Anda di halaman 1dari 8

HIWALAH ( PEMINDAHAN UTANG )

KELOMPOK 3
DINDA ASSAIDATINA
170604
SAWIYAH RAUDHATUL JANNAH
170604108
PENGERTIAN “HIWALAH”

 Menurut Bahasa hiwalah adalah al-intiqal dan al-tahwil, yang berarti adalah memindahkan atau
mengoperkan.
 Sedangkan menurut istilah menurut beberapa pendapat ulama :
 Menurut Ibnu abidin yaitu, ulama kalangan hanafiyah, yang dimaksud hiwalah ialah: “memindahkan kewajiban
membayar hutang dari orang yang berutang atau (muhil) kepada orang yang berhutang lainnya (muhtal a’laih).”
 Menurut Al-Jaziri sendiri berpendapat bahwa yang dimaksud dengan hiwalah adalah perpindahan utang dari
tanggungjawab seseorang menjadi tanggung jawab orang lain.
 Menurut Syihab Al-Din Al-Qalyubi, berpendapat bahwa yang dimaksud dengan hiwalah adalah akad yang
menetapkan pemindahan beban utang dari seseorang kepala orang lain.
LANDASAN HUKUM HIWALAH

Syarat – syarat hiwalah :


1. Kerelaan orang yang mengalihkan hutang atau
 Al – Qur’an mahil
 Hadits 2. Persetujuan orang yang berpiutang atau muhal
3. Keadaan hutang yang dipindahkan itu sudah tetap
 ijma’ ulama menjadi tanggungan, maksudnya bukan piutang
yang kemungkinan dapat gugur, seperti piutang mas
kawin dari perempuan yang belum berkumpul
dengan suaminya.
4. Adanya persamaan hutang yang menjadi
tanggungan muhal dan muhal’alaih ( orang yang
menerima pemindahan hak dari muhil). Baik dalam
jenisnya maupun waktu bayar dan waktu
penangguhan.
HIWALAH

 Faktor – faktor yang menyebabkan berakhirnya hiwalah :


1. Fasakh
2. Hak muhal ( utang )
3. Penyerahan harta oleh muhal alaih kepada muhal
4. Meninggalnya muhal atau muhal alaih mewarisi harta hiwalah
5. Muhal menghibahkan hartanya kepada muhal alaih dan ia menerimanya
6. Muhal menyerahkan hartanya kepada muhal alaih dan ia menerimanya
7. Muhal membebaskan muhal alaih
DALIL AL-QURAN TENTANG “HIWALAH”

‫مظل الغني ضلم فاذا اتبع احدكم على ملي فليتبع‬


“menunda membayar utang bagi orang kaya adalah kezaliman dan apabila seseorang dari
kalian utangnya dialihkan kepada orang kaya, hendaklah dia ikuti”
[Imam Bukhari & Muslim]

 Dalam hadits ini, Rasulullah SAW memerintahkan agar pemberi utang apabila diminta oleh
pemiutangnya menagih kepada orang yang mampu hendaknya ia meminta haknya kepada orang yang
di”hiwalah”kan kepadanya sampai hak terpenuhi. Tetapi jika pemiutang memindahkan utangnya kepada
orang yang bankrut, maka si pemberi pinjaman berhak mengalihakn penagihan kepada si pengutang
pertama.
JENIS JENIS HIWALAH

 HAWALAH MUTHLAQOH
Terjadi jika orang yang berhutang mengalihkan kewajiban membayar hutangnya kepada pihak ketiga tanpa didasari
adanya hutang pihak ketiga dengan orang yang memberi hutang.

• HAWALAH HAQ
Adalah pemindahan piutang dari satu piutang ke piutang yang lain dalam bentuk uang bukan dalam bentuk barang.
Dalam hal ini yang bertindak sebagai muhil adalah pemberi utang dan ia mengalihkan haknya kepada pemberi hutang
yang lain sedangkan orang yang berhutang tidak berubah atau berganti, yang berganti adalah piutang.
KESIMPULAN

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa hiwalah merupakan


pengalihan utang dari orang yang berutang kepada orang lain yang dibebani
tanggungan pembayaran utang. Akad ini dibolehkan oleh syara’, sebagaimana
sabda Rasulullah SAW.
Rukun yang harus dipenuhi dalam akad hiwalah adalah adanya muhil, muhal,
muhal alaih, dan sighat hiwalah. Sementara itu, syarat – syarat hiwalah menurut
hanafiyah yaitu baik muhil ( orang yang memindahkan hutang ), muhal ( orang
yang menerima hiwalah ), dan muhal alaih ( orang yang dihiwalahkan ) adalah
orang berakal, serta adanya utang muhil kepada muhal alaih.
‫‪Terima kasih‬‬
‫ّللا وبرکاته‬
‫سالم عليکم ورحمة ّ‬
‫وال ّ‬

Anda mungkin juga menyukai