Anda di halaman 1dari 18

KESEIMBANGAN EKONOMI TIGA

SEKTOR

Anisa Parwati / 173112340350068


Noviyanti Mandasari / 173112340350
Nur Avifah / 173112340350

 Bab 5

Team Work
Perekonomian tiga sektor adalah perekonomian yang terdiri dari
sektor-sektor, berikut: rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah.

Dua perubahan penting dalam proses penentuan keseimbangan pendapatan


nasional, yaitu:
 Pungutan pajak yang dilakukan pemerintah akan mengurangi pengeluaran
agrerat melalui pengurangan ke atas konsumsi rumah tangga.
 Pajak memungkinkan pemerintah melakukan perbelanjaan dan ini akan
menaikkan perbelanjaan agrerat.

Perekonomian tertutup merupakan ketiadaan perdagangan luar negeri


dalam perekonomian tiga sektor.
Analisis keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian tiga sector
bertujuan untuk menunjukkan penentuan pendapatan nasional dalam
perekonomian di mana terdapat pemerintah.

ALIRAN PENDAPATAN DAN PENGELUARAN

Tiga jenis aliran baru dalam sirkulasi aliran pendapatan:


 Pembayaran pajak oleh rumah tangga dan perusahaan
kepada pemerintah.
 Pengeluaran dari sector pemerintah ke sector perusahaan.
 Aliran pendapatan dari sector pemerintah ke sector rumah
tangga.

ALIRAN PENDAPATAN DAN SYARAT KESEIMBANGAN


SYARAT KESEIMBANGAN

Penawaran agrerat/ pengeluaran agrerat adalah sama


dengan pendapatan nasionalnya (Y), yaitu sama dengan nilai barang
dan jasa yang diproduksikan dalam perekonomian dalam suatu
periode tertentu. Y=AE atau Y=C+I+G (keseimbangan).

Dalam perekonomian tiga sector I dan G adalah suntikan


ke dalam sirkulasi aliran pendapatan, sedangkan S dan T adalah
kebocoran. Suntikan=Bocoran
Pajak Langsung

Jenis pungutan
pemerintah yang
secara langsung
dikumpulkan dari
Pajak Tak Langsung
pihak yang wajib
membayar pajak.
Pajak yang bebannya
dapat dipindah-
pindahkan kepada
pihak lain. Seperti:
pajak impor dan pajak
penjualan.

JENIS-JENIS PAJAK
BENTUK-BENTUK PAJAK PENDAPATAN

Pajak Regresif
Pajak Progresif
Sistem pajak yang
persentasi pungutan Pajak yang persentasinya
pajaknya menurun bertambah apabila
apabila pendapatan yang pendapatan semakin
dikenakan pajak menjadi Pajak Proporsional meningkat.
bertambah tinggi.
Persentasi pungutan
pajak yang tetap
besarnya pada berbagai
tingkat pendapatannya,
yaitu dari pendapatan
yang sangat rendah
kepada yang sangat
tinggi.
Dalam suatu perekonomian tertutup, yaitu perekonomian yang
tidak menjalankan kegiatan perdagangan luar negeri, dua masalah
makroekonomi yang utama adalah pengangguran dan inflasi.

Langkah-langkah pemerintah untuk membuat perubahan-


perubahan dalam sistem pajak atau dalam perbelanjaannya dengan
maksud untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi
dinamakan kebijakan fiskal

MASALAH MAKROEKONOMI DAN KEBIJAKAN FISKAL


Mencapai Tingkat Konsumsi Tenaga Kerja Penuh

Dalam perekonomian yang mencapai tingkat


konsumsi tenaga kerja penuh, pengeluaran agrerat yang
sebenarnya wujud adalah sama dengan pengeluaran
agrerat yang diperlukan untuk mencapai tingkat
konsumsi tenaga penuh.

