outline • Definisi populasi rentan (vulnerable) dan berisiko (risk) • Karakteristik populasi rentan di Indonesia • Populasi rentan di Indonesia • Kebijakan pemerintah terkait populasi rentan • Strategi perawat dalam pelayanan populasi rentan • Isu etik populasi rentan Populasi berisiko dan Rentan • Risiko merupakan peluang suatu kejadian akan terjadi pada suatu waktu tertentu (Stanhope & Lancaster, 2012). Risiko merupakan sebuah istilah epidemologi yang merujuk pada peluang suatu penyakit atau kondisi kesehatan yang kurang baik yang akan berkembang (Allender et al., 2014). • Populasi berisiko merupakan sekumpulan orang yang memiliki satu masalah kesehatan yang memiliki kemungkinan akan berkembang karena memiliki faktor risiko (Allender et al., 2014). • Kerentanan merupakan gabungan efek dari keterbatasan sumber kondisi tidak sehat dengan tingginya faktor risiko yang dimiliki seseorang. • Populasi rentan (vulnerable population) adalah bagian dari populasi yang lebih mudah mengalami masalah kesehatan akibat terpapar risiko atau akibat buruk dari masalah kesehatan (Stanhope & Lancaster, 2015) Karakteristik populasi rentan • Status sosial ekonomi – Kurangnya sumberdaya sosial – Pendidikan – ekonomi • Usia • Kesehatan/status kesehatan – Individu dengan penyakit kronis • Pengalaman hidup – Pengalaman hidup yang kurang baik yang berdampak pada berkurangnya pendapatan, peran, gangguan kesehatan, perceraian, kemiskinan dll populasi rentan di Indonesia • Penduduk miskin dan anak jalanan (homelessness) • Remaja yang hamil • Penduduk migran • Penduduk pedesaan terpencil • Orang dengan masalah kejiwaan • Penderita kecacatan • Penyalahgunaan alkohol dan obat terlarang • Korban KDRT • Penderita penyakit menular • Penderita penyakit kronik • Penderita HIV/AIDS, hepatitis B dan penyakit seksual • Kelompok etnis minoritas • Kelompok lansia Kebijakan pemerintah terkait popuasi rentan di Indonesia – UUD 1945 – Pasal 27 dan 28 tentang HAM – UU no.4 tahun 1979 tentang kesehatan anak – UU No. 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak – UU No. 4 tahun 1997 tentang penyandang cacat – UU No 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia – UU no.18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa – UU No.36 tahun 2009 tentang kesehatan – UU No 39 tahun 1999 tentang HAM – perpres no.12 tahun 2013 tentang jaminan kesehatan – Permenkes no. 28 tahun 2014 tentang pedoman pelaksanaan JKN – Permenkes no. 90 tahun 2015 tentang penyelenggaraan yankes di fasyankes terpencil dan sangat terpencil Kebijakan pemerintah terkait popuasi rentan di Indonesia – UUD 1945 – Pasal 27 dan 28 tentang HAM – UU no.4 tahun 1979 tentang kesehatan anak – UU No. 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak – UU No. 4 tahun 1997 tentang penyandang cacat – UU No 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia – UU no.18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa – UU No.36 tahun 2009 tentang kesehatan – UU No 39 tahun 1999 tentang HAM – perpres no.12 tahun 2013 tentang jaminan kesehatan – Permenkes no. 28 tahun 2014 tentang pedoman pelaksanaan JKN – Permenkes no. 90 tahun 2015 tentang penyelenggaraan yankes di fasyankes terpencil dan sangat terpencil Strategi Perawat kesehatan komunitas pada popuasi rentan
– Teori neuman: mengidentifikasi Stressor dan memperkuat garis pertahanan
– Teori adaptasi Roy – Teori self care Orem – Pemberdayaan – Bina suasana – Advokasi – Kemitraan – Cese finder/ penemu kasus – Pendidik kesehatan – Konselor – Pemberi layanan keperawatan – Manajer kasus – Advokat – Kolaborator – Partisipasi dalam pengembangan kebijakan kesehatan Isu etik tentang populasi rentan – Populasi rentan yang banyak – Stigma negatif terhadap populasi rentan – Populasi rentan belum mendapat perhatian lebih/ belum mendapatkan prioritas – Akses yankes belum merata – Nakes untuk poulasi tsb belum merata – Fasilitas, sarana dan prasarana bagi populasi rentan belum merata University of Indonesia