Anda di halaman 1dari 3

SERBUK Farmakope Indonesia Edisi IV : Sediaan Serbuk adalah Membagi serbuk Ada 4 cara : Penimbangan, Blocking and dividing,

“campuran kering bahan obat atau zat kimia yg. dihaluskan, ditujukan Visual, Pengukuran
untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. --> umum digunakan : cara visual. Sekali membagi maks. 10-20 bagian.
Produk sediaan obat yang bermutu harus memenuhi aspek: keamanan Mis. 10 bagian --> dibagi 2 sama banyak dg. timbangan --> masing2
(safety), efektivitas (efficacy),stabilitas (stability), kenyamanan saat dibagi 5 scr. Visual.
digunakan (acceptability) WADAH: tertutup baik, melind. dr. cahaya, udara (lembab, O 2, CO2),
Contoh: Anak-anak tak mampu menelan tablet dan Kapsul : dibuat mencegah menguapnya bhn. dlm. Serbuk, mudah mengambil sediaan dr.
sediaan sirup (acceptability). Antibiotika mudah terurai dalam wadahnya, bisa pakai dos serbuk, pot, botol mulut lebar.
lingkungan berair : dibuat sediaan sirup kering (stability). Bahan Pembuatan Tablet dlm. Sediaan Serbuk: Tablet digerus --> campur
aktif mengalami peruraian di lambung : dibuat sediaan buccal, dg. bahan lain. Jumlah tablet dlm. pecahan (mis. 4,5 tabl.)ditimbang 5
parenteral, atau suppositoria (efficacy). Bahan aktif bisa mengiritasi tabl. --> digerus halus --> di- timbang lagi seberat 4,5/5 X berat 5 tablet.
lambung :dibuat sediaan enteric coated tablet (safety) Capsulae (Kapsul), adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam
Tujuan Pemberian Bentuk Sediaan Serbuk cangkang keras atau lunak yang dapat larut.
kelebihan: Kombinasi b.o. bervariasi sesuai kebutuhan pasien. Dosis F.I. Edisi IV : Kapsul adalah “sediaan padat yg. t.d. obat dlm.
lebih tepat sesuai keadaan pasien. Lebih stabil secara kimia cangkang keras atau lunak yg. dpt. larut”.Cangkang umumnya terbuat dr.
dibandingkan bentuk sediaan cair. Ukuran partikel kecil à disolusi gelatin; bisa juga dr. pati atau bhn. lain yg. sesuai.
dalam cairan tubuh lebih cepat dibanding kapsul, pil dan tablet. Serbuk Keuntungan Sediaan Kapsul: Menghidari atau menutupi rasa yang
dg. dosis/vol. besar lebih. mudah diminum oleh pasien. tidak enak. Menghindari bau yang tidak enak. Berisi 1 atau lebih bahan
Kerugian Sediaan Serbuk: Kurang baik utk. bahan obat yang tak tahan obat (banyak ukuran). Relatif lebih lemas daripada tablet sehingga lebih
lembab/kontak dg. Udara. Obat yang pahit, menyebabkan muntah à sulit mudah ditelan. Dapat dibuat sediaan “sustained release”.
diatasi. Perlu waktu peracikan relatif lama Kerugian sediaan kapsul: Tidak bisa digunakan untuk zat yang mudah
Syarat/karakteristik sediaan serbuk: Homogen : setiap bagian camp. menguap. Tidak bisa digunakan untuk zat yang higroskopis. Tidak bisa
serbuk hrs. mgd. bhn-bhn yg. sama dan dlm. perbdgan yg sama pula. untuk zat yang dapat bereaksi dengan cangkang kapsul. Balita umumnya
Kering : tidak boleh menggumpal atau mengandung air, krn. mgd. tidak dapat menelan kapsul. Tidak dapat dibagi-bagi. Harus lebih hati-
bahan yg. Higroskopis. Derajat kehalusan tertentu: Bila ukuran partikel hati dalam penyimpanan.
serbuk sangat halus, maka: serbuk lebih homogeny. disolusi makin cepat Syarat dari bahan yang diisikan harus tidak melarutkan bahan dari
shg. kadar obat dlm. drh. yg. tinggi cepat dicapai dg. permukaan yg. luas cangkang dan bahan yang bersifat higroskopis, mengandung air, atau
memberi daya adsorpsi yg. besar  penting utk. serbuk antasida, anti alkohol dapat merusak gelatin.
diare dan antidotum. Bebas dr. sifat fisis yg. dpt. Menyebabkan iritasi. Jenis kapsul: Capsulae Gelatinosae operculatae atau kapsul keras.
