Anda di halaman 1dari 22

Asuhan Keperawatan Anak

dengan Gangguan
Sistem Pencernaan pasien
Hirschprung
Nama Kelompok (1) :

1. Elvi Nisa’ul Muflichun


(1130017048)
2. Nadia Ameliawati (1130017049)
3. Serli Mei Anggraini (1130017054)
Definisi Hisprung

Hisprung (mengakolon / aganglionic congenital) adalah anomaly kongenital yang mengakibatkan


obstruksi mekanik karena ketidakadekuatan motilitas sebagai usus. Hisprung merupakan keadaan
tidak ada atau kecilnya sel saraf ganglion parasimpatik pada pleksus meinterikus dari kolon distalis.
Daerah yang terkena dikenal sebagai segen aganglionik
Etiologi Hisprung

Penyakit Hirschprung atau mega colon itu sendiri belum diketahui penyebabnya,
tetapi diduga terjadi karena faktor genetik dan lingkungan. sering terjadi pada anak
dengan down sindrom, kegagalan sel neural pada masa ebrio dalam dinding usus,
gagal eksistensi, dan hisprung ini juga kebanyakan menyerang pada anak laki – laki
dibandingkan dengan anak anak perempuan
Manifestasi Klinis Hisprung

1. Masa Neonatus
a. Gagal mengeluarkan mekonium dalam 24 sampai 48 jam setelah lahir
b. Muntah berisi empedu
c. Distensi abdomen
d. Demam
e. Enggan menyusu
2. Masa bayi dan anak – anak
a. Konstipasi
b. Distensi abdomen yang progresif
c. Diare berulang
d. Tinja seperti pita, berbau busuk distensi abdomen
e. Gagal tumbuh
Patofisiologi Hisprung

Penyakit hisprung atau megakolon aganglionik kongenital adalah tidak


adanya sel – sel ganglion dalam rectum atau bagian rektosigmoid kolon. Ketiadaan
ini menimbulkan keabnormalan atau tidak adanya peristaltic serta tidak adanya
evakuasi usus spontan. Isi usus terdorong ke segmen aganglionik, karena tidak
dipersarafi, feses terkumpul di daerah tersebut, yang menyebabkan dilatasi bagian
usus (megakolon) yang proksimal terhadap daerah itu. Selain itu, sfingter rektal
menjadi rileks, yang menghalangi jalan feses sehingga ikut berpengaruh terhadap
terjadinya obstruksi. Penyakit hisprung dapat muncul pada usia berapa pun,
walaupun paling sering terjadi pada neonatus
Pathway Hisprung
Pemeriksaan Diagnostik Hisprung

1. Biopsi isap
2. Biopsy otot rectum.
3. Pemeriksaan aktivitas enzim esetilkolin dari hasil biopsy asap
4. Pemeriksaan aktivitas norepinefrin dari jaringan biopsy usus.
5. Foto abdomen
6. Enema branium
7. Biopsy rektal
8. Manometri anorektal
Penatalaksanaan

1. Bagian usus yang tidak ada persyarafan harus dibuang lewat pembedahan atau
operasi, pembedahan pada kasus ini dilakukan 2 kali. Pertama usus yang tidak ada
persyarafan dibuang. Kedua, jika usus dapat ditarik ke bawah, langsung disambung
ke dalam anus. Kalau belum bisa ditarik, maka dilakukan operasi kolostomi.
2. Asuhan pada bayi preoperasi adalah tindakan kolostomi dengan atau tanpa pembilasan garam fisiologis,
konseling pada orang tua (psikososial family status), perbaikan keadaan umum, pencegahan obstipasi dengan
cara spuling setiap hari, pemberian diit TKTP, serta pecegahan infeksi.
Kasus
Dani 1 tahun BB 7 kg (BB sebelumnya 8 kg) dibawa ibunya ke unit gawat darurat
karena sulit BAB dan muntah-muntah. Menurut ibunya kebutuhan nutrisi anak ini
kurang dan nafsu makan menurun, sehingga ibunya merasa cemas dengan keadaan
anaknya saat ini. sebenarnya anak ini mengalami kesulitan BAB yang sudah
berlangsung lama, bahkan menurut ibunya anak ini dilahirkan menconium keluar
setelah 2 hari dan itupun sedikit-sedikit. Selama ini BAB selalu dirangsang dengan
pencahar dan feses yang keluar kadang-kadang mencret, kadang-kadang sedikit
dengan bentuk gepeng seperti pita. Pada pemeriksaan didapatkan distensi abdomen
(+), pada foto abdomen tampak bayangan kolon membesar (mega colon) pada colon
desenden. Pada pemeriksaan darah didapatkan K =3mEq/l , Na= 130mEq/l , HCO3
= mEq/l. Klien direncanakan untuk pembedahan korektif dan membicarakannya
dengan ibu klien. Ibu klien tampak gelisah, setiap perawat atau dokter mendekati
anaknya ia selalu melontarkan pertanyaan yang sama walaupun sudah di jelaskan
berkali-kali, sehingga memancing kejengkelan. Pada kesekian kali ibu klien
bertanya lagi dan marahlah perawat padanya.
Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas klien
1) Nama : An. D
2) Umur : 1 tahun
3) Jenis kelamin : laki-laki
4) BB : 7 kg
5) Agama : Islam
6) Alamat : Sidoarjo
7) Tanggal pengkajian : 12 Agustus 2019
2. Keluhan utama
Ibu pasien mengatakan anaknya sulit BAB dan muntah-muntah
3. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu pasien mengatakan anaknya distensi abdomen dengan adanya keluhan mekonium keluar
2x24 jam setelah lahir dan itupun setelah diberi obat pencahar.
4. Riwayat kesehatan masa lalu
Ibu pasien mengatakan anaknya belum pernah melakukan operasi, persalinan dan kelahiran
normal, tidak mempunyai riwayat alergi, dan imunisasi dilakukan secara lengkap.
5. Riwayat nutrisi
Ibu pasien mengatakan kebutuhan nutrisinya kurang dan pola makan tidak teratur.
6. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu pasien mengatakan bahwa dirinya dulu mempunyai penyakit yang sama.
7. Riwayat tumbuh kembang
Ibu pasien mengatakan jika anaknya sejak lahir sudah terkena penyakit ini.
8. Pemeriksaan fisik
a. Sistem integument : akral hangat
b. Sistem respirasi : tidak kesulitan bernafas, frekuensi pernapasan normal yaitu
25x/menit.
c. Sistem kardiovaskuler : tidak ada kelainan
d. Sistem penglihatan : tidak ada konjungtivitis, tidak ada rhinitis pada mata.
e. Sistem gastrointestinal : adanya nyeri pada abdomen, adanya kembung pada
abdomen, adanya distensi abdomen, adanya kram pada abdomen, muntah
Analisa Data
No. Aalisa Data Masalah Etiologi
1. Data Subjektif : Defisit Nutrisi Nafsu Makan menurun
Ibu mengatakan anaknya tidak nafsu makan
dan muntah

Data Objektif :
Hasil lab : kalium 3mEq/l
Na 130mEq/l

2. Data Subjektif : Konstipasi Aganglionik


Ibu mengatakan anaknya sulit BAB
sejak lama
Ibu mengatakan meconium baru keluar
setelah 2 hari dan sedikit – sedikit
Ibu mengatakan bila BAB harus selalu
dirangsangdengan pencahar .

Data Objektif :
Distensi abdomen (+)
BAB kadang – kadang mencret, feses
berbentuk gepeng seperti pita
3. Data Subjektif : Ansietas Kurang Terpapar
a. Ibu mengatakan merasa bingun informasi
mengapa anaknya bisa seperti ini
b. Ibu selalu bertanya kepada setiap
perawat atau dokter yang mendekati
anaknya walaupun sudah dijelaskan
berkali – kali
Data Objektif :
Ibu klien tampak gelisah
Diagnosa Keperawatan

1. Konstipasi berhubungan dengan Aganglionik


2. Defisit Nutrisi berhubungan dengan Nafsu Makan Menurun
3. Ansietas berhubungan dengan Kurang Terpapar Informasi
Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI


1. Konstipasi berhubungan Eliminasi Fekal Manajemen Eliminasi Fekal
dengan Aganglionik (mis. Kode : L.04033 Kode : I.04151
Penyakit hircsprung) a. Nyeri abdomen dari skala 1 a. Berikan air hangat setelah
(meningkat) menjadi skala 3 makan
b.Anjurkan mencatat warna,
(sedang)
frekuensi, konsistensi, volume
b.Konsistensi feses dari skala 2
feses
(cukup memburuk) menjadi c. Identifikasi masalah usus dan
skala 3 (sedang) skala 3 penggunaan obat pencahar
(sedang)
c. Distensi abdomen dari skala 1
(meningkat) menjadi skala 3
(sedang)
2. Defisit Nutrisi Status Nutrisi Manajemen Nutrisi
Berhubungan dengan Kode : L.03030 Kode : I.03119
Nafsu Makan Menurun a. Nyeri abdomen dari a. Identifikasi status nutrisi
skala 1 (meningkat) b. Berikan makanan tinggi
menjadi 3 (sedang) serat untuk mencegah
b. Frekuensi makan dari konstipasi
skala 1 (memburuk) c. Identifikasi makanan yang
menjadi skala 3 (sedang) disukai
c.Nafsu makan dari skala 1
(memburuk) menjadi skala
3 (sedang)
3. Ansietas Berhubungan Tingkat Ansietas Terapi Relaksasi
dengan Kurang Kode : L.0903 Kode : I.09326
Terpapar Informasi a. Perilaku gelisah dari skala 1 a. Identifikasi kemampuan
(meningkat) menjadi skala 3 dan beri pengetahuan
(sedang) b. Berikan empati,
b. Perilaku tegang dari skala 1 kehangatan, dan kejujuran.
(meningkat) menjadi skala 3 c. Anjurkan mengekspresikan
(sedang) perasaan
c. Konsentrasi pola tidur dari
skla 1 (memburuk) menjadi
skala 3 (sedang)
Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan

No. Tanggal dan Jam Implementasi Evaluasi


1. 13 Agustus 2019 / 08.00 1. Berikan air hangat S : ibu pasien mengatakan nafsu
setelah makan makan sedikit meningkat
O : 1. pasien tampak lebih baik
dari sebelumnya
2. 10.00 2. Identifikasi status nutrisi 2. Nadi : 100x / menit
3. RR : 20x / menit
3. 13.00 3. Identifikasi kemampuan 4. Suhu : 36,5oC
dan beri pengetahuan A : masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
1. 14 Agustus 2019 / 15.00 1. Anjurkan mencatat warna, S : ibu pasien mengatakan
frekuensi, konsistensi, volume fesesnya masih berbentuk
feses. gepeng dan keluarnya sedikit-
2. 17.00 2. Berikan makanan tinggi sedikit
serat untuk mencegah O : Pasien tampak lebih tenang
3. 18.30 konstipasi Nadi : 100x / menit
3. Berikan empati, RR : 20x / menit
kehangatan, dan kejujuran. Suhu : 36,5oC
A : Masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
Anjurkan mencatat warna,
frekuensi, konsistensi, volume
feses.
1. 15 Agustus 2019 / 08.00 1. Anjurkan mencatat warna, S : ibu pasien mengatakan
frekuensi, konsistensi, anak BAB sedikit lancar dan
volume feses. fesesnya sedikit lunak
O : pasien tampak lebih ceria
2. 2. Identifikasi masalah usus Nadi : 100x / menit
10.00 dan penggunaan obat pencahar RR : 20x / menit
3. Suhu : 36,5oC
12.30 3. Identifikasi makanan yang A : Masalah teratasi
4. disukai P : intervensi dihentikan
13.30
4. Anjurkan mengekspresikan
perasaan
Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai