Anda di halaman 1dari 22

Bicipital Tendonitis

Pembimbing :
Letkol CKM dr. Maksum Pandelima Sp.OT

Oleh :
Fildza Amalina Silthina (17710189)
Elva Aulia Nisa (17710234)
PENDAHULUAN
 Latar Belakang
o Aktivitas yang dilakukan sehari – hari tidak jarang dapat
menimbulkan gangguan pada tubuh kita.
o Misalnya pada kasus frozen shoulder, tendinitis rotator cuff,
tendinitis bicipitalis, dsb
o Tendinitis bicipitalis adalah peradangan pada tendon utama yang
melekat bagian atas otot biseps ke bahu.
Tujuan

o Mengetahui pengertian Tendinitis Bicipitalis


o Unutuk mengetahui anatomi dan fisiologi kasus Tendinitis
Bicipitalis
o Mengetahui gambaran klinis, gejala dan penyebab Tendinitis
Bicipitalis
TINJAUAN PUSTAKA
 Definisi
o Tendinitis adalah peradangan atau iritasi tendon
o Biasanya terjadi pada ibu jari, siku, bahu, pinggul, lutut dan
pergelangan tangan.
o Tendinitis Bicipitalis adalah peradangan yang tetap terlokalisir
pada sarung tendon caput longum biceps brachii.
 Anatomi
o Shoulder
o M. Biceps
o Ligamen
o Persyarafan
 Pasokan darah tendon berasal terutama dari cabang arteri brakialis dari
sisi musculotendinous dan osteotendinous berasal kapal dari sisi
penyisipan.
 Suplai darah berasal dari arteri humerus sirkum fleks tidak konsisten dan
variasi kurang umum.
 Fisiologi
o Otot bisep berjalan dari bahu kesiku di bagian depan lengan
atas. Dua tendon (tendon otot untuk tulang) menghubungkan
bagian atas bisep otot bahu. Bagian atas dua tendon dari otot
bisep disebut bisep proksimal tendon, karena mereka lebih
dekat ke puncak lengan. Tendon proksimal utama adalah kepala
panjang biseps yang menghubungkan otot bisep ke atas bahu
soket, glenoid.
Hal ini juga menyatu dengan cartilage rim sekitar glenoid,
labrum. Labrum adalah jaringan lunak yang mengubah
permukaan datar dari glenoid ke socket yang lebih dalam.
pengaturan ini meningkatkan fit dari bola yang cocok disocket,
kepala humerus
 Patofisiologi
o Tendon otot biceps dapat mengalami kerusakan secara
tersendiri, meskipun berada bersama-sama otot
supraspinatus. Tendinitis ini biasanya merupakan reaksi
terhadap adanya trauma akibat jatuh atau dipukul pada
daerah bahu dengan lengan dalam posisi adduksi serta
lengan bawah pada posisi supinasi atau dapat juga terjadi
pada orang-orang yang bekerja keras dengan posisi
seperti tersebut diatas dan secara berulang-ulang.
 Etiologi
o Penyebab Tendinitis Bisipitalis dapat terjadi karena trauma baik
langsung ringan (minor) maupun trauma langsung akibat jatuh
atau dipukul terutama saat lengan sedang adduksi dan tangan
supinasi atau bisa juga disebabkan karena strain yang berulang
misalnya melempar dengan tangan terletak lebih tinggi atau
lebih rendah dari bahu, menarik, mengangkat, mencapai,
melempar, atau menggali tanah yang merupakan faktor
pencetus.
 Tanda dan Gejala
o Nyeri lokal
o Tendon berwarna kemerahan sampai berwarna gelap
o Bengkak
o Kelemahan tangan
o Deformitas
 Klasifikasi
o Klasifikasi biceps lesi tendon menurut lokasi anatomi, proses
patologis, dan status bisep tendon.
o Burkhead et al. dan Walch et al. lesi diklasifikasikan dari biceps
caput longum oleh lokasi anatomi patologi.
o Bisep juga diklasifikasikan patologi dengan status sling bisep, yang
memberikan informasi tentang di mana tendon biceps caput
longum akan sublux.
a. Kelompok 1
b. Kelompok 2
c. Kelompok 3
d. Kelompok 4
 Komplikasi
o Peradangan
o Kalsium deposito
o Deformitas kosmetik
o Kelemahan
o Infeksi
o Kekakuan
o Cedera vaskular
 Diagnosis o Pemeriksaan
o Anamnesis Penunjang
o Pemeriksaan Fisik a. MRI
a. Inspeksi b. Ultrasound dan
b. Palpasi Arthrography
c. Tes spesifik (yergason’s c. Artroskopi
test)
d. Radiografi
d. Speed test
e. Drop – arm test
f. O’Brien test
 Penatalaksanaan Farmakologis

NSAID Ibuprofen

Bupivacaine Anastesi lokal

Methylprednisolon Glukokortikoid
 Penatalaksanaan Non – Farmakologis
o Ultrasound
o TENS
o USG Terapi
o Teknik Mobilisasi
o Latihan terapi
PENUTUP
 Tendinitis Bicipitalis adalah peradangan yang terlokalisir pada
sarung tendon caput longum biceps brachii
 Keluhan utama adalah nyeri dan kaku
 Penyebab utama adalah trauma
 Pemeriksaan penunjang adalah MRI, ultrasound, dsb
 Penatalaksanaan dapat diberikan Farmakologis dan Non -
Farmakologis
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai