Anda di halaman 1dari 15

KOMPOSISI DAN STRUKTUR ATMOSFER

(Dosen : Muh. Yusuf)


Komposisi
Atmosfer : Lapisan gas atau campuran gas yang menyelimuti
dan terikat pada bumi oleh gaya grafitasi. Campuran gas ini
dinamakan udara, dan tebal lapisan ini sekitar 1.000 km.
Diantara campuran gas terdapat uap air; dan campuran gas
tanpa uap air dinamakan udara kering.

Atmosfer, di dalamnya terisi partikel-partikel halus dan


ringan dari kelompok bahan: gas (udara kering dan uap air),
cairan (butir-butir air atau awan) dan aerosol (bahan padatan,
misalnya debu). Bahan ini memiliki ukuran massa yang
berbeda dan tersebar pada berbagai ketinggian. Partikel yang
ringan berada di atas yang berat, sehingga semakin
mendekati permukaan bumi, kerapatan partikel di atmosfer
akan meningkat.
Proses pendinginan dan pemanasan permukaan bumi
berubah menurut waktu dan tempat, sehingga keadaan atmosfer
juga akan berubah secara demikian. Akibatnya tekanan,
kerapatan dan ketebalan lapisan atmosfer berbeda-beda antara
siang dan malam, antara musim dingin dan musim panas, di atas
benua dan di atas lautan serta antara daerah lintang tinggi dan
lintang rendah.

Udara Kering
Udara kering (gas tanpa air dan aerosol) mencakup 96 %
dari volume atmosfer, terdiri dari 2 kelompok yaitu kelompok gas
utama yang meliputi 99,99 % volume udara kering, dan sisanya
0,01 % berupa kelompok gas penyerta. Sebagian dari gas
penyerta bersifat permanen (tidak mudah mengurai), dan
sebagian kecil berupa gas tidak permanen (mudah bereaksi
dengan gas lainnya). Secara umum gas-gas di atmosfer hanya
mengalami percampuran secara mekanik dan sangat jarang yang
mengalami reaksi kimia.
Komposisi Normal Bahan Atmosfer
Kelompok Nama Gas Lambang Kimia Konsentrasi
A. Gas Utama Nitrogen N2 78,08 %
Oksigen O2 20,94 %
Argon Ar 0,93 % 99,99 %
Karbon dioksida CO2 0,03 %
B. Gas Penyerta Neon Ne 18,00 ppm
1. Gas permanen Helium He 5,20 ppm
Krypton Kr 1,10 ppm
Xenon Xe 0,086 ppm
Hidrogen H2 0,52 ppm
Nitrous Oksida N2O 0,25 ppm
2. Gas tidak permanen Karbon monoksida CO2 0,1 ppm
Methane CH4 1,4 ppm
Hydro karbon HC 0,02 ppm
Nitric oksida NO (0,2-2)x10-3 ppm
Nitrogen dioksida NO2 (0,5-4)x10-3 ppm
Amoniak NH3 (6-20)x10-3 ppm
Sulfur dioksida SO2 (0,03-1,2)x10-3 ppm
Ozone O2 (0-05) ppm
Uap Air

Kandungan uap air di atmosfer mudah berubah menurut arah dan


waktu. Di daerah sub tropika kandungannya bervariasi dari 0 % (pada
saat angin kering bertiup) hingga 3 % dari volume atmosfer (pada saat
angin laut bertiup di musim panas).

Di atas wilayah Tropika kandungan uap air di atmosfer merupakan nilai


tertinggi di Dunia yakni sebesar 4 % dari volume atmosfer atau 3 % dari
massa atmosfer. Adanya uap air akan mengubah komposisi atmosfer.
Perubahan kandungan uap air (kelembaban udara) mudah terjadi.
Kelembaban tinggi dapat mengurangi persentase tiga macam gas
utama lainnya (nitrogen, oksigen dan argon, lihat Tabel berikut).
Tabel . Susunan tiga macam gas utama pada berbagai kandungan
uap air.
Uap air Nitrogen (N2) Oksigen (O2) Argon (Ar)
(% Vol. Atm) (% Vol. Atm) (% Vol. Atm)
0 78,08 20,95 0,93
1 77,30 20,74 0,92
2 76,52 20,50 0,91
3 75,52 20,30 0,90
4 74,96 20,11 0,89

Di atmosfer, uap air terdapat di lapisan Troposfer (lapisan terbawah).


Lapisan ini mencakup ketinggian 8 km di kutub dan 16 km di equator
atau rata-rata 12 km. Jumlah uap air selalu berubah karena terjadinya
penguapan dan kondensasi secara terus menerus. Sumber uap air
yang utama adalah lautan. Hasil kondensasi berupa AWAN yang
merupakan sumber berbagai peristiwa seperti hujan, hujan es, salju
dan badai.
Aerosol

Berbagai partikel halus dari bahan padat di bumi sebagian terangkat ke


atmosfer dan membentuk aerosol. Bahan tersebut diantaranya adalah garam
laut, debu, asap dan mikro organisme (virus, bakteri, spora). Komposisi normal
aerosol di atmosfer adalah :

- Debu : 20 % (terutama daerah kering)


- Kristal garam : 40 % (pecahan ombak laut)
- Abu : 10 % (dari gunung berapi, dan pembakaran)
- Asap : 5% (dari cerobong pabrik, dan pembakaran)
- Lain-lain : 25 % (mikro organisme)

Ketinggian jelajah aerosol dan periode keberadaannya di atmosfer tergantung


pada massa udara, pemanasan dan pendinginan di permukaan bumi serta
angin.
Struktur Lapisan Atmosfer

Sebagian besar bahan pengisi atmosfer adalah gas yang mudah


mampat dan mengembang. Medan grafitasi bumi cenderung menarik seluruh
bahan atmosfer ke permukaan bumi. Akibatnya, kerapatan partikel atmosfer
meningkat dengan makin berkurangnya ketinggian. Massa dan tekanan juga
meningkat dengan semakin dekat dengan permukaan bumi. Karena bagian
terbesar bahan pengisi atmosfer berada di bagian bawah, maka perubahan
massa atmosfer terhadap ketinggian pada bagian bawah relatif cepat.
60
Ketinggian (km)
0 10 20 30 40 50

100 80 60 40 20 0
Massa total atmosfer (%)
Perubahan suhu udara di atmosfer secara vertikal (menurut ketinggian)
berbeda-beda, dan dapat dikelompokkan menjadi tiga.

(1) Perubahan suhu (dT/dz) > 0 suhu naik dengan bertambahnya ketinggian,
hal ini disebut “inversi suhu”.
(2) dT/dz = 0 suhu tetap walaupun ketinggian berubah, disebut “isotermal”.
(3) dT/dz < 0 suhu udara turun dengan bertambahnya ketinggian, disebut
“lapse rate”.

Berdasarkan sifat perubahan suhu menurut ketinggian dari bawah ke atas,


terdapat empat lapisan utama atmosfer, yaitu :

a. Troposfer, dengan puncaknya Tropopause


b. Stratosfer, dengan puncaknya Stratopause
c. Mesosfer, dengan puncaknya Mesopause
d. Termosfer
100
Termosfer Gambar :
90 Pelapisan atmosfer
Mesopause bdsk perubahan
80 suhu menurut
ketinggian di atas
70
Ketinggian (km)

permukaan laut.
Mesosfer
60

50
Stratopause
40

30 Stratosfer

20
Tropopause
10
Troposfer
0
-80 -60 -40 -20 0 +20 +40 Suhu (oC)
Contoh berikut menjelaskan pengaruh suhu rata-rata dari kolom udara
terhadap distribusi tekanan udara secara vertikal dan horizontal.

1003 1006 1009 1006 1003

1012

A J A’
J’
high

B’

Gambar : Pengaruh suhu rata-rata kolom udara terhadap distribusi


tekanan vertikal dan horizontal.
Troposfer

Di Dalam Troposfer suhu berkurang dengan bertambahnya


ketinggian dan laju penurunan sebesar 6,5°C/km.

Sumber bahang (energi/panas) utama dari lapisan Atmosfer adalah


permukaan bumi yang menyerap radiasi matahari.

Troposfer mengandung sekitar 80 % dari massa total atmosfer dan


memuat seluruh uap air dan aerosol. Oleh karena itu, troposfer
merupakan lapisan yang memiliki gejala cuaca atau pembuat cuaca
yg secara langsung berperan sangat penting.

