EXOSFER
650 THERMOFAUSE
LAPISAN THERMOSFER
400 IONOPAUSE
LAPISAN
300 LAPISAN F.2
LAPISAN IONOSFER
APPLETON
200 LAPISAN F.1
LAPISAN
140 LAPISAN E.2 HEAVISIDE
100 LAPISAN E.1
MESOPAUSE
80,4 LAPISAN KENNELY
LAPISAN D
MESOSFER
48,2 LAPISAN OZON
STRATOSFER
11,2 TROPOPAUSE
TROPOSFER
DARATAN LAUT
Penilaian Pengetahuan
N Soal Essay
o
1. Jelaskan struktur atmosfer
TEKANAN UDARA
KELEMBABAN UDARA
UNSUR CUACA
DAN IKLIM PERAWANAN
HUJAN
ANGIN
1. Temperatur / Suhu
Keadaan panas – dinginnya udara
Sumber matahari
Alat ukur : Termometer, termograf
Isoterm : garis khayal pada peta
yang menghubungkan tempat-
tempat di permukaan bumi yang
memiliki suhu yang sama
Proses pemanasan : Langsung dan
tidak langsung
Pemanasan Langsung
Absorpsi : penyerapan unsur-unsur
radiasi matahari
Refleksi : pemanasan terhadap
udara tapi dipantulkan kembali oleh
partikel-partikel udara
Difusi : penyebaran sinar
gelombang pendek biru dan
lembayung berhamburan ke segala
arah
Pemanasan tidak langsung
Konduksi : matahari memberi panas
pada tanah, kemudian diteruskan ke
lapisan udara di atasnya
Konveksi : pemberian panas oleh gerak
udara vertikal ke atas
Adveksi : pemberian panas oleh gerak
udara horizontal
Turbulensi : pemberian panas oleh gerak
udara yang tidak teratur (berputar-putar)
Faktor yang mempengaruhi besar
suhu udara di suatu daerah:
Sudut datang sinar matahari
Lama penyinaran sinar matahari
SINAR VERTIKAL
N
a
b
KETERANGAN
LEBIH BESAR MASUK SUDUT MATAHARI, LEBIH BESAR INTENSIVITAS PEMENASAN
SINAR A DARI PADA B KARENA BIDANG A < DARI BIDANG B + C
by sakib
SUDUT DATANG SINAR MATAHARI DI SUATU TEMPAT
SIANG HARI
c b
PERMUKAAN BUMI
Keterangan
Pada pagi hari bidang yang terpanasi adalah a + c
Pada siang hari bidang yanmg dipanasi adalah a
Pada sore hari bidang yang diapanasi adalah a + b
Pada siang hari wilayah a dipanasi matahari lebih intensif
Gradien Termis
= Gradien temperatur vertikal
(Lapse-rate)
Angka yang menunjukkan turunnya
suhu udara tiap kenaikan tinggi
tempat
Rumus:
H
T To 0,6
100
Contoh soal
Suatu tempat memiliki suhu 26,3 °C,
pada ketinggian 2000 m dpal,
berapakah suhu udara di tempat
tersebut?
Suhu mula – mula suatu tempat
adalah 26,3 °C. Pada ketinggian
berapa suhu udara berubah menjadi
20°C ?
Angin bertiup dari Daerah A yang
memiliki suhu 24°C, menuju daerah
B yang lebih tinggi dan turun di
aderah C sebagai angin panas
dengan suhu 30°C. Ditanyakan :
a. Berapakah ketinggian daerah B
(Hв)
b. Berapakah suhu daerah B (Tв)
Penyelesaian 1
H
T 26,3 0,6
100
2000
T 26,3 0,6
100
T = 26,3 – 0.6 • 20
T = 26,3 - 12
T = 14,3°C
Penyelesaian 2
T 26,3 0,6
H 6,3 100
100 H
0,6
H
20 26,3 0,6
100
H = 1050 m dpal
H
6,3 0,6
100
Penyelesaian 3
TB = TA – 0,6 H/100 (Gradien thermis saat ketinggian bertambah)
111 km
GB di
H
TEKANAN UDARA DAN ANGIN
GRADIEN BAROMETRIK
C
A
900 mb
100 km 250 km
950 mb D
Kelembaban Mutlak
RH 100%
Kelembaban Maksimum
Contoh soal
Suatu tempat yang berukuran 2x2x2 m
memiliki kandungan uap air sebanyak 320
gr. Berapakah kelembaban absolutnya!
