Anda di halaman 1dari 45

PEDOMAN PSG 2016

Direktorat Gizi Masyarakat


MASALAH GIZI
DI INDONESIA
17 negara, diantara 117 negara dengan tiga masalah gizi balita :
STUNTING, WASTING dan OVERWEIGHT

Albania
Bhutan Azerbaijan

INDONESIA juga termasuk di dalam 47 negara Syria Arab Rep. Iraq


dari 122 negara yang mempunyai masalah
Stunting pd Balita dan Anemia pada WUS

Posisi Indonesia untuk cakupan 3 Intervensi


(IMD, ASI eksklusif, TTD u/Ibu Hamil) Indonesia Papua
masih RENDAH New Guinea
Zambia Sao Tome & Mozambique
Principe

Benin Comoros Botswana

Djibouti Egypt Sierra Leone

Libya
SITUASI GIZI DI INDONESIA

KELEBIHAN GIZI
KEKURANGAN
GIZI
Gizi Lebih
KVA
controlled emerging 11,9%
GAKI

Gizi Kurang 19,6% PTM


• Diabetes Melitus 2,1%
37,2% Stunting un-finished • Gagal Ginjal 0,2% • Stroke 12,1%
• Jantung Koroner 1,5% • Hipertensi 25,8%

37,1% bumil
• Kanker 1,4%
Anemia
28,1%balita

4
MASALAH GIZI IBU
Proporsi ibu KEK cukup tinggi,
Pada Bumil dan Remaja Anemia pada bumil tetap tinggi PREVALENSI IBU HAMIL RISIKO KURANG
(SKRT 2001, RISKESDAS 2013) ENERGI KRONIS (KEK) RISKESDAS, 2013

Proporsi Konsumsi Fe 90+ hari selama Hamil, 2010-2013*


80.0
60.0
33.2
40.0
20.0
0.0 18.0
Lampung

Sumbar

Jatim
Sulut

NTT

NTB
Kalteng

Sulteng

Sumut

Bengkulu

Malut
Sulsel
Kalsel
Sultra

Kaltim

Banten
Jabar

Bali
DIY
Aceh
Maluku

Riau

Sumsel

Jambi

INDONESIA

DKI

Kep.Riau
Jateng
Sulbar

Papua

Kalbar
Pabar

Babel
Gorontalo

2010 2013
5
PENTING…

Kurang lebih 70-80% ibu


hamil, yang tinggal di
desa/kota – miskin/kaya,
belum tercukupi
konsumsi energi dan
proteinnya

6
Rata-rata Tinggi Badan Anak Umur 5-18 tahun
dibanding Rujukan (WHO 2007) : 2007-2013

Laki-laki Perempuan
190.0 190.0

180.0
Beda 12,5 180.0
cm
170.0 170.0 Beda 9,8 cm
Rata2 Tinggi Badan (cm)

Rata2 Tinggi Badan (cm)


160.0 160.0

150.0 150.0

140.0 140.0

130.0 130.0

120.0 120.0

110.0 110.0

100.0 100.0
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Umur (tahun) Umur (tahun)

Rujukan 2007 2010 2013 Reference 2007 2010 2013

Riskesdas, 2013
7
HASIL PSG 2015 PADA
KELOMPOK BALITA
Batasan Dikatakan
PSG 2015 Tidak Ada Masalah
Gizi Menurut WHO
Dari 34 Provinsi hanya 2
Provinsi dengan prevalensi
<10% : BALI & BENGKULU

18,8% Balita Gizi 10%


Kurang
(Underweight)
Dari 34 Provinsi hanya 2
Provinsi dengan prevalensi
<20% : BENGKULU & BABEL 29,0% Balita Pendek 20%
(Stunting)

Dari 34 Provinsi hanya 1 12,0% Balita Kurus 5%


Provinsi dengan prevalensi (wasting)
<5% : BENGKULU
8
Ogan Komering Ulu Timur, Kota Pagar Alam,
Mukomuko, Kota Bengkulu, Belitung Timur, Kota
Depok, Semarang, Tabanan, Kota Tomohon

