Selogudig
pencarian secara aktif kulon, Pajarakan
pasien TB kasus baru di kulon, Karang pranti
masyarakat. dan Karang bong.
a) Mengumpulkan data kader posyandu sebagai kader TB yang
didapatkan dari data Puskesmas Pajarakan.
b) Pembuatan alur kerja kegiatan.
c) Melakukan persiapan berupa kegiatan briefing awal dan tanda tangan
kesepakatan kontrak kerja sama antara kader dengan dokter
internship.
d) Melakukan pre-test bagi kader kesehatan untuk mengetahui tingkat
pemahamannya mengenai TB Paru sebelum dilakukan intervensi
berupa penyuluhan.
e) Melakukan penyuluhan mengenai TB Paru bagi kader kesehatan oleh
dokter internship.
f) Melakukan post-test bagi kader kesehatan untuk mengetahui tingkat
pemahamannya mengenai TB Paru setelah dilakukan intervensi berupa
penyuluhan.
g) Kader kesehatan melakukan penjaringan TB kasus baru melalui
penilaian kesehatan tiap keluarga yang tinggal di wilayahnya dengan
cara wawancara dan pengamatan sesuai kriteria diagnosa yang telah
dijelaskan saat materi penyuluhan .
h) Validasi data pasien penjaringan TB kasus baru yang dibagi kedalam 2
tahap oleh tim dokter internship.
i) Pasien yang tervalidasi diarahkan untuk melakukan pemeriksaan dahak
S-P ke laboratorium Puskesmas Pajarakan.
j) Pengolahan data.
Kader TB dikumpulkan di PKM Pajarakan
Kader TB berasal dari 5 desa di kecamatan Pajarakan
(Desa Sukomulyo, Pajarakan Kulon, Karang Pranti, Selogudig Kulon, dan Karangbong)
Dilakukan pre-test
(guna mengetahui tingkat pemahaman kader tentang TB Paru sebelum diberikan materi )
Penyuluhan Kader
Dilakukan post-test
(guna mengetahui tingkat pemahaman kader tentang TB Paru setelah diberikan materi )
Validasi
(dokter internship didampingi kader mendatangi polindes desa target untuk memeriksa pasien baru dari hasil data
kader dengan suspect TB Paru & meminta pasien mengeluarkan sputum (dahak) di pot sputum yg telah tersedia untuk
pasien
OAT Kategori 1
Melakukan Foto Thorax
Pengolahan data
Tabel 1. Hasil Pretest dan Posttest Kader serta Hasil Penjaringan
TB Kasus Baru oleh Kader
No Nama Pretest Posttes Hasil Pasien Pasien yang Pasien yang Temu
Kader t penjari Susp. Sputum SPS Foto Thorax an
ngan TB Pasie
pasien Paru n
kasus Negati Positif Negati Positif TBC
baru f f Paru
yang Positif
Tervali
dasi
1. Sukomulyo 80 100 7 4 2 0 0 0 0
1
2. Sukomulyo 80 100 6 2 2 0 0 0 0
2
3. Selogudig 60 90 6 1 0 0 0 0 0
Kulon
4. Karang 80 100 8 3 1 1 0 1 2
Pranti
5. Karang 70 80 10 7 6 0 0 0 0
Bong
6. Pajarakan 80 80 7 4 1 0 0 0 0
kulon
Tabel 1. Hasil Validasi pasien suspect TB
120
80 80 80 80 80 80
80
70
60
60
40
20
0 0 0 2 0 0
0
Sukomulyo 1 Sukomulyo 2 Selogudig Kulon Karang Pranti Karang Bong Pajarakan kulon
Diagram 2. Hasil Pretest dan Posttest Kader
Hasil Pretest dan Posttest
120
100
80
60
40
20
0
Sukomulyo 1 Sukomulyo 2 Selogudig Kulon Karang Pranti Karang Bong Pajarakan kulon
Pretest Posttest
Dari hasil pre test dan post test, dapat kita lihat bahwa
kader memiliki pemahaman yang baik pengenai kasus
TBC paru sebelum dilakukan penyuluhan, dan setelah
dilakukan penyuluhan nilai post testnya pun meningkat.
Diagram 3. Hasil Temuan TB Paru Kasus baru
1.5
0.5
0
Sukomulyo 1 Sukomulyo 2 Selogudig Kulon Karang Pranti Karang Bong Pajarakan kulon
Kader juga dapat menjadi pengingat atau supervisi terhadap pengawas menelan
obat (PMO) sehingga kemungkinan untuk drop out pengobatan berkurang.
Sedangkan passive case finding hanya dapat menjaring pasien yang mau datang atau
berobat ke puskesmas saja dan biasanya penderita yang datang sudah dalam keadaan
kronik atau parah. Pada metode passive case finding tidak ada supervisi terhadap
pengawas menelan obat (PMO) sehingga kemungkinan untuk drop out pengobatan
masih sangat besar.
Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu hanya terdapat satu atau dua kader di setiap
desanya sedangkan terdapat 5-6 dusun dimasing- masing desa, selain itu kader hanya
diberikan waktu yang singkat untuk menjaring pasien suspek TB paru.
1. Pelaksanaan penyuluhan tentang “Penjaringan TB Paru Kasus Baru Melalui Active
Case Finding Dalam Upaya Peningkatan Cakupan TB Paru di Puskesmas Pajarakan”
pada tanggal 17 Januari 2017 kepada para kader kesehatan berlangsung dengan
lancar, kader kesehatan aktif bertanya dan menyampaikan masukannya.
3. Dari hasil pemeriksaan sputum s-p didapatkan 1 pasien positif dan 12 pasien
negatif, 1 pasien yang negatif melakukan pemeriksaan foto thoraks dan ditemukan
positif pada foto thoraks
5. Hasil akhir peneitian ini ditemukan 2 pasien positif TB paru kasus baru
1. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo
Masih banyaknya petugas kesehatan yang belum mendapatkan pelatihan, untuk itu
diperlukan petugas kesehatan yang terlatih sesuai dengan kebutuhan program DOTS dan
perluasan pelatihan DOTS yang berkesinambungan meliputi seluruh petugas pelayanan
kesehatan.
4. Bagi Masyarakat
Masyarakat diharapkan dapat ikut serta secara aktif di dalam kegiatan program
penanggulangan TB dengan cara melaporkan ke puskesmas apabila ada suspek TB di
masyarakat
Masyarakat diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan mengenai TB paru sehingga
dapat membekali diri sendiri serta mengenali bahayanya.
Pengumpulan Kader di Puskesmas Penyampaian alur kerja