Anda di halaman 1dari 24

LKPD ATMOSFER

NAMA :
KELAS :
NO ABSEN :

A. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI :

3.6.1 Mendeskripsikan lapisan atmosfer


3.6.2 Mengklasifikasikan karakteristik lapisan atmosfer
3.6.3 Mencontohkan gejala optik di atmosfer
3.6.4 Menganalisis manfaat menyelidikan lapisan atmosfer bagi kehidupan
3.6.5 Membedakan cuaca dan iklim
3.6.6 Menganalisis unsur-unsur cuaca dan iklim
3.6.7 Menerangkan contoh alat pengukur unsur cuaca dan iklim

B. KERJAKAN SOAL - SOAL BERIKUT DENGAN MENGISI TITIK - TITIK YANG


TERSEDIA!
1. Sebutkan Sifat-sifat Atmosfer
…………..
2. Sebutkan ciri - ciri Lapisan Troposfer
….………
3. Sebutkan ciri - ciri Lapisan Stratosfer
………….
4. Sebutkan ciri - ciri Lapisan Mesosfer
………………………..
5. Sebutkan ciri - ciri Lapisan Termosfer/ionosfer
…………………
6. Sebutkan ciri - ciri Lapisan Eksosfer
………………………………

7. GEJALA OPTIK DAN KLIMATIK DI ATMOSFER:

Gambar-gambar di bawah ini merupakan gejala Atmosfer. Yang dimaksud


dengan gejala atmosfer adalah gejala atau fenomena yang ditimbulkan dari
perubahan keadaan udara terhadap bumi. Berikut gambar gejala atmosfer :
Gejala atmosfer terbagi dua, yaitu :
1. Gejala Optik
Seperti yang terlihat pada gambar 1, yang merupakan gejala optik adalah:
a. Pelangi

Adalah……….

b. Halo

Adalah………
c. Aurora

Adalah …………

d. Fatamorgana

Adalah……………
8. Gejala-gejala klimatik…

Gambar 2 : Gejala Klimatik Atmosfer


Sumber : Geograph88.blogger

e. Cuaca adalah ……………………..

f. Iklim adalah …………………………………

9. MANFAAT PENYELIDIKAN LAPISAN ATMOSFER BAGI


KEHIDUPAN
Isikan manfaat atmisfer pada tabel berikut :

No Lapisan Manfaat bagi kehidupan


Atmosfer
1) Troposfer ….…………………..

2) Stratosfer ….……………………………

3) Mesosfer ….……………………………………..
4) Termosfer ….……………………

5) Eksosfer ….……………………………..
Tabel 2. Manfaat lapisan atmosfer bagi kehidupan

10. Membedakan cuaca dan iklim


Perbedaan cuaca dan iklim isikan pada tabel di bawah ini…….

Perbedaan Cuaca Iklim


Jangka Waktu
Tingkat Perubahan

Luas Wilayah
Factor yang
mempengaruhi
Klasifikasi

Tabel 3. Perbedaan cuaca dan iklim


Sumber : http://perbedaancuacaiklim.blogspot.co.id

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui perbedaan cuaca dan iklim


sebagai berikut : ( bacalah dan pahami dengan seksama )
a. Perbedaan jangka waktu
Cuaca terjadi dalam jangka waktu yang singkat. Dalam hitungan jam
saja, cuaca di suatu wilayah dapat berubah- ubah secara drastis. Cuaca yang
tadinya mendung bisa berubah menjadi hujan deras, panas terik, dan lain
sebagainya. Sedangkan iklim hanya dapat berubah dalam jangka waktu yang
sangat lama. Indonesia semenjak ribuan tahun yang lalu masih saja tetap
memiliki iklim tropis, begitupun dengan korea, jepang, dan negara-negara
eropa yang tetap beriklim sub tropis.
b. Perbedaan jangkauan wilayah
Perbedaan cuaca dan iklim juga terletak pada jangkauan wilayah yang
dipengaruhinya masing-masing. Cuaca terjadi dalam jangkauan wilayah
yang sempit. Cuaca hari ini di Lampung dan di Surabaya misalnya, pasti
akan berbeda. Inilah yang mendasari kenapa prakiraan cuaca dilakukan
berdasarkan provinsi saja.
Adapun iklim terjadi dalam jangkauan wilayah yang sangat luas.
Negara-negara di Asia Tenggara misalnya (termasuk Indonesia, Malaysia,
Filiphina, Brunei, dan lainnya), mereka mempunyai jenis iklim yang sama,
yakni iklim tropis.
c. Perbedaan faktor utama yang mempengaruhi
Iklim suatu wilayah di bumi umumnya dipengaruhi oleh letak
geografis dan topografinya. Sedangkan cuaca dipengaruhi oleh perbedaan
suhu dan kelembaban udara antar wilayah.
d. Perbedaan klasifikasi
Iklim diklasifikasian menjadi lima yaitu iklim tropis basah, iklim
kering atau setengah kering, iklim dengan variasi suhu, iklim sirkompular,
dan iklim kutub (Koppen dan Geiger). Sedangkan cuaca diklasifikasikan
menjadi enam yaitu panas, cerah, berawan, hujan, dingin dan berangin.

