Anda di halaman 1dari 33

FARMASETIKA

TABLET
Definisi

 Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara


kempa-cetak berbentuk rata atau cembung
rangkap, umumnya bulat, mengandung satu
jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat
tambahan.
 Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi
sebagai zat pengisi, zat pengembang dan zat
pembasah.
 Tablet digunakan baik untuk tujuan pengobatan
lokal atau sistemik
 Penggunaan lokal:
1. Tablet untuk vagina, berbentuk oval 
digunakan sebagai anti infeksi, anti fungi,
penggunaan hormon secara lokal
2. Lozenges, trochisci  digunakan untuk efek
lokal di mulut dan tenggorokan, umumnya
digunakan sebagai anti infeksi
 Pengobatan sistemik, selain tablet biasa yang
ditelan masuk perut terdapat pula yang lain seperti:
1. Tablet bukal  digunakan dengan cara dimasukkan di
antara pipi dan gusi dalam rongga mulut, biasanya berisi
hormon steroid, adsorpsi terjadi melalui mukosa mulut
masuk peredaran darah
2. Tablet sublingual  digunakan dengan jalan
dimasukkan di bawah lidah, biasanya berisi hormon
steroid, adsorpsi terjadi melalui mukosa masuk
peredaran darah
3. Tablet implantasi  berupa pellet, bulat atau oval pipih,
steril dimasukkan secara implantasi dalam kulit badan
Pembuatan tablet
 Untuk pembuatan tablet diperlukan zat tambahan berupa:
1. Zat pengisi: dimasukkan untuk memperbesar volume tablet 
Saccharum lactis, amylum manihot, calcii phosphas, calcii carbonas
2. Zat pengikat: agar tablet tidak pecah atau retak, dapat merekat 
mucilago Gummi arabici 10-20% (panas), solutio methyl cellulosum
3. Zat penghancur: dimasukkan agar tablet dapat hancur dalam
perut  amylum manihot kering, gelatin, agar-agar, natrium
alginat
4. Zat pelicin: dimaksudkan agar tablet tidak lekat pada cetakan 
talcum 5%, magnesii stearat, acidum stearinicum
 Dalam pembuatan tablet, zat berkhasiat dan zat-zat lain kecuali pelicin
dibuat granul (butiran kasar), karena serbuk yang halus tidak mengisi
cetakan tablet dengan baik maka dibuat granul agar mudah mengalir
mengisi cetakan serta menjaga agar tablet tidak retak
Cara membuat granul

1. Cara basah
2. Cara kering atau disebut slugging atau pre
compression
1. Pembuatan granul dengan cara basah:
 Zat berkhasiat, zat pengisi dan zat penghancur
dicampur baik-baik, lalu dibasahi dengan larutan
bahan pengikat, bila perlu ditambah bahan pewarna
 Setelah itu diayak menjadi granul dan dikeringkan
dalam lemari pendingin pada suhu 40-50˚C
 Setelah kering, diayak lagi untuk memperoleh
granul dengan ukuran yang diperlukan dan
ditambahkan pelicin dan dicetak menjadi tablet
dengan mesin tablet
2. Pembuatan granul dengan cara kering, dikerjakan
sebagai berikut:
 Zat berkhasiat, zat pengisi, zat penghancur, bila
perlu zat pengikat dan zat pelicin dicampur dan
dibuat dengan cara kempa cetak menjadi tablet
yang besar (slugging),
 setelah itu tablet yang terjadi dipecah menjadi
granul lalu diayak,
 akhirnya dikempa cetak tablet yang dikehendaki
dengan mesin tablet
Bentuk tablet

 Bentuk tablet bermacam-macam


 Beberapa pabrik membuat tablet dengan
bentuk spesifik, dengan maksud
memproduksi tablet dengan bentuk
tersendiri agar sukar ditiru
 Berat tablet bermacam-macam
 Tablet oral beratnya antara 50 mg sampai 2
gram, umumnya sekitar 200-800 mg
Warna tablet

 Warna tablet bermacam-macam


 Tidak ada dasar medis yang melatarbelakangi
pentingnya tablet diberi warna
 Ada alasan kuat atas pertimbangan farmasi
bahwa tablet diberi warna
 Tablet diberi warna dengan maksud agar
orang menyadari identitas tablet tersebut
Keuntungan BSO tablet

1. Untuk pengusaha
a. Sederhana dan memenuhi syarat-syarat
ekonomi dalam pembuatannya
b. Stabil dan mudah dalam pengepakan,
pengiriman dan penyaluran
2. Untuk penderita/konsumen
Mudah dibawa, dosis tepat, rasanya menarik
(bila diminum tidak meninggalkan bekas rasa)
Kerugian BSO tablet

1. Sukar digunakan untuk anak-anak


2. Untuk tablet tertentu diperlukan cara
penggunaan khusus, seperti tablet vagina,
tablet implan, tablet sublingual
3. Dalam hal peracikan beberapa sediaan
tablet tidak dapat diracik
Tipe tablet

1. Compressed tablets (CT) 2. Molded tablets/tablet


a. Sugar-coated tablets
triturates
b. Film-coated tablets
c. Enteric-coated tablets a. Dispensing tablets
d. Multiple compressed tablets b. Hypodermic tablets
 Layered tablets
 Press-coated tablets 3. Lain-lain
e. Prolonged action tablets c. Lozenges
 Delayed-action tablets
 Repeat-action tablets d. Pastilles
 Extended-release tablets e. Tablet kunyah
f. Effervescent tablets
f. Reagent tablets
g. Tableted suppositories
h. Buccal and sublingual tablets g. Pellets
 Sugar-coated tablets/tablet salut gula/dragee
 Tablet yang disalut dengan lapisan yang terdiri dari
campuran gula dengan bahan lain yang cocok,
dengan atau tanpa pemberian warna
 Salut gula berguna untuk menutupi rasa dan bau
yang tidak enak dan melindungi zat berkhasiat yang
mudah rusak
 Contoh: bioneuron, enervon C
 Proses penyalutan terdiri dari: penyalutan dasar/sub
coating, pelicinan, proses pewarnaan, finishing,
penggilapan
1. Penyalutan dasar: 2. Pelicinan:
a. Proses pembasahan ganti berganti dengan
a. Tablet sebagian kering: pemberian
sirup pelicin (bolak-balik) dan pengeringan
larutan/sirup dasar dan pemberian dari salut tablet menjadi bulat dan licin
serbuk salut b. Untuk melicinkan digunakan sirop pelicin:
 Sirup salut dasar medium: R/ Saccharosa 60%
acacia 2,25%, gelatin 2,25%, Aquadest ad 40%
saccharosum 57,25% dan air 3. Pewarnaan: dilakukan dengan memberikan zat
38,25% warna yang dicampurkan pada sirop pelicin
 Serbuk salut dasar: calcii 4. Finishing: proses pengeringan salut sirop yang
carbonas 35%, kaolinum 16%, terakhir dengan perlahan-lahan dan terkontrol
dengan memutar panci penyalut
talcum 25%, saccharosum 20%,
acacia 4% 5. Penggilapan:
c. menggunakan lapis tipis lilin yang licin
b. Tablet mengandung zat yang
d. Lilin dilarutkan dalam nafta panas/
higroskopis, dilakukan penyalutan petroleum benzin, larutan ini ditambahkan
lebih dulu dengan salut penutup pada tablet dalam panci dan diputar hingga
agar air dari sirop salut dasar tidak pelarut menguap
masuk dalam tablet e. Formula campuran penggilap:
R/Beeswax 90%
 Salut penutup: shellac 40% dan
Carnauba 10%
alkohol 60%
 Film-coated tablets/tablet salut selaput
 Tablet yang disalut dengan lapisan tipis/film yang dikenakan
atau disemprotkan pada tablet yang dibuat dari bahan sintetik
atau bahan alam
 Salut selaput berguna untuk menutupi rasa dan bau yang tidak
enak, melindungi zat berkhasiat yang mudah rusak, melindungi
bahan obat terhadap kelembaban selama penyimpanan
 Contoh: Fludilat, Iberet 500
 Zat penyalut digunakan CMC-Na, cellulose acetat phthalat,
hydroxy ethyl cellulosum dengan beberapa berbandingan
dalam campuran polyethylenglycolum dan
polyvinylpyrolidonum dengan pelarut alkohol atau terdispersi
dalam isopropanolum dengan tambahan span dan tween
 Enteric-coated tablets/tablet salut enterik
 Tablet yang disalut sehingga tidak hancur dalam lambung
tapi hancur dalam usus
 Contoh: dulcolax
