Anda di halaman 1dari 34

OLEH:

ACHWAN DAUD

FAKULTAS FARMASI
STIKES MANDALA-WALUYA
KENDARI
BASIC KNOWLEDGE

 Anatomi and Fisiologi Saraf System
 Defenition Of Analgetic
 Kinds Of Analgetic
 Mecanism Of Action Analgetic Drug
 Structure-Actif analgetic Non Narkotic Relationship
 Structure-Actif analgetic Narkotic Relationship
Anatomi and Fisiologi Nervous system
 Nervous system adalah Sistem yang mampu
menerima/mendeteksi, menganalisa, dan


menghantarkan Informasi.
 Sistem Saraf ada 2 yaitu:

Defenisi dan Proses Terjadinya Nyeri
Nyeri adalah Pengalaman Sensorik dan Emosional yang tidak
menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan.

Sumber : Sutjahjo, Rita A., Pain Relief In Trauma, UNAIR 2003


DEFINISI ANALGESIK

 Analgetik adalah senyawa yg dpt menekan SSP
secara selektif.

 Digunakan untuk mengurangi rasa sakit tanpa


mempengaruhi kesadaran. Analgetik bekerja dengan
meningkatkan nilai ambang persepsi rasa sakit.

 Efek analgetika karena adanya pengikatan obat dgn


sisi reseptor khas pd sel dlm otak & spinal cord
Penggolongan Analgetik

Analgetik Narkotik/Opioid

Analgetik Non-Narkotik/Non-opioid
Analgetik Narkotik/opioid

Adalah senyawa yang dapat menekan fungsi SSP
secara selektif, digunakan untuk mengurangi rasa
sakit, seperti rasa sakit yang disebabkan oleh kanker
atau serangan jantung.
Digunakan juga untuk pramedikasi anestesi,
bersama-sama dengan atropin, untuk mengontrol
sekresi.
Efek obat menimbulkan euforia sehingga banyak
disalahgunakan.
Mekanisme Kerja Analgetik Narkotik


 Efek analgetika karena adanya pengikatan obat dgn sisi
reseptor khas pd sel dlm otak & spinal cord

 Ada 4 Macam Reseptor Opioid Yaitu :


 Reseptor μ (mu),
 Reseptor κ (kappa),
 Reseptor δ (delta), dan
 Reseptor NOP (Nociception/Orphanin FQ Reseptor)
(Termaksud dalam Kelompok (GPCR =
Ekstrasel

Sitoplasma

Gambaran Skematik Reseptor tergandeng Protein G. Dengan


gusus amina di daerah ekstrasel dan gugus karboksilat di
sitoplasma. Rangkaian peptida reseptor ini melintasi
membran sebanyak 7 kali.
Dalam mempelajari Hubungan Kuantitatif
Sruktur aktivitas (HKSA/QSAR) melibatkan
beberapa parameter :
 Parameter 
Hidrofobik seperti : (Koefisien
Partisi)/Log P
 Parameter Sterik Seperti : (Luas Permukaan,
refraktifitas molar, volume molekul, massa molekul,
energi hidrasi).
 Parameter elektronik berupa muatan bersih atom
rantai induk, energi orbital molekul HOMO (Highest
Occupied Molecular Orbital), dan energi orbital
molekul LUMO (Lowest Unoccupied Molecular
Orbital) yang dihitung dengan perangkat lunak
HyperChem 8.0, menggunakan metode semiempiris
AM1.
Berdasarkan struktur kimia, analgetik
narkotik/opioid dibagi menjadi :

Turunan Morfin (Morfin, Heroin, Kodein)

Turunan Meperidin (Petidin, Fentanil, Sufentanil,


Difenoksilat , Loperamid)

Turunan Metadon (Metadon, propoksifen)

Turunan Lain-lain (Tramadol, Butorfanol)


Menurut Beckett dan Casy Turunan morfin
mempunyai 3 sisi yg sangat penting untuk timbulnya
aktivitas analgesik

1. Struktur bidang datar, yg mengikat cincin aromatik
obat melalui ikatan van der waals
2. Tempat anionik, yg mampu berinteraksi dgn pusat
muatan positif obat
3. Lubang dgn orientasi yg sesuai untk menampung
bagian –CH2-CH2- dari proyeksi cincin piperidin,
yg terletak di depan bidang yg mengandung cicin
aromatik & pusat dasar
Interaksi Turunan Morfin dengan Reseptor