9
KARAKTERISTIK MASALAH GIZI BERDASARKAN KABUPATEN KOTA
Kode Kode
Provinsi Nama Kabkota Pendek Kurus Masalah Gizi
Prov KabKota
75 GORONTALO 2 GORONTALO 40.7 8.9 akut-kronis
75 GORONTALO 3 POHUWATO 37.4 16.4 akut-kronis
75 GORONTALO 4 BONE BOLANGO 28.0 14.5 akut-kronis
75 GORONTALO 5 GORONTALO UTARA 25.4 5.4 akut-kronis
75 GORONTALO 71 KOTA GORONTALO 36.9 15.3 akut-kronis
76 SULBAR 1 MAJENE 41.7 12.7 akut-kronis
76 SULBAR 2 POLEWALI MANDAR 38.7 14.3 akut-kronis
76 SULBAR 3 MAMASA 29.8 12.0 akut-kronis
76 SULBAR 4 MAMUJU 42.9 8.3 akut-kronis
76 SULBAR 5 MAMUJU UTARA 47.4 12.4 akut-kronis
76 SULBAR 6 MAMUJU TENGAH 29.3 11.9 akut-kronis
81 MALUKU 1 MALUKU TENGGARA BARAT 35.1 15.1 akut-kronis
81 MALUKU 2 MALUKU TENGGARA 34.7 13.7 akut-kronis
81 MALUKU 4 BURU 35.1 15.3 akut-kronis
81 MALUKU 5 KEPULAUAN ARU 36.7 29.0 akut-kronis
81 MALUKU 6 SERAM BAGIAN BARAT 31.7 9.7 akut-kronis
81 MALUKU 7 SERAM BAGIAN TIMUR 33.4 14.0 akut-kronis
81 MALUKU 8 MALUKU BARAT DAYA 28.9 19.3 akut-kronis
81 MALUKU 9 BURU SELATAN 32.1 19.2 akut-kronis
81 MALUKU 71 KOTA AMBON 30.0 18.2 akut-kronis
81 MALUKU 72 KOTA TUAL 37.5 15.6 akut-kronis
81 MALUKU 81 MALUKU TENGAH 21.1 22.9 akut-kronis
82 MALUT 1 HALMAHERA BARAT 26.8 13.9 akut-kronis
82 MALUT 2 HALMAHERA TENGAH 34.4 7.7 akut-kronis
82 MALUT 3 KEPULAUAN SULA 35.1 13.4 akut-kronis
DAMPAK AKIBAT GANGGUAN GIZI
PADA MASA JANIN
(Analisis Kausalitas)
Masalah PSG 2015
Masalah Pelaksanaan PSG Tahun 2015

• Metodologi:
• Validitas data  perlu pengakuan
berbagai pihak
• Waktu pelaksanaan:
• Rentang waktu pelaksanaan PSG antar provinsi
cukup lebar Juli-Desember
• Pengolahan dan analisis data:
• Entry data tidak seluruhnya menggunakan
aplikasi yang disediakan  pakai excell
• Daerah belum melakukan editing dan cleaning
dengan baik
• Peran supervisor tidak maksimal
PSG 2016 ……??

14
Kebijakan PSG 2016
ARAH KEBIJAKAN 2015 - 2019
6 Penguatan peran Linsek
Peningkatan surveilans dalam rangka intervensi
gizi termasuk sensitif dan spesifik
1
pemantauan
pertumbuhan
Penguatan 5
PERBAIKAN pelaksanaan
GIZI dan pengawasan
Peningkatan promosi regulasi dan standar
perilaku masyarakat gizi
tentang kesehatan, gizi, 2
dll 4
Peningkatan peran
serta masyarakat
Peningkatan akses dan dalam perbaikan gizi
mutu paket yankes dan
gizi 3
Surveilans dalam Manajemen Program

PENGUMPULAN DATA: TINDAKAN:


 Analisis ANALISIS DAN KEPUTUSAN - Darurat
 Penyajian REKOMENDASI KEBIJAKAN - Jangka Pendek
 Advokasi PERENCANAAN - Jangka Panjang

• Penimbangan
balita
• PSG
• Data rutin
• Konsumsi
gizi
• dll
Urgensi PSG dalam Kebijakan Gizi Nasional

Komitmen:
Global, Program Prioritas Nasional Kegiatan Gizi
Regional, Daerah
Nasional Program Prioritas Daerah

Vitamin A, 1000 HPK Standarisasi Gizi Program Gizi


Fe, PMT, MP-ASI Pemantauan
Gizi Nasional Seimbang/Kadar lainnya
Tumbang zi

Surveilans Gizi: Monitoring dan Evaluasi


Indikator Program
Prioritas Nasional
PSG
IMPLEMENTASI SURVEILANS GIZI
Mengawal capaian sasaran dan target kegiatan gizi
Pemantauan Kinerja Pembinaan Gizi Masyarakat
untuk Deteksi Dini Permasalahan berdasarkan Laporan kegiatan

PSG PSG
Pengawalan terhadap kinerja dan mutu kegiatan pembinaan
gizi masyarakat

Evaluasi tahunan Evaluasi tahunan


status gizi dan status gizi dan
kinerja (berbasis kinerja (berbasis
Masyarakat) Masyarakat)

Penyesuaian Penyesuaian
kebijakan dan kebijakan dan
strategi upaya Implementasi kebijakan dan strategi Program
strategi upaya
perbaikan gizi Perbaikan Gizi Masyarakat
perbaikan gizi
masyarakat masyarakat
PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG)
PENGERTIAN:
1.Secara umum sama dengan SKPG
2.Bahasa Inggrisnya “Nutrition Surveillance” atau secara
luas disebut “Food and Nutrition Surveillance” yang kita
kenal sebagai SKPG

Dalam Survei PSG seperti saat ini

Pengertiannya lebih difokuskan pada kegiatan pengumpulan


data gizi masyarakat (status gizi, konsumsi gizi bumil dan
kegiatan pembinaan program perbaikan gizi masyarakat)
yang direncanakan dilakukan secara rutin setiap tahun
Mengapa PSG Penting?

1. Masalah gizi di Indonesia masih tinggi dan diperlukan


peningkatan upaya perbaikan gizi masyarakat secara
terus menerus
2. Pemenuhan kebutuhan informasi perkembangan Status Gizi
dan kinerja kegiatan pembinaan gizi masyarakat dari tahun
ke tahun berbasis komunitas secara nasional maupun
regional
3. Informasi dari hasil survei PSG diperlukan untuk: evaluasi
kinerja program pembinaan gizi masyarakat, perumusan
atau modifikasi kebijakan, dan perencanaan tahunan
program perbaikan gizi masyarakat
4. Survei-survei besar (nasional) yang ada hanya memberikan
informasi gizi dalam selang sekitar 3-5 tahun sekali
(Riskesdas, SDKI, Susenas, dsb)
PELAKSANAAN PSG
Tahun respon rate Indikator yang Unit analisis
Pelaksanaanb dikumpulkan menggambarkan:
i
151 kab/kota • Status gizi  Nasional
2014 • Data kinerja  nasional

496 kab/kota • Status gizi  Nasional, provinsi dan


2015 Kab/kota
• Data kinerja  Nasional, sebagian
provinsi
Rencana akan • Status gizi  Nasional, provinsi dan
2016 dilakukan di • Pengembangan Kab/kota
seluruh kab/kota di Instrumen  Nasional
Indonesia (509 • Konsumsi
kab/kota) gizi bumil  Nasional, provinsi
• Data kinerja
TUJUAN PSG

Memperoleh informasi status gizi


1. Balita dgn indeks BB/U, BB/TB, PB/U-TB/U, IMT/U
2. WUS, Bumil dengan indeks LiLA
3. Anak usia sekolah, remaja TB/U dan IMT/U
4. Dewasa dengan indeks IMT

Memperoleh informasi konsumsi gizi ibu hamil


1. tingkat (rata-rata) konsumsi
2. besaran defisit
3. pola konsumsi makanan
4. keanekaragaman konsumsi pangan
TUJUAN PSG (Kinerja Gizi)
1) Persentase remaja puteri mendapat Tablet Tambah Darah (TTD);
2) Persentase ibu hamil KEK yang mendapat Pemberian Makanan
Tambahan (PMT);
3) Persentase ibu hamil yang mendapat TTD 90 tablet selama masa
kehamilan;
4) Persentase ibu nifas mendapat kapsul vitamin A;
5) Persentase bayi yang diberi kesempatan untuk Inisiasi Menyusu Dini
(IMD);
6) Persentase bayi kurang dari 6 bulan yang mendapat Air Susu Ibu (ASI)
Eksklusif;
7) Persentase Balita mempunyai KMS;
8) Persentase Balita yang ditimbang di Posyandu;
9) Persentase Balita gizi buruk mendapat perawatan;
10)Persentase Balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A;
11)Persentase Balita kurus memperoleh makanan tambahan;
12)Persentase rumah tangga mengonsumsi garam beriodium.
OUTPUT PSG

• Diperolehnya informasi perkembangan situasi gizi


• Diperolehnya peta situasi gizi
• Tersedianya data status gizi untuk analisis situasi
pangan dan gizi setempat.

