Anda di halaman 1dari 32

Atmosfer

Menyongsong OSN
Kebumian
Struktur dan Lapisan Atmosfer, Cuaca dan Iklim,
Gejala Cuaca dan Gejala Optik, Klasifikasi Iklim dan
Pola Curah Hujan, Perubahan Iklim dan Pemanasan
Global

Team Pembina OSN


SSCIntersolusi
...... Atmosfer

ATMOSFER
A. PENGERTIAN, SIFAT, DAN KOMPOSISI UDARA DALAM ATMOSFER

Atmosfer berasal dari kata atmos: gas atau udara dan spaira: lapisan atau
bola. Atmosfera adalah lapisan udara (uap) yang menyelimuti bumi, dengan
ketebalan lebih dari 650 km.
Pada lapisan atmosfer terdapat sifat-sifat sebagai berikut:
ƒ dinamis dan elastis sehingga dapat mengembang dan mengerut,
ƒ tidak berwarna dan tidak berbau,
ƒ tidak dapat dirasakan kecuali dalam bentuk angin,
ƒ transparan terhadap beberapa bentuk radiasi,
ƒ mempunyai berat sehingga dapat menimbulkan tekanan.
Lapisan atmosfer merupakan campuran dari gas yang tidak tampak dan tidak
berwarna. Gas-gas yang terdapat dalam udara kering meliputi:

Macam gas Lambang Volume


Nitrogen N2 78,088
Oksigen O2 20,049
Argon Ar 0,930
Karbon dioksida CO2 0,030
Helium He 0, 0052
Neon Ne 0,0018
Metana CH4 0,00015
Krypton Kr 0,00011
Ozon O3 0,00006
Hidrogen H2 0,00005
Xenon Xe Sangat kecil

Kondisi dan manfaat gas dalam atmosfer antara lain:


1. Nitrogen (N2) jumlahnya paling banyak, meliputi 78 bagian. Nitrogen
tidak langsung bergabung dengan unsur lain, tapi merupakan bagian dari
senyawa organik.
2. Oksigen (O2) sangat penting bagi kehidupan, yaitu untuk mengubah zat
makanan menjadi energi hidup.
3. Karbon dioksida (CO2 ) menyebabkan efek rumah kaca (greenhouse)
transparan terhadap radiasi gelombang pendek dan menyerap radiasi
gelombang panjang. Dengan demikian kenaikan kosentrasi (CO 2 ) di
dalam atmosfer akan menyebabkan kenaikan suhu di bumi.
4. Ozon (O3) adalah gas yang sangat aktif dan merupakan bentuk lain dari
oksigen. Gas ini terdapat pada ketinggian antara 20 hingga 30 km. Ozon
dapat menyerap radiasi ultra violet yang mempunyai energi besar dan
berbahaya bagi tubuh manusia.

204 SSCINTERSOLUSI |Menyongsong OSN| GEOSAINS|


Meteorologi dan Klimatologi

B. LAPISAN ATMOSFER

SSCINTERSOLUSI |Menyongsong OSN| GEOSAINS| 205


...... Atmosfer

C. CUACA DAN IKLIM

C.1. PENGERTIAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang
relatif sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Sedangkan Iklim adalah
keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang penyelidikannya
dilakukan dalam waktu yang lama (minimal 30 tahun) dan meliputi wilayah yang luas. Ilmu
yang mempelajari cuaca disebut meteorologi, sementara ilmu yang mempelajari iklim
disebut klimatologi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi gejala cuaca dan iklim suatu daerah
tertentu adalah:
1. Rotasi Bumi menyebabkan daerah-daerah di permukaan bumi selalu bergantian
posisinya dalam menghadap dan membelakangi matahari, sehingga daerah-daerah
tersebut mengalami periode terang dan gelap, atau diantara keduanya.
2. Revolusi Bumi menyebabkan pergeseran garis edar matahari yang mempengaruhi
lamanya penyinaran permukaan bumi oleh matahari.
3. Perbedaan Letak Lintang menyebabkan perbedaan sudut datang sinar matahari
dalam menyinari permukaan bumi, sehingga berakibat juga terhadap luas dan
sempitnya permukaan yang terkena sinar matahari.

C.2. UNSUR-UNSUR CUACA DAN IKLIM


C.2.1. Temperatur (Suhu) Udara

206 SSCINTERSOLUSI |Menyongsong OSN| GEOSAINS|


Meteorologi dan Klimatologi

C.2.2. Tekanan Udara dan Tekanan Atmosfer

1. Tekanan udara
Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara kepada tiap
bidang dengan luas tertentu secara horizontal dari permukaan bumi. Alat pengukuran
yang digunakan adalah barometer dengan satuan yang biasa digunakan yaitu: (1)
atmosfer (atm), (2) milimiter kolom air raksa (mmHg), dan milibar (mb) dengan
masing-masing perbandingan sebagai berikut:
1 atm = 760 mmHg = 1.013 mb

Besarnya tekanan pada suatu ketinggian tertentu sama dengan gaya satuan
luas yang diusahakan oleh udara pada ketinggian tersebut. Semakin tinggi suatu
tempat, semakin kecil tekanan udaranya.
Pada peta, garis yang menghubungkan tempat-tempat yang sama tekanan
udaranya disebut isobar. Sedangkan bidang isobar adalah bidang yang tiap-tiap
titiknya mempunyai tekanan udara yang sama.
2. Tekanan Atmosfer
Tekanan atmosfer adalah tekanan pada titik manapun di atmosfer bumi.
Umumnya tekanan atmosfer hampir sama dengan tekanan hidrostatik yang
disebabkan oleh berat udara di atas titik pengukuran. Massa udara dipengaruhi
tekanan atmosfer umum di dalam massa tersebut, yang menciptakan daerah dengan
tekanan tinggi (antisiklon/kompresi) dan tekanan rendah (siklon/depresi). Pada
daerah bertekanan rendah memiliki massa atmosfer lebih sedikit di atas lokasinya,
sedangkan di daerah bertekanan tinggi memiliki massa atmosfer lebih besar di atas
lokasinya.
Meningkatnya ketinggian menyebabkan berkurangnya jumlah molekul udara
secara eksponensial. Karenanya, tekanan atmosfer menurun seiring meningkatnya
ketinggian dengan laju yang menurun pula. Berikut adalah rumus pendekatan untuk
tekanan atmosfer:
log 5
15500
di mana P adalah tekanan dalam pascal dan h adalah ketinggian dalam meter.
Persamaan ini menunjukkan bahwa tekanan pada ketinggian 31 km adalah sekitar
10(5-2) Pa = 1000 Pa, atau 1% dari tekanan pada permukaan laut. Dalam
perhitungan sederhana, untuk beberapa kilometer di atas permukaan laut tekanan
berkurang 100 hPa per kilometernya.
3. Hubungan Tekanan Udara dan Ketinggian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap kenaikan 10 m, tekanan udara
berkurang kira-kira 1 mmHg. Hubungan antara ketinggian tempat dan tekanan udara
dapat dirumuskan:
760
10
1
h = ketinggian tempat dari atas permukaan laut (m)
x = tekanan udara tempat dari atas permukaan laut (mmHg)
760 = tekanan udara/atmosfer di permukaan laut (mmHg, sama dengan 1 atm)
SSCINTERSOLUSI |Menyongsong OSN| GEOSAINS| 207
...... Atmosfer

