Anda di halaman 1dari 3

Konsiliasi

Pada suatu hari, salah satu perusahaan konveksi di daerah Magelang telat membayarkan
uang tunjangan hari raya atau THR kepada karyawannya. Padahal dalam SOP perusahaan tertulis
bahwa “Pembayaraan THR tidak boleh terlambat atau melebihi batas dari tanggal yang sudah
ditetapkan. Jika sampai ada keterlambatan pembayaran maka perusahaan wajib membayar denda
atau uang kompensasi kepada para karyawan dan staf terkait.”

Hal ini tentu menimbulkan kemarahan dan protes dari para karyawannya karena
seharusnya tunjangan dibayarkan sejak minggu lalu, namun sampai 3 hari kemudian THR belum
juga diberikan oleh pihak perusahaan. Keterlambatan ini berdampak bagi banyak karyawan di
pabrik konveksi tersebut.

Akibatnya banyak pekerja yang memutuskan untuk mogok kerja dan melakukan
demonstrasi di depan Gedung pabrik utama menuntut hak mereka agar THR segera dibayarkan
kepada para karyawan. Meskipun yang melakukan demonstrasi hanya sebagian karyawana namun
hal tersebut sudah menganggu jam produksi pabrik. Christian Wu, sebagai ketua serikat buruh
disana memimpin jalannya demonstrasi dan menyampaikan aspirasi karyawan tentang THR yang
belum juga turun.

Christian Wu: “SAYA, SEBAGAI KETUA SERIKAT BURUH DI PABRIK KONVEKSI INI JUGA
SEBAGAI PERWAKILAN DARI TEMAN-TEMAN PEKERJA YANG LAIN, INGIN MENYAMPAIKAN BAHWA
KAMI INGIN UANG THR KAMI SEGERA DIBAYARKAN! JIKA PERUSAHAAN TETAP TIDAK MEMBERIKAN
HAK KAMI, KAMI AKAN MEMBAWA PERKARA INI KE JALUR HUKUM!”

Choi Yena: “Iya, kami ingin uang kami segera dibayarkan! Banyak kebutuhan dihari raya yang
harus kami penuhi, banyak juga karyawan yang sangat mengandalkan tunjangan tersebut untuk
kelangsungan hidup mereka!”

Akibat banyaknya massa yang ikut berdemonstrasi membuat kondisi semakin tidak
terkendali. Akhirnya, untuk mencegah kerusuhan agar tidak semakin parah, Mr. Johnny Suh; yang
menjabat sebagai wakil ketua direktur utama di PT tersebut turun tangan langsung berbicara
kepada para pekerja.

Mr. Johnny Suh: “Selamat siang semua. Terkait dengan keterlambatan pembayaran uang
tunjangan hari raya, saya selaku wakil dari direktur utama izin untuk menyampaikan beberapa hal.
Penyebab dari masalah tersebut adalah terjadinya perubahan sistem penghitungan pemasukan dan
pengeluaran pabrik dari kantor pusat kami di Chicago, Amerika Serikat. Lalu yang kedua, berita
bahwa kami tidak membayarkan uang THR tersebut adalah berita hoax. Kami akan tetap
memberikan uang tersebut namun dalam jangka waktu yang belum dapat kami tentukan. Untuk itu,
kami mohon pengertiannya.”

Christian Wu: “Tidak! Kami tidak setuju, kami ingin hak kami segera dipenuhi dengan
kepastian kapan uang THR itu akan dibayarkan kepada kami! Kami ingin melakukan berundingan
secara konsiliasi dengan mengundang Lembaga konsiliasai daerah, Jika tidak kami akan benar-benar
menuntut perusahaan ini!”

Pada akhirnya Mr. Johnny Suh menyetujui keinginan para karyawan untuk dilakukannya
konsiliasi. Akan sangat berbahaaya bagi perusahaan jika sampai karyawan membawa
permasalahan ini ke meja hijau karena mereka hanya perusahaan asing yang baru saja
menanamkan modalnya di Indonesia. Christian Wu lalu mengatur jadwal pertemuannya dengan
direktur utama dan juga konsiliator Lembaga konsiliasi daerah Magelang. Jadwal sudah ditentukan,
yaitu 2 hari setelah peristiwa demonstrasi terjadi, tepatnya pukul 10.00 WIB dan bertempat di Balai
Pertemuan kantor Konsiliasi pusat daerah Magelang. Di sana, mereka akan membahas tentang
perkara THR yang belum dibayarkan dan juga apa kesepakatan dari dua belah pihak agar masalah
cepat terselesaikan.

Dari pihak perusahaan ada Mr. Johnny Suh sebagai wakil direktur utama dan Mina yang
merupakan pengacara perusahaan, lalu dari pihak karyawan ada Christian Wu; ketua serikat pekerja
pabrik, Yena dan Lisa sebagai wakil dari para pekerja.

Jessieca Oh: “Selamat pagi semuanya. Pada hari ini kita kan melakukan perundingan secara
konsiliasai, namun sebelum itu izinkan kami memperkenalkan diri kami. Saya Jessieca Oh sebagai
konsiliator di sini dan di sebelah saya ada sekertaris saya, Wendy Son. Dalam perundingan ini
terdapat beberapa peraturan yang harus semua pihak patuhi, peraturan tersebut akan dibacakan
oleh Miss Wendy. Silahkan Miss.”

