NAMA :
KELAS :
NO ABSEN :
Adalah……….
b. Halo
Adalah………
c. Aurora
Adalah …………
d. Fatamorgana
Adalah……………
8. Gejala-gejala klimatik…
2) Stratosfer ….……………………………
3) Mesosfer ….……………………………………..
4) Termosfer ….……………………
5) Eksosfer ….……………………………..
Tabel 2. Manfaat lapisan atmosfer bagi kehidupan
Luas Wilayah
Factor yang
mempengaruhi
Klasifikasi
2. Suhu Udara
Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk
mengukur suhu udara atau derajat panas disebut thermometer. Biasanya
pengukuran dinyatakan dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan
Fahrenheit (F). Suhu udara tertinggi di muka bumi adalah di daerah tropis
(sekitar ekuator) dan makin ke kutub, makin dingin. Di lain pihak, pada
waktu kita mendaki gunung, suhu udara terasa dingin jika ketinggian
bertambah. Kita sudah mengetahui bahwa tiap kenaikan bertambah 100
meter, suhu udara berkurang (turun) rata-rata 0,6o C. Penurunan suhu
semacam ini disebut gradient temperatur vertikal atau lapse rate. Pada udara
kering, besar lapse rate adalah 1o C.
Keadaan suhu udara di suatu tempat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu sebagai berikut :
a. Sudut datangnya sinar matahari
Sinar matahari yang jatuh tegak lurus ke permukaan bumi, maka daerah
sekitarnya akan terasa lebih panas dibandingkan sinar matahari yang arah
jatuhnya lebih condong. Sebagai contoh, pada saat pagi hari, sinar
matahari yang jatuh ke permukaan bumi memiliki arah yang condong
sehingga suhu udara masih terasa sejuk.
b. Lamanya penyinaran matahari
Semakin lama matahari menyusuri permukaan bumi, suhu udara akan
terasa semakin panas.
c. Keadaan awan
Semakin banyak awan yang menutupi permukaan bumi, suhu akan terasa
lebih sejuk karena sinar matahari terhalang oleh awan.
Untuk mengetahui temperatur rata-rata suatu tempat digunakan
rumus:
Tx = To – 0,6 x
Keterangan:
Tx = temperatur rata rata suatu tempat (x) yang dicari
To = temperatur suatu tempat yang sudah
diketahui
h = tinggi tempat (x)
Gradien Barometris
Perbedaan tekanan udara antara dua tempat akan menghasilkan angin.
Semakin besar perbedaan tekanan udara, maka angin yang bertiup pun akan
semakin kencang atau kuat.
Sebagaimana yang dirumuskan dalam hukum Stevenson.
Menurut Stevenson kekuatan angin yang bertiup berbanding lurus dengan
gradien barometernya. Semakin besar gradient barometernya, semakin kuat
angin yang bertiup. Gradien barometer adalah perbedaan tekanan udara antara
dua isobar pada tiap jarak lurus 15 meridian atau 111 km.
Contoh soal:
Diketahui dua isobar X dan Y. Isobar X mempunyai tekanan udara 1.450 mb
(milibar) dan
isobar Y mempunyai tekanan udara 1.150 mb. Jika jarak X dan Y adalah 600
km, berapakah
gradien barometernya?
Jawab:
Perbedaan tekanan X dan Y = 1.450 – 1.150 = 300 mb.
Jadi, gradien barometernya =( 300 : 111 ) / 600 = 55,5 mb.
Contoh :
Temperatur permukaan laut = 27o C. Kota X tingginya 1500 m (di Indonesia).
Tanya: Berapa temperatur rata rata kota X?
Jawab Tx = To – 0,6 x ℎ
100
27 – 0,6 x 1500
0
100
=
= 270 – 0,6 x 15
= 270 – 90
= 180 C
3. Tekanan Udara
Tekanan udara adalah berat massa udara yang memiliki tenaga untuk
memberikan tekanan pada permukiman bumi dan menggerakan massa udara
dalam satuan luas tertentu. Tekanan udara di setiap tempat tidaklah sama. Makin
rendah suatu tempat dari permukaan laut, makin tinggi tekanan udaranya.
Tekanan udara di suatu tempat juga dipengaruhi oleh temperatur tempat
tersebut. Tekanan udara di suatu tempat juga dipengaruhi oleh temperatur
tempat tersebut.
Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara adalah barometer
dengan satuan milibar. Sementara itu, alat untuk mencatat tekanan udara
bernama barograf
Daerah yang banyak menerima panas matahari udaranya akan
mengembang dan naik. Oleh karena itu, daerah tersebut bertekanan udara
rendah. Di tempat lain, terdapat tekanan udara tinggi sehingga terjadilah gerakan
udara dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan udara rendah. Gerakan
udara dinamakan angin.
4. Kelembapan udara
Kelembapan/kelengasan udara ialah kandungan uap air dalam udara.
Uap air di udara berasal dari hasil penguapan air di permukaan bumi, air tanah,
atau air yang ada pada tumbuh-tumbuhan. Kandungan uap air di udara berubah-
ubah. Kemampuan udara memegang uap air juga berbeda. Jadi, massa udara
mempunyai batas maksimum dalam menampung sejumlah udara.