2. UNSUR-UNSUR CUACA DAN IKLIM


Berikut unsur - unsur cuaca dan iklim ( bacalah dengan maksimal
hingga paham ) :
1. Penyinaran Matahari
Temperatur di Indonesia dipengaruhi oleh posisi lintang dan
keadaan alamnya. Posisi lintang Indonesia berada di antara 60 LU dan 110
LS sehingga Indonesia berada di daerah iklim tropis. Hal ini berarti semua
tempat di Indonesia menerima panas matahari sama banyak. Semua panas
yang berasal dari penyinaran matahari diterima oleh permukaan bumi,
sebagian dipantulkan kembali, dan sebagian lagi diserap oleh udara dan
awan.

Gambar 3. Penyinaran Matahari


Sumber : Wordpres.com
Jumlah sinar matahari yang di terima oleh bumi bergantung pada hal-hal
berikut.
a. Lama penyinaran. Semakin lama penyinaran maka makin tinggi
temperatur.
b. Sudut datang sinar matahari. Semakin miring sinar matahari maka
makin berkurang panasnya. Tempat yang dipanasi sinar matahari
yang datang dari sudut miring lebih luas.
c. Ketinggian tempat. Semakin bertambah ketinggian maka
temperature makin rendah.
d. Komposisi udara. Apabila udara banyak mengandung awan (uap
air) dan gas karbon dioksida maka panasnya akan berkurang.
e. Angin dan arus laut. Adanya angin dan arus laut yang datang dari
daerah dingin akan mendinginkan daerah yang dilalui.
f. Keadaan tanah. Tanah yang licin dan putih banyak memantulkan
panas. Tanah yang kasar dan hitam banyak menyerap panas.
g. Sifat permukaan. Daratan lebih cepat menerima panas daripada
lautan.

Gambar 4 : Pemanasan udara langsung dan tidak lagsung


Sumber : https://www.google.com
a. Pemanasan secara langsung
Pemanasan secara langsung dapat terjadi melalui beberapa proses
sebagai berikut:
1) Proses absorbs
Penyerapan unsur-unsur radiasi matahari, misalnya sinar gama,
sinar- X, dan ultra-violet. Unsur unsur yang menyerap radiasi matahari
tersebut adalah oksigen, nitrogen, ozon, hidrogen, dan debu.
2) Proses refleksi
Pemanasan matahari terhadap udara tetapi dipantulkan kembali ke
angkasa oleh butir-butir 2 air (H O), awan, dan partikel-partikel lain di
atmosfer.
3) Proses difusi
Sinar matahari mengalami difusi berupa sinar gelombang pendek
biru dan lembayung berhamburan ke segala arah. Proses ini
menyebabkan langit berwarna biru.
b. Pemanasan tidak langsung
Pemanasan tidak langsung dapat terjadi dengan cara-cara berikut:
1) Konduksi adalah pemberian panas oleh matahari pada lapisan udara
bagian bawah kemudian lapisan udara tersebut memberikan panas
pada lapisan udara di atasnya.
2) Konveksi adalah pemberian panas oleh gerak udara vertikal ke atas.
3) Adveksi adalah pemberian panas oleh gerak udara yang horizontal
(mendatar).
4) Turbulensi adalah pemberian panas oleh gerak udara yang tidak
teratur dan berputar-putar ke atas tetapi ada sebagian panas yang
dipantulkan kembali ke atmosfer.