Wendy Son: “Baik. Yang pertama adalah kami sebagai konsiliator tidak mempunyai hak dan
kewenangan untuk menentukan keputusan. Keputusan hanya dibuat oleh pihak-pihak yang terlibat
dalam pertikaian. Yang kedua, di sini kami hanya bertindak sebagai penasihat yang memberikan
saran-saran dan masukan untuk kedua belah pihak dalam membuat keputusan. Jika keputusan
sudah disetujui oleh kedua pihak maka kami akan mengakhiri konsiliasi ini. Namun, jika dirasa
keputusan tidak menguntungka semua pihak ataau hanya menguntungkan satu pihak , maka kami
akan adakan kembali konsiliasai hingga ditemukan titk terang. Terima kasih.”

Jessieca Oh: “Jadi, saudara-saudara sekalian. Dari berita yang saya baca bahwa penyebab
dari keterlambat ini adalah karena perubahan sistem penghitungan yang berada di kator pusat
kalian di Amerika Serikat beberapa jam sebelum uang ditransfer ke rekening para karyawan, benar?
Lalu apa tindak lanjut dari perusahaan untuk menangani permasalahan tersebut?”

Mina: “Perusahaan kami sebenarnya sudah berusaha untuk melakukan penghitungan ulang
secepat mungkin agar pembayaran uang THR tidak mengalamai keterlambatan. Namun, pada saat
dilaukannya penghitungan ulang ada beberapa masalah terjadi pada server utama kami. Saat ini
progres perbaikan server sudah mencapai 40% dan mungkin akan selesai satu minggu lagi. Kami tahu
dengan sadar kami melanggar SOP perusahaan, namun kami juga sedang berusaha agar pembayaran
THR bisa dipercepat. Jadi, kami mohon dengan sangat untuk pengertiannya.”

Lalisa: “Lalu bagaimana dengan kami? Apakah perusahaan tidak memikirkan nasib
karyawannya sehingga dengan masalah yang sebesar ini kalian masih saja diam dan tenang?! Uang
THR ini kami gunakan untuk kebutuhan hari raya nanti, bahkan ada yang untuk pulang kampung.
Sekarang masih tanggal 3, gaji kami juga belum turun!”

Choi Yena: “Iya! Kami juga ingin gaji kami segera dibayarakan sebelum hari raya!”
(menggebrak meja)

Jessieca Oh: “Harap tenang, harap tenang semuanya. Tolong kepada semua pihak untuk bisa
menjaga ketenangan agar suasana tetap kondusif. Jadi, dari pihak perusahaan apa keputusan anda
sekalian?”

Mr. Johnny Suh: “Baik, saya dan pengacara perusahaan telah berunding dan memutuskan
bahwa kami; pihak perusahaan akan memberikan 50% dari gaji pokok besok pada tanggal 4 Februari
2025 dan untuk sisanya akan kami bayarkan pada tanggal 10 Februari 2025. Lalu untuk tunjangan
hari raya akan kami bayarkan pada H-1 hari raya Idul Fitri yaitu pada tanggal 9 Februari 2025,
selambat-lambatnya pukul 23.59 WIB. Jika kami melanggar kesepakatan tersebut, kami siap
membayarkan kompensasi kepada setiap karyawan dan staff terkait yaitu sebesar Rp.2.000.000,00”
Jessieca Oh: “Bagaimana dari pihak karyawan, apakah anda semua setuju dengan usulan
tersebut?” (beralih menatap karyawan)

Christian Wu: “Tidak! Kami tidak setuju. Kami ingin uang THR kami juga segera dibayarkan
pada tanggal 4 Februari, bersamaan dengan pembayaran setengah dari gaji pokok kami. Juga untuk
kompensasi, angka tersebut bahkan hanya setengah dari gaji pokok kami.”

Mina: “Bagaiman jika untuk gaji pokok dan uang THR kami bayarkan setengah pada tanggal
4 Februari lalu untuk sisannya kami bayarkan tanggal 7 Februari 2025?”

Lalisa: “Bagaimana teman-teman?”

Christian Wu: “Baik, aku setuju. Bagaiman denganmu Yena?”

Choi Yena: “Aku rasa ini lebih baik. Aku juga setuju.”

Jessieca Oh: “Baiklah, jika semua pihak setuju. Saya akan minta tolong kepada Miss Wendy
untuk segera membuatkan surat perjanjiannya.”

Wendy Son: “Tentu, Mrs. Oh. Kepada Tuan Wu dan Mr. suh, disini saya sudah membuat
surat perjanjian berdasarkan keputusan kedua belah pihak. Anda hanya perlu membaca kembali
perjanjian tersebut dan menandatanganinya. Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon segera
laporkan kepada saya.”

Dan akhirnya kedua belah pihak setuju dan menandatangani surat perjanjian tersebut.
Perusahaan akhirnya memenuhi hak-hak para karyawan yang seharusnya para karyawan dapatkan
dan juga para pekerja yang bisa bernafas lega karena hak dan tuntutan mereka telah terpenuhi.
Dalam hidup, konflik juga masalah itu akan selalu ada, bahkan sekalipun kita berusaha untuk
menghindarinya. Jika semua pihak yang terlibat bahu-membahu dan bermusyawarah untuk mencari
jalan keluarnya bersama-sama, pasti konflik dan masalah tersebut akan cepat terselesaikan.

“Find the solutions, solve the problems.”

Anda mungkin juga menyukai