Anda di halaman 1dari 45

SOSIALISASI PENEMBERIAN OBAT MASSAL

PENCEGAHAN (POPM) KECACINGAN


TAHUN 2018
SEKSI P3M BIDANG P2P
PUSKESMAS PARUNGPANJANG
DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOGOR 2018
PENDAHULUAN
SEKSI P3M BIDANG P2P
PUSKESMAS PARUNGPANJANG
DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOGOR 2018
STUNTING
STATUS GIZI & NTERVENSINYA
PENYEBAB STUNTING
KERANGKA KONSEP PENYEBAB STUNTING
INTERVENSI PENANGANAN STUNTING
Memberikan makanan tambahan pada ibu hamil untuk 1. Menyediakan dan Memastikan Akses pada
mengatasi kekurangan energi dan protein kronis. Air Bersih.
Mengatasi kekurangan zat besi dan asam folat. 2. Menyediakan dan Memastikan Akses pada
Mengatasi kekurangan iodium. Sanitasi.
Menanggulangi kecacingan pada ibu hamil. 3. Melakukan Fortifikasi Bahan Pangan.

INTERVENSI GIZI SPESIFIK

INTERVENSI GIZI SENSITIF


Melindungi ibu hamil dari malaria. IBU HAMIL 4. Menyediakan Akses kepada Layanan
Pemberian Obat Cacing pada Bumil Kesehatan dan Keluarga Berencana (KB).
5. Menyediakan Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN).
Mendorong inisiasi menyusui dini (pemberian 6. Menyediakan Jaminan Persalinan Universal
BUSUI & (Jampersal).
ASI jolong/colostrum). ANAK USIA 7. Memberikan Pendidikan Pengasuhan pada
Mendorong pemberian ASI Ekslusif. 0-<6 bln Orang tua.
8. Memberikan Pendidikan Anak Usia Dini
Mendorong penerusan pemberian ASI s/d usia Universal.
23 bln didampingi pemberian MP-ASI. BUSUI & 9. Memberikan Pendidikan Gizi Masyarakat.
Menyediakan obat cacing. ANAK USIA 10.Memberikan Edukasi Kesehatan Seksual
Menyediakan suplementasi zink. 0-23 bln dan Reproduksi, serta Gizi pada Remaja.
Melakukan fortifikasi zat besi ke dalam makanan. 11.Menyediakan Bantuan dan Jaminan Sosial
Memberikan perlindungan terhadap malaria. bagi Keluarga Miskin.
Memberikan imunisasi lengkap. 12.Meningkatkan Ketahanan Pangan dan Gizi
Melakukan pencegahan dan pengobatan diare

Sasaran : anak dlm 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) Sasaran : adalah masyarakat umum
KECACINGAN
Infeksi cacing yang ditularkan melalui tanah (soil transmitted
helminths/STH), yaitu cacing yang dalam siklus hidupnya
memerlukan tanah yang sesuai untuk berkembang menjadi
bentuk infektif

Cacing Gelang Cacing Cambuk


Ascaris lumbricoides Trichuris trichiura

Cacing Tambang

Ancylostoma duodenale
Necator americanus
INTERVENSI PENANGANAN STUNTING
• Di Indonesia, sekitar 37% (hampir 9 Juta) anak balita mengalami stunting (Riset
Kesehatan Dasar/Riskesdas 2013)
• Di seluruh dunia, Indonesia adalah Negara dengan prevalensi stunting kelima terbesar.

Kerangka Intervensi Stunting

Intervensi Gizi Spesifik Intervensi Gizi Sensitif

Bumil Pemberian
Obat Cacing Pemberian Obat
Ibu Menyusui dan Cacing berkontribusi
Anak Usia 0-6 Bulan pada 30% penurunan
stunting
Ibu Menyusui dan Pemberian
Anak Usia 12-23 bulan Obat Cacing
CARA PENULARAN KECACINGAN
CARA PENULARAN KECACINGAN
Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides)

Albendazol dan mebendazol merupakan


obat pilihan untuk askariasis.
Telur yang dibuahi dikeluarkan
dari hospes bersama tinja. Telur
tersebut menjadi matang dalam
waktu 3 sampai 6 minggu dalam
lingkungan yang sesuai, yaitu di
tanah yang lembab dan teduh.
Bila telur matang tertelan, larva
akan keluar melalui dinding
telur dan masuk ke dalam usus
halus. Sesudah menjadi dewasa
cacing akan turun ke usus
bagian distal dan masuk ke
daerah kolon, terutama sekum.
Cacing dewasa hidup di kolon
asendens dan sekum dengan
bagian anteriornya yang seperti
cambuk masuk ke dalam
mukosa usus.
Cacing Tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus)

Pengobatan :
albendazol dosis
tunggal 400 mg
oral atau
mebendazol
2X100mg/hari
atau
pirantel pamoat
11 mg / kgBB,
maksimum 1
gram.
DAMPAK KECACINGAN
• Kehilangan Karbohidrat:
• (21% x 220.000.000 x 17,4% x 6 x 0,14gr x 365 hr) : 1000 x Rp. 6.000,-
CACING = Rp 18.485.790.000,- Kerugian  Rp 18,4 M/tahun
GELANG • Kehilangan Protein:
• (21% x 220.000.000 x 17,4% x 6 x 0,035gr x 365 hr) : 1000 x Rp
60.000,- = Rp 194.559.600.000,- Kerugian  Rp. 194,5 M/tahun
(% anak sekolah x Jml Penduduk x Prevalensi x Rata-rata Jml Cacing/orang x Kehilangan Karbohidrat /protein oleh 1 ekor cacing / hari)

• Kehilangan darah :
CACING
• 21%x220.000.000x20,3%x0,2ccx50ekor x365hr
TAMBANG = 3.878.490 liter/th

• Kehilangan darah :
CACING
• 21%x220.000.000x20,5%x0,005ccx100ekorx365hr
CAMBUK = 1.728.640 liter/th
MASALAH CACINGAN
• MASALAH CACINGAN
 Sampai 2013 Survei pada anak Sekolah Dasar menunjukkan
Prevalensi cacingan antara : 0 – 85,9% (survei di 175
kab/kota)
 Rata-rata prevalensi 28,12%
 Cakupan pengobatan rendah
 Pengetahuan masyarakat tentang cacingan masih rendah
 Kemampuan petugas utk penanggulangan cacingan belum
optimal
 Komitmen Pemerintah masih kurang

• FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


- Keadaan Tanah dan Iklim Tropis
- Personal Hygiene (Lingkungan)
- Sosial Ekonomi
DAMPAK KECACINGAN

KH & PROTEIN DIHISAP DARAH DIHISAP

ANEMIA ANAK ANEMIA BUMIL


GIZI BURUK
LEMAS
BBLR PERDARAHAN
MENGANTUK IBU BERSALIN

KEMAMPUAN BELAJAR TURUN/


SERING TIDAK MASUK SEKOLAH KEMATIAN KEMATIAN

PRESTASI BELAJAR MENURUN

PRODUKTIVITAS MENURUN
GEJALA CACINGAN

KURANGBERGAIRAH
KURANG KURANG NAFSU GATAL DISEKITAR
SAKIT DISEKITAR GATAL DISEKITAR
ANUS ANUS
SAKIT PERUT PRUT DALAM BELAJAR
BERGAIRAH KURANG NAFSU
MAKAN MAKAN

TIDUR MUAL DAN ANEMIA SERING SAKIT


TERGANGGU MUNTAH
PERATURAN PERUNDANGAN
1. Peraturan Presiden No 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan
Perbaikan Gizi yang menitikberatkan pada penyelamatan 1000 HPK (Hari
Pertama Kehidupan)
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan
Anak
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 82 Tahun 2014 tentang Penanggulangan
Penyakit Menular
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2017 Tentang
Penanggulangan Cacingan
5. Surat Edaran Nomor : HK.02.01/MENKES/322/2017 tentang Pelaksanaan Bulan
Kapsul Vitamin A Terintegrasi Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM)
Cacingan
6. Permenkes no 39 Tahun 2017 Tentang PIS-PK
SASARAN POMP KECACINGAN

1-12 th

Bumil TM 2
(+) telur cacing
TUJUAN

A. TUJUAN UMUM
Meningkatkan cakupan program pengendalian kecacingan pada anak usia pra
sekalah & usia sekolah sehingga menurunkan angka kecacingan & tidak
menjadi masalah kesehatan di masyarakat

B. TUJUAN KHUSUS
1. Meningkatnya cakupan program pengendalian kecacingan sampai 75%
sasaran anak usia pra sekolah & usia sekolah di semua daerah endemis
pada tahun 2020
2. Meningkatnya kemitraan dlm pengendalian kecacingan di masyarakat dan
pemangku kebijakan
SEBARAN EPIDEMIOLOGI KECACINGAN
SITUASI CACINGAN
Lebih dari 1.5 milyar orang atau 24% penduduk
dunia, terinfeksi cacingan.

Lebih dari 270 juta anak pra sekolah dan lebih


dari 600 juta anak usia sekolah di dunia tinggal
di area yang mudah tertular cacingan dan
membutuhkan pengobatan dan pencegahan
cacingan.

Lebih dari 58 juta anak menjadi sasaran


minum obat cacing di Indonesia
PELAKSANAAN KEGIATAN
SEKSI P3M BIDANG P2P
PUSKESMAS PARUNGPANJANG
DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOGOR 2018
TAHAPAN POPM KECACINGAN
1. Sosialisasi Program ke :
a. Puskesmas
b. Kecamatan
c. Desa/Kader/Sekolah/Guru
2. Pendataan Sasaran  Integrasi dengan POPM Filariasis
Kecacingan Filariasis
12 bln – 4 th 2 – 5 th
5 – 6 th 6 – 14 th
7 – 12 th 14 – 70 th
3. Persiapan Logistik (Plastik, Leaflet, Formulir, ATK)
4. Persiapan SDM (Medis, Paramedis)
5. Persiapan Pos Minum Obat & Alur Rujukan
6. Pelaksanaan POPM Kecacingan
KEUNTUNGAN MINUM OBAT CACING
1. Menurunkan Angka tidak masuk sekolah sampai 25%
2. Menurunkan kurang gizi dlm bentuk wasting sampai 60%
3. Menurunkan anemia sampai 59%
4. Meningkatkan pertumbuhan (20% berat badan dan 7%
tinggi badan)
5. Meningkatkan pendapatan perkapita sampai 45%
6. Menurunkan prevalensi kecacingan & mencegah dampak
kecacingan
SASARAN, OBAT & DOSIS

12-23 bulan 2 – 12 tahun Bumil KEK

½ tablet
Albendazole 1 tablet Albendazole 400mg
400mg

2-5 tahun 6-14 tahun 14-70 tahun

1 tablet Albendazole 400mg 1 tablet Albendazole 400mg 1 tablet Albendazole 400mg


1 tablet DEC 100mg 2 tablet DEC 100mg 3 tablet DEC 100mg
PEMERIKSAAN FECES IBU HAMIL
• Lakukan pemeriksaan Hb pada ibu hamil 
ambil Ibu Hamil anemi/KEK
• Periksa telur cacing pada feses ibu hamil
anemi/KEK
• Pemeriksaan feses dilakukan oleh Labkesda
• 2018 : hanya 10 desa terpilih yang melakukan
pemeriksaan feses pada Ibu Hamil Anemi/KEK
• Ibu hamil yang akan diberikan obat cacing
adalah ibu hamil anemi dengan pemeriksaan
feses terbukti positif mengandung telur cacing
• Obat cacing diberikan pada ibu Hamil positif
telur cacing dan pada Trimester 2 atau 3
Cara Pengambilan dan Pemeriksaan
Sampel Tinja
• Ambil tinja sebanyak 100 mg (sebesar kelereng
atau ibu jari tangan) dengan menggunakan
sendok yang terdapat pada tutup pot tinja.
Masukkan tinja kedalam pot dan tutup rapat. Pot
tersebut diisi dengan tinja sendiri dan
dikumpulkan pada keesokan harinya.
• Spesimen harus segera diperiksa pada hari yang
sama, sebab jika tidak telur cacing tambang akan
rusak atau menetas menjadi larva. Jika tidak
memungkinkan tinja harus diberi formalin 5 – 10%
sampai terendam.
GAMBARAN TELUR CACING
CARA MEMBERIKAN OBAT CACING

Tablet obat cacing Obat cacing harus


dapat dikunyah/ Anak harus diminum didepan
digerus/ dicampur makan pagi petugas
air secukupnya
terlebih dahulu