2. Suhu Udara
Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk
mengukur suhu udara atau derajat panas disebut thermometer. Biasanya
pengukuran dinyatakan dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan
Fahrenheit (F). Suhu udara tertinggi di muka bumi adalah di daerah tropis
(sekitar ekuator) dan makin ke kutub, makin dingin. Di lain pihak, pada
waktu kita mendaki gunung, suhu udara terasa dingin jika ketinggian
bertambah. Kita sudah mengetahui bahwa tiap kenaikan bertambah 100
meter, suhu udara berkurang (turun) rata-rata 0,6o C. Penurunan suhu
semacam ini disebut gradient temperatur vertikal atau lapse rate. Pada udara
kering, besar lapse rate adalah 1o C.
Keadaan suhu udara di suatu tempat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu sebagai berikut :
a. Sudut datangnya sinar matahari
Sinar matahari yang jatuh tegak lurus ke permukaan bumi, maka daerah
sekitarnya akan terasa lebih panas dibandingkan sinar matahari yang arah
jatuhnya lebih condong. Sebagai contoh, pada saat pagi hari, sinar
matahari yang jatuh ke permukaan bumi memiliki arah yang condong
sehingga suhu udara masih terasa sejuk.
b. Lamanya penyinaran matahari
Semakin lama matahari menyusuri permukaan bumi, suhu udara akan
terasa semakin panas.
c. Keadaan awan
Semakin banyak awan yang menutupi permukaan bumi, suhu akan terasa
lebih sejuk karena sinar matahari terhalang oleh awan.
Untuk mengetahui temperatur rata-rata suatu tempat digunakan
rumus:

Tx = To – 0,6 x

Keterangan:
Tx = temperatur rata rata suatu tempat (x) yang dicari
To = temperatur suatu tempat yang sudah
diketahui
h = tinggi tempat (x)
Gradien Barometris
Perbedaan tekanan udara antara dua tempat akan menghasilkan angin.
Semakin besar perbedaan tekanan udara, maka angin yang bertiup pun akan
semakin kencang atau kuat.
Sebagaimana yang dirumuskan dalam hukum Stevenson.
Menurut Stevenson kekuatan angin yang bertiup berbanding lurus dengan
gradien barometernya. Semakin besar gradient barometernya, semakin kuat
angin yang bertiup. Gradien barometer adalah perbedaan tekanan udara antara
dua isobar pada tiap jarak lurus 15 meridian atau 111 km.
Contoh soal:
Diketahui dua isobar X dan Y. Isobar X mempunyai tekanan udara 1.450 mb
(milibar) dan
isobar Y mempunyai tekanan udara 1.150 mb. Jika jarak X dan Y adalah 600
km, berapakah
gradien barometernya?
Jawab:
Perbedaan tekanan X dan Y = 1.450 – 1.150 = 300 mb.
Jadi, gradien barometernya =( 300 : 111 ) / 600 = 55,5 mb.
Contoh :
Temperatur permukaan laut = 27o C. Kota X tingginya 1500 m (di Indonesia).
Tanya: Berapa temperatur rata rata kota X?
Jawab Tx = To – 0,6 x ℎ
100
27 – 0,6 x 1500
0
100
=
= 270 – 0,6 x 15
= 270 – 90
= 180 C
3. Tekanan Udara
Tekanan udara adalah berat massa udara yang memiliki tenaga untuk
memberikan tekanan pada permukiman bumi dan menggerakan massa udara
dalam satuan luas tertentu. Tekanan udara di setiap tempat tidaklah sama. Makin
rendah suatu tempat dari permukaan laut, makin tinggi tekanan udaranya.
Tekanan udara di suatu tempat juga dipengaruhi oleh temperatur tempat
tersebut. Tekanan udara di suatu tempat juga dipengaruhi oleh temperatur
tempat tersebut.
Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara adalah barometer
dengan satuan milibar. Sementara itu, alat untuk mencatat tekanan udara
bernama barograf
Daerah yang banyak menerima panas matahari udaranya akan
mengembang dan naik. Oleh karena itu, daerah tersebut bertekanan udara
rendah. Di tempat lain, terdapat tekanan udara tinggi sehingga terjadilah gerakan
udara dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan udara rendah. Gerakan
udara dinamakan angin.

4. Kelembapan udara
Kelembapan/kelengasan udara ialah kandungan uap air dalam udara.
Uap air di udara berasal dari hasil penguapan air di permukaan bumi, air tanah,
atau air yang ada pada tumbuh-tumbuhan. Kandungan uap air di udara berubah-
ubah. Kemampuan udara memegang uap air juga berbeda. Jadi, massa udara
mempunyai batas maksimum dalam menampung sejumlah udara.
Batas maksimum tersebut ditentukan oleh suhu udara seperti tergambar
pada table berikut.
Suhu udara (0C) -20 -10 0 10 20 30
Jumlah maksimum uap air 1,1 2,4 4,9 9,4 17,3 30,4
(gram/m )3