MASALAH PENGANGGURAN DAN INFLASI


Menghadapi Masalah Pengangguran
Masalah ini wujud karena pengeluaran
agrerat AE adalah di bawah pengeluaran agrerat yang
diperlukan untuk mencapai tingkat konsumsi tenaga
kerja penuh (AEr). Pendapatan nasional adalah Y, yaitu
nilainya di bawah pendapatan nasional potensial (Yr).
Garis AB dinamakan jurang deflasi yaitu jumlah
kekurangan perbelanjaan agrerat yang diperlukan
untuk mencapai konsumsi tenaga kerja penuh.
Menghadapi Masalah Inflasi
Perbedaan di antara AE dengan AEf
dinamakan jurang inflasi yaitu, kelebihan
dalam pengeluaran agrerat di atas
pengeluaran agrerat pada konsumsi tenaga
kerja penuh yang menimbulkan kekurangan
barang dan seterusnya kenaikan harga-harga.
Peranan Kebijakan Fiskal
Jurang Deflasi, Jurang Inflasi dan Kebijakan Fiskal

Apabila terdapat jurang deflasi tingkat


kegiatan ekonomi belum mencapai potensinya yang
maksimal dan pengangguran wujud. Dengan demikian
anggaran belanja defisit adalah satu langkah pemerintah
yang dapat dilakukan untuk mengatasi deflasi dan
pengangguran.

Di dalam masa di mana jurang inflasi wujud


yaitu, pengeluaran agrerat melebihi kemampuan
perekonomian untuk memproduksikan barang-barang
dan jasa-jasa, kebijakan anggaran belanja surplus perlu
dilakukan.
Akibat Kebijakan Fiskal ke Atas Kegiatan Ekonomi

Apabila pemerintah secara aktif menggunakan kebijakan


anggaran belanjanya sebagai alat untuk mempengaruhi tingkat
kegiatan ekonomi maka: (i) masalah deflasi dan pengangguran,
atau (ii) masalah inflasi, dapat dikurangi keseriusannya dan (iii)
gerak naik turun siklus perusahaan dapat diperkecil. Berarti
kegiatan ekonomi negara berjalan dengan lebih stabil.
Bentuk Kebijakan Fiskal Diskresioner

Sebagai langkah-langkah pemerintah untuk mengubah pengeluarannya atau


pemungutan pajaknya dengan tujuan untuk:
(i) Mengurangi gerak naik turun tingkat kegiatan ekonomi dari waktu ke
waktu.
(ii) Menciptakan suatu tingkat kegiatan ekonomi yang mencapai tingkat
konsumsi tenaga kerja yang tinggi, tidak menghadapi masalah inflasi, dan
selalu mengalami pertumbuhan yang memuaskan
Bentuk Kebijakan Fiskal Diskresioner

 Membuat perubahan ke atas pengeluaran


pemerintah
 Membuat perubahan ke atas sistem
pemungutan pajak
 Secara serentak membuat perubahan dalam
pengeluaran pemerintah dan sistem
pemungutan pajak.
Untuk mencapai tujuan ini pemerintah dapat memilih salah satu dari beberapa
perubahan berikut:

 Menaikkan pengeluarannya tetapi tidak membuat perubahan apa-apa ke atas


pajak yang dipungutnya
 Mempertahankan tingkt pengeluarannya tetapi menurunkan pajak yang
dipungutnya
 Di satu pihak menaikkan pengeluarannya dan di lain pihak menurunkan pajak
yang dipungutnya
 Pengeluarannya dan pemungutan pajaknya dinaikkan, dan kenaikan tersebut sama
besarnya. Tujuan dari kebijakan seperti ini adalah untuk menjaga agar pendapatan
dan pengeluaran pemerintah tetap seimbang.
Perubahan-perubahan yang sebaliknya akan digunakan untuk mengatasi inflasi.
Kebijakan yang dilakukan adalah:

 Mengurangi pengeluarannya
 Menaikkan pajak yang dipungut
 Mengurangi pengeluarannya dan menaikkan pajak yang dipungut
 Mengurangi pengeluarannya dan mengurangi pajak yang dipungutnya dengan
jumlah yang sama besarnya.
Pada hakikatnya terdapat tiga faktor yang akan menentukan besarnya perubahan
dalam anggaran belanja untuk mengatasi masalah pengangguran atau inflasi yang
dihadapi:

1) Besarnya perbedaan di antara pendapatan nasional yang sebenarnya dicapai


dengan pendapatan nasional yang akan tercapai pada konsumsi tenaga kerja
penuh
2) Bentuk kebijakan fiskal diskresioner yang akan dilaksanakan
3) Besarnya kecondongan konsumsi marginal pendapatan nasional (MPCy)

Anda mungkin juga menyukai