Anda di halaman 1dari 23

m. k.

TEKNOLOGI BIOINDUSTRI

TIN 330 (2-3)

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


2010
PENDAHULUAN
Bioreaktor :

peralatan dimana bahan diproses sehingga terjadi transformasi


biokimia yang dilakukan oleh sel hidup atau komponen selular in vitro
(seperti enzim)  fungsi dasar : Memberikan lingkungan yang
terkontrol (suhu, pH, O2 terlarut, dll) untuk pertumbuhan mikroba
dalam menghasilkan produk yang diinginkan
 Proses pada industri fermentasi :

Bahan Perlakuan Bioreaktor Pemanenan


Baku Pendahuluan
 Perpind. Massa
 Hidrolisis  Filtrasi
 Perpind. Panas
 Pencacahan  Purifikasi
 Bioaktivitas
 Sterilisasi  Pengeringan,
dll.

 Hampir semua bioreaktor dengan sistem heterogen


melibatkan dua fase atau lebih membutuhkan
perubahan biokimia, pindah massa, pindah panas dan
pindah momentum untuk mencapai kondisi optimal
Berdasarkan Tipe Agen Berdasarkan Kebutuhan
Biologis : Proses :
 Bioreaktor mikrobial  Aerobik : terendam
 Bioreaktor enzim  Permukaan
 anaerobik
Berdasarkan Metode
Aerasi :
 Kultur diam
 Labu kocok
 Bioreaktor
berpengaduk (STR)
 Bioreaktor kolom
gelembung/bubble
column
 Air lift
 Fluidized-bed
 Tidak ada tenaga yang digunakan untuk aerasi
 aerasi tergantung pada transfer oksigen melalui
permukaan kultur

 Biasanya digunakan dalam skala kecil, dimana


pasokan oksigen tidak terlalu penting

 Jenisnya :
- T-Flasks : untuk kultur sel hewan skala kecil
- Fernback flasks : Contoh teh Kombucha
(teh yang diinokulasi dengan khamir dan bakteri
asam laktat)
- Kultur Permukaan : Contoh pembuatan asam
sitrat oleh Aspergillus niger dgn menggunakan
tray (baki)
 Biasanya digunakan pada kultivasi sel skala kecil
 “Shaker”  OTR (oxygen transfer rate) lebih tinggi
dibanding pada kultur diam
 Keterbatasan transfer oksigen masih tidak dapat
dihindari apabila densitas sel yang tinggi

Baffle

 Baffle meningkatkan efisiensi transfer O2 (Orbital Shaker)


(stirred tank bioreactor = STR)
Condensor

Aerator

Bioreaktor
Tangki Teraduk

Penangas air
Pengadukan dengan pergerakan Udara (Bubble Driven Bioreactor)
 Bubble Column dan Airlift Bioreactor

 Biasanya digunakan untuk mikroba yang sensitif terhadap shear


(contoh : kapang & sel tanaman)
 Produktivitas yang dihasilkan lebih tinggi dari STR

Bioreaktor airlift :
- memiliki draft tube  peningkatan efisiensi pindah panas
dan pindah massa  konstruksi bioreaktor airlift lebih mahal
- memberikan kondisi shear yang lebih merata
Kerugian penggunaan bioreaktor bubble column atau airlift
• membutuhkan energi yang lebih besar
• pembentukan busa lebih banyak
• terjadinya kerusakan sel, khususnya untuk kultur sel hewan
Draft Tube

Contoh Aplikasi :
 Gum Xanthan
 PST dgn substrat Metanol
 Biosurfaktan
GAS - LIFT BIOREACTOR
Fluidized Bed Reactors
 Untuk memelihara konsentrasi sel yang tinggi dan laju transfer
massa yang lebih baik
 Digunakan sel imobil atau enzim imobil
 Pencampuran dibantu dengan pompa pada bagian dasar tangki,
sehingga katalis yang telah diimobilisasi bergerak bersama cairan
 Biasanya digunakan dalam pengolahan limbah cair
Contoh STR untuk proses enzimatis secara sinambung
(CSTR) dikombinasikan dengan Ultra Filtrasi
Bioreaktor Etanol
(Batch)
Fermentasi Etanol Sinambung menggunakan Sel Khamir Imobil

5
Bioreaktor Rak Berputar
Bentuk silinder tinggi 60 cm dan diameter 40 cm, dibuat dari stainless
steel dan fiberglass.

• Flowmeter
• Sterilisasi ruang
• Ruang Humidifikasi
• Sparger
• Refrigrator
• Pemanas
• Level Probe
• Pelunak Air
• Sterilisasi Air
• Pemanas Udara
• Sensor suhu dan RH
• Pengatur suhu
• Pengatur RH
Produksi Enzim Selulase
Kapang Neurospora sitophila
Substrat : serbuk tandan kosong dan sabut kelapa sawit

Persiapan bahan baku dan inokulum Sterilisasi bioreaktor

Pengaturan kondisi (suhu, RH, aerasi)

Inokulasi (BRB)

pemanenan

Pengukuran parameter proses

Ekstraksi enzim

selulase
Kinetika Curah (Batch)
Produksi Etanol oleh bakteri Zymomonas mobilis

Waktu Biomassa Glukosa Etanol ln


(jam) (g/l) (g/l) (g/l) biomassa
5 0,05 247 1,5 -2,99573
9 0,15 240 5 -1,89712
14 0,45 225 12 -0,79851
18 1,2 195 22 0,182322
22 2,8 130 47 1,029619
24 3,4 100 63 1,223775
26 3,8 75 74 1,335001
30 4,15 40 90 1,423108
35 4,2 25 100 1,435085
kurva pertumbuhan

2
1
ln X (g/L) 0
-1 5 9 14 18 22 24 26 30 35
-2
-3
-4

Waktu (jam )

Fase eksponensial = 5 – 22 jam


Penent Laju Pertumb. Spesifik

2
y = 0,2355x - 4,0992
Ln Biomassa (g/l) 1
R2 = 0,9984
0
-1 0 5 10 15 20 25
-2
-3
-4

Waktu (jam )

Laju Pertumb. Spesifik maks (μmaks) = 0,24 Jam-1


Waktu
(jam) (X-Xo) (So-S) (P-Po)

5 0 0 0

9 0,1 7 3,5

14 0,4 22 10,5

18 1,15 52 20,5

22 2,75 117 45,5

24 3,25 147 61,5

26 3,75 172 72,5

30 4,1 207 88,5

35 4,15 222 98,5


Yp/s

50
(P-Po) g/l
40
30
20 y = 0,3827x + 0,8447
10 R2 = 0,9983
0
0 50 100 150

(So-S) g/l

Yp/s = 0,383 g etanol/g substrat


Yx/s

4
(X-Xo) g/l
3
2 y = 0,0273x + 0,4472
1 R2 = 0,8583
0
0 50 100 150

(So-S) g/l

Yx/s = 0,027 g etanol/g substrat


Yp/x

60

40
(P-Po) g/l
y = 12,047x - 2,4313
20 R2 = 0,8615

0
0 1 2 3 4
-20
(X-Xo) g/l

Yp/x = 12,047 g etanol/g biomassa

Anda mungkin juga menyukai