Anda di halaman 1dari 9

Komunikasi Efektif Dokter-

Pasien
BBDM KELOMPOK 14
DEFINISI KOMUNIKASI EFEKTIF
Pengembangan hubungan dokter-pasien secara efektif yang
berlangsung secara efisien, dengan tujuan utama penyampaian
informasi atau pemberian penjelasan yang diperlukan dalam rangka
membangun kerja sama antara dokter dengan pasien. Komunikasi yang
dilakukan secara verbal dan non-verbal menghasilkan pemahaman
pasien terhadap keadaan kesehatannya, peluang dan kendalanya,
sehingga dapat bersama-sama dokter mencari alternatif untuk
mengatasi permasalahannya.
Tujuan komunikasi yang relevan dengan profesi
dokter
• Memfasilitasi terciptanya pencapaian tujuan kedua pihak (dokter dan
pasien)

• Membantu pengembangan rencana perawatan bersama pasien, untuk


kepentingan pasien dan atas dasar kemampuan pasien, termasuk
kemampuan finansial

• Membantu memberikan pilihan dalam upaya penyelesaian masalah


kesehatan pasien

• Membimbing pasien sampai pada pengertian yang sebenarnya tentang


penyakit / masalah yang dihadapinya

• Membantu mengendalikan kinerja dokter dengan acuan langkah–langkah


atau hal – hal yang telah disetujui pasien
Pendekatan Komunikasi Efektif Dokter-Pasien
Dalam menunjang keberhasilan komunikasi efektif dokter-pasien, diketahui beberapa jenis pendekatan,
antara lain:
2.2.1 Pendekatan Konvensional/Disease Centered Communication Style/Doctor Centered Communication
Style
Pendeketan model ini dokterlah yang lebih aktif dalam menanyakan keluhan pasien demi menegakkan
keperluan diagnosis. Pasien cendeung lebih pasif dan mengikut apa kata dokter. Biasanyanya dokter akan
memberikan banyak pertanyaan tertutup sehingga tidak jarang akan banyak erdapat unsure subjektif disini.
Pendekatan model ini akan cocok ketika seorang dokter mendapat pasien yang bersifat tertutup, pemalu
atau pendiam.

2.2.2 Pendekatan Modern/Patient Centered Communication Style/Illness Centered Communication Style


Pendekatan model ini adalah kebalikan dari model pendekatan sebelumnya. Dokter biasanya hanya akan
perlu memberikan sebuah stimulasi, seperti pertanyaan terbuka, kemudian akan dilanjutkan oleh pasien
yang cenderung lebih aktif dalam proses penegakkan diagnosis. Untuk itu, peran dokter sebagai pendengar
sangat diperlukan dan juga diperlukan sifat menghargai dan empati terhadap semua keluhan pasien.
Model Komunikasi
Model of Activity – Passivity Relationship
Dokter bertindak sebagai orang tua yang aktif memerintah ini itu, pasien sebagai anak kecil yang hanya menurut dan
tidak dapat mengungkapkan berbagai keluhan rasa sakit yang dia rasakan yang menyebabkan dia berobat ke dokter.

Model of Guidance – Cooperation Relationship


Dalam berkomunikasi dokter bertindak sebagai orang tua dengan anak yang sudah beranjak dewasa sebagai
pasiennya. Dokter tetap penentu kebijakan tunggal, namun bersifat arahan bukan perintah

Model of Mutual – Participation Relationship


Ibarat 2 orang yang bekerjasama. saling melengkapi satu sama lain. Dokter bukanlah satu-satunya pihak aktif, karena
pasien juga aktif dalam menyampaikan keluhan.

Model of Provider – Consumer Relationship


Pasien diibaratkan sebagai konsumen, dimana “konsumen adalah raja” dan dokter adalah pelayan. Tugas dokter
adalah memberikan pelayanan terbaiknya untuk si konsumen.
Kewajiban Dokter
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran, hak dan kewajiban
dokter atau dokter gigi terdapat dalam paragraf 6, yaitu;
a. memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur
operasional serta kebutuhan medis pasien;
b. merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau
kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau
pengobatan;
c. merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah
pasien meninggal dunia;
d. melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada
orang lain yang bertugas mampu melakukannya;
e. menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau
kedokteran gigi
KEWAJIBAN DOKTER (KODEKI 2012)
Pasal 14
Seorang dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan seluruh keilmuan dan
ketrampilannya untuk kepentingan pasien, yang ketika ia tidak mampu melakukan suatu
pemeriksaan atau pengobatan, atas persetujuan pasien/ keluarganya, ia wajib merujuk pasien
kepada dokter yang mempunyai keahlian untuk itu.
Pasal 15
Setiap dokter wajib memberikan kesempatan pasiennya agar senantiasa dapat berinteraksi dengan
keluarga dan penasihatnya, termasuk dalam beribadat dan atau penyelesaian masalah pribadi
lainnya.
Pasal 16
Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan
juga setelah pasien itu meninggal dunia.
Pasal 17
Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu wujud tugas perikemanusiaan,
kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya.
Hak Pasien (pasal 52 UU no 29 2004)

1. Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis


2. Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain (second opinion)
3. Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis;
4. Menolak tindakan medis; dan
5. Mendapatkan isi rekam medis
HAK PASIEN (KODEKI PASAL 10)
Pasien berhak memperoleh informasi dari dokternya dan
mendiskusikan tentang manfaat, risiko, dan pengobatan yang tepat
untuk dirinya, serta wajib mendapatkan tuntunan dan arahan
profesional dari dokter dalam membuat keputusan. Pasien atau
keluarganya berhak mengajukan keluhan, kritik, dan saran atas
pelayanan kedokteran. Dokter seharusnya memberikan perhatian
dan menanggapi sepenuh hati.

Anda mungkin juga menyukai