Obat tidak boleh Tidak boleh pada : Obat cacing


dibawa pulang ke epilepsi, gizi buruk, diberikan 1 thn 2x,
rumah gangguan hati & selang 6 bulan
ginjal
JENIS-JENIS OBAT CACING
• Albendazol juga memiliki efek larvisida terhadap cacing
gelang (A. lumbricoides) dan cacing tambang serta
ALBENDAZOL memiliki efek ovisida terhadap cacing gelang
(A.lumbricoides), dan cacing cambuk (T.trichiura).
• Dosis 12-23bln 200mg ; >2 th : 400mg dosis tunggal

• Cara kerja sama dengan Albendazol


• Dosis untuk dewasa dan anak usia lebih dari 2 tahun
MEBENDAZOL adalah 2 x 100 mg/hari, selama 3 hari berturut-turut
untuk askariasis, cacing tambang dan trikuriasis.

• Pirantel pamoat efektif untuk askariasis dan cacing


PIRANTEL tambang, menghasilkan efek paralisis spastik ke cacing.
PAMOAT • Dosis yang dianjurkan 10 mg-11 mg/kg BB per oral,
maksimum 1 gram
PENUNDAAN PEMBERIAN OBAT CACING

Pemberian ditunda pada :


• Anak demam atau sakit
• Sudah minum obat cacing < 6 bln

Konsultasikan dengan dokter apabila :


• Penderita epilepsi sedang serangan
• Kondisi gizi buruk yang disertai gejala klinis
• Penderita gangguan fungsi ginjal & fungsi hati
TEMPAT PEMBERIAN OBAT CACING

POSYANDU

PAUD PUSKESMAS

SEKOLAH
SEKSI P3M BIDANG P2P
PUSKESMAS PARUNGPANJANG
DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOGOR 2018
PENCATATAN DAN PELAPORAN
• Untuk kabupaten/kota intervensi stunting, data cacingan
yang dilaporkan adalah data per desa dari setiap
wilayah puskesmas yang terpilih diintervensi stunting.
• Untuk kabupaten/kota POPM filariasis dan wilayah
intervensi stunting,data yang dilaporkan adalah :
1. Data cacingan per desa dengan sasaran 12-23 bulan
menggunakan formulir cacingan
2. Data filariasis (rutin)
PENCATATAN DAN PELAPORAN
• Form Pencatatan Cakupan POPM
Cacingan untuk Wilayah Intervensi
Stunting (per desa)
• Formulir 10 dalam lampiran
PMK NO. 15 tahun 2017 tentang
Penanggulangan Cacingan,
dilaporkan sampai ke pusat
• Formulir 7 Pencatatan Bumil untuk
Wilayah Intervensi Stunting (per desa)
• Laporan POPM Cacingan diterima pada
Minggu I bulan November tahun
berjalan
• Formulir 7
MONITORING & EVALUASI
SEKSI P3M BIDANG P2P
PUSKESMAS PARUNGPANJANG
DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOGOR 2018
MONITORING
Tujuan :
Tujuan pemantauan adalah untuk mengetahui perkembangan
pelaksanaan program.
Monitoring untuk Puskesmas :
1. Memantau pelaksanaan POPM Cacingan dan kejadian reaksi
pengobatan.
2. Menghitung persediaan, pemakaian dan sisa obat serta logistik
lainnya.
EVALUASI
Tujuan :
Tujuan evaluasi adalah untuk menilai hasil pencapaian program
Penanggulangan Cacingan

Meliputi :
1. Pelaksanaan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM)
Cacingan
2. Survei Cakupan Pengobatan
3. Survei Evaluasi Prevalensi
PELAKSANAAN PEMBERIAN OBAT PENCEGAHAN MASSAL
(POPM) CACINGAN
SURVEI CAKUPAN PENGOBATAN
Tujuan :
Untuk menilai besarnya cakupan POPM Cacingan yang telah dilaksanakan
Waktu :
Satu bulan setelah POPM Cacingan selesai. Survei ini dilaksanakan satu kali
setelah siklus pertama pengobatan massal.
SURVEI EVALUASI PREVALENSI
• Evaluasi prevalensi dilaksanakan setelah 5 tahun berturut-turut pelaksanaan
POPM Cacingan.
• Survey evaluasi prevalensi menggunakan pengambilan sampel kluster dengan
jumlah sampel minimal 210.
• Untuk tindak lanjut hasil survey evaluasi prevalensi dibagi menjadi 5 kategori
sebagai berikut :

Anda mungkin juga menyukai