Anda di halaman 1dari 21

ASMA & DIARE

NAMA KELOMPOK:
AINURRAHMAH KAMILA
FATIHAH
RISSA SHELLA
SRI LESTARI WAHYUNI
SUCI ISTIQOMA
TUTI ALAWIYAH
UMI HANIFAH
 Prevalensi penyakit asma dilaporkan dari tahun ke tahun terus meningkat di seluruh dunia.
Pada tahun 2013, World Health Organization (WHO) mencatat sebanyak 235 juta
penduduk dunia menderita asmadandiprediksi jumlah ini akan meningkat hingga 400 juta
pada tahun 2025dengan angka morbiditas dan mortalitasyang cukup tinggi, sehingga asma
merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius di seluruh dunia (Fitri et al, 2016).
Angka mortalitas penyakit asma di dunia mencapai 17,4% dan penyakit ini menduduki
peringkat 5 besar sebagai penyebab kematian (Sihombing et al, 2010).

Di Indonesia, penyakit asma merupakan salah satu dari 10 besar penyakit yang
menyebabkan kematian dan kesakitan. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) Nasional tahun 2013, Prosiding Seminar Hasil Penelitian dan Pengabdian
Kepada Masyarakat UNIPMA 2017 | 285 diperoleh data prevalensi asma di Indonesia
mencapai 4,5% dari seluruh penduduk Indonesia, dengan angka kejadian tinggi pada usia
15 tahun hingga 44 tahun (Litbang Kemenkes RI, 2013).
 Penyakit diare hingga kini masih merupakan penyebab kedua morbiditas dan mortalitas pada
anak usia kurang dari dua tahun di seluruh dunia terutama di negara-negara berkembang, jumlah
nya mendekati satu dalam lima orang, ini menyebabkan kematian pada anak-anak melebihi AIDS
dan malaria. Hampir satu triliun dan 2,5 milyar kematian karena diare dalam dua tahun pertama
kehidupan. Diare juga menyebabkan 17% kematian anak balita di dunia.Tercatat 1,8 milyar orang
meninggal setiap tahun karena penyakit diare (termasuk kolera), banyak yang mendapat
komplikasi seperti malnutrisi, retardasi pertumbuhan, dan kelainan imun (World Health
Organization [WHO], 2009).

Angka prevalensi diare di Indonesiamasih berfluktuasi.Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007,
prevalensi diare klinis adalah 9,0% (rentang: 4,2% - 18,9%), tertinggi di Provinsi NAD (18,9%) dan terendah di D.I.
Yogyakarta (4,2%). Beberapa provinsi mempunyai prevalensi diare klinis >9% (NAD, Sumatera Barat, Riau, Jawa Barat,
Jawa Tengah, Banten,Nusa Tenggara Barat, Nusa Tengara Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara,
Gorontalo, Papua Barat dan Papua). Sedangkan menurut data Riskesdas pada tahun 2013 angka prevalensi mengalami
penurunan sebesar (3,5%) untuk semua kelompok umur.
ASMA

 Definisi
Asma adalah suatu keadaan dimana saluran napas mengalami penyempitan karena
hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan.
Penyempitan ini bersifat sementara. Pada penderita asma, penyempitan saluran
pernapasan merupakan respon terhadap rangsangan yang pada paru-paru normal tidak
akan mempengaruhi saluran pernapasan. Penyempitan ini dapat dipicu oleh berbagai
rangsangan, seperti serbuk sari, debu, bulu binatang, asap, udara dingin, dan olahraga.
 Penyebab
a. Benda-benda dalam ruangan (tungau, debu rumah dalam Kasur, karpet, peraotan kotor,
dan bulu binatang).
b. Benda-benda diluar ruangan (polusi, asap buangan pabrik).
c. Asap rokok.
d. Refluks gastroesofagus (sering muntah).
e. Udara dingin, emosi yang berlebihan, seperti marah dn ketakutan.
f. Olahraga yang dapat mencetus serangan asma.
g. Beberapa obat seperti aspirin dan obat anti inflamasi.
 Faktor-faktor Pencetus Serangan Asma
a. Faktor penjamu atau faktor pada pasien
b. Faktor lingkungan