Table 4. Jumlah Kandungan Uap Air Maksimum pada Berbagai Ketinggian


Suhu Udara
Sumber: Wardiyatmoko: 146
Kelembapan udara dibedakan menjadi tiga, yaitu kelembapan mutlak, kelembapan
nisbi dan kelembapan relative.
a. Kelembapan Mutlak
Kelembapan mutlak adalah bilangan yang menunjukkan berat uap air dalam
satuan gram yang ada di dalam 1 m3 udara. Pantai mempunyai kelembapan
mutlak yang tertinggi karena berdekatan dengan penguapan, yaitu laut.
b. Kelembapan Nisbi
Kelembapan nisbi adalah angka dalam % yang menunjukkan perbandingan
antara banyaknya uap air yang terkandung dalam udara pada suhu tertentu
dengan jumlah uap air maksimum yang dapat dikandung udara pada suhu
yang sama. Kelembapan udara umumnya diukur dengan alat yang disebut
hygrometer.

Gambar 6 : Higrometer
Sumber : https://www.google.com

c. Kelembapan Relatif
Kelembapan relatif adalah perbandingan jumlah uap air yang ada secara
nyata/actual dengan jumlah uap air maksimum yang mampu ditampung oleh
setiap unit volume udara dalam suhu yang sama. Selain itu, kelembapan
udara juga diartikan perbandingan tekanan uap yang ada secara nyata/actual
dengan tekanan uap air maksimum pada suhu udara yang sama.
Rumus untuk menghitung kelembapan relative adalah sebagai berikut.

jumlah uap air yang ada


𝐾𝑒𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑝𝑎𝑛 𝑁𝑖𝑠𝑏𝑖 = (mutlak) x 100%

Contoh soal: 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑎𝑝 𝑎𝑖𝑟 𝑗𝑒𝑛𝑢ℎ


1 m udara mengandung uap air sebanyak 3 gram. Pada suhu 20 0C
3

udara tersebut mengandung uap air sebanyak 15 gram. Hitunglah


kelembapan relatifnya !
Jawab:
Kelembapan mutlak (absolute) = 3 𝑔 = 3 g/m3
1 𝑚3
jumlah uap air yang ada
𝐾𝑁 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑎𝑝 𝑎𝑖𝑟 𝑗𝑒𝑛𝑢ℎ x 100%
KN = 3 x100%=20%
15
5. Angin
Angin adalah gerakan udara yang terjadi di atas permukaan bumi. Pada
umumnya, angin bergerak horizontal. Namun, dalam meteorology kita
temukan juga angin yang bergerak vertical atau miring mengikuti lereng.
a. Proses Terjadinya Angin
Penyebab terjadinya angin karena perbedaan tekanan udara di dua
wilayah yang berdekatan. Perbedaan ini sebagai akibat dari perbedaan
suhu udara dan pemanasan matahari. Angin bersifat meratakan tekanan
udara. Makin besar perbedaan tekanan udara, makin kencang angin yang
terjadi.
b. Arah dan Kecepatan Angin
Arah angin dapat ditentukan dengan sebuah bendera angin. Bendera
angin terdiri atas sebuah kantong berbentuk kerucut terpancung. Arah
datangnya angin ditunjukkan oleh arah mulut kantong. Arah angin
ditanyakan dalam derajat. Kecepatan angin dikur oleh anemometer.
Penentuan arah dan kecepatan angin bermanfaat sekali dalam dunia
penerbangan dan pelayaran. Arah angin dinyatakan dengan mata angin
seperti dalam kompas
c. Macam-macam Angin
Pada dasarnya angin di permukaan bumi dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu angin tetap dan angin local. Angin tetap adalah angin yang bergerak
terus-menerus sepanjang tahun dengan arah yang tetap. Contohnya, angin
barat, angin timur dan angin pasat.

Gambar 7. Sirkulasi Angin


Sumber : https://www.google.com

1) Angin pasat
yaitu angin yang bertiup terus menerus dari daerah maksimum
subtropis utara dan selatan (300 – 400) menuju ke minimum
khatulistiwa.Terdiri dari Angin Passat Timur Laut bertiup di belahan
bumi Utara dan Angin Passat Tenggara bertiup di belahan bumi Selatan.
2) Angin barat tetap
Angin Barat yaitu angin antipassat (angin yang berhembus di atas angin
passat pada ketinggian (30 km dan arahnya berlawanan dengan angin
passat).
3) Angin timur tetap
Angin Timur yaitu angin yang bertiup dari kedua daerah maksimum
kutub menuju daerah minimum subpolar (lintang 660 LU dan LS.)
Gambar 7: Pola Siklus angin
Sumber : https://www.google.com