Feedback dan diseminasi hasil PSG secara khusus


dan surveilans gizi secara umum.
METODOLOGI
 Desain: Kroseksional (Potong lintang)
1.Desain:
Lokasi: Kroseksional
Tahun 2016 di(Potong
direncanakan
lintang)di semua Kab/Kota
(509) Tahun 2015 di direncanakan di semua Kab/Kota
2.Lokasi:
3.Populasi
Populasi:dan sampel:rumah
- seluruh Rumahtangga
tangga yangyangmemiliki
memilikibalita
Balita
0-59 bulan - seluruh rumah tangga yang memiliki bumil
4.Kerangka
sampel: sampling:
- 10 RT yang memiliki
Multi-stage 30 klaster
anak balita per kab/kota
dengan metode PPS berdasarkan jumlah penduduk.
- seluruh bumil di kluster terpilih
Klasternya adalah desa
5.10
Kerangka sampling:
rumahtangga Multi-stage
per klaster dengan 30 klaster
cara per pusat
memilih kab/kota
dengan
klaster danmetode PPS
pemilihan berdasarkansampel
rumahtangga jumlahdengan
penduduk. Klaster
metoda
adalah
OBAT desa (disesuaikan dengan kondisi geografi)
NYAMUK
1. Penentuan Kluster
2. Penentuan sampel RT dalam klaster
METODOLOGI
 Waktu pelaksanaan:
• Bulan
1.Desain: Juni s.d Agustus
Kroseksional (Potong lintang)
2.Lokasi:
– Tahun 2015anggaran,
persiapan di direncanakan
tenaga,dialat
semua Kab/Kota
dan bahan
3.Populasi dan sampel:
– oreintasi Rumahtangga
enumartor yang memiliki
tentang teknis BalitaPSG
pelaksanaan
0-59 bulan
• Bulan September s.d Oktober
4.Kerangka sampling: Multi-stage  30 klaster per kab/kota
– Pengumpulan
dengan metode data
PPS berdasarkan jumlah penduduk.
– Validasi
Klasternya supervisor
adalah desa
5.10 rumahtangga per klaster dengan cara memilih pusat
– Editing data
klaster dan pemilihan
– Entry data rumahtangga sampel dengan metoda
OBAT NYAMUK (disesuaikan dengan kondisi geografi)
– Cleaning data
• Bulan Desember
– Analisis data tingkat Pusat
MULTI STAGE SAMPLING

TK Provinsi TK PROVINSI

KAB/KOTA KAB/KOTA
TK KAB/KOTA KAB/KOTA
KAB/KOTA
KAB/KOTA
30 Kluster
30 Kluster
30 Kluster 30 Kluster
30 Kluster
TK KLUSTER

Kluster 1: 10 KK Kluster … 30 : 10 KK
Kluster 2: 10 KK

Kluster 4: 10 KK Kluster 6: 10 KK
Kluster 3: 10 KK
Kluster …. N : 10 KK
Kluster 5: 10 KK
Tahap I: Penentuan Kluster

1 Setiap kabupaten/ kota dipilih 30 desa sebagai


klaster.
2 Untuk kota yang memiliki kurang dari 30 desa
diambil seluruh desa/ kelurahan.
3 Pemilihan klaster di kabupaten/ kota dilakukan
dengan acak sistematik berdasarkan
Probability Proportional to Size (PPS).
Tahap I: Penentuan Kluster
Cara melakukan acak sistematik berdasarkan Probability
Proportional to Size (PPS), sebagai berikut:
1 Buat daftar desa/ kelurahan, termasuk jumlah
penduduk.
2 Tentukan interval dengan cara membagi jumlah
penduduk dengan jumlah klaster.
3 Tentukan klaster pertama dengan menggunakan Tabel
Acak, misalnya dengan menjatuhkan pensil di atas
tabel acak.
4 Klaster kedua dan seterusnya sampai klaster ke-30
dipilih berdasarkan perhitungan jumlah kumulatif
penduduk dan interval.
27767 43584 85301 88977 29490 69714 94015 64874 322444 48277
13025 14338 54066 15243 47724 66724 66733 74108 88222 88570
80217 36292 98525 24335 24432 24896 61880 87873 95160 59221
Contoh Pemilihan Klusster 10875
54127
62004
57326
90391
26629
61105
10967
57411
24472
06368
88779
11748
17944
12102 80580 41867
05600 60478 03343

