Anda di halaman 1dari 11

Kelompok 4

Gita Sara Ginting A 173 022


Nadya Fertikawati A 173 0
Ricky Johanes A Hutagaol A 173 023
Sri Yulia Azzahra A 173 013
Verawati Magdalena Siagian A 173 024
Vivi Nandiya Rachmawati A 173 0
Yosy Murniaty E Pasaribu A 173 026
Metode ekstraksi
 Metode ekstraksi pelarut dua fase
Pada metode ini terdapat 2 pelarut yang tidak
bercampur dan akan terbagi menjadi lapisan atas dan
bawah, rasio konsentrasi zat terlarut dalam dua fase yaitu
koefisien distribusi (K) pada suhu dan tekanan tertentu
adalah konstan, yaitu: K = CU / CL.
K = koefisien partisi
CU = mewakili konsentrasi zat terlarut pelarut dalam fase
atas
CL = mewakili konsentrasi zat terlarut pelarut dalam fase
yang lebih rendah
Selama ekstraksi jika masing-masing bahan memiliki
koefisien partisi dengan perbedaan yang lebih besar dalam
pelarut dua fasa, maka efisiensi pemisahan lebih tinggi.
Faktor pemisahan β mewakili tingkat kesulitan pemisahan.
β adalah rasio koefisien distribusi dua zat terlarut
dalam sistem pelarut yang sama, yaitu: β = KA / KB. (KA> KB)
Biasanya, ketika β ≥ 100, ekstraksi dapat dicapai hanya
sampai pemisahan sekali
Ketika 100> β ≥ 10, ekstraksi perlu beberapa kali (sekitar 10
kali)
Ketika β <2, ekstraksi dapat dicapai untuk pemisahan lebih
dari 100 kali
ketika β ≌ 1, menunjukkan ada sedikit perbedaan dalam dua
koefisien partisi zat, menggunakan sistem pelarut sulit untuk
terpisah, dan harus memilih sistem pelarut lain.
Metode ekstraksi sederhana
Pelarut organik
Bahan yang seperti benzen,
larut lemak kloroform atau eter
dengan air

Larutan air dengan pelarut


Subtansi lipofilik lemah seperti etil
Hidrofilik asetat, butanol dan pentanol
asetat.

Pemisahan alkaloid menggunakan


pelarut yang polaritas dari rendah ke
Metode Ekstraksi
tinggi selain itu didasarkan pada
Gradien pH
komponen yang dapat membentuk
garam atau bebas dibawah pH
tertentu.
Metode Ekstraksi Berkesinambungan
• Yaitu ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang
sama dipakai berulang ulang sampai proses
ekstraksi selesai.
• Metode ini menggunakan pemanasan dan terjadi
penguapan, lalu dikondensasikan oleh kondensor
sehingga mengembun menjadi cairan, seluruh
cairan akan turun kembali ke labu penampung
hingga terjadi sirkulasi.
• Metode ini sederhana dan proses ekstraksi dapat
dilakukan terus menerus, sehingga jumlah pelarut
lebih sedikit dan efisiensi ekstraksi jauh lebih tinggi.
Metode Ekstraksi Fase Padat
• Berdasarkan perbedaan kekuatan interaksi dari
suatu senyawa dengan komponen senyawa lain
pada suatu fase padatan yang bertujuan untuk
memisahkan senyawa satu dengan lainnya
• Fase padat yang biasanya diggunakan seperti
silikat octadecysilane atau silika fenil alkil yang
selanjutnya dimasukkan kedalam kolom berupa
kaca atau baja tahan karat yang bagian atas dan
bawahnya dibuat suatu filter berpori
Cara kerja
• Sampel dimasukkan kedalam kolom kemudian
dilewatkan pada fase diam padat
• Sampel yang diekstraksi akan ditahan pada fase
diam, dimana pelarut dan senyawa lainnya sulit
untuk keluar dari kolom dan selanjutnya
diggunakan senyawa lain untuk mengeluarkan
senyawa yang tidak diinginkan
• Elusi sampel yang tertahan pada fase diam
Menggunakan eluen untuk mendapatkan
senyawa diinginkan
Keuntungan
• peralatan yang sederhana, pengoperasian
yang mudah, pengerjaan yang cepat, dapat
menghindari emulsifikasi pada ekstraksi
sederhana, ekstraksi yang dihasilkan tidak
perlu dikeringkan, sangat cocok untuk
pemisahan komponen
• SPE tergantung pada tujuan pemisahannya
dengan pemilihan fase diam (adsorben)
ataupun fase pengelusinya
DCC (DROPLET COUNTERCURRENT
CHROMATOGRAPHY)
KROMATOGRAFI ARUS BALIK TETESAN

• DCCC atau DCC (Kromatrografi arus balik tetes)


merupakan bentuk pemisahan cair-cair dimana
masing masing komponen memiliki distribusi
koefisien yang berbeda. Fase gerak melewati
kolom dalam bentuk tetesan dari fase diam untuk
terjadi pemisahan dan pemurnian.
• DCCC telah digunakan untuk memisahkan dan
memurnikan berbagai macam bahan saponin,
protein, peptida, asam amino, gula dan
sebagainya kecuali alkaloid
• Fase diam dan fase gerak : cairan
1. Bagian pertama adalah
bagian infus, dibentuk
oleh mikro-pompa,
tangki penyimpanan
pelarut fase gerak dan
injektor cairan sampel
2. Bagian kedua adalah
tabung ekstraksi, jumlah
tabung ekstraksi adalah
antara 300 dan 500.
3. Bagian ketiga didasari
dengan deteksi dan
kolektor fraksi otomatis.
• Karena fase gerak yang terbentuk berupa tetesan maka
dapat lebih efektif dan lebih konstan kontak dengan
fase diam sehingga membentuk suatu permukaan di
tabung ekstraksi. Karena hal tersebut dapat membantu
zat terlarut terdistribusi dalam 2 fase, terjadi
pemisahan yang lebih baik dan tidak membentuk suatu
emulsi. Zat yang nantinya terpisah tidak akan
teroksidasi oleh oksigen di atmosfer.

• Contohnya adalah bupleurum yang memiliki berbagai


saponin, saikosaponin memiliki perbedaan dalam
stukturnya sehingga apaila dengan metode umum akan
sangat sulit untuk dipisahkan dan dimurnikan.
Khususnya bupleurum a dan d dimana konfigurasi
gugus hidroksil bervariasi dalam posisi c16 dan nilai Rf
nya dekat dengan KLT sehingga untuk pemisahannya
dapat menggunakan kromatografi arus balik tetesan.

Anda mungkin juga menyukai