 Bahan salut enterik: campuran serbuk lilin karnauba atau
asam stearat, cellulose acetatis
 Penyalutan enterik dimaksudkan:
1. Agar obat tidak mengiritasi perut/lambung
2. Dikehendaki agar obat berkhasiat dalam usus seperti
antelmintika
3. Menghindari obat menjadi inaktif dalam cairan lambung, yaitu
karena pH rendah atau dirusak enzim digestif dalam perut
 Multiple compressed tablets/tablet yang dicetak
berganda
1. Layered tablets/tablet berlapis
 Tablet dibuat dengan mencetak, mula-mula dicetak tablet
lalu ditambah granulasi tablet diatas tablet yang sudah
dicetak tadi, demikian diulang-ulang  tablet berlapis-lapis
 Contoh: decolgen, neozep
2. Press- coated tablet
 Mula-mula dicetak tablet kecil, lalu tablet tersebut
dimasukkan dalam mesin tablet khusus dan mencetak
lapisan granulasi sekeliling tablet yang dicetak mula-mula
 Contoh: mexaform
 Prolonged-action tablets
 Adalah tablet yang dapat melepaskan zat berkhasiat untuk
pengobatan dalam periode tertentu
 Berdasarkan pelepasan zat berkhasiatnya, dibedakan:
1. Delayed-action tablets  tablet yang kerjanya ditangguhkan
karena terlepasnya zat berkhasiat dicegah dalam jangka
waktu setelah pemberian atau sampai kondisi fisiologis
tertentu
2. Repeat-action tablets  tablet yang kegiatannya berulang,
yang secara periodik melepaskan dosis tertentu dari zat
berkhasiat ke lambung dan usus
3. Extended-release tablets  tablet yang kerjanya
diperpanjang, yang secara kontinu melepaskan zat
berkhasiat ke lambung dan usus
 Effervescent tablets
 Tablet diberi tambahan Na bikarbonat dan asam
organik seperti asam sitrat atau asam tatrat
 Cara pemakaian: melarutkan tablet dalam air (air
gula) maka akan keluar gas karbon dioksida
 Tablet efervescen ada kaitannya dengan bentuk
sediaan cair netralisasi dan saturasi
 Contoh: redoxon
 Tableted suppositories (insert = vaginal
tablets)
 Suatu vaginal tablet
 Dalam etiket harus dicantumkan cara
pemakaiannya
 Contoh: canesten vaginal tab
 Buccal dan sublinggual tablets
1. Buccal tablets: tablet yang digunakan dengan
cara menyisipkan di sekitar selaput lendir pipi,
akan melarut perlahan-lahan di mulut
2. Sublingual tablets: tablet yang digunakan
dengan cara meletakkan dibawah lidah, melarut
dengan cepat dan zat berkhasiatnya dengan
mudah diserap
 Molded tablets (tablet Triturates): tablet
yang mudah pecah dan segera larut
1. Dispensing tablets  tablet yang menyediakan
sejumlah obat yang tepat, yang dapat mudah
dicampurkan dalam bentuk sediaan serbuk atau
cairan
2. Hypodermic tablets  tablet yang mudah larut
dan digunakan sebagai larutan injeksi
 Lain-lain
1. Lozenges: tablet yang rasanya manis, baunya enak dan melarut
perlahan-lahan di mulut. Hampir identik dengan buccal tablet. Contoh: FG
Troches
2. Pastilles: suatu lozenges yang berbeda zat tambahan yang digunakan. Zat
tambahan berupa gliserin dan gelatin yang kemudian ditambah gula dan
dapat diberi warna
3. Tablet kunyah: tablet yang cara pemakaiannya sebelum ditelan, dikunyah
lebih dulu.
4. Reagents tablets: tablet yang digunakan sebagai reagensia. Contoh:
Clinitest Reagent Tab, Hematest Reagent Tab
5. Pellets:
 Suatu bentuk padat, kecil, silindris dan steril, dengan diameter 3,2 mm,
panjang 8 mm, dibuat dengan tekakan.
 Cara pemakaian: ditanamkan/implantasi kedalam jaringan badan
 Obat yang dibuat pellet: hormon-hormon (testoteron, estradiol dll)
Syarat tablet
1. Memenuhi keseragaman ukuran  Diameter tablet tidak lebih dari 3X dan tidak
kurang dari 1 1⁄3 tebal tablet
2. Memenuhi keseragaman bobot  ditimbang 10 tablet dan tidak satu tablet pun
yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan
dalam kolom A dan kolom B
Penyimpangan bobot rata-rata dalam %
Bobot rata-rata
A B
25 mg atau kurang 15% 30%
26 mg – 150 mg 10% 20%
151 mg – 300 mg 7,5% 15%
Lebih dari 300 mg 5% 10%

3. Memenuhi waktu hancur


4. Memenuhi keseragaman isi zat berkhasiat
5. Memenuhi waktu larut (dissolution test)  uji kekerasan tablet (Hardness tester)
dan uji kerapuhan tablet (Friability tester)
Penyimpanan tablet

 Dalam wadah tertutup rapat, ditempat yang


sejuk, dan terlindung dari cahaya
 Wadah yang digunakan harus diberi etiket
 Dalam etiket wadah atau kemasan tablet
harus disebutkan:
1. Nama tablet atau nama zat berkhasiat
2. Jumlah zat atau zat-zat yang berkhasiat dalam
tiap tablet
Macam kerusakan pada pembuatan
tablet
 Binding: kerusakan tablet yang disebabkan massa yang akan
dicetak melekat pada dinding ruang cetakan
 Sticking/picking: pelekatan yang terjadi pada punch atas dan
bawah yang disebabkan permukaan punch tidak licin,
pencetak masih ada lemaknya, zat pelicin kurang, massanya
basah
 Whiskering: terjadi karena pencetak tidak pas dengan ruang
cetakan, terjadi pelelehan zat aktif saat pencetakan pada
tekanan tinggi. Akibatnya pada penyimpanan dalam botol-
botol, sisi-sisi yang lebih akan lepas dan menghasilkan bubuk
 Motling: terjadi karena zat warna tersebar tidak merata pada
permukaan tablet
 Crumbling: tablet menjadi rusak dan rapuh. Penyebabnya  kurang tekanan
pada pencetakan tablet dan zat pengikatnya kurang
 Splitting/capping
1. Definisi:
a. Splitting: lepasnya lapisan tipis dari permukaan tablet terutama pada
bagian tengah
b. Capping: membelahnya tablet dibagian atas
2. Penyebabnya:
a. Daya pengikat dalam massa tablet kurang
b. Massa tablet terlalu banyak fines, terlalu banyak mengandung udara
sehingga setelah dicetak udara akan keluar
c. Tenaga yang diberikan pada pencetakan tablet terlalu besar, sehingga
udara yang berada di atas massa yang akan dicetak sekar keluar dan ikut
tercetak
d. Formulanya tidak sesuai
e. Die dan punch tidak ada
SEMANGAT BELAJAR
DAN
SEMOGA SUKSES
Mesin cetak tablet
Mesin penyalut
Hardness tester

Anda mungkin juga menyukai