60311 42824 37301 42678 45990 43242 66067 42792 95043 52680
1. Kabupaten Humbang Hasundutan Provinsi
49739 71484 92003 9808676668 73209 54244 91030 45547 70818
78626 51594
Sumatera Utara, dengan jumlah penduduk 16453 9461439014 97066 30945 57589 31732 57260
171.717 orang dan ditentukan 666923013986 99837maka
klaster, 0058281232 44987 69170 37403 86995 90307
44071 28091 07362 97703 76447 42537 08345 88975 35741 85771
interval klaster adalah 171.717/ 30 = 5 724.
2. Disusun daftar Desa dengan59820 96163 78851 16499
jumlah penduduk
25704 91035 26313 77463
87064
55387
13057
72681
73035
47431
41207
43905
74699
31048
09301
56699
terendah sampai tertinggi, kemudian
22304 90314 hitung
78438 66276 18396 73538 43277 58874 11466 16082
jumlah kumulatif penduduknya 17710 59621 15292 76193 59526 52113 53856 30743 08670 84722
3. Penentuan titik pertama; jika 55018
25852 58905 dengan
56374 35824 71708 30540 27886 61732 75454
menggunakan Tabel Acak misalnya berdasarkan
tusukan pencil jatuh diangka 4 pada kelompok
bilangan 84722 maka dipilih angka pertama
adalah 4722, maka klaster I (pertama) yang
terpilih adalah desa atau kelurahan dengan
penduduk kumulatif 4722. 4 digit sesuai
4. Jika besar interval angkanya 5 digit maka Tabel jumlah digit, hasil
Acak dibaca 5 digit terakhir, jika besar interval pembagian kelas
angkanya 4 digit maka Tabel Acak dibaca 4 digit
terakhir, demikian seterusnya interval
)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
12 Provinsi Sumatera Utara
Kabupaten Humbang
1215
Hasundutan

4 Angka 4722, berada di angka 1 1215033 Kecamatan Sijama Polang 1215030004 Sigulok 231 231

range penduduk antara Desa 2


3
1215030
1215037
Kecamatan Sijama Polang
Kecamatan Sijama Polang
1215030001
1215030008
Sanggaran I
Hutaginjang
245
284
476
760
Sihikkit (4.513) Kecamatan 4 1215039 Kecamatan Sijama Polang 1215030010 Nagurguran 299 1,059
Onan Ganjang dan Desa 5 1215034 Kecamatan Sijama Polang 1215030005 Batunajagar 300 1,359
6 1215068 Kecamatan Paranginan 121506009 Lumban Sianturi 339 1,698
Pardomuan (4.956) Kecamatan 7 1215058 Kecamatan Dolok Sanggul 1215040019 Sampean 376 2,074
Pollung, sehingga klaster 8 1215102 Kecamatan Parlilitan 121509018 Simataniari 377 2,451
pertama berada di Desa 9 1215040 Kecamatan Dolok Sanggul 1215040001 Sosor Tambok 389 2,840
10 1215031 Kecamatan Sijama Polang 1215030002 Sitapongan 410 3,250
Pardomuan Kecamatan 11 1215022 Kecamatan Onan Ganjang 1215020003 Janji Nagodang 413 3,663
Pollung. 12 1215023 Kecamatan Onan Ganjang 1215020011 Huta Julu 417 4,080
13 1215024 Kecamatan Onan Ganjang 1215020012 Sihikkit 433 4,513
5 Klaster ke-2 dihitung dari 4722 14 1215091 Kecamatan Pollung 121508013 Pardomuan 443 4,956 4,722 1
+ 5724 = 10446 yang berada di 15 1215026 Kecamatan Pakkat 1215010017 Purba Sianjur
Siunong Unong
460 5,416