Contoh Soal:

1. Berapa tinggi Kota Yogyakarta dari atas 2. Sebuah gunung memiliki ketinggian
permukaan laut jika tekanan udaranya 2200 m diatas permukaan laut. Berapa
adalah 580 mmHg? tekanan udara di gunung tersebut?
Penyelesaian: Penyelesaian:
Diketahui tekanan udara kota Diketahui ketinggian gunung dari
Yogyakarta adalah x = 580 mmHg, permukaan laut adalah 3200 m, maka
maka didapat ketinggiannya dari atas tekanan udara di gunung tersebut
permukaan laut sebesar: adalah:
760 760 580
10 10
1 1
760
760 580 3200 10
10 1
1
1800 3200 7600 10
440

C.2.3. Kelembaban Udara


Kelembaban udara adalah jumlah uap air yang dikandung udara. Ada dua
macam Kelembaban udara yaitu :
(1) Kelembaban relatif (nisbi), adalah bilangan yang menunjukkan perbandingan antara
jumlah uap air yang dikandung udara, dengan jumlah maksimum uap air yang dapat
dikandung udara pada suhu dan tekanan yang sama.
Biasanya dinyatakan dengan persen :
Rumus kelembaban relatif : C X 100%
Contoh : E
0
Pada suhu udara 32 C udara yang
bervolume 1 m3, maksimal dapat memuat 30 gram uap air, namun kenyataan hanya
mengandung 25 gram uap air,
kelembaban relatifnya = 25 X 100 % = 83 ,3 %
30
(2) Kelembaban absolut atau mutlak, yaitu uap air yang terdapat dalam 1 m3 udara
(gram/m3). Kelembaban udara dinyatakan dalam gram. Setiap suhu udara dapat
ditentukan jumlah uap air maksimum yang dapat dikandung setiap 1 m3.
Alat untuk mengukur kelembaban udara disebut hygrometer atau psychrometer.

C.2.4. A w a n
Awan adalah titik-titik air yang berkumpul dan melayang-layang di udara yang
cukup tinggi. Terjadinya awan dengan kabut adalah sama, karena udara mengalami
kondensasi. Perbedaannya kalau kabut dipermukaan tanah, tetapi awan berada di lapisan
udara yang tinggi.
Secara garis besar awan mempunyai tiga bentuk, yaitu :
(1) Awan sirus (cirrus) atau awan bulu yaitu awan tipis seperti serat atau seperti bulu,
sangat tinggi biasanya terdiri kristal es.

208 SSCINTERSOLUSI |Menyongsong OSN| GEOSAINS|


Meteorologi dan Klimatologi

(2) Awan stratus (berlapis) yaitu awan yang hampir rata, hampir tidak mempunyai warna
bentuk tertentu. Warna awan ini kelabu dan menutup langit pada daerah yang luas.
(3) Awan kumulus atau awan bergumpal adalah awan tebal dengan gerakan vertikal, di
bagian atas berbentuk setengah bulatan dan bagian bawah rata.

Menurut ketinggiannya bentuk dasar awan dibagi dalam :


Golongan dan Nama Awan Bentuk dan karakteristiknya
Ketinggian
Golongan A 1. Cirrus (Ci) • Awan tipis seperti bulu burung
(6000 – 12.000 m) 2. Cirrocumulus (Cc) • Awan berbentuk seperti sirip ikan
3. Cirrostratus (Cs) • Awan putih merata seperti tabir
Golongan B 1. Altocumulus (Ac) • Awan tebal bergumpal-gumpal
(2000 – 6000 m) 2. Altostratus (As) • Awan berlapis-lapis tebal
Golongan C 1. Stratocumulus (Sc) • Awan tebal, luas dan bergumpal-gumpal
(kurang dari 2000 m) 2. Stratus (St) • Awan yang merata rendah dan berlapis-
lapis
3. Nimbostratus (Ns)
• Lapisan awan yang tebal dan sebagian
telah menjadi hujan
Golongan D 1. Cumulus (Cu) • Awan bergumpal-gumpal dengan
dasarnya yang rata
(awan dengan gerakan 2. Comulonimbus (Cb)
vertikal yang kuat dengan • Awan yang bergumpal-gumpal luas dan
ketinggian antara sebagian telah menjadi hujan dan sering
terjadi angin ribut.
500 – 15,000 m)

SSCINTERSOLUSI |Menyongsong OSN| GEOSAINS| 209


...... Atmosfer

C.2.5. Angin

Berdasarkan proses terbentuknya angin dibedakan atas:


1. Angin Geostropik, yaitu angin yang terbentuk karena adanya gaya coriolis dan
perbedaan tekanan. Angin ini timbul setelah gaya gradien tekanan dan gaya
coriolis mengalami keseimbangan serta paralel terhadap isobar.
2. Angin Gradien, yaitu angin yang proses terbentuknya sama seperti angin
geostrofik, tetapi dipengaruhi oleh gaya sentrifugal.
3. Angin Vertikal, yaitu angin vertikal timbul karena adanya pengaruh dari gaya
gravitasi bumi dan juga gaya gerak udara keatas yang diakibatkan adanya
perbedaan tekanan.
4. Angin Ageostropik, yaitu angin yang terbentuk karena adanya perbedaan
antara angin aktual dengan angin geostropik.
5. Angin thermal, yaitu angin yang terbentuk karena adanya perbedaan suhu.