 Gejala dan Tanda


Secara umum, gejala asma adalah sesak napas, batuk berdahak, dan suara napas yang berbunyi mengi.
Gejala ini paling sering timbul pada pagi hari menjelang waktu subuh. Penderita asma akan mengeluh
mengalami sesak napas karena udara tidak dapat mengalir dengan lancar, akibat penyempitan saluran
pernapasan.
Salah satu ciri khas gejala asma adalah hilangnya keluhan di luar ruangan. Artinya, pada saat serangan,
penderita asma bisa kelihatan amat menderita (banyak batuk, sesak napas hebat, bahkan sampai seperti
tetrcekik), tetapi di luar serangan penderita terlihat sehat-sehat saja.
 Pengobatan alami  Sediakan lobak putih secukupnya, lalu cuci hingga bersih.
Untuk mengobati asma, kita dapat menggunakan salah  Jus lobak putih hingga tertampung dalam satu mangkuk,
satu ramuan alami berikut: lalu ditim.
 Minum ramuan tersebut secara teratur, dua kali sehari.
Ramuan 1
 Sediakan 15 gram bunga kenop segar. Ramuan 4
 Rebus bunga dengan 400 cc air hingga tersisa 20 cc.  Sediakan jahe dan koyo hangat atau koyo cabai.

 Minum air rebusa selagi hangat secara teratur, dua kali  Iris jahe setebal 3 mm, kemudian tempelkan dengan
sehari. menggunakan koyo pada titik dazhui (titik akupuntur
ditengah leher bagian belakang).
Ramuan 2  Lakukan tertapi ini secra teratur, dua kali sehari.
 Sediakan 30 gram akar putri malu/sikejut.
Ramuan 5
 Rebus akar putri malu dengan 400 cc air hingga tersisa
200 cc.  Sediakan 15 gram bunga melati.

 Minum air rebusan selagi hangat secara teratur, dua kali  Rebus bunga melati dengan 400 cc air hingga tersisa 200
sehari. cc.
 Minum air rebusan selagi hangat secara teratur dua kali
Ramuan 3 sehari.
 Pengobatan herbal untuk asma:
 Nama Tanaman : ADAS (Foeniculum Vulgare Mill).  Nama Tanaman : BAWANG PUTIH ( Allium Sativum,
Linn).
Cara membuat 3-9 gram buah adas direbus lalu
diminum. Atau digiling halus lalu diseduh degan air mendidih. Cara membuat: 3 siung bawang putih, 1 sendok makan
Minum airnya sewaktu hangat. Atau daun adas dimakan madu dan gula batu secukupnya. Bawang putih ditumbuk
sebagai sayuran atau direbus. halus. Oplos bersama bahan lainnya peras lalu disaring.
Minum airnya setiap pagi sampai sembuh.
 Nama Tanaman : ASAM JAWA (Tamarindus Indica,
Linn).  Nama Tanaman : CEREMAI ( Phyllanthus Acidus [L]
Skeels).
Cara membuat 2 potong kulit pohon asam jawa, adas
pulawaras secukupnya. Kedua bahan direbus dengan 1 liter Cara membuat : siapkan 6 biji cemerai, 2 butir bawang
air sampai mendidih. Kemudian disaring minum airnya 2 kali merah, ¼ genggam akar kara. (dolichos Lablab), 8 butir buah
sehari. lengkeng (Nephelum Longarum ; Euphoria Longana). Semua
dicuci lalu ditumbuk rebus dengan 2 gelas air bersih sampai
tersisa 1 ½ gelas. Setelah dingin kemudian disaring. Minum
dengan air gula secukupnya 2x ¾ gelas/ hari.
 Pencegahan
a. Menjaga Kesehatan
b. Menjaga Kebersihan Lingkungan
c. Menghindari Faktor Pencetus
ANALISA JURNAL