d. Angin Lokal
Angin lokal harian meliputi angin darat dan angin laut; angin gunung dan
angin lembah. Angin lokal yaitu angin yang bertiup pada daerah tertentu dan
waktu tertentu. Misalnya : angin kumbang, angin fohn, angin brubu di
Sulawesi Selatan, angin bahorok di Deli, angin gending di Pasuruan dan
Probolinggo, dan lain-lain.
1) Angin laut dan angin darat
Angin ini terjadi di daerah pantai. Angin laut terjadi pada siang
hari daratan lebih cepat menerima panas dibandingkan dengan lautan.
Angin bertiup dari laut ke darat. Terjadi pada pukul 09.00 sampai
dengan pukul 16.00. Angin ini biasa dimanfaatkan para nelayan untuk
pulang dari menangkap ikan di laut.
Angin darat terjadi pada malam hari daratan lebih cepat
melepaskan panas dibandingkan dengan lautan. Daratan bertekanan
maksimum dan lautan bertekanan minimum. Angin bertiup dari darat
ke laut. Terjadi pada saat malam hari dari jam 20.00 sampai dengan
jam 06.00. Angin jenis ini bermanfaat bagi para nelayan untuk
berangkat mencari ikan dengan perahu bertenaga angin sederhana.

Gambar 8 : Angin Laut dan Angin Darat\


Sumber : http://www.google.com
2) Angin lembah dan angin gunung
Pada siang hari udara yang seolah-
olah terkurung pada dasar lembah
lebih cepat panas dibandingkan
dengan udara di puncak gunung yang
lebih terbuka (bebas), maka udara
mengalir dari lembah ke puncak Gambar 10 : Angin Lembah dan
gunung menjadi angin lembah. Angin Gunung
Angin lembah terjadi ketika Sumber : http://www.google.com
matahari terbit, puncak gunung adalah
daerah yang pertama kali mendapat Pada malam hari udara mengalir
panas dan sepanjang hari selama dari gunung ke lembah menjadi
proses tersebut, lereng gunung angin gunung. Lembah akan
mendapat energi panas lebih banyak melepaskan energi panas dan
daripada lembah. Sehingga puncak gunung yang telah
menyebabkan perbedaan suhu antara mendingin akan mengalirkan udara
keduanya. Udara panas dari lereng ke lembah. Aliran udara tersebut
gunung naik dan digantikan dengan dinamakan angin gunung
udara dingin dari lembah. Akibatnya
terjadi aliran udara dari lembah
menuju gunung.

3) Angin Siklon dan Antisiklon


Daerah depresi atau pusat barometric minimum dinamakan siklon.
Sebuah siklus dikelilingi daerah dengan tekanan yang lebih tinggi. Pusat
barometric maksimum dinamakan antisiklon. Angin siklon adalah angin
yang terjadi di daerah siklon yang bertiup dari sekitar siklon menuju ke
pusat siklon itu. Sesuai dengan Hukum Buys Ballot, sambil bertiup ke arah
pusat, angin siklon membentuk gerakan spiral. Arah putaran siklon di
belahan utara berlawanan dengan arah putaran jarum jam, sedangkan di
belahan selatan searah dengan arah putaran jarum jam.
4) Angin muson
Angin muson adalah angin yang setiap setengah tahun berganti arah
yang berlawanan. Angin muson ini melalui Indonesia. Angin muson yang
berasal dari Asia merupakan angin muson barat dan angin muson yang
berasal dari Australia merupakan angin muson timur.
Gambar 10. Angin Muson Barat dan Angin Muson Timur
Sumber : http://www.google.com

a) Angin Muson Barat


Muson barat atau muson musim dingin timur laut adalah angin
yang bertiup pada bulan Oktober-April di Indonesia. Angin ini bertiup
saat matahari berada di belahan bumi selatan, yang menyebabkan benua
Australia sedang mengalami musim panas, berakibat pada tekanan
minimum dan benua Asia lebih dingin, berakibat memiliki tekanan
maksimum. Menurut hukum Buys Ballot, angin akan bertiup dari
daerah bertekanan maksimum ke daerah bertekenan minimum, sehingga
angin bertiup dari benua Asia menuju benua Australia, dan karena
menuju Selatan Khatulistiwa/Equator, maka angin akan dibelokkan ke
arah kiri. Pada periode ini, Indonesia akan mengalami musim hujan
akibat adanya massa uap air yang dibawa oleh angin ini, saat melalui
lautan luas di bagian utara (Samudra Pasifik dan Laut Tiongkok
Selatan).

