Udara Kering
Udara kering (gas tanpa air dan aerosol) mencakup 96 %
dari volume atmosfer, terdiri dari 2 kelompok yaitu kelompok gas
utama yang meliputi 99,99 % volume udara kering, dan sisanya
0,01 % berupa kelompok gas penyerta. Sebagian dari gas
penyerta bersifat permanen (tidak mudah mengurai), dan
sebagian kecil berupa gas tidak permanen (mudah bereaksi
dengan gas lainnya). Secara umum gas-gas di atmosfer hanya
mengalami percampuran secara mekanik dan sangat jarang yang
mengalami reaksi kimia.
Komposisi Normal Bahan Atmosfer
Kelompok Nama Gas Lambang Kimia Konsentrasi
A. Gas Utama Nitrogen N2 78,08 %
Oksigen O2 20,94 %
Argon Ar 0,93 % 99,99 %
Karbon dioksida CO2 0,03 %
B. Gas Penyerta Neon Ne 18,00 ppm
1. Gas permanen Helium He 5,20 ppm
Krypton Kr 1,10 ppm
Xenon Xe 0,086 ppm
Hidrogen H2 0,52 ppm
Nitrous Oksida N2O 0,25 ppm
2. Gas tidak permanen Karbon monoksida CO2 0,1 ppm
Methane CH4 1,4 ppm
Hydro karbon HC 0,02 ppm
Nitric oksida NO (0,2-2)x10-3 ppm
Nitrogen dioksida NO2 (0,5-4)x10-3 ppm
Amoniak NH3 (6-20)x10-3 ppm
Sulfur dioksida SO2 (0,03-1,2)x10-3 ppm
Ozone O2 (0-05) ppm
Uap Air
100 80 60 40 20 0
Massa total atmosfer (%)
Perubahan suhu udara di atmosfer secara vertikal (menurut ketinggian)
berbeda-beda, dan dapat dikelompokkan menjadi tiga.
(1) Perubahan suhu (dT/dz) > 0 suhu naik dengan bertambahnya ketinggian,
hal ini disebut “inversi suhu”.
(2) dT/dz = 0 suhu tetap walaupun ketinggian berubah, disebut “isotermal”.
(3) dT/dz < 0 suhu udara turun dengan bertambahnya ketinggian, disebut
“lapse rate”.
permukaan laut.
Mesosfer
60
50
Stratopause
40
30 Stratosfer
20
Tropopause
10
Troposfer
0
-80 -60 -40 -20 0 +20 +40 Suhu (oC)
Contoh berikut menjelaskan pengaruh suhu rata-rata dari kolom udara
terhadap distribusi tekanan udara secara vertikal dan horizontal.
1012
A J A’
J’
high
B’
********