 Analisa jurnal 1
 Judul jurnal: Pengaruh Teknik Pernapasan Buteyko Terhadap Act (Asthma Control Test)
 Peneliti: Marlin Sutrisna, Emmy H Pranggono, Titis Kurniawan (Mahasiswa Pascasarjana Fakultas Keperawatan Universitas
Padjadjaran dan Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran)
 Populasi jurnal: 14 pasien asma dengan consecutive sampling. umur responden dari usia 19 tahun sampai 65 tahun.
Penelitian dilakukan di Poli Paru Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung dari tanggal 20 Juni sampai 24 Juli 2017
 Metode: quasi eksperimental dengan pendekatan pretest and post test one group design
 Keberhasilan: Berdasarkan hasil penelitian bahwa peneliti membuktikan teknik pernapasan buteyko berpotensi untuk
memberikan pengaruh positif secara subjektif yang di ukur dengan ACT (asthma control test). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata skor ACT sebelum dan sesudah latihan teknik pernapasan buteyko selama
4 minggu. ACT menunjukkan kontrol asma yang baik atau buruk pada pasien. Hal ini dikarenakan teknik pernapasan
buteyko merupakan teknik yang menggabungkan pernapasan hidung, diafragma, dan control pause. Pasien asma dianjurkan
untuk bernapas melalui hidung dan menutup mulut, karena alergen masuk melalui mulut dapat memicu terjadinya
bronkospasme sehingga terjadi sesak napas. Respon alami ketika sesak napas adalah usaha bernapas lebih dalam melalui
mulut, sehingga memungkinkan menghirup alergen lebih banyak dan memicu bronkospasme lebih lanjut.
ANALISA JURNAL
 Analisa jurnal 2
 Judul jurnal: Pengaruh Slow Deep Breathing Terhadap Pola Pernapasan Pada Pasien Asma di Poliklinik RSUD Kota Surakarta
 Peneliti: Rizka Adila Wardan, Isnaini Rahmawati, Saelan (Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Kusuma
Husada Surakarta dan dosen Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta)
 Populasi jurnal: berjumlah 33 pasien. berumur antara 46-55 tahun. Penelitian ini dilakukan di Poliklinik RSUD Kota
Surakarta. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2018.
 Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif, dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah Pre
exsperiment dengan pre test and post test without control.
 Keberhasilan: Slow deep breathing sebagai tindakan non farmakologi dengan tujuan untuk memperbaharui pola pernafasan
pada pasien asma yang dirawat di rumah sakit. Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh Tarwoto (2011), bahwa terapi
pernapasan khususnya nafas dalam (slow deep breathing) bertujuan untuk melatih cara bernapas yang benar, melenturkan,
dan memperkuat otot pernapasan, meningkatkan sirkulasi, mempercepat dan mempertahankan pengontrolan asma yang
ditandai dengan penurunan gejala dan meningkatkan kualitas hidup bagi penderitanya.
DIARE
 Definisi
Diare terjadi jika seseorang mengeluarkan feses dalam bentuk encer. Jika kotoran
tersebut mengandung lendir dan darah, penderita dikatakan telah mengalami fase yang
disenut disentri. Diare dapat terjadi dalam kadar ringan maupun berat. Biasanya, diare
terjadi secara mendadak, bersifat aku, dan berlangsung dalam waktu lama. Penyakit ini
dapat disebabkan oleh berbagai hal dan kadang diperlukan pengobatan khusus. Namun,
sebagian besar kasus diare dapat diobat sendiri dirumah, meskipun kita tidak yakin benar
apa penyebab yang menimbulkannya.
Diare adalah peningkata volume, keenceran, atau frekuensi buang air besar. Diare
yang disebabkan oleh masalah kesehatan biasanya jumlahnya sangat banyak, bias
mencapai lebih dari 500 gram/hari.
 Diare osmotic
Diare osmotic terjadi bila bahan-bahan tertentu yang tidak diserap ke dalam darah, tinggal diusus.
Bahan tersebut menyebabkan peningakatan kandungan air dalam tinja, sehingga terjadi diare.
 Diare sekretorik
Diare sekretorik terjadi bila usus kecil dan susu besar mengeluarkan garam dan air ke dalam tinja.
 Sindroma malabsorbsi
Sindroma malabsorbsi juga bias menyebabkan diare. Penderita sindroma ini tidak dapat mencerna
makanannya secara normal. Pada malabsorbsi yang menyeluruh, lemak tinggi di susu besar dan
menyebabkan diare sekretorik, sedangkan adanya karbohidrat dalam usus besar menyebabkan diare
osmotic.
 Diare eksudatif
Diare eksudatif terjadi apabila lapisan usus besar mengalami peradangan atau membentuk tukak, lalu
melepaskan protein, darah, lender, dan cairan lain pada tinja.
 Perubahan pasase usus
Perubahan pasase usus menyababkan diare. Untuk mendapatkan konsistensi yang normal, tinja harus tetap
berada disus besar selama waktu tertentu.Tinja yang telalu lama berada di usus besar, konsistensinya keras dan kering.
 Pertumbuhan bakteri berlebihan
Pertumbuhan bakteri berlebih adalah pertumbuhan bakteri alami di usus dalam jumlah yang sangat banyak,hal ini bias
menyebabkan diare. Diare di usus memegang perana penting dalam proses pencernaan.
 Gejala
Selain menimbulkan rasa tidak nyaman, rasa malu karena sering ke toilet dan terganggunya aktivitas sehari hari,
diare yant berat juga bias menyebabkan kehilangan cairan (dehidrasi), dan kehilangan elektrolit. Jika sejumlah besar
cairan dan elektrilit hilang, tekanan darah akan menurun dan akan menyebabkan pingsan, denyut jantung tidak normal
dan kelainan serius lainnya.
 Pengobatan
Pengobatan diare tergantung pada penyebabnya. Untuk membantu meringankan diare, diberikan obat seperti
difenoksilat, codein, paregoric atau loperamide. Bila diarenya berat, penderita perlu dirawat di rmah sakit dan
diberikan cairan pengganti dan garam melalui infus.
 Pengobatan herbal untuk diare  Nama tanaman: ubi kayu