Gambar 11 : Pola Angin Barat


Sumber : http://www.google.com

b) Angin Muson Timur


Muson timur atau muson musim panas barat daya adalah angin
yang bertiup pada bulan April-Oktober di Indonesia. Angin ini bertiup
saat matahari berada di belahan bumi utara, sehingga menyebabkan
benua Australia musim dingin, sehingga bertekanan maksimum dan
Benua Asia lebih panas, sehingga bertekanan minimum. Menurut hukum
Buys Ballot, angin akan bertiup dari daerah bertekanan maksimum ke
daerah bertekanan minimum, sehingga angin bertiup dari benua
Australia menuju benua Asia, dan karena menuju utara
Khatulistiwa/Equator, maka angin akan dibelokkan ke arah kanan. Pada
periode ini, Indonesia akan mengalami musim kemarau akibat angin
tersebut melalui gurun pasir di bagian utara Australia yang kering dan
hanya melalui lautan yang sempit.

Gambar 12: Pola Angin Timur


Sumber : http://www.google.com

6. Awan
Awan adalah kumpulan titik-titik air/kristal es di dalam udara yang
terjadi karena adanya kondensasi/sublimasi dari uap air yang terdapat dalam.
Awan yang menempel di permukaan bumi disebut kabut.

Gambar 13: Jenis-jenis Awan dan Ketinggiannya


Sumber :http://www.google.com

Berdasarkan morfologinya, awan dibedakan menjadi tiga jenis


(Menurut Dengel dalam Nursid Sumaatmadja, 2008:7.17) ,yaitu:
a) Awan Commulus
awan yang bentuknya bergumpal-
gumpal (bunar-bundar) dan dasarnya
horizontal.
Gambar 14 : Awan Commulus
Sumber: http://www.google.com
b) Awan Stratus
awan yang tipis dan tersebar luas
sehingga dapat menutupi langit secara
merata. Dalam arti khusus awan
stratus adalah awan yang rendah dan
luas.
Gambar 15 : Awan Stratus
Sumber : http://www.google.com
c) Awan Cirrus
awan yang berdiri sendiri yang halus
dan berserat, berbentuk seperti bulu
burung. Sering terdapat kristal es tapi
tidak dapat menimbulkan hujan.

Gambar 16 : Awan Cirrus


Sumber : http://www.google.com
Pada tahun 1894, Komisi Cuaca Internasional membagi bentuk awan
menjadi 4 kelompok utama, yaitu awan tinggi, awan sedang, awan rendah, dan
awan dengan perkembangan vertikal.
a) Awan Tinggi
Pada kawasan tropis, awan ini terletak di ketinggian 6-18 km, pada
kawasan iklim sedang awan ini terletak pada ketinggian 5-13 km,
sedangkan di kawasan kutub terletak pada 3-8 km. Awan yang tergolong
ke dalam awan tinggi adalah :
1. Awan cirrus (Ci)
Karakteristik :
a) Awan ini halus, dan berstruktur
seperti serat dan bentuknya mirip
bulu burung.Awan ini juga sering
tersusun seperti pita yang Gambar 17 : Awan Cirrus
melengkung di langit, sehingga Sumber : http://www.google.com
seakan-akan tampak bertemu pada
satu atau dua titik horizon
b) Awan ini tidak menimbulkan
hujan.
c) Awan ini terdiri daripada halbor
air yang terjadi disebabkan suhu
terlalu dingin pada atmosfer.
d) Awan Sirus ini ditiupkan angin
timuran yang bergelora. Awan ini
berwarna putih dengan pinggiran
tidak jelas.
2) Awan Sirostratus (Ci-St)
Karakteristik :
a) Bentuknya seperti kelembu putih
yang halus dan rata menutup
seluruh langit sehingga tampak
cerah, bisa juga terlihat seperti Gambar 19 : Awan Sirostratus
anyaman yang bentuknya tidak Sumber : http://www.google.com
teratur.
b) Awan ini juga menimbulkan
hallo(lingkaran yang bulat) yang
mengelilingi matahari dan bulan
yang biasanya terjadi di musim
kemarau.
3) Awan Sirokumulus(Ci-Cu)
a) Awan ini bentuknya seperti
terputus-putus dan penuh dengan
kristal-kristal es sehingga
bentuknya seperti sekelompok
domba dan sering menimbulkan
bayangan. Gambar 20 : Awan Sirokumulus
Sumber : http://www.google.com