Batas maksimum tersebut ditentukan oleh suhu udara seperti tergambar
pada table berikut.
Suhu udara (0C) -20 -10 0 10 20 30
Jumlah maksimum uap air 1,1 2,4 4,9 9,4 17,3 30,4
(gram/m )3
Gambar 6 : Higrometer
Sumber : https://www.google.com
c. Kelembapan Relatif
Kelembapan relatif adalah perbandingan jumlah uap air yang ada secara
nyata/actual dengan jumlah uap air maksimum yang mampu ditampung oleh
setiap unit volume udara dalam suhu yang sama. Selain itu, kelembapan
udara juga diartikan perbandingan tekanan uap yang ada secara nyata/actual
dengan tekanan uap air maksimum pada suhu udara yang sama.
Rumus untuk menghitung kelembapan relative adalah sebagai berikut.
1) Angin pasat
yaitu angin yang bertiup terus menerus dari daerah maksimum
subtropis utara dan selatan (300 – 400) menuju ke minimum
khatulistiwa.Terdiri dari Angin Passat Timur Laut bertiup di belahan
bumi Utara dan Angin Passat Tenggara bertiup di belahan bumi Selatan.
2) Angin barat tetap
Angin Barat yaitu angin antipassat (angin yang berhembus di atas angin
passat pada ketinggian (30 km dan arahnya berlawanan dengan angin
passat).
3) Angin timur tetap
Angin Timur yaitu angin yang bertiup dari kedua daerah maksimum
kutub menuju daerah minimum subpolar (lintang 660 LU dan LS.)
Gambar 7: Pola Siklus angin
Sumber : https://www.google.com
d. Angin Lokal
Angin lokal harian meliputi angin darat dan angin laut; angin gunung dan
angin lembah. Angin lokal yaitu angin yang bertiup pada daerah tertentu dan
waktu tertentu. Misalnya : angin kumbang, angin fohn, angin brubu di
Sulawesi Selatan, angin bahorok di Deli, angin gending di Pasuruan dan
Probolinggo, dan lain-lain.
1) Angin laut dan angin darat
Angin ini terjadi di daerah pantai. Angin laut terjadi pada siang
hari daratan lebih cepat menerima panas dibandingkan dengan lautan.
Angin bertiup dari laut ke darat. Terjadi pada pukul 09.00 sampai
dengan pukul 16.00. Angin ini biasa dimanfaatkan para nelayan untuk
pulang dari menangkap ikan di laut.
Angin darat terjadi pada malam hari daratan lebih cepat
melepaskan panas dibandingkan dengan lautan. Daratan bertekanan
maksimum dan lautan bertekanan minimum. Angin bertiup dari darat
ke laut. Terjadi pada saat malam hari dari jam 20.00 sampai dengan
jam 06.00. Angin jenis ini bermanfaat bagi para nelayan untuk
berangkat mencari ikan dengan perahu bertenaga angin sederhana.
6. Awan
Awan adalah kumpulan titik-titik air/kristal es di dalam udara yang
terjadi karena adanya kondensasi/sublimasi dari uap air yang terdapat dalam.
Awan yang menempel di permukaan bumi disebut kabut.
b) Awan Sedang
Pada kawasan tropis awan ini terletak di ketinggian 2-8 km, pada
kawasan iklim sedang terletak di ketinggian 2-7 km, sedangkan pada
kawasan kutub terletak di ketinggian 2-4 km. Yang termasuk dalam awan
sedang antara lain
1) Awan Altokumulus(A-Cu)
Ciri –cirinya :
a) Awan ini kecil-kecil, tapi
jumlahnya banyak
b) Awan Altokumulus berwarna
kelabu atau putih dilihat pada
waktu senja. Gambar 21 : Awan
c) Biasanya berbentuk seperti bola Altokumulus
yang agak tebal. Awan ini Sumber :
bergerombol dan sering http://www.google.com
berdekatan sehingga tampak
saling bergandengan.
2) Awan Altostratus (A-St)
Ciri- cirinya :
a) Awan Altostratus berwarna
kekelabuan dan meliputi hampir
keseluruhan langit.
b) Awan ini menghasilkan hujan
apabila cukup tebal. Gambar 22 : Awan Altostratus
c) Awan-awan di atas terbentuk Sumber : http://www.google.com
pada waktu senja dan malam
hari dan menghilang apabila
matahari terbit di awal pagi.
b. Hujan orografis
Hujan orografis adalah hujan yang terjadi karena adanya udara
yang mengandung uap air naik ke pegunungan. Makin tinggi ke atas
udara makin dingin dan uap air mengalami pengembunan (kondensi)
menjadi titik air dan jatuh menjadi hujan, Lereng yang membelakangi
arah angin di sebut daerah bayangan hujan.
c. Hujan frontal
Terjadi karena tumbukan antara udara panas dan udara dingin.
Kemudian, udara panas naik dan terjadi kondensasi sehingga
menimbulkan hujan. Hujan front biasa terjadi pada Daerah Konvergensi
Antar Tropik (DKAT). Karena daerah tersebut merupakan daerah
pertemuan dua massa udara yang besar dan tebal, dan disebut hujan
konvergensi.
Gambar 33 : Barometer
Sumber : http://www.google.com