Anda di halaman 1dari 13

FITRIA RAKHMAWATI, A.Md. Kep., S. KM., M. Kes.

 Soekidjo Notoatmodjo, 1987


Segala perbuatan atau tindakan yang dilakukan
oleh makhluk hidup.

 Robert Y. Kwick , 1972 :


Tindakan atau perbuatan suatu organisme yang
dapat diamati dan bahkan dipelajari.

 Skinner , 1938 dalam Notoatmodjo 2011


Respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus
atau rangsangan dari luar. Teori Skinner disebut
teori “S-O-R” (Stimulus – Organisme – Respon).
Respon dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Respon respondent atau reflektif

Respon yang dihasilkan oleh rangsangan-


rangsangan tertentu. Biasanya respon yang
dihasilkan bersifat relatif tetap disebut juga
eliciting stimuli.

Contoh :
Orang akan tertawa apabila mendengar kabar
gembira atau lucu, sedih jika mendengar
musibah, kehilangan dan gagal serta minum jika
terasa haus.
2. Operant Respon

Respon operant atau instrumental adalah respon


yang timbul dan berkembang diikuti oleh
stimulus atau rangsangan lain berupa penguatan.
Perangsang perilakunya disebut reinforcing
stimuli yang berfungsi memperkuat respon.

Contoh :
Petugas kesehatan melakukan tugasnya dengan
baik dikarenakan gaji yang diterima cukup,
kerjanya yang baik menjadi stimulus untuk
memperoleh promosi jabatan.
 Predisposing factors
Meliputi pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan,
nilai-nilai dan sebagainya.

 Enabling factor (memungkinkan)


Meliputi lingkungan fisik, tersedia atau tidak
tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana
keselamatan kerja.

 Reinforcement factor (memperkuat)


Meliputi Undang-Undang, peraturan-peraturan,
pengawasan.
a. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan adalah hasil “tahu”, dan ini terjadi
setelah orang melakukan pengindraan
terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan
terjadi melalui pancaindra manusia.
Level :
• knowing
• understanding
• applying
• analizing
• synthesis
• evaluating
b. Sikap (attitude)
Sikap adalah respons tertutup sesorang terhadap
stimulus atau objek tertentu, yang sudah
melibatkan faktor pendapat dan emosi yang
bersangkutan.

1. Affective emotional aspect of the behavior


2. Mostly result of knowledge
3. Many result of believe toward something
4. Predisposing to action
c. Tindakan (practice)
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu
tindakan (overt behavior). Untuk terwujudnya sikap
menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor
pendukung atau suatu kondisi yang
memungkinkan.

- Overt behavior
- Psycomotoric component of behavior
- Seem as action
Cognitive
 yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek
intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan
keterampilan berpikir.

Affective
 berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek
perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan
cara penyesuaian diri.

Psikomotor
 berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek
perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan
cara penyesuaian diri.
Proses pembentukan perilaku dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang berasal dari dalam diri
individu itu sendiri, faktor-faktor tersebut antara
lain :

1) Persepsi
Pengalaman yang dihasilkan melalui indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, dll.

2) Motivasi
Motivasi diartikan sebagai dorongan untuk
bertindak untuk mencapai suatu tujuan tertentu,
hasil dari dorongan dan gerakan diwujudkan dalam
bentuk perilaku
3) Emosi
Perilaku dapat timbul karena emosi. Aspek psikologis
yang mempengaruhi emosi berhubungan erat dengan
keadaan jasmani, sedangkan keadaan jasmani
merupakan hasil keturunan (bawaan). Manusia dalam
mencapai kedewasaan semua aspek yang
berhubungan dengan keturunan dan emosi akan
berkembang sesuai dengan hukum perkembangan,
oleh karena itu perilaku yang timbul karena emosi
merupakan perilaku bawaan.

4) Belajar
Belajar diartikan sebagai suatu pembentukan perilaku
dihasilkan dari praktek-praktek dalam lingkungan
kehidupan. Barelson (1964) mengatakan bahwa
belajar adalah suatu perubahan perilaku yang
dihasilkan dari perilaku terdahulu.
Menurut Notoatmodjo (2011), dilihat dari bentuk respons
terhadap stimulus, maka perilaku dapat dibedakan
menjadi dua :

1. Bentuk pasif /Perilaku tertutup (covert behavior)


Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk
terselubung atau tertutup. Respons atau reaksi terhadap
stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi,
pengetahuan atau kesadaran dan sikap yang terjadi pada
seseorang yang menerima stimulus tersebut, dan belum
dapat diamati secara jelas oleh orang lain.

2. Perilaku terbuka (overt behavior)


Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam
bentuk tindakan atau praktik, yang dengan mudah dapat
diamati atau dilihat orang lain.

Anda mungkin juga menyukai