Mudah mengalir, dpt. tersebar merata, dpt melekat pd. Kulit. Bila perlu Terdiri dari wadah dan tutup. Cangkang kapsul keras dibuat dari
mampu menyerap cairan campuran gelatin, gula, dan air dan merupakan cangkang kapsul yang
MACAM SEDIAAN SERBUK Serbuk terbagi /pulveres : : serbuk bening tidak berwarna dan tidak berasa. Kapsul harus disimpan pada
yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama, dibungkus dengan tempat yang tidak lembab dan sebaiknya disimpan di wadah yang diberi
kertas perkamen atau bahan pengemas lain yang cocok. dosis tunggal  zat pengering. Kapsul dapat diberi warna macam-macam agar menarik
dibungkus. Serbuk tidak terbagi / pulvis: Campuran kering bahan obat dan dapat dibedakan dengan kapsul yang mengandung obat yang lain.
atau zat kimia yang dihaluskan oral/luar yang diserahkan dalam Ukuran kapsul keras menurut besarnya dapat diberi nomor urut dari
bentuk tak terbagi. Serbuk tabur adalah serbuk ringan untuk penggunaan besar ke yang kecil berikut: no.000;00;0;1;2;3;4;5. Soft capsulae atau
topical. dosis ganda  jumlah >  ditakar sendiri oleh pasien. obat kapsul lunak, merupakan kapsul yang tertutup dan berisi obat yang
dalam : - serbuk effervescent: Sediaan padat untuk pemakaian dalam yg. pembuatan dan pengisian obatnya dilakukan dengan alat khusus.
t.d. campuran asam dan basa yg. akan mele- paskan gas CO 2 bila Cangkang kapsul lunak dibuat dari Gelatin ditambah gliserin atau
dilarutkan dlm. air se- belum diminum. Tujuan : Menutup rasa tidak alkohol polihidris seperti sorbitol untuk melunakkan gelatinnya. Kapsul
enak (pahit). Mempercepat penyerapan. Relatif lebih stabil dp. Potio lunak diperlukan untuk wadah obat cair atau cairan obat seperti minyak
effervescent. Efek psikologik. obat luar : -serbuk tabur. Cth bedak purol levertran. Kapsul lunak dapat pula diberi warna macam-macam.
BAHAN PENYUSUN, Berdasarkan sifat/fungsi :Sbg. Absorbent Pembuatan capsule: Proses pembuatan cangkang kapsul dimulai dari
(kaolin, amilum, talk). Sbg. Pelincir & pendispersi (Zn Stearat, amilum, pembuatan larutan gelatin 25-30%. Bahan dasar capule berupa gelatine
talk). Sbg. Pelekat (Zn Stearat, Al Stearat, Mg Stearat). Sbg. bahan obat dilarutkan di dalam air panas yang telah di demineralisasi. Bahan
(antimikroba : Sulfa, Antibiotik, Sulfur) tambahan seperti pengawet dan pewarna dicampurkan kedalam larutan
Cara membuat serbuk tabur mengandung (Adeps lanae, vaselinum, gelatin sehingga membentuk campuran yang homogen. Bahan dasar ini
Plumbi Oxydi Emplastrum , kamfer, mentol, timol, Bals. Peruvianum, dimasukkan kedalam mesin pembuatan kapsul untuk dicetak menjadi
cetaceum, paraffin padat dan paraffin cair dalam jumlah yang sedikit) : cangkang kapsul yang siap untuk digunakan. Seperti bahan-bahan dasar
melarutkan zat tersebut dalam pelarut yang mudah menguap (misal: eter obat yang lainnya proses pembuatan cangkang kapsul ini harus
atau aceton)  tambahkan sebagian talkdiaduk sampai eter atau memenuhi standar cGMP (cara pembuatan obat yang baik).
aceton menguapditambahkan bahan lainnya. Kapsul harus memenuhi syarat sebagai berikut : Keseragaman bobot
- Paraffin padat, vaselin atau cera flava dalam jumlah yang (bervariasi antara 7,5% - 20%), Keseragaman isi zat berkhasiat, Waktu
banyak dicairkan diatas penangas air dan dicampur sedikit demi hancur, yaitu tidak boleh lebih dari 15 menit, Disimpan dalam wadah
sedikit dengan talk. tertutup rapat.