O
HO
 Morfin
HO

1
H
+
N CH3
2
3
Permukaan datar - Pusat muatan
Tempat anionik
Lubang
Reseptor Analgesik
Struktur Morfin


CH3
N Gugus N tersier

16 Cincin piperidin

10 9

1 11 15 8
14 Alisiklik tidak jenuh
Cincin aromatik 7
2 Atom C 13 kuarterner
12 13
(tidak mengikat atom H)
6
3 4 5
O
HO OH Gugus hidroksi alkohol

Gugus hidroksi fenol Jembatan eter


Hubungan Struktur Kimia-Aktivitas
(HSA) Turunan Morfin
 CH3 H; alil; propil; isobutil
CH 2CH 2C6H5
N
N+(CH 3)2
16

10 9
1-Cl/Br 1 11 15 8
2-NH 2 14
CH 2CH 2
2 7
12 13
6 CH 3
3 4 5
HO O
OH
OCH 3; OC 2H5; OCOCH 3 OCH 3; OC 2H5; OCOCH 3; =O
Aktivitas
Gugus Modifikasi Nama obat
analgesik

Morfin 100

Hidroksil fenol -OH -OCH 3 Kodein 15


( + antibatuk)
-OCH 2CH 3 Etilmorfin 10
(Dionin) ( + kemosis)
Hidroksil alkohol -OH -OCH 3 Heterokodein 500
-OCH 2CH 3 240
-OCOCH 3 Asetilmorfin 420
=O Morfinon 37
Diasetil morfin ( Heroin) 250
Alisiklik tidak jenuh -CH=CH- -CH 2-CH 2- Dihidromorfin 120

Jembatan eter = C-O-CH- =C-OH H 2C- 13

N-tersier N CH3 N H Normorfin 5

N R (R = alil, propil, isobutil) antagonis morfin


+ 1
N(CH3)2
( + efek kurare kuat)
N CH2CH2 1400

Substitusi lain NH2 (pada posisi 2) aktivitas turun


Cl/Br (pada posisi 1) 50
CH 3 (pada posisi 6) 280
Turunan Meperidin

Struktur Meperidin tidak memiliki
hubungan dengan struktur morfin, akan
tetapi masih terdapat kemiripan, karena
meperidin memiliki pusat atom C
kuartener, rantai etilen, gugus N-
tersier serta cincin aromatik sehingga
dapat berinteraksi dengan reseptor
analgetik
HKSA Turunan Meperidin
R1 5 6 R2

Struktur umum : 4 1 N R4
R3


3 2

R1 R2 R3 R4 Aktivitas
Nama obat
analgesik
H H COOC2H5 CH3 Meperidin 1

COOC2H5 CH3 Bemidon 1,5


m-OH H

H H COOCH(CH3)2 CH3 Properidin 15


H 3-CH3 COOC2H5 CH3 Alfaprodin 5
H 3,6-diCH3 COOC2H5 CH3 Trimeperidin 7,5

H H COOC2H5 CH2CH2 Feneridin 2,5

H H COOC2H5 CH2CH2 NH2 Anileridin 3,5


C6H5
H H COOC2H5 CH2CH2 C C6H5 Difenoksilat -
CN (konstipan)
C6H5
p-Cl H COOC2H5 CH2CH2 C C6H5 Loperamid -
O C-N(CH3)2 (konstipan)

N CH2CH2
H H Fentanil 940
COC2H5
TURUNAN METADON

Turunan metadon bersifat optis aktif dan
biasanya digunakan dalam bentuk garam
HCl. Turunan metadon tidak
memiliki cincin piperidin, akan tetapi
dapat membentuk cincin apabila berada
dalam larutan ataupun cairan tubuh.
Hal tersebut terjadi karena adanya daya
tarik –menarik dipol-dipol antara basa N
dengan gugus karboksil.
Pembentukan Cincin akibat daya tarik
menarik dipol-dipol dari Metadon