210 SSCINTERSOLUSI |Menyongsong OSN| GEOSAINS|


Meteorologi dan Klimatologi

1. Terjadinya Angin

Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan suhu
udara pada suatu daerah atau wilayah. Hal ini berkaitan dengan besarnya energi panas
matahari yang di terima oleh permukaan bumi. Pada daerah khatulistiwa, energi radiasi
matahari lebih banyak diterima dibanding daerah kutub, atau udara di daerah khatulistiwa
akan lebih tinggi dibandingkan udara di daerah kutub. Disini pertukaran panas pada
atmosfer terjadi secara konveksi. Sedangkan berat jenis dan tekanan udara yang disinari
cahaya matahari akan lebih kecil dibandingkan jika tidak disinari. Perbedaan berat jenis
dan tekanan inilah yang kemudian menimbulkan adanya pergerakan udara, yang
merupakan prinsip dari terjadinya angin.
Jika diasumsikan bahwa bumi tidak berotasi dan memiliki permukaan datar, dan
udara yang lebih hangat terjadi pada daerah khatulistiwa daripada di kutub, maka sirkulasi
udara pada bumi dapat diperkirakan seperti pada gambar sel Hadley di dibawah ini.
L
Cold
Hadley Cell
H

Equator Hot
H L L L L L L H

Hadley Cell
Cold H

Pola sirkulasi udara sederhana (sel Hadley) L

Pada belahan lain, udara permukaan bumi di kutub memiliki tekanan yang lebih
tinggi daripada di khatulistiwa, sehingga udara akan mengalir dari kutub menuju
khatulistiwa pada permukaan bumi. Udara pada permukaan bumi di khatulistiwa memiliki
berat jenis yang rendah, sehingga udara
Polar Vortex
akan terangkat hingga lapisan troposfir. Polar Jet stream
Karena tekanan udara pada
lapisan troposfir di khatulistiwa lebih tinggi
daripada tekanan udara di bagian atas Subtropical
Jetstram
kutub, maka udara akan bergerak secara
horizontal pada lapisan troposfir dari
khatulistiwa menuju kutub. Dan karena
berat jenis di udara pada kutub lebih
tinggi, maka udara akan bergerak turun
menuju permukaan bumi.
Apabila kita menghilangkan asumsi bahwa
bumi tidak berotasi, maka pola aliran
udara pada gambar di atas akan berubah
menjadi seperti pada berikut. Pola sirkulasi udara 3 sel
Gerakan rotasi ini akan
mengakibatkan timbulnya tiga sel sirkulasi pada setiap belahan bumi. Sel sirkulasi ini
dikenal sebagai sel Hadley, sel Ferrel, dan sel Polar (Kutub).

SSCINTERSOLUSI |Menyongsong OSN| GEOSAINS| 211


...... Atmosfer

2. Sistem dan Jenis Angin


Sistem angin di bumi dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu (1) angin yang
bersifat umum atau memiliki peredaran tetap (sirkulasi global) dan (2) angin yang bersifat
lokal (pada suatu waktu dan ruang tertentu).

1) Angin Bersifat Umum (Sirkulasi Global)

212 SSCINTERSOLUSI |Menyongsong OSN| GEOSAINS|


Meteorologi dan Klimatologi

TORNADO

Kata "Tornado" diambil dari bahasa Spanyol "Tronada" yang berarti badai petir.
Kata ini juga diambil dari bahasa Latin "Tonare" yang berarti bergemuruh. Menurut cerita,
kata Tornado diambil dari kombinasi antara kata Tronada dan Tornar dalam bahasa
Spanyol. Di Samping itu, Tornado sering juga disebut dengan Twister.
Di Indonesia, tornado sering disebut "Angin Puting Beliung" atau "Angin Lesus" namun
hanya memiliki intensitas ringan antara F0 dan F1.
Angin Tornado menurut istilah meteorologi berarti kolom udara yang berputar
dengan kencang yang terbentuk dari dasar awan comulunimbus yang telah menyentuh
tanah.

Jenis Tornado

(1) Tornado Lemah (Weak Tornado)


Tornado lemah umumnya mencakup 88% dari
jumlah keseluruhan kejadian tornado. Tronado
dapat dikategorikan lemah jika kecepatan
angin kurang dari 112 mph. Tornado lemah
hanya terjadi dalam waktu singkat antara
kurang dari 1 sampai 10 menit atau lebih.
Kematian yang diakibatkan tornado lemah Tornado di Oklohama
kurang dari 5% dari keseluruhan kematian
yang disebabkan tornado. Kebanyakan tonado
lemah memiliki ukuran kecil (tetapi tidak
semuanya). Tornado ini umumnya berskala
F0 - F1.

(2) Tornado Kuat (Strong Tornado)


Tornado kuat mencakup 11% dari jumlah Tornado di Seymor, Texas
keseluruhan kejadian tornado. Kecepatan
angin tornado kuat antara 113 - 206 mph.
Tornado kuat memikili durasi 20 menit atau
bahkan lebih. Kematian yang diakibatkan
tornado ini mencakup 30% kematian dari
keseluruhan. Ukuran tornado ini umumnya
tidak terlalu besar atau kurang lebih 10 m.
Tornadi jenis ini berskala F2 - F3. Tornado di Dallas, Texas
Sumber: www.geologywales.co.uk, Modifikasi
(3) Tornado Sangat Kuat (Violent
Tornado)
Tornado jenis ini sangat jarang terjadi. Tornado kuat mencakup 1% dari jumlah
keseluruhan kejadian tornado. Kecepatan angin lebih dari 205 mph dalam
beberapa kejadian kecepatan anginnya mencapai 300 mph. Sekali terjadi tornado
ini dapat terjadi cukup lama melebihi 1 jam dan dapat melintasi bermil-mil
sebelum menghilang. Walaupun jarang terjadi, kematian yang diakibatkan
tornado ini mencapai 70% kematian dari keseluruhan. Skala tornado ini adalah
yang paling besar yaitu F4 - F5.

SSCINTERSOLUSI |Menyongsong OSN| GEOSAINS| 213


...... Atmosfer

Skala Fujita Tornado


Kekuatan/ Kerusakan Contoh
Kecepatan
F0 Kerusakan ringan. Beberapa kerusakan pada cerobong
<73 Mph asap; dahan pohon patah dan daun-daun tercabut;
pohon-pohon berakar dangkal terdorong; papan- papan
penunjuk rusak dan roboh.
Contoh kerusakan F0
F1 Kerusakan sedang. Atap rumah berhamburan; rumah
73 – 112 semi-permanen bergeser bahkan roboh; Pohon besar
Mph tumbang; kaca yang tidak kuat pecah; Seng dan asbes
beterbangan
Contoh kerusakan F1
F2 Kerusakan yang signifikan. atap rumah dari kayu dan
113 – 157 tanah liat terbang; rumah semi-permanen roboh; mobil
Mph terbalik; pohon besar tercabut; misil ringan terpicu; mobil
terangkat dari permukaan tanah
Contoh kerusakan F2
F3 Kerusakan berat. Atap beterbangan dan dinding rumah
158 – 206 permanen rusak parah bahkan roboh; kereta api terbalik;
Mph sebagian besar pohon di hutan tercabut; mobil besar
terlempar dari permukaan tanah.
Contoh kerusakan F3
F4 Kerusakan hebat. Rumah permanen porak poranda;
207 – 260 bangunan dengan pondasi semi-permanen tersapu; misil
Mph besar terpicu; mobil dan benda berat lainnya terlempar
beterbangan; semua pohon beterbangan
Contoh kerusakan F4
F5 Kerusakan sangat hebat. Rumah dengan kerangka yang
261 – 318 baik pondasinya tersapu; Misil berukuran besar
Mph beterbangan di udara hingga 100 meter; fenomena luar
biasa lain akan muncul.
Contoh kerusakan F5
Sumber gambar: www.homebuying.about.com
Skala Beaufort
Skl Keadaan Gejala yang teramati Kecepatan Angin
Angin Knot m/det Km/jam
0 Tenang Tenang, asap naik vertikal <1 0 – 0,2 <1
1 Udara ringan Arah angin ditunjukkan oleh arah 1–3 0,2 – 1,5 1–3
hanyut asap, tetapi tidak oleh
pengukuran arah angin
2 Sepoi lemah Angin terasa pada muka, daun-daun 4–6 1,6 – 3,3 4–7
menggeresik, alat pengukur arah
angin mulai digerakkan angin.
3 Sepoi lembut Daun dan ranting tetap bergerak; 7 – 10 3,4 – 5,4 12 –19
angin membentangkan bendera
ringan
4 Sepoi sedang Debu dan kertas naik ke atas; cabang 11 – 16 5,5 – 7,9 20 – 28
pohon kecil bergerak
5 Sepoi segar Pohon kecil mulai bergoyang; timbul 17 – 21 8,0 – 10,7 29 – 38
bentuk gelombang kecil pada perairan
pedalaman.
6 Sepoi kuat Cabang pohon besar bergerak ; kawat 22 – 27 10,8 – 13,8 39 – 49
telepon kedengaran berdesing; sulit
memakai payung
7 Angin ribut lemah Seluruh pohon bergerak; tidak mudah 28 – 33 13,9 – 17,1 50 – 61
berjalan melawan arah angin.

214 SSCINTERSOLUSI |Menyongsong OSN| GEOSAINS|


Meteorologi dan Klimatologi

8 Angin ribut Ranting pohon patah; umumnya 34 – 40 17,2 – 20,7 62 – 74


menghalangi gerak maju
9 Angin ribut kuat Kerusakan ringan pada bangunan 41 – 47 20,8 – 24,4 75 – 88
10 Badai Jarang terjadi di pedalaman; 48 – 55 24,5 – 28,4 89 – 102
kerusakan agak besar pada bangunan
11 Badai amuk Sangat jarang terjadi; disertai 56 – 63 28,5 – 32,6 103 – 117
kerusakan luas
12 Siklon ≥ 64 ≥ 32,7 ≥ 118
(sumber: Bayong Tjasyono HK, FITK ITB, 2007)

2) Angin Bersifat Lokal (Sirkulasi Lokal)

SSCINTERSOLUSI |Menyongsong OSN| GEOSAINS| 215


...... Atmosfer

C.2.6. H u j a n

216 SSCINTERSOLUSI |Menyongsong OSN| GEOSAINS|


Meteorologi dan Klimatologi

C.3. GEJALA CUACA DAN GEJALA OPTIK

SSCINTERSOLUSI |Menyongsong OSN| GEOSAINS| 217


...... Atmosfer

Terjadinya Petir
1. Petir terjadi karena ada perbedaan potensial
antara awan dan bumi.
2. Proses terjadinya muatan pada awan karena
dia bergerak terus menerus secara teratur,
dan selama pergerakannya dia akan
berinteraksi dengan awan lainnya sehingga
muatan negatif akan berkumpul pada salah
satu sisi (atas atau bawah), sedangkan
muatan positif berkumpul pada sisi
sebaliknya.
3. Jika perbedaan potensial antara awan dan Sumber: www.trekaearth.com
bumi cukup besar, maka akan terjadi pembuangan
muatan negatif (elektron) dari awan ke bumi atau sebaliknya untuk mencapai
kesetimbangan.
4. Pada proses pembuangan muatan ini, media yang dilalui elektron adalah udara. Saat
elektron mampu menembus ambang batas isolasi udara inilah terjadi ledakan suara.
5. Petir lebih sering terjadi pada musim hujan, karena pada keadaan tersebut udara
mengandung kadar air yang lebih tinggi sehingga daya isolasinya turun dan arus
lebih mudah mengalir. Karena ada awan bermuatan negatif dan awan bermuatan
positif, maka petir juga bisa terjadi antar awan yang berbeda muatan.

Thunderstorm / Badai Guntur

1. Thunderstorm merupakan fenomena


cuaca yang terjadi dalam beberapa
jam saja.
2. Keadaan cuacanya ditandai dengan
awan cumulunimbus (Cb) yang
tumbuh vertikal / menjulang tinggi
keatas, disertai huajn lebat dengan
petir dan guntur.
3. Curah hujan biasanya sangat tinggi
selama 5 - 10 menit pertama,
kemudian makin berkurang. Situasi
ini dapat berlangsung 30 menit
sampai dua jam.
4. Pada kondisi yang hebat, thunderstorm dapat menimbulkan tornado (semacam angin
puting beliung skala besar, dengan kecepatan angin yang bisa diatas 100 m/detik)
seperti yang banyak dijumpai di daerah-daerah lintang tengah seperti Amerika
Serikat.
5. Thunderstorm dapat terjadi jika salah satu dari beberapa kondisi berikut terpenuhi,
yaitu :
ƒ ada pemanasan sangat intensif pada udara lembab,
ƒ terjadi pengangkatan udara lembab yang tidak stabil akibat halangan
pegunungan,
ƒ terjadi squall line akibat diskontinuitas

218 SSCINTERSOLUSI |Menyongsong OSN| GEOSAINS|


Meteorologi dan Klimatologi

Puting Beliung (Tornado Skala Kecil)


Puting beliung terjadi pada :
1. Pancaroba baik dari hujan ke kemarau maupun
sebaliknya,
2. Musim penghujan dengan kriteria sebagai
berikut:
ƒ 1- 2 hari atau lebih kondisi cuacanya clear
atau panas, biasanya hujan pada hari
berikutnya akan lebat disertai petir dan
angin kencang;dan
ƒ Biasanya pada pagi hari cerah dan
berawan, maka sore harinya berpeluang
terjadi angin kencang/puting beliung.