- Paraffin cair dalam jumlah banyak dan oleum ricini  Penyimpanan: Kapsul gelatin keras harus disimpan di tempat: dingin,
dicampur segera dengan talk dengan bagian yang sama banyaknya, dg. kelembaban sedang, dlm. wadah bermulut lebar & tertutup rapat
lalu ditambahkan sisa talk sedikit demi sedikit dan aduk. Massa yang F.I. Edisi III : di tempat sejuk, dlm. wadah tertutup rapat, sebaiknya
melekat pada dinding mortir dilepas dengan spatel atau kertas film ditambah zat pengering
(sudip) dan diaduk. F.I. Edisi IV : simpan dlm. wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya,
Serbuk dengan ekstrak kental pada suhu kamar terkendali.
- encerkan ekstrak dengan cairan penyarinya keringkan Pembuatan Kapsul dg. Bahan Bersifat Khusus: B.O. Higroskopis
dengan zat tambahan yang cocok misal S.L atau amylum oryzae. (B.O. ditambah dg. MgCO3 atau MgO). gunakan wadah tertutup rapat.
- Mortir  mortir yang dihangatkan untuk membantu B.O. merupakan campuran eutektik. dicegah terjadinya eutektik dg.
mempercepat proses pengeringan dan penyerbukan. mencampur masing2 b.o. dg. bhn. inert (MgCO3, MgO, kaolin). Bahan
- Cairan penyari yang digunakan tergantung dari cara Obat dapat Merusak Cangkang Kapsul. Cairan mgd. air & larutan yg.
pembuatan ekstrak kental. Ekstrak belladonnae, ekstrak Hyoscyami, sgt. pekat --> dibuat massa pil --> masuk kapsul. B.O. Tak
ekstrak valerianae menggunakan etanol 70% atau spiritus dilutus. Tercampurkan : Tambahkan bahan inert. Buat pil dalam kapsul
- Ekstrak cannabis indicahe menggunakan etanol 90% atau
spiritus fortior. LATIHAN 25 kapsul :
CARA PEMBUATAN SEDIAAN SERBUK
Memperkecil ukuran partikel :
- Penggerusan: dg. menggerus bhn. dlm. 1. R/ Vitamin C 25 mg 625 mg
mortir dg. Stamper. penekanan --> pengecilan ukuran partikel.
pengadukan --> pencampuran agar homogeny
- Penggilingan: dg. pertolongan bhn. kedua Thiamin B1 2 mg 50 mg
(cairan yg. tdk. mudah menguap & tdk. Melarutkan bahan tsb)
digiling dlm. mortir ad konsistensi kental.
- pulverization by intervention: proses Nicotinic acid 25 mg 625 mg
memperkecil uk. part. dg. pertolong- an bhn. kedua/pelarut yg.
mudah dipisahkan setelah proses berakhir.
Pencampuran : cara spatulasi, cara penggerusan, pengayakan, m.f.da in caps. d.t.d. No. XXV
penggulingan. Membagi serbuk : penimbangan, blocking and dividing, ---> Berat b.o. per kapsul = 25 + 2 + 25 = 52 mg Jika dimasukkan ke
visual, pengukuran Membungkus cangkang No. 4 (kapasitas 2,5 gr.) = 2,5 x 65 mg = 162,5 mg
Ketentuan Umum Peracikan: Obat yang berbentuk kristal/bongkahan ---> perlu ditambah bhn. pengisi per kapsul = 162,5 - 52 = 110,5 mg
besar hendaknya digerus halus terlebih dahulu. Obat yang bekhasiat ---> utk. 25 kapsul = 25 x 110,5 = 2762,5 mg
keras dalam jumlah sedikit dicampur dengan zat tambahan dalam Tahap peracikan: Timb. Laktosa 2762,5 mg --> gerus ad halus. Timb.
mortir.Obat yang berlainan warna diaduk bersamaan agar merata. Obat Thiamin B1 50 mg --> gerus bersama laktosa aa ad halus dan homogen.
yang jumlahnya sedikit dimasukkan terlebih dahulu. Obat yang (2) + karmin q.s. --> aduk ad homogen. Timb. Vit. C 625 mg --> gerus
volumenya kecil dimasukkan terlebih dahulu. Jangan menggerus bahan ad halus. (3) + (4) --> aduk ad hom. Timb. Nicot.acid 625 mg --> gerus
serbuk dalam jumlah banyak sekaligus. ad halus. (6) + (5) --> aduk ad hom. (7) + sisa (1) --> aduk ad hom.