Suatu tempat yang bersuhu 25°C memiliki
kandungan udara 20 gr/m3. Jika pada
suhu yang sama udara dapat
mengandung maksimal 40 gr udara,
berapakah kelembaban relatifnya?
Penyelesaian 1
2 x 2 x 2 = 8 m3
320 : 8 = 40 gr/m3
Penyelesaian
Kelembaban Mutlak
RH 100%
Kelembaban Maksimum
20
RH 100%
40
RH = 50 %
4. Perawanan (Cloudness)
Awan : kumpulan tetesan air (kristal-
kristal es) di dalam udara yang
terjadi karena
pengembunan/pemadatan udara
setelah melampaui keadaan jenuh
Titik-titik awan sebenarnya bukan air
murni melainkan inti kondensasi
yang dikelilingi embun kristal
garam
Macam-macam awan berdasar tinggi dan bentuk:
Cirrus (awan tinggi) > 6000 m
- Cirrus (Ci) : tipis, spt bulu burung
- Cirro stratus (Cs): putih merata spt kelambu
- Cirro Comulus (Cc): Spt sisik ikan, gerombolan
domba
Alto (awan menengah) 2000 – 6000 m
- Alto Comulus (A-Cu): spt gumpalan kapas
- Alto Stratus (A-St): berlapis-lapis spt pita
Strato (awan rendah) < 2000 m
- Strato Comulus (St-Cu) : tebal, luas, bergumpal
- Stratus (St) : merata, rendah, berlapis-lapis
- Nimbostratus (Ni-St): tebal, bentuk tdk teratur,
gerimis/hujan
- Nimbocomulus (Ni-Cu): tebal, bergumpal,
kelabu hitam
- Cumulus : bergumpal, bewarna putih
- Cumulonimbus : awan vertikal, mendatangkan
hujan disertai petir
KLASIFIKASI AWAN
5. Hujan
Peristiwa jatuhnya titik-titik air dari atmosfer ke
permukaan bumi presipitasi
Alat ukur : fluviograf, raingauge, regenmeter,
ombrometer
Isohyet : garis khayal pada peta yang
menghubungkan titik-titik di permukaan bumi
yang memiliki curah hujan sama
Macam hujan menurut terjadinya:
- Hujan Zenithal / konveksi
- Hujan Orografis / Relief
- Hujan Frontal
- Hujan Siklonal
- Hujan Muson
- Hujan Buatan
Hujan Zenithal / Konveksi
30o-40oLU 0º 30o-40o LS
Hujan Zenithal / Konveksi
hujan yang disebabkan udara permukaan
yang naik akibat pemanasan Matahari
menjadi lebih dingin dan mengembun. Udara
ini mengandung air yang berasal dari laut,
sungai, danau, tanah dan tumbuh-tumbuhan.
Lokasi terjadi di sekitar Daerah Konvergensi
Antartropik (DKAT), dipengaruhi gerakan
massa udara yang bergerak secara vertikal,
dan terjadi saat siang hari.
Hujan Orografis
Hujan Orografis
hujan yang terjadi di daerah pegunungan,
udara yang mengandung uap air bergerak
naik ke atas pegunungan, sehingga terjadi
penurunan suhu dan terkondensasi dan
akhirnya turun hujan di lereng gunung yang
berhadapan dengan datangnya angin.
Hujan Frontal
Daerah Frontal
Massa Udara
Panas
Massa Udara
Dingin
Lintang Lintang
rendah Tinggi
Hujan Frontal
hujan yang terjadi di daerah front, yang
disebabkan oleh pertemuan dua massa udara
yang berbeda suhunya. Massa udara
panas/lembab bertemu dengan massa udara
dingin/padat sehingga berkondensasi dan
terjadilah hujan.
Hujan Siklonal : terjadi karena angin
siklon membuat udara naik dan
menjadi dingin sehingga terjadi
kondensasi
Hujan Muson : hujan yang terjadi
karena angin muson membawa uap
air ke suatu wilayah
Hujan Buatan : Mengumpulkan titik-
titik air dengan memberi inti
kondensasi di udara, berupa butiran
garam, urea dsb
Syarat hujan buatan
Ada awan comulonimbus ± 2 km
tebalnya
Ketinggian awan 5000 – 7000 kaki
RH ≥ 70 %
Macam angin
Angin Lokal Angin Tetap
Angin darat dan angin laut Angin Passat dan anti Passat
+
Angin Laut
–
Angin Gunung
–
Angin Lembah
+
Angin Fohn
Nama-nama Angin Fohn di
Indonesia
Bohorok Deli (Sumut)
Kumbang Cirebon
Gending Probolinggo
Grenggong Pasuruan
Brubu Makasar
21 Juni
Equator
0°
21 Mar 22 Sept
SAM HINDIA +
AUSTRALIA
ANGIN MUSON BARAT
DESEMBER
ASIA SAM PASIFIK
+
SAM HINDIA
– AUSTRALIA
Angin Muson
Angin yang bertiup dengan berganti
arah tiap 6 bulan sekali
Angin Muson timur mendatangkan
musim kemarau di Indonesia
Angin muson barat mendatangkan
musim penghujan di Indonesia
Angin siklon dan anti Siklon
Angin Siklon angin yang berputar
ke arah masuk
Angin Anti Siklon angin y berputar
ke arah luar
Belahan Bumi Utara SIKLON ANTI SIKLON
+ + – –
– – + –
+ +
+ –
Belahan Bumi Selatan
+ + – –
– – + –
+ +
+ –
Angin Tetap
Angin yang bertiup sepanjang tahun
dengan arah yang sama
Ada tiga angin tetap di muka bumi :
Angin Passat dan anti passat, angin
barat, angin timur
Namun angin tetap ini sering kalah
oleh angin lokal
Sistem pergerakan angin Global di Muka Bumi
Kutub Utara
+
– – – – – 60° LS
Etesia + + + + + + + 30 - 40° LU
– – – – – – –
Khatulistiwa
Etesia + + + + + + +
30 - 40° LS
– – – – –
60° LS
+
Kutub Selatan
Angin Passat (Trade wind)
Angin yang bertiup dari zona
tekanan maksimun subtropis menuju
zona tekanan minimum equator
Angin Passat timur Laut belahan
bumi utara
Angin Passat Tenggara Belahan
bumi selatan
Angin Anti Passat
Anginyang bertiup dari zona
tekanan minimum equator menuju
zona tekanan maksimum subtropis
(di bagian atas dari Angin Passat)
Anti Pasat
Pasat
0°
Angin Barat (Westerlies)
Angin yang bertiup dari zona
tekanan maksimum subtropik
menuju zona tekanan minimum sub-
arktik
Karena pengaruh rotasi maka angin
ini berbelok menuju timur sehinga
seolah-olah datang dari arah barat
Angin Timur (Easterlies)
Angin yang bertiup dari zona
tekanan maksimum kutub menuju
zona tekanan minimum sub-arktik.