b) Awan Sedang
Pada kawasan tropis awan ini terletak di ketinggian 2-8 km, pada
kawasan iklim sedang terletak di ketinggian 2-7 km, sedangkan pada
kawasan kutub terletak di ketinggian 2-4 km. Yang termasuk dalam awan
sedang antara lain
1) Awan Altokumulus(A-Cu)
Ciri –cirinya :
a) Awan ini kecil-kecil, tapi
jumlahnya banyak
b) Awan Altokumulus berwarna
kelabu atau putih dilihat pada
waktu senja. Gambar 21 : Awan
c) Biasanya berbentuk seperti bola Altokumulus
yang agak tebal. Awan ini Sumber :
bergerombol dan sering http://www.google.com
berdekatan sehingga tampak
saling bergandengan.
2) Awan Altostratus (A-St)
Ciri- cirinya :
a) Awan Altostratus berwarna
kekelabuan dan meliputi hampir
keseluruhan langit.
b) Awan ini menghasilkan hujan
apabila cukup tebal. Gambar 22 : Awan Altostratus
c) Awan-awan di atas terbentuk Sumber : http://www.google.com
pada waktu senja dan malam
hari dan menghilang apabila
matahari terbit di awal pagi.

c) Kelompok Awan Rendah


Awan ini terletak pada ketinggian kurang dari 3 km, yang
tergolong ke dalam awan rendah antara lain :
1) Awan Stratokumulus(St-Cu)
Ciri-cirinya :
a) Awan ini berbentuk seperti
bola-bola yang seringg
menutupi daerah seluruh langit,
sehingga tampak seperti
gelombang.
Gambar 23 : Awan Stratokumulus
b) Lapisan awan ini tipis dan tidak
Sumber : http://www.google.com
menghasilkan hujan.
c) Awan ini berwarna kelabu/putih
yang terjadi pada petang dan
senja apabila atmosfer stabil.
2) Awan Stratus(St)
Ciri – cirinya :
a) Awan ini cukup rendah dan
sangat luaas. Tingginya di
bawah 2000 m.
b) Lapisannya melebar seperti
kabut dan berlapis.

Gambar 24 : Awan Stratus


Sumber : http://www.google.com
3) Awan Nimbostratus(Ni-St)
Ciri – cirimya :
a) Bentuknya tidak menentu
dengan pinggir compang-
camping.
b) Di Indonesia awan ini hanya
menimbulkan gerimis.
c) Awan ini berwarna putih gelap Gambar 25 : Awan Nimbostratus
yang penyebarannyaa di langit Sumber : http://www.google.com
cukup luas.
Berdasarkan proses perkembangan vertikal (ketinggian 500 – 1500
meter) awan di kelompokkan menjadi :
1. Awan Kumulus(Cu)
Ciri – Cirinya
a) Merupakan awan tebal dengan
puncak yang agak tinggi. Terlihat
gumpalan putih atau cahaya
kelabu yang terlihat seperti bola Gambar 26 : Awan Kumulus
kapas mengambang, awan ini Sumber : http://www.google.com
berbentuk garis besar yang tajam
dan dasar yang datar.
b) Dasar ketinggian awan ini
umumnya 1000 m dan lebar 1 km
2. Awan Kumulonimbus(Cu-Ni)
Ciri – Cirinya :
a) Berwarna putih/gelap.
b) Terletak pada ketinggian kira-kira
1000 kaki dan puncaknya punya
ketinggian lebih dari 3500 kaki.
Awan ini menimbulkan hujan
dengan kilat dan guntur. Gambar 27 : Awan Kumulonimbus
c) Awan ini berhubungan erat Sumber : http://www.google.com
dengan hujan deras, petir,
tornado, dan badai

7. Curah Hujan (Presipitasi)


Curah hujan (presipitasi) adalah banyaknya air hujan atau kristal es
yang jatuh ke permukaan bumi. Curah hujan diukur dalam unit inci atau
millimeter menggunakan tolok hujan atau biasa disebut ombrometer. Ishoyet
adalah garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki
curah hujan yang sama. Berdasarkan proses terjadinya, hujan dibagi tiga
jenis, yaitu sebagai beriku
a. Hujan zenital/hujan konveksi
Hujan zenital adalah hujan yang terjadi di daerah ekuator pada
siang hari karena pemanasan yang tinggi terhadap muka bumi. akibatnya
udara mengembang dan bersama-sama uap air akan naik secara vertikal
ke atas. uap air yang naik ke atas karena mengalami pendinginan berubah
menjadi titik-titik air dan jatuh menjadi hujan. Sifat hujan zenital ialah
lebat, berlangsung singkat,terjadi di daerah yang sempit,banyak guntur
dan di sertai angin kencang.
Gambar 29 : Hujan Konveksi
Sumber : http://www.google.com