Puncak dari troposfer dinamakan tropopause, dicirikan oleh adanya


“lapse rate” (keadaan saat suhu atmosfer menurun dengan
bertambahnya ketinggian). Tinggi tropopause tidak konstan, berbeda
dari waktu ke waktu dari lintang satu ke lintang yang lain. Paling
tinggi 16 km, yaitu di atas khatulistiwa tempat terjadinya pemanasan
dan turbulensi serta konveksi vertikal yang paling kuat.
Gerak atmosfer bagian bawah dipengaruhi oleh keadaan geografis
permukaan bumi. Makin ke bawah makin besar pengaruh permukaan
bumi, sedangkan di atas 1,5 km dari permukaan bumi dapat dikatakan
pengaruh permukaan bumi terhadap gerak atmosfer relatif sudah
tidak ada. Oleh karena itu, lapisan di atas 1,5 km dinamakan atmosfer
bebas, dan lapisan dibawah ketinggian 1,5 km disebut lapisan batas
atmosfer. Makin ke bawah, makin besar pengaruh permukaan bumi.

Lapisan atmosfer dibawah ketinggian 100 m dinamakan lapisan batas


permukaan. Gaya dominan yang bekerja dalam lapisan terakhir ini
adalah gaya geser yang berasal dari kekasapan permukaan,
pertukaran energi dan pertukaran massa, misalnya uap air terutama
yang berlangsung dengan cara konduksi.

Stratosfer, Mesosfer, dan Termosfer


Stratosfer : lapisan atmosfer yang berada di atas tropopause sampai
ketinggian sekitar 45-50 km dari permukaan bumi. Berbeda dengan
lapisan di troposfer, di dalam stratosfer suhu pada umumnya
meningkat dengan bertambahnya ketinggian, dan mencapai suhu
Maksimum kira-kira sebesar 270 K pada puncaknya, yang disebut
stratopause. Sumber bahang kenaikan suhu dengan bertambahnya
ketinggian adalah penyerapan radiasi ultraviolet matahari oleh
ozon. Kebanyakan dari ozon atmosfer terdapat di dalam
stratosfer. Konsentrasi maksimumnya terdapat pada ketinggian
22 km di atas permukaan bumi.

Lapisan atmosfer di atas stratopause sampai ketinggian 80 km disebut


Mesosfer. Di dalam lapisan ini suhu berkurang dengan bertambahnya
ketinggian. Suhu mencapai - 90°C atau 183 K pada puncak lapisan,
dan dinamakan mesopause. Neraca bahang di dalam lapisan ini
ditentukan oleh penyerapan radiasi oleh molekul oksigen dan
pemancaran radiasi inframerah oleh karbon dioksida. Ke dua
lapisan terakhir ini yaitu stratosfer dan mesosfer disebut pula sebagai
atmosfer menengah. Di bawah puncak mesosfer, komposisi atmosfer
dapat dikatakan homogen. Hal ini disebabkan oleh gerakan
makroskopik dari atmosfer.
Lapisan atmosfer di atas mesopause adalah Termosfer. Tebal
lapisan ini antara 80-500 km dari permukaan bumi. Berbeda dengan
lapisan di bawah mesopause yang komposisinya homogen, komposisi
di dalam termosfer tidak homogen terhadap ketinggian. Hal ini
disebabkan oleh gerakan mikroskopik dari setiap molekul dan atom.

Bagian bawah termosfer terutama terdiri dari molekul nitrogen dan


oksigen serta atom oksigen. Di atas 200 km, atom oksigen
banyaknya melebihi partikel yang lain. Di dalam lapisan ini suhu
meningkat dengan bertambahnya ketinggian yang disebabkan oleh
penyerapan radiasi ultraviolet oleh atom oksigen. Di atas 100 km
atmosfer sangat dipengaruhi oleh sinar x dan radiasi ultraviolet dari
matahari yang menghasilkan ionisasi. Pada ionisasi terjadilah ion
positif dan elektron bebas yang bermuatan negatif. Daerah dengan
konsentrasi elektron bebas yang tinggi ini dinamakan ionesfer.

Kira-kira pada ketinggian 1000 km, atmosfer secara berangsur angsur


berubah menjadi eksosfer. Eksosfer terdiri dari oksigen, hidrogen dan
helium, semuanya berbentuk atom.
Sekitar 1 % dari semua gas ini akan terionisasi. Atom helium dan
hidrogen yang memiliki berat atom yang kecil dapat lepas keluar
menuju angkasa luar. Hal ini disebabkan oleh karena peluang
terjadinya tumbukan yang akan membelokkan atom-atom tadi ke
bawah, berkurang dengan bertambahnya ketinggian. Hidrogen yang
lepas ke angkasa luar akan digantikan oleh atom hidrogen yang
berasal dari pecahan uap air dan metan di dekat mesopause,
sedangkan helium digantikan dari hasil interaksi antara nitrogen dan
sinar kosmik atau dari peluruhan unsur radioaktif dalam kerak bumi.

********

Anda mungkin juga menyukai