Timb. seluruh serbuk --> timb. utk. 5 kapsulbagi 5 scr. visual -->
masuk kapsul. Sisa (9) bagi 2 dg. timb. --> msg2 bagi 2 dg. Timb.--
>msg2 bagi 5 scr. Visual --> masuk kapsul. Bersihkan kapsul --> masuk terbentuk massa pil yang baik (elastis, tidak lengket di motir dan tidak
wadah, beri etiket. pecah saat digulung). 2. Pemotongan pil: Massa pil yang telah jadi,
Masalah : Luminal-Na dan Pot. Iodide higroskopis pd. udara yg. dibentuk silinder dengan panjang yang sesuai dengan jumlah pil yang
lembab --> kelembaban yg. diabsorpsi menyebabkan Aminophylline akan dibuat, menggunakan pemotong pil dengan ukuran yang sesuai
menjadi lengket & rusak. camp. dpt. distabilkan dg. cara : Menggerus dan ditambahkan bahan penabur. Massa pil yang sudah berbentuk
KI dlm. mortir hangat. Selanjutnya mencampurnya ber-turut2 dg. 100 silinder dipotong dengan pemotong pil. Bila perlu dapat ditambahkan
mg MgO atau MgCO3, Luminal-Na, Aminophylline dg. penggerusan penabur. 3. Pembulatan pil: Potongan massa pil dipindahkan ke alat
lemah, Masukkan kapsul dlm. wadah tertutup rapat. pembulat pil yang sudah diberi bahan penabur selanjutnya dibulatkan.
Pil berasal dari bahasa latin biasa disebut “pila” yang berarti bola. Masukkan pil yang sudah bulat ke dalam wadah melalui lubang yang
Menurut FI ed III adalah suatu sediaan berupa massa bulat, ada pada alat pembulat pil dan hitung jumlahnya.
mengandung satu atau lebih bahan obat. Bobot bahan obat 2 g untuk 30 pil, digunakan bahan tambahan :
SYARAT SEDIAAN PIL YANG BAIK : Homogen (ukuran, bentuk, Succus 1g, Radix 1-2 g, Aqua glycerinate q.s.
warna, dosis). Mempunyai kekenyalan, daya rekat, kekerasan tertentu. Bobot bahan obat 2-4 g untuk 30 pil,digunakan bahan
Mempunyai waktu hancur tertentu. tambahan :Succus 1g, Radix 0,5g, P.G.A. 0,25g, Aqua glycerinate q.s.
Keuntungan sediaan pil: Mudah digunakan/ditelan, Dapat menutupi Bobot bahan obat > 4 g untuk 30 pil,digunakan bahan tambahan :
rasa obat yang tidak enak. Relatif lebih stabil dibandingkan dengan Succus 0,5g, Radix 0,5g, Glycerin cum tragacanth 0,25-0,5g, Aqua
bentuk sediaan lain yang lebih mudah kontak dengan udara dan cahaya, glycerinate q.s.
seperti sediaan serbuk dan larutan. Sangat baik untuk sediaan yang CONTOH SOAL RESEP PIL
dikehendaki dengan penyerapan secara lambat, misalnya sediaan R/ Phenobarbital 0,1
laksansia (Katartik Saline). Kekurangan sediaan pil : Sediaan pil tidak m.f.l.a. pil d.t.d. no. XV
sesuai untuk Obat yang dikehendaki memberikan reaksi yang cepat. s.t.d.d. pil. I
Obat yang dalam keadaan larutan pekat dapat mengiritasi lambung. --> Phenobarb. : b.o. padat, warna putih, tanpa sifat khusus
Bahan obat padat/serbuk yang voluminous dan bahan obat cair dalam --> Tiap pil mgd. 0,1 g B.O. --> 30 pil = 3 g B.O.
jumlah besar. --> Bhn. tambahan :
Syarat sediaan pil: Homogen, baik ukuran, bentuk, warna maupun - Succus = 15/30 x 1 g = 0,5 g
dosisnya. Mempunyai kekenyalan, daya rekat dan kekerasan tertentu. PGA dan Radiax sama
Mempunyai waktu hancur tertentu, yaitu dapat larut atau pecah dalam Pembuatan: Phenonarbital + p.g.a. --> gerus ad homogeny. (1) +
lambung atau usus (untuk pil salut enterik) dalam waktu tertentu. radix --> gerus ad homogeny. (2) + succus --> gerus ad
Menurut FI ed III sediaan pil harus memiliki persyaratan : homogeny. (3) + aq. glycerinata sedikit demi sedikit sambil digilas
Keseragaman bobot, Waktu hancur. ad massa pil. (4) digulung dan dipotong jadi 15 pil dg. ditaburi
Keseragaman Cara : Timbang 20 pil satu per satu, hitung bobot rata2. likopodium --> bulatkan
Penyimpangan terbesar yg. diperbolehkan thd. bobot rata-rata adalah Peracikan bahan obat bersifat khusus
sbb.: 100-250 mg untuk 18 pil 10% dan 2 pil 20%. 251-500 mg untuk 18 1. Bahan obat bersifat higroskopis dan deliquescent: Penambahan
pil 7,5% dan 2 pil 15%. Waktu hancur pil = Waktu hancur tablet: aqua glycerinata dilakukan sedikit demi sedikit dan hati-hati. Bila
tdk. > 15 menit utk. pil tak bersalut. tdk. > 60 menit utk. pil bersalut gula banyak menyerap air, tidak perlu penambahan aqua glycerinata. Untuk
dan bersalut selaput. pil bersalut enterik : 3 jam dlm. larutan 0,06 N kalium asetat, CaCl2 dan FeCl3 ditambahkan Succus dan Radix. Untuk
HCl + tdk. > 60 menit dlm. larutan dapar pH 6,8. Na salisilat, KBr dan KI : Dikerjakan dalam mortir hangat Ditambahkan
Macam sediaan pil: Bolus(>300 mg), Pil(60 - 300 mg), Succus 1,5 g untuk 7 g bahan, Radix 0,5 g untuk 7 g bahan, Aqua q.s.
Granul(64,8mg), Parvul (< 1/3 grain) 2.Bahan obat mengandung air Kristal: Bahan obat ini dapat diganti
Formula dan Cara Pembuatan dengan bentuk kering/anhidratnya. Untuk FeCl 3 tidak dapat diganti,
1.Bahan obat dapat berupa : bahan padat, misalnya kinin sulfat. bahan sehingga perlu penambahan Bolus alba 100mg/pil.
setengah padat, misalnya ekstrak belladon. Bahan cair misalnya tinctura 3. Bahan obat oksidator: Jika bahan ini diracik menjadi pil, dengan
opii. adanya air, bahan ini tidak akan tercampurkan dengan Radix dan
2.Bahan pengisi: Bahan pengisi diperlukan, terutama jika bobot bahan Succus. Untuk itu perlu ditambahkan : bahan pengisi Bolus Alba
obat terlalu kecil untuk dibuat sediaan pil. Jadi fungsinya hanyalah 100mg/pil. bahan pembasah dan pengikat adeps lanae atau vaselin album
untuk memperbesar massa pil. Pengisi yang umum digunakan adalah q.s. bahan pemecah NaHCO3 sama banyak dengan bahan obat.
Liquiritae Radix. Untuk pil yang berwarna putih dapat digunakan 4. Bahan obat ekstrak kering: Untuk ekstrak kering berkhasiat keras,
Saccharum album, sedangkan untuk bahan obat yang bersifat oksidator karena pemakaiannya dalam jumlah kecil, maka pengerjaannya sama
dapat digunakan Bolus Alba. Jumlah pengisi yang umum digunakan seperti pada bahan obat tanpa sifat khusus. Untuk ekstrak yang tidak
adalah : Untuk bahan obat jumlah kecil, bobot Radix yang digunakan berkhasiat keras, karena pemakaian dalam jumlah besar, hanya perlu
minimal dua kali jumlah Succus. Untuk bahan obat jumlah besar, penambahan Radix dan Aqua glycerinata.
digunakan pulvis pro pillulae (campuran Radix dan Succus sama 5. Bahan obat tidak tahan air: Untuk bahan obat yang terurai dengan
banyak). Bahan obat golongan oksidator atau senyawa garam timbal adanya air, perlu ditambahkan bahan pengisi Radix, pengikat adeps
(Pb), digunakan Bolus Alba 100 mg/pil. lanae, dan bahan pemecah NaHCO 3. Untuk bahan yang bereaksi dengan
3. Bahan pengikat: Bahan obat umunya bersifat non kohesif, sehingga bahan pembantu dengan adanya air, misalnya garam Pb, digunakan
dalam pembuatan pil diperlukan bahan pengikat untuk mendapatkan bahan pengisi Bolus alba, pengikat adeps lanae, dan bahan pemecah
massa pil yang baik. Bahan pengikat yang umum digunakan dalam NaHCO3. Untuk bahan obat yang saling bereaksi dengan adanya air,
pembuatan pil adalah : Succus Liquiritae, 2 gram untuk 60 pil. Pulvis dihindari pemakaian air, sehingga bahan pengikat yang digunakan
Gummosus, 500 mg untuk 60 pil Untuk bahan obat yang voluminous, 1- adalah adeps lanae atau vaselin album, dengan bahan pengisi Radix atau
1,5 gram untul 60 pil. Succus dan Saccharum album sama banyak , 75 Bolus alba untuk bahan oksidator. Bahan yang seperti ini juga dapat
gram untuk 1000 pil (berfungsi sekaligus sebagai pengisi dan disiapkan dalam dua pil, dengan menyesuaikan aturan pemakaiannya.
pengikat). Glicerinum cum tragacantha (larutan 10% Salep: Bentuk sediaan semi padat yang digunakan untuk pemakaian
tragakan dalam gliserin) secukupnya. Adeps lanae atau vaselin album pada kulit (kulit sehat, sakit atau terluka) atau membran mukosa (hidung,
secukupnya, digunakan untuk pil yang bahan obatnya bersifat saling mata). Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen dalam basis.
bereaksi dengan adanya air, dapat terurai dengan adanya air, oksidator Biasa tapi tidak selalu mengandung bahan obat. Sama seperti cream,
dan merupakan garam-garam timbal (Pb). pasta, jelli, dll. Ditujukan untuk : pengobatan lokal dan sistemik.
4. Bahan pembasah: Air Aqua glyserinata (air dan gliserin sama Salep yang baik harus memenuhi ketentuan sbb : Stabil : baik selama
banyak), Sirupus simpleks, Madu, Adeps lanae atau vaselin album pemakaian maupun penyimpanan, karena dipengaruhi oleh faktor spt.
(sebagai pengikat sekaligus pembasah). Suhu, kelembaban. Lunak : karena digunakan pada kulit, terutama salep
5.Bahan pemecah: Sediaan pil yang diracik dengan menggunakan untuk obat yang digunakan pada kulit yang luka. salep harus mempunyai
bahan pengikat adeps lanae atau vaselin album yang bersifat hidrofob daya sebar yang baik. Mudah dipakai : konsistensinya harus tidak terlalu
menjadi sukar larut/pecah di lambung. Untuk mengatasi hal tersebut, keras dan tidak terlalu encer, serta dapat melekat pada kulit selama
perlu ditambahkan bahan pemecah. Bahan pemecah yang dapat diperlukan. Protektif : salep tertentu diperlukan kemampuan melindungi
digunakan adalah natrium bikarbonat. Saat pil masuk ke dalam lambung, kulit dari pengaruh luar baik yang bersifat asam, basa, debu, sinar
akan terjadi reaksi antara natrium bikarbonat dengan HCl yang ada matahari, dll. Basis yang cocok : tidak menghambat kerja obat yang
pada asam lambung dan menghasilkan gas CO 2. gas inilah yang dapat dikandung, tidak mengiritasi atau efek lain yang tidak dikehendaki.
menyebabkan pil menjadi pecah. Homogen : agar pada setiap pemakaian mempunyai kadar yang sama.
