Anda di halaman 1dari 18

Om Swastyastu

Om Awignam Astu Namo Sidham

Keluarga Sukinah Dalam Perspektif Hindu

Oleh: Ni Wayan Ridani

Makassar, 16 November 2019


MENGAPA HARUS MENIKAH

“Prnja nartha striyah srstah samtarnartham ca manavah


Tasmat sadahrano dharmah crutam patnya sahaditah”
- Vedasmerti IX.96 -
Manava Dharmasastra IX. 101
“Anyonyasyawayabhicaro,
bhaweamaranantikah,
Esa dharmah samasena,
jneyah stripumsayoh parah”

Hendaknya hubungan yang setia berlangsung


sampai mati, singkatnya ini harus dianggap
sebagai hukum tertinggi sebagai suami istri”
Manava Dharmasastra IX. 102

“Tatha nityam yateyam stripumsau tu kritakriyau,


Jatha nabhicaretam tau wiyuktawitaretaram”

Hendaknya yang terikat dalam ikatan perkawinan,


mengusahakan supaya mereka tidak bercerai dan
jangan melanggar kesetiaan satu dengan yang lain
Menawa Dharma Sastra VI. 89

Grehasta adalah
dimana anggota keluarga
membangun diri dan
jiwanya agar satu sama
lain saling mendukung,
saling memberi arti, dan
memiliki etika sehingga
diantara mereka terjalin
komunikasi dan interaksi
yang harmonis
3 Hal Dalam Keluarga SUKINAH

Semua memiliki Kemampuan Semua anggota


persepsi dan bersama untuk keluarga
pengertian mewujudkan memiliki
yang sama dengan kemauan untuk
mengenai tindakan yang memeliharanya
keluarga nyata
Sukinah
Pengertian Keluarga Sukinah
Kule berarti pengabdian/
melayani

Warga artinya jalinan

keluarga artinya jalinan pengabdian untuk


menuju Sukinah, yang artinya sejahtera,
bahagia, harmonis.
Pawiwahan/ Perkawinan
“Prajanartha striyah srstah
Samtanartham ca manawah
Tasmat sadharano dharmah
ςrutau patnya sahaditah”
Weda Smerti Bab IX Sloka 36

Untuk menjadi ibu, wanita itu diciptakan dan


untuk menjadi ayah, laki-laki itu diciptakan
UU No. 1 Tahun 1974 Bab I
Perkawinan ialah ikatan lahir dan
bathin antara seorang pria dengan

Pasal 1 wanita sebagai suami istri dengan


tujuan membentuk keluarga bahagia
dan kekal berdasarkan Ketuahanan
YME.

Perkawinan adalah sah apabila


dilaksanakan menurut hukum masing-
masing agama dan kepercayaannya.
Pasal 2
Perkawinan

Perkawinan menurut pandangan Hindu


1 bukanlah sekedar legalitas hubungan
bilologis semata tetapi merupakan
suatu peningkatan nilai berdasarkan
hukum Agama.

2 Wiwaha samkara adalah upacara


sakral atau skralisasi peristiwa
kemanusiaan yang bersifat wajib.
Ciri Keluarga Bahagia
• Mempunyai Pensatu kesatuan dengan Sang cipta,
yaitu Sang Hyang Widhi;
• Mempunyai satu kesatuan dengan alam semesta;
• Mempunyai komitmen;
• Adanya hubungan timbal balik;
• Adanya keluwesan;
• Mempunyai kesatuan fisik dalam hubungan
berpasangan yang sehat;
• Kerjasa sama;
• Saling percaya.
Tujuan Grehasta
Weda Smerti Bab IX Sloka 45

menegaskan bahwa ia yang merupakan orang sempurna


yang terdiri atas tiga orang menjadi satu
- istrinya,
- ia sendiri dan,
- keturunannya.
Begitu pula dikatakan tidak ada bedanya sama sekali
antara Dewi Sri (Dewi Kemakmuran ) dengan istri
dirumah, yang dikawinkan dengan tujuan untuk
mempunyai keturunan membawa kebahagiaan dan
layak dipuja sebagai pelita rumah tangga (Veda
Smrthi. XI.26).
• Kata anak dalam bahasa sankerta “Putra”
kata putra berarti kecil, yang disayang,
kata putra menjadi penting dalam
berkeluarga, hal secara tegas seperti
sloka berikut :

Pumnamo narakadyas
Mattraya te pitaram sutah,
Tasmat putra iti proktah
Swayamewaswayambhuwa

• Oleh karena seorang anak yang akan


menyebrangkan orang tuanya dari neraka
yang disebut Put (neraka lantaran tidak
punya keturuanan ), oleh karenanya ia
disebut putra.
ADA 3 TUJUAN PERKAWINAN
MENURUT HINDU
• Dharma Sampati, kedua mempelai
secara bersama-sama melaksanakan
dharma yang meliputi semua aktivitas
kewajiban agama;

• Praja, kedua mempelai mampu


melahirkan keturunan yang akan
melanjutkan amanah dan kewajiba
kepada leluhur melalui yadnya dan
lahirnya putra yang suputra yang
dapat melunasi hutang jasa yang
berupa Tri Rna;

• Rati, kedua mempelai dapat menikmati


kepuasan dalam nurani berpasangan
dan kepuasan-kepuasan lainnya dengan
teratur.
PERAWATAN DAN PENDIDIKAN ANAK
Fungsi Rumah dalam keluarga:
• dijadikan tempat beribadah,

• dijadikan tempat mendidik anak,


• dijadikan sarana kesehatan,

• dijadikan tempat berkumpulnya


anggota keluarga.
Kesimpulan
• Keluarga Sukinah secara umum dapat
diartikan dengan keluarga bahagia dan
sejahtera.
• Wanita tidak boleh melupakan fungsi utama
sebagai pendidik anak dan pengatur rumah
tangga atas dasar cinta kasih dan kesetiaan.
• Wanita harus tetap mampu menyiapkan
segala sesuatu yang berkaitan dengan rumah
tangga, dan yang paling penting dari itu
Wanita dituntut Setia.
Suksme,,,
Om Santih Santih Santih Om

Anda mungkin juga menyukai