Sifat Angin Puting Beliung


ƒ Angin puting beliung hanya berasal dari awan Cumulusnimbus (Cb), bukan dari
pergerakan angin monsun maupun pergerakan angin pada umumnya, sehingga
dapat bergeser sesuai dengan tekanan tinggi ke tekanan rendah dalam skala luas;
ƒ Tidak semua jenis awan Cb menimbulkan puting beliung, karena sangat mikro
maka sulit untuk membedakannya. Secara teori puting beliung berasal dari jenis
awan Cb bersel tunggal, super sel dan multisel, kesemuanya itu hanya dapat dilihat
dilapangan terbuka bukan dari teori monsun atau model cuaca;
ƒ Suatu daerah atau tempat terlanda puting beliung maka kecil kemungkinan terjadi
yang kedua kalinya, atau tidak ada puting beliung susulan karena berasal dari
awan Cb yang sifat tumbuhnya tergantung dari intensitas konvektif yang juga sulit
diperkirakan.
ƒ Sangat lokal;
ƒ Bergerak secara garis lurus;
ƒ Waktunya singkat sekitar 3 menit dan tiba-tiba;
ƒ Terjadi pada siang atau sore hari; jarang terjadi di malam hari.
ƒ Puting Beliung sangat sulit diprediksi, namun tanda-tandanya dapat diketahui di
luar rumah;
ƒ Terjadi pada tanah lapang yang vegetasinya kurang; dan
ƒ Jarang terjadi di daerah perbukitan atau hutan lebat.

Terjadinya Pelangi
Cahaya matahari terdiri dari banyak warna. Saat
sinar dari cahaya matahari menembus tetesan air
hujan, cahaya tersebut dibelokkan dan
menimbulkan warna bentangan yang berbeda.
Kondisi-Kondisi
yang diperlukan
untuk melihat
pelangi sangat
jarang terjadi.
Matahari harus Sumber: Encarta Encyclopedi
bersinar di belakang tepat dibelakang pengamat, dan
terjadi hujan di depannya.
Sumber: Encarta Encyclopedi

SSCINTERSOLUSI |Menyongsong OSN| GEOSAINS| 219


...... Atmosfer

Macam-macam Pelangi

1. Classic Rainbows
Pelangi Alam terdiri dari enam warna: merah, oranye, kuning, hijau,
biru dan ungu. Intensitas warna masing-masingnya tergantung
berbagai kondisi atmosfer dan waktu.

2. Circular Rainbows
Pelangi ini benar-benar terlihat seperti busur lingkaran sempurna
(dengan radius tepat 42 derajat, menurut Descartes).

3. Secondary Rainbows
Pelangi primer, sering disertai dengan pelangi sekunder biasanya
tipis dan redup daripada pelangi primer. Pelangi sekunder terkenal
dengan karakteristik tertentu, spektrum ditampilkan dalam urutan
terbalik dari sebuah pelangi primer

4. Red Rainbows
Red Rainbows biasanya terlihat saat fajar atau senja ketika ketebalan
filter atmosfir bumi menjadi biru, terlihat lebih merah atau seperti
tetesan cahaya oranye mencerminkan dan membiaskan air. Hasilnya
adalah pelangi dengan spektrum ujung merah.

5. Sundogs
Yang paling sering terlihat rendah di langit di hari musim dingin yang
cerah, sundogs terjadi ketika matahari bersinar melalui kristal es yang
tinggi di atmosfer. Sundogs berwarna merah di bagian dalam dan
ungu di bagian luar dengan sisa spektrum ramai di antaranya.
Semakin tebal konsentrasi kristal es di udara, semakin tebal pula
strukturnya.
6. Fogbows
Fogbows lebih jarang terlihat daripada pelangi biasa, karena
parameter tertentu yang harus disesuaikan untuk menciptakan
mereka. Misalnya, sumber cahaya harus berada di belakang
pengamat dan membumi. Juga, kabut di belakang pengamat harus
sangat tipis sehingga sinar matahari yang dapat bersinar melalui
kabut tebal di depan.
7. Waterfall Rainbows
Kabut air terjun bercampur ke dalam aliran udara konstan atmosfer
terus menerus, terlepas dari cuaca. Hal ini membuat sebuah foto air
terjun yang sangat baik untuk pelangi.

8. Fire Rainbows
Pelangi ini bukan terbuat dari api, nama untuk efek optik yang indah
ini adalah “circumhorizontal arc”. Fenomena ini hanya dapat dilihat
dalam kondisi spesifik tertentu: awan cirrus, yang bertindak seperti
prisma harus setidaknya berada di ketinggian 20.000 kaki dan
matahari harus menyorot ketika mereka berada di ketinggian 58-68
derajat. Rainbow Fire tidak pernah terlihat di lokasi lebih dari 55
derajat utara atau selatan.

220 SSCINTERSOLUSI |Menyongsong OSN| GEOSAINS|


Meteorologi dan Klimatologi

9. Moonbows
Moonbows adalah mitra untuk pelangi lunar. Mereka juga jauh lebih
sulit dilihat karena badai hujan harus berlalu dan, idealnya, bulan
purnama yang terang tidak terhalang oleh awan.