Desa Lumban Sialaman 16 1215072 Kecamatan Bakti Raja 121507003


Julu
475 5,891

Kecamatan Paranginan, 17
18
1215105
1215028
Kecamatan Tara Bintang
Kecamatan Onan Ganjang
121510006
1215020016
Simbara
Sampetua
496
515
6,387
6,902
selanjutnya klaster ke-3 19 1215101 Kecamatan Parlilitan 121509017
Sionom Hudon
520 7,422
VII
dihitung dari 10446 + 5724 = Sionom Hudon
20 1215105 Kecamatan Parlilitan 121509021 523 7,945
16170 yang berada di Desa 21 1215029 Kecamatan Onan Ganjang 1215020017
Timur II
Parnapa 549 8,494
Parmonangan Kecamatan 22 1215071 Kecamatan Lintong Nihuta 1215050028 Habeahan 550 9,044

Pakkat, demikian penghitungan 23 1215075 Kecamatan Bakti Raja 121507006 Simangulampe 563 9,607
24 1215064 Kecamatan Lintong Nihuta 1215050022 Bonan Dolok 570 10,177
selanjutnya sampai diperoleh 25 1215060 Kecamatan Paranginan 121506001
Lumban
571 10,748 10,446 2
30 klaster. Sialaman
Sihotang
26 1215103 Kecamatan Parlilitan 121509019 Hasugian 590 11,338
Habinsaran
27 1215017 Kecamatan Pakkat 1215010008 Sipagabu 592 11,930
28 1215052 Kecamatan Dolok Sanggul 1215040013 Janji 598 12,528
29 1215018 Kecamatan Pakkat 1215010009 Banuarea 628 13,156
30 1215027 Kecamatan Pakkat 1215010018 Peadungdung 633 13,789
Catatan:

Bila diketemukan daerah sulit yang


tidak bisa terjangkau, maka dapat
dirandom kembali.
Teknik Pengambilan
 Memilih sampel Keluarga dalam Kluster
1.Desain: Kroseksional (Potong lintang)
10 rumah tangga per klaster dengan cara memilih pusat klaster
2.Lokasi: Tahun 2015 di direncanakan di semua Kab/Kota
kemudiandan
3.Populasi pemilihan rumah
sampel: tangga dengan
Rumahtangga yangmetoda
memilikiOBAT
Balita
NYAMUK
0-59 bulan (disesuaikan dengan kondisi geografi)
4.Kerangka sampling: Multi-stage  30 klaster per kab/kota
dengan metode PPS berdasarkan jumlah penduduk.
Memilihadalah
Klasternya sampel ibu hamil di desa/cluster terpilih
desa
(sampel
5.10 PKG) per klaster dengan cara memilih pusat
rumahtangga
klaster dan pemilihan rumahtangga sampel dengan metoda
• Mencari informasi jumlah dan keberadaan ibu
OBAT NYAMUK (disesuaikan dengan kondisi geografi)
hamil di
desa/kelurahan dari bidan desa/kelurahan.
• Buat daftar seluruh ibu hamil yang berada dalam klaster,
sebagai sampel PKG.
Memilih Sampel Keluarga Dalam Kluster

1. Di klaster terpilih, buat daftar pusat klaster atau titik klaster yang
biasanya merupakan sarana umum, SEPERTI: kantor kelurahan/
dusun/ RW, pasar, sekolah/ madrasah, tempat peribadatan (mesjid,
gereja, pura), Posyandu, balai pengobatan, Puskesmas.
2. Di setiap klaster dipilih secara acak/melotre satu pusat klaster.
3. Di pusat klaster terpilih tersebut, pengumpul data berjalan dengan
memilih arah yang dapat dipilih secara acak, bisa dipilih salah satu ke
kiri, kanan, depan atau belakang.
4. Kemudian pengumpul data berjalan sesuai arah pola obat nyamuk
dengan pusat klaster sebagai titik tengah lingkaran. Pola obat nyamuk
memiliki lingkaran dalam (terdekat dengan pusat klaster), lingkaran
kedua, ketiga dan seterusnya. Mulailah bergerak mengikuti lingkaran
dalam, kemudian ke lingkaran berikutnya. Hal ini penting agar
rumahtangga sampel menyebar di sekitar pusat klaster.
Lingkaran Obat Nyamuk
Memilih Sampel Keluarga Dalam Kluster