CH 2

-
O
+ C
 CH2CH3
CH3
C :N
H H
CH3
C C
H CH3
HKSA Turunan Metadon
R1


Struktur umum : C
R2

Isomer, Aktivitas
R1 R2 Nama obat analgesik
garam

COC2H5 CH2 CH-N(CH3)2 Metadon (±), HCl 1


CH3
COC2H5 CH2 CH-N(CH3)2 Levanon (-), bitartrat 1,9
CH3

COC2H5 CH CH2-N(CH3)2 Isometadon (±), HCl 0,65


CH3

COC2H5 CH2 CH2-N(CH3)2 Normetadon 0,44

CHC2H5 CH2 CH-N(CH3)2 -Asetilmetadol  (±), HCl 1,3


OCOCH3 CH3  (±), HCl 2,3

OCOC2H5 CH CH2-N(CH3)2 Propoksifen (±), HCl 0,21


CH3
Analgetik Non-
Narkotik/Non-opioid
 Adalah senyawa

yg cenderung mampu
menghilangkan atau meringankan rasa sakit tanpa
berpengaruh pada SSP atau bahkan hingga efek
menurunkan tingkat kesadaran, tidak
mengakibatkan efek ketagihan pada pengguna.
 Menghambat secara langsung & selektif enzim2 SSP
(siklooksigenase) yg mengkatalisis sintesis
prostaglandin yang berperan dalam stimulus nyeri
dan demam. Karena itu kebanyakan analgetik non-
narkotik juga bekerja antipiretik.
 Bersifat potensiasi dengan obat penekan SSP
Berdasarkan struktur kimia analgetik non narkotik
dibagi menjadi :
 Analgesik-Antipiretik

 Turunan p-Aminofenol
 Turunan 5-Pirazolon
 Obat Antiradang Non Steroid
 Turunan Salisilat
 Turunan 5-Pirazolidindion
 Turunan Asam N-Arilantranilat
 Turunan Asam Aril asetat
ANALGESIK-ANTIPIRETIK
HSA Turunan anilin & p-aminofenol
1. Anilin  efek
Struktur umum : R1 NH R2
antipiretik (+), toksisitas

R1 R2 Nama obat Aktivitas 


Toksisitas
besar (metHb)
2. Substitusi gugus amino
 sifat kebasaan  
H H Anilin + M++++ aktivitas dan toksisitas
H COCH3 Asetanilid ++ . Asetilasi gugus amino
O
M+
(asetanilid)  toksisitas
C Benzanilid - , pada dosis terapi 
H
O aman, dosis > 
Salisilanilid - metHb (+) dan
mempengaruhi jantung.
H C
(antijamur)
HO
p-Aminofenol + M+++ 3. Turunan aromatik
OH H
asetanilid (benzanilid),
OCH3 H Anisidin ++ M+++ kelarutan dalam air <<
OCH2CH3 H Fenetidin +++ M+++  efek analgesik (-),
M+; H+ salisilanilid 
OH COCH3 Asetaminofen +++
antijamur.
OCH2CH3 Fenasetin ++++ M+; H+; N++
O
COCH3
4. Para-Aminofenol 
O C COCH3 Fenetsal +++++ M+ produk metabolik
anilin, toksisitas .
HO

M = Met Hb; H = Hepatotoksik; N = Nefrotoksik


5. Asetilasi gugus amino p-aminofenol (asetaminofen) 
toksisitas  , pada dosis terapi relatif aman, pada dosis >
dan pemakaian jangka panjang  metHb dan kerusakan

6.
hati (+).
Eterifikasi gugus

hidroksi para-aminofenol de-ngan
gugus metil (anisidin) atau etil (fenetidin)  aktivitas
analgesik , gugus amino bebas (+)  metHb .
7. Pemasukan gugus polar (karboksilat/sulfonat) ke inti
benzen  aktivitas (-).
8. Etil eter asetaminofen (fenasetin)  aktivitas analgesik >,
penggunaan jangka panjang  metHb, kerusakan ginjal
dan efek karsinogenik (+)  dilarang.
9. Ester salisil asetaminofen (fenetsal)  toksisitas  dan
aktivitas analgesik  .
HKSA Turunan 5-Pirazolon
R CH3

Struktur umum : O  N
N
CH3

R Nama obat Dosis Aktivitas Toksisitas

-H Antipirin 300 mg A+++ Ag+++


-CH(CH 3)2 Profifenazon 250 mg AR+; S+ Ag +

-N(CH 3)2 Amidopirin 300 mg A+++ Ag+++

N CH2SO3Na Metampiron 500 mg A++ Ag+


CH3

A = Analgesik; AR = Antirematik; S = Spasme otot; Ag = Agranulositosis


OBAT ANTIRADANG NON STEROID
HSA Turunan Asam Salisilat
OR 1 O

Struktur umum :
 C R2

R1 R2 Nama obat Aktivitas

H OH Asam salisilat Antijamur


H OCH 3 Metil salisilat Counter Irritant

H NH2 Salisilamid Analgesik


COCH 3 OH Asam asetilsalisilat Analgesik
Antipiretik
Antiradang
Iritasi +
COOH
F
Diflunisal Analgesik++
Iritasi -
F OH

COOCH2CH3
C O Karbetil salisilat Analgesik +
Iritasi -
O
2
Hubungan struktur-aktivitas
1. Senyawa yang aktif antiradang  anion salisilat. Gugus COOH
penting untuk aktivitas, letak gugus OH harus berdekatan. Ester
metil pada gugus OH (asetosal)  pra obat.
2.

Gugus karboksil  amida (salisilamid) aktivitas = asetosal, iritasi
lambung , efek antiradang/antirematik (-).
3. Turunan halogen (asam 5-klorsalisilat)  aktivitas  toksisitas 
4. Gugus amino pada posisi 4  aktivitas (-).
5. Gugus metil pada posisi 3  metabolisme atau hidrolisis gugus
asetil lebih lambat  masa kerja obat lebih panjang.
6. Gugus aril yang bersifat hidrofob pada posisi 5  aktivitas .
7. Gugus difluorofenil pada posisi meta gugus karboksilat
(diflunisal)  aktivitas , masa kerja obat , efek samping
iritasi lambung (-), dan waktu pembekuan darah .
8. Esterifikasi gugus karboksil  efek iritasi lambung . Karbetil
salisilat (ester karbonat etil salisilat)  iritasi lambung (-) dan
tidak berasa. Metil salisilat  counter irritant.
Turunan 5-Pirazolidindion
O
N H
Struktur umum :

R1
 N
O
R2

R1 R2 Nama obat Dosis Aktivitas

H -CH2CH2CH2CH3 Fenilbutazon 100 mg Antirematik


(pra-obat)
p-OH -CH2CH2CH2CH3 Oksifenbutazon 100 mg Antirematik

H CH2CH2 S Sulfinpirazon 100 mg Urikosurik


O

O H O OH O O OH
N C C C N N C C C N atau N C C C N
R2 R2 R2
Bentuk keto Bentuk enol
Turunan Asam N-Arilantranilat
COOH R1 R2
2 3
Struktur umum : NH 4


1

R3 6 5

R1 R2 R3 Nama obat Dosis


Tidak planar  aktivitas 
CH3 CH3 H Asam mefenamat 250 mg 4 dd

H CF3 H Asam flufenamat 150 mg 2 dd

Cl CH3 Cl Asam meklofenamat 50 mg 3 dd


O OH Elektronegativitas , anti rematik 
R
C OCH2 CH CH2OH
3 2 200 mg 4 dd
Glafenin ( R = 7-Cl)
NH 4 N1
Floktafenin ( R = 8-CF 3) 200 mg 4 dd
5 8
Ester  aktivitas , masa kerja 
6 7
Turunan Asam Aril asetat
R3
R1
R2 CH COOH


R1 R2 R3 Nama Dosis

H H3C CHCH2 H Ibufenak 800 mg 3 dd 1


CH3
CH 3 H3C CHCH2 H Ibuprofen 400 mg 3 dd 1
CH3
O

CH 3 CH2 H Loksoprofen 60 mg 3 dd 1

CH 3 F Flurbiprofen 50 mg 2 dd 1
Cl

H H NH Diklofenak 25-50 mg 3 dd 1
Cl
O
CH 3 H C Ketoprofen 50-100 mg 2 dd 1
Hubungan Struktur-Aktivitas
1. Mempunyai gugus karboksil atau ekivalennya yang terpisah oleh
satu atom C dari inti aromatik. Pemisahan lebih dari satu atom C 

2.
aktivitas .

Gugus -metil pada rantai samping asetat  aktivitas . Contoh :
ibufenak, gugus -metil (-), turunan -metilnya (ibuprofen)
aktivitas antiradang >.  atom C   aktivitas  .
3. -substitusi  senyawa optis-aktif. Konfigurasi yang aktif 
bentuk isomer S-(+). Contoh : S-(+) ibuprofen lebih aktif dibanding
isomer S-(-), kecuali pada fenoprofen isomer S-(+) dan S-(-) 
aktivitas sama.
4. Mempunyai gugus lipofilik yang terikat pada posisi meta atau para
dari gugus asetat.
5. Turunan ester dan amida  aktivitas antiradang (+)  secara in
vivo dihidrolisis menjadi bentuk asam. Demikian pula untuk
turunan alkohol dan aldehida.
TERIMA

KASIH
Selamat Belajar

Anda mungkin juga menyukai