C.4. KLASIFIKASI IKLIM DAN POLA CURAH HUJAN DI INDONESIA

Sistem iklim terdiri komponen atmosfer atau udara, litosfer atau batuan, hidrosfer
(misalnya: cair atau air), kriosfer yang terdiri dari es, salju dan gletser, dan biosfer yang
mencakup tumbuhan dan mahluk hidup.
Jenis atau macam iklim yang ada di permukaan bumi pada dasarnya dapat
dikelompokkan ke dalam dua pendekatan atau metode, yaitu:
(1) Metode genetik, yaitu metode yang mengelompokkan jenis iklim berdasarkan pada
pola sirkulasi udara, radiasi bersih dan fluks kelembaban.
Metode Genetik digunakan antara lain oleh:
ƒ H.Flohn (1950), berdasarkan sabuk angin global dan ciri curahan
ƒ Strahler (1969), berdasarkan massa udara yang dominan dan ciri curahan.
ƒ Budyko (1956), berdasarkan neraca energi ( indeks radiasi kekeringan).
(2) Metode generik (empirik), yaitu metode yang membagi macam-macam iklim
berdasarkan pada unsur iklim yang diamati atau efeknya terhadap gejala lain,
misalnya manusia atau tumbuhan. Metode generic/empirik digunakan antara lain
oleh:
ƒ Koppen (1900), berdasarkan hubungan iklim dengan tumbuhan dengan
kriteria numerik digunakan untuk menentukan jenis dan unsur iklim.
ƒ Thornthwaite, berdasarkan evapotranspirasi dan curah hujan.
ƒ Schmidt & Ferguson (1951), berdasarkan curah hujan untuk menentukan
jumlah bulan kering dan bulan basah.
ƒ Oldeman (1975) berdasarkan curah hujan yang difokuskan pada bidang
pertanian
ƒ Mohr berdasarkan tingkat kelembaban dengan menyertakan pengaruh curah
hujan
ƒ Miller berdasarkan suhu dan curah hujan
Dari kedua pendekatan tersebut mayoritas pengelompokan iklim menggunakan
metode genetik sekitar 10 % sisanya berdasarkan metode empirik.

SSCINTERSOLUSI |Menyongsong OSN| GEOSAINS| 221


...... Atmosfer

C.4.1. Macam- macam Iklim

100%

Tipe Q
A 0 – 14,3%
B 14,3 – 33,3%
C 33,3 – 60%
D 60 – 100%
E 100 – 167%
F 167 – 300%
G 300 – 700%
H Lebih dari 700%

222 SSCINTERSOLUSI |Menyongsong OSN| GEOSAINS|


Meteorologi dan Klimatologi

Curah hujan bulan


terkering (mm)

Curah hujan tahunan (mm)

SSCINTERSOLUSI |Menyongsong OSN| GEOSAINS| 223


...... Atmosfer

C.4.2. Pola dan Curah Hujan di Indonesia


Karakteristik pola hujan yang terjadi di Indonesia dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Pola Hujan
KARAKTERISTIK
Ekuatorial Monsun Lokal
Faktor Pengaruh • Suhu udara yang tinggi • Angin musim • Kondisi geografis
di daerah ekuatror karena letak setempat, terutama
• Berhubungan dengan Indonesia berada karena naiknya
pergerakan zona diantara benua udara dari dataran
konvergensi, yaitu ke Asia dan rendah ke dataran
arah utara dan selatan Australia. lebih tinggi atau
mengikuti pergerakan pegunungan
semu matahari. • Adanya pemanasan
lokal yang tidak
seimbang
Ciri Adanya curah hujan Terdapatnya Terjadinya hujan lokal
bulanan yang perbedaan antara di wilayah tertentu.
maksimum sebanyak 2x musim hujan dan
dalam setahun. musim kemarau.
Wilayah hujan Sebagian besar Sumatra Pulau Jawa, Bali, Maluku, Papua, dan
dan Kalimantan dan Nusa Tenggara sebagian Sulawesi

Sedangkan curah hujan yang tejadi di Indonesia adalah sebagai berikut:


ƒ Pantai barat setiap pulau memperoleh jumlah hujan selalu lebih banyak dari pantai
timur.
ƒ Pulau Jawa, Bali, NTB, dan NTT merupakan barisan pulau-pulau yang panjang
dan berderet dari barat ke timur. Pulau-pulau ini hanya diselingi oleh selat-selat yang
sempit, sehingga untuk kepulauan ini secara keseluruhan tampak seakan akan satu
pulau, sehingga berlaku juga dalil, bahwa di sebelah timur curah hujan lebih kecil, kalau
dibandingkan dengan sebelah barat. Sebelah barat dari jejeran pulau ini adalah
pantai Barat Jawa Barat.
ƒ Selain bertambah jumlahnya dari timur ke barat, hujan juga bertambah jumlahnya
dari dataran rendah ke pegunungan, dengan jumlah terbesar pada ketinggian 600 - 900
meter.
ƒ Di daerah pedalaman semua pulau, musim hujan jatuh pada musim
Pancaroba, demikian juga halnya di daerah-daerah rawa yang besar-besar.
ƒ Bulan maksimum hujan sesuai dengan letak Daerah Konvergensi Antar Tropik (DKAT),
yaitu:
(1) Bulan Januari letak DKAT tampak disekitar pulau Jawa
(2) Bulan April letak DKAT tampak di sebelah utara kepulauan Indonesia
(3) Bulan Oktober letak DKAT tampak di ujung utara kepualauan Riau dan Sumatera
Utara
(4) Bulan November dan Desember letak DKAT tampak di Sumatera, Kalimantan,
dan Sulawesi bagian utara.
ƒ Saat mulai turunnya hujan juga bergeser dari Barat ke Timur. Pantai Barat
Pulau Sumatera sampai Bengkulu, mendapat hujan terbanyak bulan November.
Lampung, Bangka, yang letaknya sedikit ke timur, pada bulan Desember. Sedangkan
Jawa (utara), Bali, NTB, NTT pada bulan Januari- Februari, yang letaknya lebih ke
timur lagi.

224 SSCINTERSOLUSI |Menyongsong OSN| GEOSAINS|


Meteorologi dan Klimatologi

C.4.3. Pengaruh Cuaca dan Iklim Terhadap Kehidupan

1. Jenis-jenis Vegetasi Alam Menurut Iklim

SSCINTERSOLUSI |Menyongsong OSN| GEOSAINS| 225


...... Atmosfer

2. Perubahan Iklim Global

1) Pemanasan Global

226 SSCINTERSOLUSI |Menyongsong OSN| GEOSAINS|


Meteorologi
M dan Kliimatologi

2)) El Nino dan La Nina

SSCIN
NTERSOLUSI |Menyonggsong OSN| GEOSA
AINS| 227
...... Atmosfer

C.4. PETA CUACA (PETA SINOPTIK)

Peta cuaca (peta sinoptik) adalah peta yang memuat dan menunjukkan keadaan
unsur meteorologi pada permukaan bumi. Secara umum peta cuaca berguna untuk
mengetahui keadaan cuaca di suatu area pada suatu waktu, seperti: arah angin, kecepatan
angin, awan, hujan/salju, kabut, perubahan tekanan udara, dan sebagainya.
Dalam melakukan pemetaan cuaca, para meteorolog membuat suatu model
stasiun untuk menyatakan unsur-unsur cuaca yang diukur serta jenis cuaca yang diamati
di suatu stasiun, yang pada dasarnya dibedakan ke dalam 2 model pengukuran, yaitu:
C.4.1. Model Stasiun Permukaan (Surface Station Model)
Model stasiun permukaan yaitu model stasiun yang menyatakan unsur-unsur
cuaca yang diukur di permukaan bumi pada ketinggian sama, yaitu sea level ( 0 m).
Perhatikan surface chart di bawah ini.
Komponennya antara lain:
a. Isobar:
Garis berlabel 1008, 1004, 1000, 996
adalah isobar yang menunjukkan tekanan
udara. 1008 berarti 1008 mb, 1004 berarti
1004 mb, dan seterusnya. Perhatikan,
isobar selalu digambarkan tiap interval 4
mb, dimulai dari 1000 mb (kurang dari
atau lebih dari).
b. Simbol Meteorologi:
Menunjukkan arah angin, kecepatan angin,
tutupan awan, suhu udara, titik embun, tekanan udara, tekanan udara 3 jam yang
lalu, tren tekanan udara, jenis awan, jenis presipitasi, juga front. Kelengkapan
lambang meterologi yang ditampilkan akan tergantung pada tujuan penggunaan peta
cuaca itu.
c. L dan H :
L berarti pusat tekanan rendah (Low pressure), H berarti pusat tekanan tinggi (High
pressure)

C.4.1. Model Peta Udara-Atas (Upper-Air Map Model)


Peta cuaca semacam 100-mb chart, 300-mb chart, 500-mb chart
menggambarkan keadaan udara atas (upper air) atau keadaan udara di tempat yang
tinggi sekali. Berbeda dengan peta permukaan, garis pada peta ini bukanlah isobar, tapi
garis kontur yang mengambarkan ketinggian
tempat-tempat yang tekanan udaranya
konstan. Itulah sebabnya dinamakan peta
tekanan konstan (constant map pressure).
Perhatikan peta cuaca 500-mb chart di bawah
ini.
Pada peta ini, semua tempat punya
tekanan udara sama, yaitu 500 mb. Garis
berlabel 5580 adalah sebagai garis yang
menghubungkan tempat-tempat yang punya

228 SSCINTERSOLUSI |Menyongsong OSN| GEOSAINS|


Meteorologi dan Klimatologi

tekanan 500 mb di ketinggian 5580 m. Sama halnya dengan garis 5500, berarti di daerah
itu tekanan udara sebesar 500 mb bisa ditemui pada ketinggian 5500 m.

Karena menunjukkan variasi ketinggian untuk tekanan udara yang sama (isobaric), maka
peta ini disebut juga peta isobarik. Adanya perbedaan ketinggian karena berhubungan
dengan suhu udara. Semakin tinggi suatu tempat, tekanan udaranya lebih rendah. Pada
daerah yang dingin, udara lebih rapat sehingga kolom udaranya lebih pendek. Akibatnya
tekanan 500 mb akan dijumpai di ketinggian lebih rendah. Sebaliknya, udara lebih
renggang pada daerah panas sehingga kolom udara lebih tinggi, menyebabkan tekanan
500 mb dijumpai di ketinggian lebih tinggi.
Peta isobarik mempunyai sistem simbol meteorologi sendiri. Perbedaannya
terutama pada bagian yang menunjukkan tekanan udara.
Berikut adalah komponen-komponen peta isobaric, antara lain:
a. Garis kontur
b. Simbol meteorologi upper-air
c. L dan H (L pusat garis kontur rendah. H pusat garis kontur tinggi.)
d. Punggung dan Lembah (Ridges and Through).
Ridges (elongated highs) daerah panas, through (elongated lows) daerah dingin
e. Isotherm
Garis merah putus putus, menunjukkan suhu udara dalam derajat celcius.

C.4.1. Model Peta Udara-Atas (Upper-Air Map Model)


Beberapa simbol dalam model stasiun permukaan (Surface Station Model)
dan peta udara-atas (Upper-Air Map Model) tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Titik Pengamatan
Titik pengamatan (stasiun pengamatan) disimbolkan dengan sebuah lingkaran.

2. Kecepatan Angin
Arah dari timur Arah angin disimbolkan dengan garis lurus menuju lingkaran
stasiun yang menunjukkan dari mana datangnya angin.
Sebagai contoh, simbol berikut menunjukan arah angin yang
datang dari timur (asumsi utara peta mengarah ke atas
halaman ini),
Arah dari selatan dan simbol berikut Simbol Besar Kecepatan
menunjukkan
angin yang datang 10 knot
dari arah selatan.
15 knot
Besar kecepatan angin dinyatakan 20 knot
dalam knot dimana besar 1 knot sekitar 0,5
meter/detik. Besar kecepatan angin diwakili 50 knot
oleh garis pada ujung garis arah angin. 1 garis
penuh mewakili 10 knot, ½ garis mewakili 5 60 knot
knot, dan segitiga mewakili 50 knot. Tidak ada angin/ tenang

SSCINTERSOLUSI |Menyongsong OSN| GEOSAINS| 229


...... Atmosfer

3. Perawanan
Perawanan ditunjukkan dengan arsiran pada lingkaran stasiun. Perhatikan contoh berikut.

4. Suhu Udara
Suhu diukur dalam satuan derajat celcius, dan ditempatkan di pojok atas kiri dari
lingkaran stasiun.
Contoh berikut menunjukkan suhu udara sebesar 240C yang diukur di stasiun
pengamat.

5. Tekanan Udara
Tekanan udara ditempatkan di pojok atas kanan dari lingkaran stasiun dinyatakan
dalam satuan mb (milibar).
Aturan:
• Jika tekanan udara yang kita ukur lebih besar atau sama dengan 1000 mb maka
penulisannya dalam simbol adalah angka 10 dihilangkan kemudian dikalikan
dengan 10. Misalnya kita ingin melaporkan tekanan udara sebesar 1016,0 mb
maka ditulis dalam simbol 160 (angka 10 dihilangkan menjadi 16,0; kemudian
16,0 dikalikan 10 menjadi 160).
• Jika tekanan udara kurang dari 1000, maka angka 9 dihilangkan kemudian
dikalikan dengan 10. Misalnya kita ingin melaporkan tekanan udara sebesar
976 mb maka ditulis dalam simbol 760.

Contoh berikut menunjukkan tekanan udara sebesar 976 mb yang diukur di


stasiun pengamat.