4. Sambil berjalan, pengumpul data dapat membuat peta rumah-rumah


yang dilalui dan mengunjungi rumah pertama untuk memeriksa
apakah rumah tangga tersebut memiliki Balita. Bila rumah tangga
tersebut memiliki Balita maka dipilih sebagai sampel dan diberi
nomor 1. Selanjutnya periksa rumah tangga berikutnya dan
seterusnya sampai diperoleh sejumlah n rumah tangga sampel yang
memiliki Balita yang diperlukan disetiap klaster, dan beri nomor urut
2, 3, 4, ......, n.
5. Setelah selesai melakukan pemetaan, rumah-rumah yang telah
diberi nomor 1 sampai n didatangi untuk dilakukan wawancara, serta
pengukuran/ penimbangan terhadap seluruh anggota rumah tangga.
Titik klaster didesa/kelurahan (kabupaten) adalah kantor
desa/kelurahan, dan titik klaster di kelurahan (kota) adalah kantor
atau rumah ketua RW
Variabel Dikumpulkan
1. Berat badan dgn timbangan dgn akurasi 0,1 kg dan kualitas baik
1.Desain: Kroseksional (Potong lintang)
2. Tinggi atau panjang badan dengan length-board untuk anak baduta
2.Lokasi: Tahun 2015 di direncanakan di semua Kab/Kota
atau yang belum/tidak bisa berdiri dan microtoise untuk > 2 tahun
3.Populasi dan sampel: Rumahtangga yang memiliki Balita
atau dgn posisi berdiri
0-59 bulan
3. LiLA diukursampling:
4.Kerangka dengan pitaMulti-stage
LiLA pada WUS 30danklaster
ibu hamilper kab/kota
4. Data metode
dengan konsumsi PPS
makanan pada ibu hamil
berdasarkan jumlah penduduk.
5. Data lain adalah
Klasternya terkait kinerja
desakegiatan program pembinaan gizi
5.10dikumpulkan
rumahtangga melalui
perwawancara dan bila diperlukan
klaster dengan dengan
cara memilih pusat
pemeriksaan
klaster dokumenrumahtangga
dan pemilihan (akte kelahiran, sampel
KMS, buku KIA) metoda
dengan
OBAT NYAMUK
Wawancara (disesuaikan
dan pengukuran dengan
dilakukan kondisi
terhadap semuageografi)
anggota rumah
tangga yang ada pada hari pengumpulan data
Manajemen Data
1. Data Editing dilakukan untuk mengecek kelengkapan
1.Desain: Kroseksional
pengisian kuesioner (Potong lintang)informasi yang
dan konsistensi
dikumpulkan
2.Lokasi: Tahun 2015 di direncanakan di semua Kab/Kota
3.Populasi danmenggunakan
2. Data Entry sampel: Rumahtangga yangdikembangkan
Software yang memiliki Balita
0-59khusus
bulan untuk Survei PSG
4.Kerangka sampling:
3. Data Cleaning untuk mengecek
Multi-stage 30 klaster
kesalahan perterjadi
yang kab/kota
dengan
saatmetode PPS
Data Entry berdasarkan
maupun jumlahyang
angka-angka penduduk.
diragukan
Klasternya adalah
dan tidak desayang tidak terdeteksi saat Data Editing
konsisten
5.10 rumahtangga per
4. Mempersiapkan klaster
Master dengan
Data cara
file yang memilih
siap untuk pusat
klaster dandan
diolah pemilihan rumahtangga sampel dengan metoda
dianalisis
OBAT NYAMUK data
5. Pengolahan (disesuaikan
sederhana dengan kondisi geografi)
dapat dilakukan oleh system
aplikasi PSG dan analisis lebih lanjut menggunakan
software analisis data (SPSS dan STATA)
PENGENDALIAN KUALITAS DATA

1. Quality
1.Desain: Assurance(Potong
Kroseksional (Penjaminan mutu data)
lintang)
a. Perencanaan
2.Lokasi: Tahun 2015 disurvei: sampling,dipenyiapan
direncanakan semua Kab/Kota
instrumen
3.Populasi dan sampel:(kuesioner),
Rumahtangga pedoman, peralatan,
yang memiliki Balita
0-59 bulan software
b. Pelatihan
4.Kerangka tenaga
sampling: pengumpul
Multi-stage  30data dan per
klaster supervisor
kab/kota
dengan metodelapangan
PPS berdasarkan jumlah penduduk.
2. Quality
Klasternya Control
adalah (Pengawasan kualitas data)
desa
a. Supervisi
5.10 rumahtangga peratau pendampingan
klaster dengan carasaat proses
memilih pusat
pengumpulan
klaster dan pemilihan data dan entry
rumahtangga data
sampel dengan metoda
b. Editing
OBAT NYAMUK dan Cleaning
(disesuaikan data kondisi geografi)
dengan
PERHATIAN 1