Karena pengaruh rotasi maka
berbelok seolah-olah dari arah timur
menuju ke barat
Terjadi di sekitar Lintang 60° baik
Utara maupun Selatan
Angin Daerah Etesia
Daerah Etesia : daerah antara 30°
LU - 40° LU maupun 30° LS - 40° LS
Merupakan perbatasan antara
daerah angin Passat dengan angin
Barat, sehingga mengalami
pengaruh gerakan semu harian
matahari.
Pada musim dingin bertiup angin
Barat dan pada musim panas bertiup
angin Pasat Timur Laut (BBU) atau
angin Passat Tenggara (BBS)
Iklim Matahari
Tropis:23½°LU - 23½°LS
Subtropis : 23½°LU/LS - 40°LU/LS
60 Af
CH bulan terkering
40 Am
Aw
20
0
1000 1500 2000 2500
CH Tahunan
Iklim Junghuhn
11,1 – 6,2ºC
Zone dingin
Lumut
2500 m
17,1 – 11,1ºC
Zone sejuk Kopi, kina, Sayuran, Pinus
1500 m
22 – 17,1ºC
Zone sedang Kopi, Kina, Karet, Teh
650 m
26,3 - 22ºC
Karet, Coklat, tembakau, Karet,
Zone panas
Tebu, Jagung, Padi, Kelapa
0m
Klasifikasi Iklim Schmidt-Fergusson
Berdasar pada jumlah bulan basah dan
bulan kering
Klasifikasi yang jadi acuan (Mohr):
H
300%
G
9
Rata-rata bulan kering
167%
8
F
7
100%
E
6
D 60%
5
4
C 33,3%
3
B 14,2%
2
A
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Rata-rata bulan basah
Tentukan iklim kota “K” menurut klasifikasi Schmidt Ferguson dan Klasifikasi
Koppen, berdasar data Curah Hujan berikut ini!
Bulan 1998 1999 2000 Jumlah Rata-rata
Januari 343 345 310
Februari 360 260 245
Maret 200 275 175
April 150 184 120
Mei 98 93 30
Juni 75 61 0
Juli 50 44 0
Agustus 40 112 84
September 112 153 125
Oktober 225 244 200
November 280 275 275
Desember 310 322 350
Σ Bln Basah
Σ Bln Lembab
Σ Bln Kering
Iklim kota “K”
2,0
Q 100 %
8,33
Q = 24 %
Iklim kota “K” B (Basah)
IKLIM KOTA “K” MENURUT KLASIFIKASI KOPPEN
Af
1. CH bln terkering = 31 mm
2. 31CH tahunan = 2175 mm
40 Am
Af
CH bulan terkering
K
31
Aw
20
0
1000 1500 2000 2500
2175
CH Tahunan
GANGGUAN-
GANGGUAN IKLIM
1. Efek Rumah Kaca
(Greenhouse Effect)
Meningkatnya suhu udara di bumi
akibat semakin banyak gas
pencemar dalam udara
Penyebab : Gas buang dari industri,
kendaraan bermotor, rumah tangga.
Terutama CO2
Energi matahari yang sampai Bumi
tertahan di atmosfer sehingga
membuat panas muka Bumi.
Penyebab Pemanasan Global (global warming)
Global
Warming
Asap Kendaraan
Bermotor Sampah / bangkai
Akibat Global warming
Kerusakan hutan
Meningkatnya
badai dan kilat
Pengungsian Ketidakmampuan
Species untuk
beradaptasi Meningkatnya
terhadap iklim muka air laut
2. El Nino
Peristiwamemanasnya suhu air
permukaan laut pantai barat Peru-
Equador yang mengakibatkan
gangguan iklim secara global
Gejala yang terjadi : Kekeringan di
Asia dan Afrika
3. La Nina
Kebalikan dari El Nino, konsentrasi
panas terjadi di wilayah Indonesia
sehingga angin basah sekitar Pasifik
dan Samudera Hindia bergerak ke
Indonesia
Gejalanya : musim hujan yang lama
di Indonesia dan sekitarnya
EL NINO.zip