Selama berabad-abad hubungan dokter-pasien tidak setara, jarak sosial dan pendidikannya sangat jauh. Dokter sangat paternalistik dan dominan, layaknya seorang ayah yang serba tahu (father knows best), atau bahkan sok tahu terhadap anaknya yang dalam posisi tergantung, yang tak tahu apa-apa atau dianggap tak perlu tahu apa-apa mengenai dirinya.
Hubungan Dokter-Pasien
1. 2. 3. 4.
Dengan berkembangnya bioetika kedokteran maka mau tidak mau konsep dasar Hubungan dokter-pasien (HDP) juga harus ikut berubah. HDP sekarang menjadi: Hubungan kepercayaan Hubungan kebutuhan Hubungan keprofesian Hubungan hukum
Hubungan Dokter-Pasien
Hubungan kebutuhan: masyarakat butuh pertolongan dokter, dokter butuh masyarakat sebagai subjek profesinya. Hubungan kepercayaan: masyarakat percaya dokter akan merahasiakan segala sesuatu tentang dirinya. Hubungan keprofesian: interaksi dan kerjasama antara profesional dengan penerima jasa profesional itu Hubungan hukum: hubungan antara subjek hukum dengan subjek hukum lainnya.
2.
Adanya suatu persetujuan (consensual, agreement) atas dasar saling menyetujui dari pihak dokter dan pasien tentang pemberian pelayanan pengobatan. Adanya suatu kepercayaan (fiduciary) karena hubungan kontrak tersebut berdasarkan saling percaya mempercayai satu sama lain.
Persyaratan HDP
harus ada persetujuan (consent) dari pihak-pihak yang berkontrak. harus ada suatu objek yang merupakan substansi dari kontrak (contract). harus ada suatu sebab (cause) atau pertimbangan (consideration)
Relasi Dokter-Pasien
Relasi dokter-pasien merupakan masalah inti dalam praktik kedokteran. Komunikasi yang baik akan membangun relasi yang baik dan relasi yang baik akan memudahkan kerja dokter, menghindari kesalahpahaman yang mungkin akan timbul.
Activity-Passivity, bentuk ini terjadi kalau pasien betulbetul sakit atau tidak ada harapan lagi. Pasien tidaklah menyadari situasi dan tidak terlibat dalam proses pengobatan. Guidance-Cooperation, ditujukan pada keadaan tidak terlalu akut, dimana pasien sakit tetapi masih menyadari situasi dan bisa terlibat dalam proses pengobatan. Mutual Parcipitation, ditujukan pada pasien yang menderita penyakit kronis. Pasien secara aktif mengikuti proses pengobatan dimana kedudukan dokter pasien adalah sama.
Komunikasi Efektif
Di Indonesia sebagian besar dokter merasa tidak mempunyai waktu yang cukup untuk berbincang-bincang dengan pasiennya, sehingga hanya bertanya seperlunya. Dari sisi pasien, pasien umumnya merasa dalam posisi lebih rendah dihadapan dokter (superiorinferior), sehingga takut bertanya dan bercerita atau hanya menjawab sesuai pertanyaan dokter saja.
Komunikasi Efektif
Menurut Kurzt (1998) dalam dunia kedokteran ada dua pendekatan komunikasi yang digunakan:
Diseased
centered communication style atau doctor centered communication style. Illness centered communication style atau patient centered communication style.
Komunikasi Efektif
Keberhasilan komunikasi antara dokter dan pasien pada umumnya akan melahirkan kenyamanan dan kepuasan bagi kedua belah pihak, khususnya menciptakan satu kata tambahan bagi
pasien yaitu
Empati.
Komunikasi Efektif
kognitif seorang dokter dalam mengerti kebutuhan pasien menunjukkan efektifitas/sensitifitas dokter terhadap perasaan pasien kemampuan perilaku dokter dalam memperlihatkan/menyampaikan empatinya kepada pasien.
Humanities
bioethics
norms law
discipline
Hak-hak pasien
Hak
mendapatkan pelayanan kesehatan terbaik (right to health care) the best health service professional standards, satisfaction, Medikolegal Hak menentukan nasib sendiri (right to self determination) hak otonomi, psikososial, etikolegal, human right (humaniora)
Kewajiban pasien
Memberi informasi yang benar Mentaati petunjuk dan nasehat dokter Memeriksakan diri sedini mungkin Menandatangi persetujuan tindakan medis Percaya dan yakin kepada dokter Mematuhi peraturan RS Membayar imbalan dan biaya
Email: abiforensa@yahoo.com