• Jika Kroseksional
1.Desain: dalam 1 RUMAHTANGGA ada 2 atau lebih
(Potong lintang)
KELUARGA
2.Lokasi: yangdimemiliki
Tahun 2015 balita, maka
direncanakan seluruhnya
di semua Kab/Kota
diambil
3.Populasi dansebagai
sampel:sampel untuk dikumpulkan
Rumahtangga data sesuai
yang memiliki Balita
0-59 bulan
kuesioner.
4.Kerangka sampling: Multi-stage  30 klaster per kab/kota
dengan metode PPS berdasarkan jumlah penduduk.
• Jika dalam
Klasternya adalahsatu
desakeluarga terdapat dua atau lebih balita,
maka seluruhnya
5.10 rumahtangga diambil dengan
per klaster sebagai cara
sampel.
memilih pusat
klaster dan pemilihan rumahtangga sampel dengan metoda
OBAT NYAMUK (disesuaikan dengan kondisi geografi)
PERHATIAN 2
• Data yang akan di-entry adalah data dari kuesioner
yang telah
1.Desain: diedit dan
Kroseksional ditandatangani
(Potong lintang) oleh
Supervisor.
2.Lokasi: Tahun 2015 di direncanakan di semua Kab/Kota
• Setelahdan
3.Populasi sampel:kuesioner
di-entry, Rumahtangga
harusyang memiliki Balita
ditandatangani
0-59oleh
bulanpetugas entry pada bagian belakang.
4.Kerangka
• Entry datasampling:
secaraMulti-stage  30batas
online sesuai klaster per kab/kota
waktu yang
dengan metode PPS berdasarkan jumlah penduduk.
ditetapkan.
Klasternya adalah desa
• File database yang telah divalidasi oleh Supervisor
5.10 rumahtangga per klaster dengan cara memilih pusat
segera dikirim melalui email: subditbkg@yahoo.com
klaster dan pemilihan rumahtangga sampel dengan metoda
• kuesioner yang telah dientry agar disimpan
OBAT NYAMUK (disesuaikan dengan kondisi geografi)
di Dinas
Kesehatan Provinsi untuk dapat di cross check jika
diperlukan (masa arsip kuesioner minimal 5 tahun)
Merekrut dan Melatih Petugas
• Dilakukan oleh Tim PSG Provinsi, yang terdiri dari Dinas Kesehatan
Provinsi dan Poltekkes/Perguruan Tinggi yang tergabung dalam
Assosiasi Institusi Pendidikan Gizi Indonesia (AIPGI).
• Banyaknya tim mempertimbangkan berbagai faktor antara lain: letak
geografis, luas wilayah dan faktor-faktor lainnya.
• Setiap tim minimal 3 orang dan setiap tim diharapkan dapat
mengumpulkan data pada 10 klaster.
• Tim Pengumpul Data, diutamakan dari lulusan pendidikan gizi atau
mahasiswa yang telah mendapatkan kuliah Penilaian Status Gizi dan
Survei Konsumsi Pangan dari Poltekkes/ Perguruan Tinggi jurusan gizi.
• Materi pelatihan yang perlu diberikan tentang teknik sampling,
pengukuran antropometri, teknik wawancara, metode recall
konsumsi dan entry data menggunakan aplikasi (software) khusus
PSG yang dikembangkan Direktorat Gizi Masyarakat.
PENGORGANISASIAN SURVEI PSG
Pusat Koordinasi, sosialisasi
Direktorat Bina Gizi
Poltekes Kemenkes/Perguruan Tinggi Jurusan Gizi,
dan pendampingan,
Balitbangkes monitoring, penyusunan
laporan dan diseminasi
hasil
Provinsi
Dinkes Provinsi
Koordinasi, sosialisasi,
Poltekkes Kemenkes/Perguruan Tinggi Jurusan Gizi
persiapan & pelaksanaan
PSG

Kabupaten/kota
Dinkes Kabupaten/Kota

Koordinasi, sosialisasi,
Kecamatan persiapan & Pelaksanaan
Puskesmas PSG

Desa/Kelurahan (RW)
Pustu/Polindes/Poskesdes
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai