Anda di halaman 1dari 93

ATMOSFER

Oleh : Dini Yuniar Safitri, S.Pd


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.6. Menganalisis dinamika 3.6.1 Menjelaskan struktur
atmosfer dan dampaknya atmosfer
terhadap kehidupan 3.6.2 Menganalisis karakteristik
atmosfer
3.6.3 Mengidentifikasi manfaat
atmosfer
4.6. Menyajikan proses 4.6.1. Membuat rangkuman tentang
dinamika atmosfer lapisan – lapisan atmosfer
menggunakan bagan, 4.6.2. Mempresentasikan hasil kerja
gambar dan video, kelompok tentang lapisan -
lapisan atmosfer
PENGERTIAN
• Udara yang menyelimuti bumi
• Kumpulan gas-gas yang menyelimuti bumi
Komposisi gas pembentuk atmosfer

Gas Simbol Volume (%)


Nitrogen N2 78,08
Oksigen O2 20,95
Argon Ar 0,93
Karbondioksida CO2 0,035
Neon Ne 0,0018
Methan CH4 0,00017
Helium He 0,0005
Hidrogen H2 0,00005
Xenon Xe 0,000009
Ozon O3 0,000004
Lapisan-lapisan Atmosfer
Troposfer
 Lapisan terbawah
 ketebalan di katulistiwa 19 km, di kutub 8
km. Rata-rata 11 km.
 Temperatur makin turun seiring dengan
bertambahnya ketinggian (0,6°C tiap 100 m
dpal)
 Terjadi gejala cuaca.
 Sebagian besar massa atmosfer terdapat di
sini
 Puncaknya dibatasi oleh tropopause
Stratosfer
 Berada di atas troposfer hingga ketinggian 50 km
 Terdiri atas dua lapisan:
a. Lapisan Isotermal  ketinggian 11-20 km,
temperatur tetap (-60°C)
b. Lapisan Inversi ketinggian 20-50 km, makin
ke atas temperatur makin tinggi
 Tempat konsentrasi gas Ozon, pada 15-35 km 
lapisan Ozonosfer
 Puncak dibatasi lapisan Stratopause
Mesosfer
 Ketinggian 50-85 km
 Makin ke atas temperatur makin rendah.
Tiap naik 1000 m, temperatur turun 2,5 -
3°C. Suhu pada posisi tertinggi - 90°C
 Melindungi bumi dari benda2 luar angkasa
 Puncak dibatasi oleh Mesopause
Termosfer
 Ketinggian 85 – 500 km
 Dinamakan lapisan panas (Hot Layer)
 Temperatur tinggi  90 - 500°C, karena
molekul oksigen mengabsorbsi (menyerap)
energi surya
Lapisan Ionosfer
 Pada ketinggian 60-600 km.
 Terjadi ionisasi
 Sangat bermanfaat di bidang komunikasi
 Terdiri dari 3 lapisan:
- Lapisan D, 60-120 km, pantulkan gel Amplitudo
Modulation
- Lapisan E, 120-180 km, pantulkan gel AM
- Lapisan F, 180-600 km, pantulkan gel pendek
(FM)
Eksosfer
 Ketinggian > 600 km
 Grafitasi Bumi sudah berkurang, pengaruh
angkasa luar sudah terasa
 Molekul-molekul bergerak bebas
 Tempat diletakkannya satelit
SKETSA SUSUNAN LAPISAN ATMOSFER
KETINGGIAN
( KM )
PUNCAK ATMOSFER
1000

EXOSFER
650 THERMOFAUSE

LAPISAN THERMOSFER
400 IONOPAUSE
LAPISAN
300 LAPISAN F.2

LAPISAN IONOSFER
APPLETON
200 LAPISAN F.1

LAPISAN
140 LAPISAN E.2 HEAVISIDE
100 LAPISAN E.1

MESOPAUSE
80,4 LAPISAN KENNELY
LAPISAN D
MESOSFER
48,2 LAPISAN OZON
STRATOSFER
11,2 TROPOPAUSE
TROPOSFER

DARATAN LAUT
Penilaian Pengetahuan
N Soal Essay
o
1. Jelaskan struktur atmosfer

2. Identifikasikan ketinggian atmosfer berikut


ini !
a. Troposfer
b. Stratosfer

3. Identifikasikan dua manfaat atmosfer bagi


kehidupan !
Pengertian Cuaca dan Iklim
 Cuaca : keadaan rata-rata udara
pada waktu yang relatif singkat dan
pada daerah yang sempit
 Iklim : Keadaan cuaca rata-rata pada
daerah yang luas dan dalam waktu
yang lama
 Ilmu Cuaca : Meteorologi

 Ilmu Iklim : Klimatologi


Unsur-unsur Cuaca dan Iklim
SUHU/TEMPERATUR

TEKANAN UDARA

KELEMBABAN UDARA

UNSUR CUACA
DAN IKLIM PERAWANAN

HUJAN

ANGIN
1. Temperatur / Suhu
 Keadaan panas – dinginnya udara
 Sumber  matahari
 Alat ukur : Termometer, termograf
 Isoterm : garis khayal pada peta
yang menghubungkan tempat-
tempat di permukaan bumi yang
memiliki suhu yang sama
 Proses pemanasan : Langsung dan
tidak langsung
Pemanasan Langsung
 Absorpsi : penyerapan unsur-unsur
radiasi matahari
 Refleksi : pemanasan terhadap
udara tapi dipantulkan kembali oleh
partikel-partikel udara
 Difusi : penyebaran sinar
gelombang pendek biru dan
lembayung berhamburan ke segala
arah
Pemanasan tidak langsung
 Konduksi : matahari memberi panas
pada tanah, kemudian diteruskan ke
lapisan udara di atasnya
 Konveksi : pemberian panas oleh gerak
udara vertikal ke atas
 Adveksi : pemberian panas oleh gerak
udara horizontal
 Turbulensi : pemberian panas oleh gerak
udara yang tidak teratur (berputar-putar)
Faktor yang mempengaruhi besar
suhu udara di suatu daerah:
 Sudut datang sinar matahari
 Lama penyinaran sinar matahari

 Relief permukaan bumi (ketinggian


tempat)
 Banyak sedikitnya awan

 Perbedaan letak lintang


G A
S

SINAR VERTIKAL
N

a
b

GAMBAR SUDUT DATANG SINAR MATAHARI DI KHATULIS DAN LINTANG TINGGI

KETERANGAN
LEBIH BESAR MASUK SUDUT MATAHARI, LEBIH BESAR INTENSIVITAS PEMENASAN
SINAR A DARI PADA B KARENA BIDANG A < DARI BIDANG B + C

by sakib
SUDUT DATANG SINAR MATAHARI DI SUATU TEMPAT

SIANG HARI

c b

PERMUKAAN BUMI

Keterangan
Pada pagi hari bidang yang terpanasi adalah a + c
Pada siang hari bidang yanmg dipanasi adalah a
Pada sore hari bidang yang diapanasi adalah a + b
Pada siang hari wilayah a dipanasi matahari lebih intensif
Gradien Termis
= Gradien temperatur vertikal
(Lapse-rate)
 Angka yang menunjukkan turunnya
suhu udara tiap kenaikan tinggi
tempat
 Rumus:
H
T  To  0,6
100
Contoh soal
 Suatu tempat memiliki suhu 26,3 °C,
pada ketinggian 2000 m dpal,
berapakah suhu udara di tempat
tersebut?
 Suhu mula – mula suatu tempat
adalah 26,3 °C. Pada ketinggian
berapa suhu udara berubah menjadi
20°C ?
 Angin bertiup dari Daerah A yang
memiliki suhu 24°C, menuju daerah
B yang lebih tinggi dan turun di
aderah C sebagai angin panas
dengan suhu 30°C. Ditanyakan :
a. Berapakah ketinggian daerah B
(Hв)
b. Berapakah suhu daerah B (Tв)
Penyelesaian 1
H
T  26,3  0,6
100

2000
T  26,3  0,6
100

T = 26,3 – 0.6 • 20

T = 26,3 - 12

T = 14,3°C
Penyelesaian 2

T  26,3  0,6
H 6,3 100
100 H
0,6
H
20  26,3  0,6
100
H = 1050 m dpal
H
6,3  0,6
100
Penyelesaian 3
TB = TA – 0,6 H/100 (Gradien thermis saat ketinggian bertambah)

TC = TB + 1 H/100 (Gradien thermis saat ketinggian turun)


TB = TA - 0,6 H/100 TC = TB + 1 H/100

TC = TA – 0,6 H/100 + 1 H/100

30o = 24o + 0,4/100 30o – 24o = 0,4 H/100

6o =0,4 H/100 0,4 H = 600

H = 600/0,4 H = 6000/4 H = 1.500 m dpal (a)

(b)TB = TA - 0,6 H/100 TB = 24o – 0,6 (1.500/100)

TB = 24o - 0,6 (15) TB = 24o – 9o TB = 15o C


2.Tekanan udara
 Tenaga yang bekerja untuk
menggerakkan massa udara dalam
setiap satuan luas wilayah tertentu
 Alat ukur : Barometer
 Satuan : milibar
 Semakin tinggi tempat maka
tekanan makin berkurang
 Isobar : garis khayal pada peta
yang menghubungkan tempat-
tempat di permukaan bumi yang
memiliki tekanan yang sama
Gradien barometer
 Tekanan udara antara 2 isobar pada jarak
lurus 111 km
 Rumus:

111 km
GB  di 
H
TEKANAN UDARA DAN ANGIN
GRADIEN BAROMETRIK
C

A
900 mb
100 km 250 km

950 mb D

Berapa Gradien Barometer dari :


a) AB
b) CD
Penyelesaian :
*Tekanan Udara (Isobar) A = 900 mb, Isobar B = 950 mb, jadi
perbedaan tekanan udara (Isobar A dan B ) = 50 (sebagai di)

*Jarak antara A dan B = 100 km

(a) GB = di x 111 km/h


GB = (50 x 111 km / 100) x 1 mb
GB = 55,5 mb
Atau
GB = (50 : 100 km /111 km) x 1 mb
GB = 55,5 mb

(b) GB = (50x 111 km/250 km)x 1 mb


GB = 22,2 mb
Atau

GB = (50 : 100 km/111 km) x 1 mb


GB = 22,2 mb
3. Kelembaban Udara
 Banyaknya uap air yang dikandung
dalam udara
 Alat ukur : Higrometer

 Udara dikatakan jenuh jika


kelembaban 100%
Macam-macam kelembaban
 Kelembaban mutlak (Absolute
Humidity) : jumlah uap air yang
terdapat dalam 1 m3 udara ( gr/m3 )
 Kelembaban maksimum (Maximum
Humidity) : jumlah maksimum uap
air yang dapat dikandung oleh udara
dalam suhu tertentu
 Kelembaban Relatif ....
Kelembaban Relatif
 Perbandingan jumlah uap air yang
dikandung udara dengan jumlah
maksimum uap air yang dapat dikandung
udara pada suhu dan tekanan yang sama
 Rumus:

Kelembaban Mutlak
RH   100%
Kelembaban Maksimum
Contoh soal
 Suatu tempat yang berukuran 2x2x2 m
memiliki kandungan uap air sebanyak 320
gr. Berapakah kelembaban absolutnya!
 Suatu tempat yang bersuhu 25°C memiliki
kandungan udara 20 gr/m3. Jika pada
suhu yang sama udara dapat
mengandung maksimal 40 gr udara,
berapakah kelembaban relatifnya?
Penyelesaian 1

2 x 2 x 2 = 8 m3

320 : 8 = 40 gr/m3
Penyelesaian
Kelembaban Mutlak
RH   100%
Kelembaban Maksimum

20
RH   100%
40

RH = 50 %
4. Perawanan (Cloudness)
 Awan : kumpulan tetesan air (kristal-
kristal es) di dalam udara yang
terjadi karena
pengembunan/pemadatan udara
setelah melampaui keadaan jenuh
 Titik-titik awan sebenarnya bukan air
murni melainkan inti kondensasi
yang dikelilingi embun  kristal
garam
Macam-macam awan berdasar tinggi dan bentuk:
 Cirrus (awan tinggi) > 6000 m
- Cirrus (Ci) : tipis, spt bulu burung
- Cirro stratus (Cs): putih merata spt kelambu
- Cirro Comulus (Cc): Spt sisik ikan, gerombolan
domba
 Alto (awan menengah) 2000 – 6000 m
- Alto Comulus (A-Cu): spt gumpalan kapas
- Alto Stratus (A-St): berlapis-lapis spt pita
 Strato (awan rendah) < 2000 m
- Strato Comulus (St-Cu) : tebal, luas, bergumpal
- Stratus (St) : merata, rendah, berlapis-lapis
- Nimbostratus (Ni-St): tebal, bentuk tdk teratur,
gerimis/hujan
- Nimbocomulus (Ni-Cu): tebal, bergumpal,
kelabu hitam
- Cumulus : bergumpal, bewarna putih
- Cumulonimbus : awan vertikal, mendatangkan
hujan disertai petir
KLASIFIKASI AWAN
5. Hujan
 Peristiwa jatuhnya titik-titik air dari atmosfer ke
permukaan bumi  presipitasi
 Alat ukur : fluviograf, raingauge, regenmeter,
ombrometer
 Isohyet : garis khayal pada peta yang
menghubungkan titik-titik di permukaan bumi
yang memiliki curah hujan sama
 Macam hujan menurut terjadinya:
- Hujan Zenithal / konveksi
- Hujan Orografis / Relief
- Hujan Frontal
- Hujan Siklonal
- Hujan Muson
- Hujan Buatan
Hujan Zenithal / Konveksi

30o-40oLU 0º 30o-40o LS
Hujan Zenithal / Konveksi
hujan yang disebabkan udara permukaan
yang naik akibat pemanasan Matahari
menjadi lebih dingin dan mengembun. Udara
ini mengandung air yang berasal dari laut,
sungai, danau, tanah dan tumbuh-tumbuhan.
Lokasi terjadi di sekitar Daerah Konvergensi
Antartropik (DKAT), dipengaruhi gerakan
massa udara yang bergerak secara vertikal,
dan terjadi saat siang hari.
Hujan Orografis
Hujan Orografis
hujan yang terjadi di daerah pegunungan,
udara yang mengandung uap air bergerak
naik ke atas pegunungan, sehingga terjadi
penurunan suhu dan terkondensasi dan
akhirnya turun hujan di lereng gunung yang
berhadapan dengan datangnya angin.
Hujan Frontal

Daerah Frontal

Massa Udara
Panas
Massa Udara
Dingin

Lintang Lintang
rendah Tinggi
Hujan Frontal
hujan yang terjadi di daerah front, yang
disebabkan oleh pertemuan dua massa udara
yang berbeda suhunya. Massa udara
panas/lembab bertemu dengan massa udara
dingin/padat sehingga berkondensasi dan
terjadilah hujan.
 Hujan Siklonal : terjadi karena angin
siklon membuat udara naik dan
menjadi dingin sehingga terjadi
kondensasi
 Hujan Muson : hujan yang terjadi
karena angin muson membawa uap
air ke suatu wilayah
 Hujan Buatan : Mengumpulkan titik-
titik air dengan memberi inti
kondensasi di udara, berupa butiran
garam, urea dsb
Syarat hujan buatan
 Ada awan comulonimbus ± 2 km
tebalnya
 Ketinggian awan 5000 – 7000 kaki

 Kecepatan Angin < 8 knot

 RH ≥ 70 %

 Titik air pada awan 1,8 – 2 mikron


6. Angin
 Udara yang bergerak dari tekanan
maximum ke tekanan minimum
 Alat ukur kecepatan angin:
Anemometer
 Macam gerakan angin ; Konveksi,
Adveksi dan turbulensi
Manfaat Angin
 Menentukan waktu penggarapan
tanaman
 Membantu penyerbukan tanaman

 Membantu kapal tradisional pergi –


pulang melaut
 Olahraga dan rekreasi
Macam-macam Angin

Macam angin
Angin Lokal Angin Tetap
Angin darat dan angin laut Angin Passat dan anti Passat

Angin gunung & angin lembah Angin Barat

Angin turun kering (fohn) Angin Timur

Angin musim / muson

Angin siklon dan anti siklon


Angin Lokal
 Angin yang bertiup hanya di tempat-
tempat tertentu dan tidak secara
kontinyu
 Angin ini bertiup sebagai akibat dari
pengaruh kondisi wilayah sekitarnya
Angin Darat

+
Angin Laut


Angin Gunung


Angin Lembah

+
Angin Fohn
Nama-nama Angin Fohn di
Indonesia
 Bohorok  Deli (Sumut)
 Kumbang  Cirebon

 Gending  Probolinggo

 Grenggong  Pasuruan

 Brubu  Makasar

 Wambrau  P. Biak (Papua)


Angin Muson
Gerak Semu Harian Matahari

23 1/2° LU The tropic of cancer

21 Juni
Equator

21 Mar 22 Sept

23 1/2° LS The tropic of Capricorn


22 Des
ANGIN MUSON TIMUR
JUNI
ASIA SAM PASIFIK

SAM HINDIA +
AUSTRALIA
ANGIN MUSON BARAT
DESEMBER
ASIA SAM PASIFIK
+

SAM HINDIA
– AUSTRALIA
Angin Muson
 Angin yang bertiup dengan berganti
arah tiap 6 bulan sekali
 Angin Muson timur mendatangkan
musim kemarau di Indonesia
 Angin muson barat mendatangkan
musim penghujan di Indonesia
Angin siklon dan anti Siklon
 Angin Siklon  angin yang berputar
ke arah masuk
 Angin Anti Siklon  angin y berputar
ke arah luar
Belahan Bumi Utara SIKLON ANTI SIKLON

+ + – –

– – + –
+ +
+ –
Belahan Bumi Selatan

+ + – –

– – + –
+ +
+ –
Angin Tetap
 Angin yang bertiup sepanjang tahun
dengan arah yang sama
 Ada tiga angin tetap di muka bumi :
Angin Passat dan anti passat, angin
barat, angin timur
 Namun angin tetap ini sering kalah
oleh angin lokal
Sistem pergerakan angin Global di Muka Bumi
Kutub Utara
+

– – – – – 60° LS

Etesia + + + + + + + 30 - 40° LU

– – – – – – –
Khatulistiwa

Etesia + + + + + + +
30 - 40° LS

– – – – –
60° LS

+
Kutub Selatan
Angin Passat (Trade wind)
 Angin yang bertiup dari zona
tekanan maksimun subtropis menuju
zona tekanan minimum equator
 Angin Passat timur Laut  belahan
bumi utara
 Angin Passat Tenggara  Belahan
bumi selatan
Angin Anti Passat
 Anginyang bertiup dari zona
tekanan minimum equator menuju
zona tekanan maksimum subtropis
(di bagian atas dari Angin Passat)

Anti Pasat

Pasat


Angin Barat (Westerlies)
 Angin yang bertiup dari zona
tekanan maksimum subtropik
menuju zona tekanan minimum sub-
arktik
 Karena pengaruh rotasi maka angin
ini berbelok menuju timur sehinga
seolah-olah datang dari arah barat
Angin Timur (Easterlies)
 Angin yang bertiup dari zona
tekanan maksimum kutub menuju
zona tekanan minimum sub-arktik.
 Karena pengaruh rotasi maka
berbelok seolah-olah dari arah timur
menuju ke barat
 Terjadi di sekitar Lintang 60° baik
Utara maupun Selatan
Angin Daerah Etesia
 Daerah Etesia : daerah antara 30°
LU - 40° LU maupun 30° LS - 40° LS
 Merupakan perbatasan antara
daerah angin Passat dengan angin
Barat, sehingga mengalami
pengaruh gerakan semu harian
matahari.
 Pada musim dingin bertiup angin
Barat dan pada musim panas bertiup
angin Pasat Timur Laut (BBU) atau
angin Passat Tenggara (BBS)
Iklim Matahari
 Tropis:23½°LU - 23½°LS
 Subtropis : 23½°LU/LS - 40°LU/LS

 Sedang : 40°LU/LS - 66½°LU/LS

 Kutub : 66½°LU/LS - 90°LU/LS


Klasifikasi Iklim menurut Koppen
 A (Iklim hujan tropis) : Temperatur
bulan terdingin > 18°C, CH tahunan
tinggi, CH bulanan > 60 mm
 B (Iklim Kering/Gurun) : CH <
Penguapan (evaporasi)
 C (Iklim Hujan Sedang, Panas) :
Temperatur bulan terdingin -3°C sampai
dengan 18°C
 D (Iklim Hujan Salju, Dingin) :
Temperatur bulan terdingin kurang dari -
3°C dan temperatur bulan terpanas >
10°C
 E (Iklim Kutub) : Bulan terpanas
temperaturnya < 10°C
Kriteria tambahan iklim Köppen :
f : tdk ada msm kering, bsh sepanjang th
m:musim krg pendek,sisanya lebat sepanjanh tahun
w:hujan pada musim panas
s :kondisi kering pd musim panas
W:kondisi kering pada msm dingin
a :msm pns yg terik,suhu rata2 bln terpanas > 22o C
b :msm pns yg pns,suhu rata2 bln terpns < 22o C
c :msm pns yg sejuk & pendek < 4 bln,suhu > 10o C
d :msm dingin yg sngt dingin t bln terdngin < -3oC
h :terik,suhu tahunan rata2 > 18oC
k :sejuk,suhu tahunan rata2 < 18OC
Sub divisi Iklim Köppen
 Af : Iklim hujan tropis
 Aw : Iklim savana tropis
 BS : Iklim Stepa
 BW : Iklim Gurun
 Cf : Iklim hujan sedang, panas, tanpa musim kering
 Cw : Iklim hujan sedang, panas, dengan musim dingin
yang kering
 Cs : Iklim hujan sedang, panas, dengan musim panas
yang kering
 Df : Iklim hujan salju, tanpa musim kering
 Dw : Iklim hujan salju, dengan musim dingin yang
kering
 ET : Iklim tundra
 EF : Iklim salju
Subtipe Iklim A
 Af : iklim A dengan CH bulanan > 60 mm
 Aw : iklim A yang memiliki musim kering
yang panjang
 Am : peralihan antara Af dan Aw

60 Af
CH bulan terkering

40 Am

Aw
20

0
1000 1500 2000 2500
CH Tahunan
Iklim Junghuhn

11,1 – 6,2ºC
Zone dingin
Lumut
2500 m
17,1 – 11,1ºC
Zone sejuk Kopi, kina, Sayuran, Pinus
1500 m
22 – 17,1ºC
Zone sedang Kopi, Kina, Karet, Teh
650 m
26,3 - 22ºC
Karet, Coklat, tembakau, Karet,
Zone panas
Tebu, Jagung, Padi, Kelapa
0m
Klasifikasi Iklim Schmidt-Fergusson
 Berdasar pada jumlah bulan basah dan
bulan kering
 Klasifikasi yang jadi acuan (Mohr):