6. Bahan penabur: Bahan penabur dalam sediaan pil, digunakan agar Sifat basis salep yang ideal: Tidak iritasi, Mudah dibersihkan, Tidak
pil tidak lengket pada alat saat pembuatannya, dan tidak lengket satu meninggalkan bekas,Stabil,Tidak tergantung pH,Dapat bercampur
dan lainnya dalam wadah selama penyimpanan. Jenis bahan penabur dengan banyak obat,Secara terapi netral,Memiliki daya sebar yang baik,
yang dapat digunakan: Likopodium, untuk pil yang berwarna. Talk, Miskin mikrobakteri (< 102 /g), dan tidak ada Enterobakteri,
untuk bahan pil yang mengandung bahan bersifat oksidator atau Pseudomonas aeroginosa, dan S. aureus.
mengandung garam Pb, pil yang berwarna putih atau pil yang akan Basis Hidrokarbon (Oleaginous): Contoh : Vaselin, White Petrolatum/
disalut. Amilum Oryzae. Magnesium karbonat. Radix liquiritae pulv. paraffin, White Ointment. Sifat: Emollient, Occlusive, Nonwater-
7. Bahan penyalut: menjaga stabilitas bahan obat. menutupi rasa dan washable,Hydrophobic, Greasy. Basis salep hidrokarbon diklasifikasikan
bau bahan obat yang tidak enak. memperbaiki penampilan pil. mencegah sebagai basis oleagenous (basis berminyak), bersama dengan basis
pecahnya pil dalam lambung. minyak tumbuhan atau lemak hewan Vaselin adalah campuran
Cara Pembuatan Sediaan Pil: hidrokarbon setengah padat , diperoleh dari minyak mineral. Vaselin
1. Pembuatan massa pil: Tentukan bobot bahan obat untuk satu dibuat pertama sekali tahun 1871, telah digunakan sebagai dasar salep.
pil.Tentukan macam dan jumlah bahan tambahan yang dibutuhkan Vaselin: putih dan kuning. Vaselin putih sudah dimurnikan/dipucatkan
sesuai dengan jumlah dan sifat bahan obat. Lakukan pencampuran (dengan as. sulfat)tidak boleh untuk salep mata. Digunakan bila
bahan sesuai dengan aturan yang berlaku. Tambahkan bahan pembasah dikehendaki adanya film penutup pada kulit yang diobati. Kemampuan
sedikit demi sedikit ke dalam campuran sambil digilas kuat sampai menyerap air 5%. Untuk menaikkan kemampuan air dapat ditambahkan
cholesterol. Petrolatum/Parafin adalah campuran hidrokarbon yang
diperoleh dari minyak mineral. Terdiri dari 2 bentuk, yaitu bentuk padat
dan bentuk cair. Parafin padat digunakan untuk mengeraskan salep sebab
titik lebur campuran akan naik. Parafin cair terdiri dari 2 macam yaitu
yang viskositasnya encer dan viskositas kental. Viskositas encer
digunakan untuk pembuatan Vanishing cream, viskositas kental
digunakan untuk pembuatan cold cream
Basis Absorbsi (anhydrous) Contoh : Hydrophilic Petrolatum,
Anhydrous Lanolin (adeps lanae). Sifat : Emollient, Occlusive, Absorb
water, Anhydrous, Greasy. Basis absorbsi bersifat hidrofilik, dapat
berupa bahan yang anhidrous atau basis hidrous yang mempunyai
kemampuan untuk mengabsorbsi air yang ditambahkan. Basis anhidrous
yang telah menyerap air dapat membentuk emulsi tipe W/O. Kata
absorbsi hanya menunjukkan pada kemampuan basis dalam menyerap
air. Adeps lanae merupakan lemak bulu domba, mengandung
kholesterol kadar tinggi dalam bentuk ester dan alkohol, sehingga dapat
mengabsorbsi air. Bila digunakan pada kulit dapat merupakan lapisan
penutup dan melunakkan kulit. Tetapi banyak yang alergi terhadap adeps
lanae. Disamping itu adeps lanae bertendensi menjadi tengik dan baunya
kurang menyenangkan.
Basis Absorbsi (W/O type) Contoh : Lanolin, Cold Cream. Sifat:
Emollient, Occlusive, Contain water, Some absorb additional water,
Greasy.
Basis Tercuci (O/W type) Contoh : Hydrophilic Ointment. Sifat: water
washable, nongreasy, can be diluted with water, nonocclusive
Sifat-sifat dari salep basis PEG: PEG tidak merangsang. Memiliki
kemampuan lekat dan distribusi yang baik pada kulit. Tidak mencegah
pertukaran gas dan produksi keringat. Dapat dicuci dg air dan dapat
digunakan pada kulit yang berambut. PEG tidak dapat digunakan pada
mata, karena aktivitas osmotik memungkinkan kemampuan hisap yang
tinggi. PEG memiliki bersifat bakterisida sehingga pada penyimpanan
beberapa bulan tidak perlu dikhawatirkan serangan bakteri. Karena PEG
mempunyai daya hisap osmotik yang tinggi, maka salep basis PEG dapat
menyerap kelembaban dari udara dan dapat menyebabkan penguraian
otooksidasi dari PEG dan akan terbentuk hidroperoksida dan senyawa
karbonil sebagai produk sekunder (aldehida, asam). Sehingga
dibutuhkan pengemasan yang kedap udara dan terlindung cahaya.