6. Cuaca
Simbol cuaca merupakan gambar yang dibuat untuk menandai suatu cuaca
tertentu. Penggunaan simbol dapat berbeda-beda di tiap negara karena cuaca yang
mungkin terjadi juga berbeda-beda. Simbol cuaca jumlahnya banyak, antara lain:

230 SSCINTERSOLUSI |Menyongsong OSN| GEOSAINS|


Meteorologi dan Klimatologi

Catatan:
Dari simbol-simbol di atas dapat dibuat kombinasi, misalnya:
Simbol dari hujan deras

7. Titik Embun
Dalam peta cuaca, sering disertakan juga besarnya suhu titik embun. Suhu titik
embun diukur dalam satuan derajat celcius, dan ditempatkan di bawah simbol
cuaca atau di bawah suhu. Contoh berikut menunjukkan titik embun sebesar
180C yang diukur di stasiun pengamat.

Contoh : Penggunaan simbol-simbol pada Surface-Station Model


Contoh 1: Contoh 2:
Di suatu stasiun pengamatan, diperoleh
data sebagai berikut:
ƒ Angin bertiup dari arah barat laut
dengan kekuatan 25 km/jam (±12
knot);
ƒ 7/8 langit tertutupi oleh awan;
ƒ Suhu udara 260C;
ƒ Tekanan udara 1002,7 mb;
ƒ Hujan gerimis;
ƒ Titik embun 200C. Dari simbol di atas diperoleh informasi
peta cuaca sebagai berikut:
Data tersebut dinyatakan dalam simbol
A. Bagian langit yang tertutup awan
sebagai berikut:
sebesar 6/8 bagian.
B. Tekanan udara setempat adalah
sebesar 979,8 mb.
Catatan:
(1) Jika angka dimulai dengan 0 atau
1 (angka-angka kecil), maka
tambahkan angka 10 di depan tiga
angka di simbol lalu beri koma di
depan digit terakhir. Misalnya

SSCINTERSOLUSI |Menyongsong OSN| GEOSAINS| 231


...... Atmosfer

pada simbol tertulis 138, berarti D. Visibilitas:


tekanannya 1013,8 mb Visibilitas atau jarak pandang
(2) Jika angka dimulai dengan 7, 8, 9 seberapa jauh mata normal bisa
(angka-angka besar), maka melihat dengan jelas yaitu sejauh 20 m.
tambahkan angka 9 di depan tiga E. Cuaca saat ini:
angka di simbol lalu beri koma di Kode gambar yang menunjukkan
depan digit terakhir. Misalnya, keadaan cuaca hujan moderat.
simbol di atas diartikan tekanan F. Titik Embun:
udara 979,8 mb. Temperatur titik embun sebesar 140 C.
C. Temperatur Udara: G. Angin:
Temperatur udara sebesar 200C. (Jika Arah angin dari tenggara dengan
angkanya tinggi sekali dan tidak masuk kecepatan 15 knot.
akal (misalnya 50), bisa jadi temperatur
itu dalam Fahrenheit).

Contoh: Penggunaan simbol-simbol pada Upper Air Model

Simbol ini menerangkan keadaan udara atas pada level


500-mb.
A. Ketinggian tekanan:
Diberikan 3 angka pertama ketinggian tekanan,
sehingga pada simbol ini ketinggian tekanan 500 mb
ada di 5640 m.
B. Temperatur udara : -150C
C. Angin: Arah datang angin dari barat daya, kecepatan
60 knot.
D. Depresi titik embun: selisih temperatur udara dengan
temperatur titik embun sebesar 50C.
E. Tutupan awan: nol (tidak tertutup awan sama sekali).
F. Perubahan ketinggian tekanan: bertambah 40 m.

8. Garis-garis Penghubung pada Peta Cuaca (Isopleth)

Isopleth yaitu garis yang menunjukan angka kuantitas yang bersamaan. Tujuan
dari penggunaan peta isopleth (menunjukan angka kuantitas sama) yaitu untuk
memperlihatkan perbandingan nilai dari sesuatu hal pada daerah yang satu dengan
daerah yang lain. Sehingga pengguna peta akan tahu mana daerah dengan nilai besar
dan mana daerah dengan nilai kecil.
Macam-macam Isopleth:
Tekanan udara
• Isobar: Garis yang menghubungkan tempat-tempat dengan tekanan atmosfer
yang sama, dengan posisi stasiun cuaca direduksi ke ketinggian 0 dpl.
• Isostere: Garis yang menghubungkan tempat-tempat dengan densitas atmosfer
yang sama.
• Isoheight/Isohypse: Garis yang menghubungkan tempat-tempat dengan
ketinggian geopotensial yang sama pada peta cuaca tekanan konstan.

232 SSCINTERSOLUSI |Menyongsong OSN| GEOSAINS|


Meteorologi dan Klimatologi

Temperatur Udara
• Isotherm: Garis yang menghubungkan tempat-tempat dengan temperatur udara
yang sama.
• Isogeotherm: Garis yang menghubungkan tempat-tempat dengan temperatur
udara tahunan yang sama.
• Isocheim: Garis yang menghubungkan tempat-tempat dengan temperatur udara
rata-rata pada musim dingin yang sama.
• Isohel: Garis yang menghubungkan tempat-tempat dengan radiasi matahari
yang sama.
Presipitasi
• Isohyets/Isohyetal: Garis yang menghubungkan tempat-tempat dengan
presipitasi (curah hujan/curah salju) yang sama.
• Isohume: Garis yang menghubungkan tempat-tempat dengan titik embun yang
sama.
• Isoneph: Garis yang menghubungkan tempat-tempat dengan tutupan awan yang
sama.
• Isochalaz: Garis yang menghubungkan tempat-tempat dengan frekuensi hujan
es (hailstorm) yang sama.
• Isobront: Garis yang menghubungkan tempat-tempat dengan tempat-tempat
yang mengalami fase awan badai yang sama.
Angin
• Isotach: Garis yang menghubungkan tempat-tempat dengan kecepatan angin
yang sama.
• Isogon: Garis yang menghubungkan tempat-tempat dengan arah angin yang
sama.
Pembekuan/Pencairan (Freeze/Thaw)
• Isopectic: Garis yang menghubungkan tempat-tempat yang membeku (awal
musim dingin) pada tanggal yang sama.
• Isotac: Garis yang menghubungkan tempat-tempat yang mulai mencair (akhir
musim dingin) pada tanggal yang sama.
Lingkungan Hidup
• Isoplat: Garis yang menghubungkan tempat-tempat yang menerima hujan asam.

SSCINTERSOLUSI |Menyongsong OSN| GEOSAINS| 233


...... Atmosfer

234 SSCINTERSOLUSI |Menyongsong OSN| GEOSAINS|

Anda mungkin juga menyukai