b. Hujan orografis
Hujan orografis adalah hujan yang terjadi karena adanya udara
yang mengandung uap air naik ke pegunungan. Makin tinggi ke atas
udara makin dingin dan uap air mengalami pengembunan (kondensi)
menjadi titik air dan jatuh menjadi hujan, Lereng yang membelakangi
arah angin di sebut daerah bayangan hujan.

Gambar 30: Hujan Orografis


Sumber : http://www.google.com

c. Hujan frontal
Terjadi karena tumbukan antara udara panas dan udara dingin.
Kemudian, udara panas naik dan terjadi kondensasi sehingga
menimbulkan hujan. Hujan front biasa terjadi pada Daerah Konvergensi
Antar Tropik (DKAT). Karena daerah tersebut merupakan daerah
pertemuan dua massa udara yang besar dan tebal, dan disebut hujan
konvergensi.

Gambar 31 : Hujan Frontal


Sumber : http://www.google.com
3. CONTOH ALAT PENGUKUR UNSUR CUACA DAN IKLIM
Alat ukur cuaca tidak ada, yang ada hanyalah alat ukur parameter-parameter
cuaca seperti: suhu, tekanan, kelembaban, kecepatan angin dan radiasi matahari.

1. MAWS (Monitoring Automatic Weather Station)


Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan, curah hujan, suhu,
kelembaban, arah dan kecepatan angin serta radiasi matahari setiap jam,
menit maupun detik secara otomatis. Alat ini dibuat dengan sensor yang
lengkap dan sebuah kotak akuisisi data yang berfungsi untuk penyimpan
data disebut dengan logger.
2. Radiosonde Anemometer untuk mengukur kecepatan angin
Alat yang digunakan untuk mengukur suhu, tekanan, kelembaban,
arah dan kecepatan angin pada udara lapisan atas. Alat ini menggunakan
sebuah transmitter yang diterbangkan oleh balon udara. Transmitter
memancarkan sinyal-sinyal yang diterima oleh sebuah antena. Sinyal-
sinyal yang diterima dikirim ke receiver untuk dapat diolah menjadi
bentuk angka-angka pada layar komputer.

Gambar 32 : Radiosonde dan Anemometer


Sumber : http://www.google.com
Anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur arah dan
kecepatan angin. Satuan meteorologi dari kecepatan angin adalah Knots
Skala Beaufort. Sedangkan satuan meteorologi dari arah angin adalah 0o –
360o dan arah mata angin. Anemometer harus ditempatkan di daerah
terbuka. Pada saat tertiup angin, baling-baling yang terdapat pada
anemometer akan bergerak sesuai arah angin. Di dalam anemometer
terdapat alat pencacah yang akan menghitung kecepatan angin. Hasil yang
diperoleh alat pencacah dicatat, kemudian dicocokkan dengan Skala
Beaufort.

3. Barometer untuk mengukur tekanan udara


a) Barometer air raksa, yang menggunakan skala milimeter air raksa (mm Hg).
Barometer ini diciptakan oleh Torriceli (1643).
b) Barometer Aneroid, yang menggunakan skala milibar (mb).
c) Barograf, yaitu barometer yang secara otomatis mencatat sendiri
tekanan udara setiap saat dalam jangka waktu tertentu dalam barogram
dengan menggunakan skala milibar (mb)

Gambar 33 : Barometer
Sumber : http://www.google.com

4. Higrometer untuk mengukur kelembaban udara

Higrometer adalah alat yang digunakan


untuk mengukur kelembaban udara. Satuan
meteorologi dari kelembaban udara adalah
persen. Alat ini menggunakan rambut manusia,
karena perubahan panjang rambut mudah
diukur.
Higrometer yang akan digunakan di
pasang di dalam sangkar stevenson. Cara kerja
dan prinsip dari Higrometer rambut adalah bila
udara lembap, rambut akan mengembang,
menggerakan engsel, kemudian diteruskan ke
tangkai pena. Akibatnya, tangkai pena naik.
Begitu juga jika udara kering, rambut akan
munyusut, menggerakan engsel kemudian
diteruskan ke tangkai pena
Gambar 34 : Higrometer Sumber
: http://www.google.com

Anda mungkin juga menyukai