Pemilihan dasar salep yang tepat : harus mempertimbangkan
factor: Laju pelepasan yang diinginkan bahan obat dari basis salep.
Peningkatan absorbsi obat perkutan yang diinginkan. Kelembaban kulit
yang dikehendaki. Stabilitas obat dalam basis (jangka lama/pendek).
Pengaruh obat bila ada hambatan kekentalan.
METODE PEMBUATAN SALEP
Metode pencampuran/incorporation: Jika bahan obat larut dalam
air/minyak, maka dapat dilarutkan dalam air. Kemudian larutan tersebut
ditambahkan (incorporated) ke dalam bahan pembawa (vehicle) bagian
per bagian. Jika bahan obatnya tidak larut (kelarutannya sangat rendah),
maka partikel bahan obat harus dihaluskan, dan kemudian disuspensikan
ke dalam bahan pembawa (vehicle). Metode peleburan dilakukan
dengan meleburkan/memanaskan basis salep yang padat (mis.lemak,
malam) dan kemudian obat dicampurkan ke dalam basis sambil
didinginkan dan terus diaduk.
Menurut FI edisi IV. Cream adalah bentuk sediaan setengah padat
mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam
bahan yang sesuai. Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk
pemakaian topical pada kulit atau selaput lendir. Pasta adalah sediaan
semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan
untuk pemakaian luar. Menurut FI edisi III. Cream adalah sediaan
setengah padat berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60%
dan dimaksudkan  untuk pemakaian luar. Pasta adalah sediaan berupa
massa lembek yang dimaksudkan untuk pemakaian luar. Biasanya dibuat
dengan mencampurkan bahan obat yang berbentuk serbuk dalam jumlah
besar dengan vaselin atau parafin cair atau dengan bahan dasar tidak
berlemak yang dibuat dengan gliserol mucilago dan salep. Salep adalah
sediaan setengah padat yang mudah dioles dan digunakan sebagai obat
luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep
yang cocok.
Suppositoria FI IV, 1995 : sediaan padat yang dalam berbagai bobot
dan bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina atau uretra.
Umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh.
Kegunaan sediaan sup: Penderita tidak dapat menggunakan obat secara
oral. Kondisi penderita. Menghindari pengaruh enzim dalam saluran
gastrointestinal. Obat-obatan yang tidak cukup stabil oleh pengaruh pH
saluran gastro intestinal. Obat-obatan yang mengalami “first pass
metabolism”. Untuk obat-obat yang dapat mengiritasi lambung, dapat
diberikan bahkan dalam bentuk konsentrasi tinggi misalnya sulfamid,
aspirin dan fenil butason. Obat dengan rasa atau bau tidak enak misalnya
kreosot. Obat yang ditujukan untuk terapi lokal misalnya anestesi local.
Kelemahan sup: Timbulnya rasa kurang enak saat digunakan. Obat-
obat tertentu absorpsinya lambat atau tidak sempurna. Saat diproduksi
dalam skala besar timbul problema stabilitas.
Secara ideal basis suppositoria memiliki sifat: Selalu padat dalam
suhu ruangan tetapi akan melunak, melebur atau melarut dengan mudah
pada suhu tubuh. Secara fisiologis inert (tidak memberikan efek) kecuali
bila dimaksudkan untuk laxative. Tidak toksik dan tidak mengiritasi.
Stabil dalam penyimpanan. Dapat bercampur dengan bahan obatnya.
Pada pembuatan dengan metode pelelehan ataupun cetak tekan dapat
menghasilkan bentuk yang baik dan tidak menempel pada dinding
cetakan. Untuk efek lokal harus dapat membebaskan obatnya dengan
cepat dan sebanyak mungkin untuk keperluan absorpsi obat. Untuk efek
sistemik, basis harus dapat membebaskan obat secara lambat agar dapat
memberikan efek dalam jangka waktu yang panjang.

Anda mungkin juga menyukai