 Nama tanaman: anting anting (acalypha Australis Linn) Cara membuat: 7 lembar daun ubi kayu direbus dengan
4 gelas air sampai mendidih hingga tersisa 2 gelas.
Cara membuat: 9-15gr seluruh tanaman kering atau 30-
60gr seluruh tanaman segar, di rebus, lalu di minum airnya.  Nama tanaman: pulai

 Nama tanaman: salam Cara membuat: minumlah air rebus kulit batang pulai
Cara membuat: 15gr daun dicuci lalu di rebus dengan 1  Nama tanaman: secang
gelas air bersih (15 menit). Tambahkan sedikit garam. Cara membuat: 5gr kayu secang dipotong kecil kecil
 Nama tanaman: sembung lalu direbus dengan 2 gelas sir bersih selama 5 menit
Cara membuat: 1 genggam daun sembung di rebus  Nama tanaman: sirih
dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 ½ gelas. Tambahkan madu Cara membuat: 4-6 lembar daun sirih, 6 bini lada, 1
secukupnya sendok makan minyak kelapa. Semua bahan ditumbuk hingga
 Nama tanaman: pisang halus. Lalu gosokkan pada perut
Cara membuat: buah pisang kapur mentah di bakar
kemudian di makan
 Penyebab
a. Faktor Pencetus Diare
b. Virus, Bakteri dan Parasit Penyebab Diare
c. Penyebab Lain Diare

 Gejala
Gejala diare yang biasa ditemukan adalah buang air besar secara terus-menerus
disertai mual dan muntah. Gejala- gejala lainnya yang juga sering kali timbul antara lain
pegal pada punggung dan perut berbunyi.
 Pengobatan Alami
Untuk mengobati diare, anda dapat menggunakan salah  Seduh dengan air panas, aduk merata sampai menjadi kuah
satu ramuan alami berikut : kental.

Ramuan 1  Tambahkan sedikit garam pada ramuan yang seperti air tajin
ini.
 Sediakan tanaman anting-anting, 9-15 gram seluruh tanaman
kering atau 30-60 gram seluruh tanaman segar.  Setelah dingin, minum ramuan 2-3 kali sehari.

 Rebus tanaman tersebut. Setelah matang, di minum airnya. Ramuan 4


Ramuan 2  Sediakan jagung secukupnya, keringkan, lalu tumbuk halus.

 Sediakan 10-15 gram tanaman mondokaki, dicuci, lalu dipotong  Ambil 10 gram bubuknya, seduh dengan 200 cc air panas, lalu
tipis-tipis. diminum.

 Setelah bahan dengan 3 gelas air bersih sampai hanya tersisa 1 Ramuan 5
gelas  Sediakan 2 rimpang kencur sebesar ibu jari dan garam
 Setelah dingin, disaring, lalu diminum sedikit-sedikit. secukupnya.

Ramuan 3  Parut kencur, tambahkan 1 cangkir air hangat, peras dan saring.

 Siapkan sepenggam beras beras merah, sangrai sampai kuning,  Oleskan pada perut sebagai bedak.
kemudian giling hingga halus.
 Pencegahan
a. Terus memberikan air susu ibu kepada bayi. Jangan memberikan susu formula.
Berikan ASI selama empat bulan pertama. Dengan ASI, tubuh bayi akan
membentuk semacam antibodi untuk memperbaiki saluran pencernaannya
dan menahan laju diare.
b. Jika anda mulai memberikan makanan baru atau makanan padat kepada bayi
mulailah sedikit demi sedikit dengan telebih dahulu melumatkan makanan
tersebut. Hal ini dimaksudkan memberikan waktu bagi perut bayi untuk
beradaptasi mencerna makanan.
ANALISA JURNAL

 Judul Jurnal:TERAPI MADU EFEKTIF UNTUK MENURUNKAN FREKUENSI DIARE DAN BISING
USUS PADA ANAK USIA BALITA
 Populasi jurnal: jumlah responden 46 orang yaitu 23 responden untuk kelompok intervensi dan 23
responden kelompok control Kriteria responden dalam penelitian ini adalah anak usia 1 hingga < 5
tahun yang dirawat dengan diare akut dengan dehidrasi ringan sedang. Penelitian di lakukan di RS. TNI
AL Dr.Mintohardjo Jakarta. Pengumpulan data dilakukan pada Mei sampai Juni 2015
 Peneliti: Tri Purnamawati1 , Nani Nurhaeni2 , Nur Agustini3 Akademi Keperawatan Hang Tuah Jakarta
tahun 2015
 Metode: quasi eksperimental dengan pendekatan pretest and post test one group design
 Keberhasilan: perbedaan frekuensi diare antara kelompok intervensi (pemberian zink, lacto B, cairan
parenteral dan madu) dan kelompok kontrol (pemberian zink, lacto B, dan cairan parenteral). Hasil
analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok intervensi
dan kelompok kontrol
ANALISA JURNAL

 Judul Jurnal: PENGARUH TERAPI PIJAT DALAM PENURUNAN FREKUENSI BAB DAN TINGKAT DEHIDRASI
PADA ANAK USIA 0-2 TAHUN DENGAN DIARE DI RSUD CIBABAT CIMAHI
 Populasi jurnal: Sampel penelitian ini adalah 15 responden dalam kelompok intervensi, 15 responden dalam
kelompok control. Kriteria responden pada penelitian ini adalah anak berusia 0 - 2 tahun yang menderita diare
akut, anak yang dirawat di hari pertama perawatan, anak penderita diare yang mendapatkan terapi standar
penanganan diare, anak yang mengalami dehidrasi ringan-sedang, tidak mengalami demam tinggi tidak mengalami
edema pada tubuh. Penelitian di lakukan di RS. Cibabat, Cimahi.
 Peneliti: Sri Wulandari Novianti STIKES A. Yani Cimahi
 Metode: menggunakan desain quasi experiment design with pre-post test control group
 Keberhasilan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 15 responden yang diberi terapi pijat setiap 2 kali sehari
selama 3 hari, terdapat pengaruh yang signifikan dalam penurunan frekuensi BAB. peneliti berasumsi bahwa dengan
menstimulasi sirkulasi darah, maka dapat melancarkan juga peredaran darah ke organ pencernaan.

Anda mungkin juga menyukai