- Bulan Kering : CH < 60 mm / bulan


- Bulan Lembab : CH 60 – 100 mm / bulan
- Bulan Basah : CH > 100 mm / bulan

rata - rata bulan kering


Q  100 %
rata - rata bulan basah
Nilai Q
Q = 0 – 14,3%  A (Sangat Basah)
 Q = 14,3 – 33,3%  B (Basah)
 Q = 33,3 – 60%  C (Agak Basah)
 Q = 60 – 100%  D (Sedang)
 Q = 100 – 167%  E (Agak Kering)
 Q = 167 – 300%  F (Kering)
 Q = 300 – 700%  G (Sangat
Kering)
 Q > 700%  H (Luar Biasa Kering)
10 11 12
700%

H
300%
G
9
Rata-rata bulan kering

167%
8

F
7

100%
E
6

D 60%
5
4

C 33,3%
3

B 14,2%
2

A
1

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Rata-rata bulan basah
Tentukan iklim kota “K” menurut klasifikasi Schmidt Ferguson dan Klasifikasi
Koppen, berdasar data Curah Hujan berikut ini!
Bulan 1998 1999 2000 Jumlah Rata-rata
Januari 343 345 310
Februari 360 260 245
Maret 200 275 175
April 150 184 120
Mei 98 93 30
Juni 75 61 0
Juli 50 44 0
Agustus 40 112 84
September 112 153 125
Oktober 225 244 200
November 280 275 275
Desember 310 322 350
Σ Bln Basah
Σ Bln Lembab

Σ Bln Kering
Iklim kota “K”

rata - rata bulan k ering


Q  100 %
rata - rata bulan basah

2,0
Q  100 %
8,33
Q = 24 %
Iklim kota “K”  B (Basah)
IKLIM KOTA “K” MENURUT KLASIFIKASI KOPPEN

Af

1. CH bln terkering = 31 mm
2. 31CH tahunan = 2175 mm
40 Am
Af
CH bulan terkering
K
31
Aw
20

0
1000 1500 2000 2500
2175
CH Tahunan
GANGGUAN-
GANGGUAN IKLIM
1. Efek Rumah Kaca
(Greenhouse Effect)
 Meningkatnya suhu udara di bumi
akibat semakin banyak gas
pencemar dalam udara
 Penyebab : Gas buang dari industri,
kendaraan bermotor, rumah tangga.
Terutama CO2
 Energi matahari yang sampai Bumi
tertahan di atmosfer sehingga
membuat panas muka Bumi.
Penyebab Pemanasan Global (global warming)

Pembakaran AC / Gas Buang


hutan / Industri Rumah tangga

Global
Warming

Asap Kendaraan
Bermotor Sampah / bangkai
Akibat Global warming
Kerusakan hutan

Meningkatnya
badai dan kilat

Pengungsian Ketidakmampuan
Species untuk
beradaptasi Meningkatnya
terhadap iklim muka air laut
2. El Nino
 Peristiwamemanasnya suhu air
permukaan laut pantai barat Peru-
Equador yang mengakibatkan
gangguan iklim secara global
 Gejala yang terjadi : Kekeringan di
Asia dan Afrika
3. La Nina
 Kebalikan dari El Nino, konsentrasi
panas terjadi di wilayah Indonesia
sehingga angin basah sekitar Pasifik
dan Samudera Hindia bergerak ke
Indonesia
 Gejalanya : musim hujan yang lama
di Indonesia dan sekitarnya
 EL NINO.zip

Anda mungkin juga menyukai