Anda di halaman 1dari 5

Nama : Billy Lukito Neovan Dikumpulkan Tanggal : 28 April 2019

NPM : 1706044963 Paraf :


Kelas : Kultur Sel Pemicu :4

I. Outline
1. Bioreaktor Curah
1.1. Kelebihan
1.2. Kekurangan
1.3. Neraca Massa Sel
2. Upaya Menjaga Kestabilan Suhu pada Bioreaktor
II. Pembahasan
1. Bioreaktor Curah
Bioreaktor curah/ batch bioreactor merupakan bioreaktor dimana bahan-bahan yang
diperlukan dimasukkan ke dalam reaktor dan dioperasikan hingga konsentrasi produk
yang diinginkan. Pada bioreaktor batch, tidak terjadi penambahan substrat ataupun
pemindahan cairan selama reaksi berlangsung Pada bioreaktor batch, konsentrasi sel,
komponen-komponen dalam media kultur, serta produk berubah-ubah sesuai laju
penyerapan nutrisi oleh sel-sel di dalam bioreaktor.

Sebuah bioreaktor batch umumnya berupa sebuah tanki dengan agitator dan sistem
pendinginan (cooling system). Agitator sangat dibutuhkan agar terjadi pencampuran
homogen sehingga nutrisi terbagi rata untuk sel serta suhu dalam bioreaktor terjaga.
Sistem pendinginan terdiri atas sebuah thermal jacket atau cooling jacket. Seringkali pada
jacket terdapat agitation nozzle sehingga terjadi turbulen yang lebih besar dan
perpindahan kalor yang lebih baik. Sistem pendinginan ini dibutuhkan untuk menjaga
suhu di dalam bioreaktor. Selain itu, terdapat juga sistem aerasi untuk reaksi-reaksi
aerobik. Sebuah outlet pump juga terdapat pada bioreaktor untuk mengalirkan produk-
produk sampingan metabolisme seperti CO2 atau senyawa-senyawa lain.

Gambar 1. Bioreaktor batch


Sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/Bioreactor
Pada sistem batch, terdapatbeberapa parameter yang harus dijaga konstan, yaitu
konsentrasi oksigen, suhu, dan pH.

1.1. Kelebihan
Adapun kelebihan dari bioreaktor ini adalah
1. Tingkat konversi bahan mentah lebih tinggi karena periode pertumbuhan yang
terkontrol, dimana proses dapat direkayasa dengan nilai yang dapat dikontrol, sehingga
dapat menghasilkan hasil sesuai dengan yang diinginkan
2. Konsep, desain, dan kontrol proses yang lebih simpel pada bioreaktor batch, sehingga
dapat menekan biaya. Proses reaksi dapat dilihat dengan melakukan penghitungan kimia
sederhana, sehingga tidak diperlukan banyak sensor
3. Kemungkinan kontaminasi yang rendah, karena komponen-komponen feed hanya
dimasukkan pada awal reaksi dan diambil pada akhir reaksi, dan sistem batch tertutup
sepanjang reaksi sehingga meminimalisir adanya kontaminan.
1.2. Kekurangan
Adapun kekurangan dari bioreaktor ini adalah
1. Reaksi pada bioreaktor tidak steady state, unsur biologis tumbuh secara tidak
terkontrol, dapat menyebabkan mutasi
2. Dibutuhkan ongkos yang mahal untuk penanganan, tenaga kerja yang dibutuhkan
banyak, saat proses awal dan akhir bioreaktor batch
3. Waktu shutdown yang lama, yaitu waktu untuk mengosongkan, membersihkan dan
mengisi kembali serta skala produksi yang kecil, sehingga tidak cocok digunakan
untuk industri besar.
4. Tidak dapat dilakukan pengambilan produk sebagian pada saat proses sedang
berlangsung
1.3. Neraca Massa Sel
Pada neraca massa batch v= vo=0 , dan neraca massanya adalah sebagai berikut :
 Biomassa sel
d Cc
V =r g V −r d V
dt
Kedua ruas dibagi dengan volume reaktor, lalu didapatkan :
d Cc
=r g −r d
dt
 Substrat
Laju penggunaan substrat, -rs dihasilkan dari substrat yang digunakan untuk
pertumbuhan sel dan substrat yang digunakan untuk perawatan sel.
d Cs
V =r s V =Y s (−r g) V −mC c V
dt c

Dengan membaginya dengan V kesetimbangan substrat untuk fasa pertumbuhan menjadi


d Cs
=r s=Y s (−r g)−mC c
dt c

Untuk sel dalam fasa stasioner, dimana tidak ada pertumbuhan, perawatan sel dan
pembentukan produk merupakan satu-satunya reaksi yang mengonsumsi substrat,
sehingga persamaannya berkurang menjadi:
d Cs
V =−mC c V + Y s (−r p) V
dt p

 Produk
Laju pembentukan produk, rp dapat dihubungkan dengan laju konsumsi substrat melalui
kesetimbangan berikut
dCp
V =r p V =Y s (−r p)V
dt p

2. Upaya Menjaga Kestabilan Suhu pada Bioreaktor

Bioreaktor sangat sensitif terhadap Temperatur memengaruhi proses sel dalam berbagai
aspek.Pengaruh yang paling jelas terlihat adalah dapat membunuh sel apabila dalam suhu
yang tinggi dan dapat membekukan sel apabila suhu terlalu rendah.Dalam rentang antara
temperatur-temperatur ekstrem tersebut, perubahan temperatur dapat memengaruhi
konsentrasi reaktan dan produk yang berada di dalam fase gas, laju perpindahan massa di
luar dan di dalam sel, reproduksi sel, dan proses metabolik lainnya. Oleh karena itu
bioreaktor harus memiliki pengaturan temperatur yang baik dan kemampuan pertukaran
kalor (heat exchange).

Bahkan untuk satu batch, dapat membutuhkan baik reaksi pemanasan dan pendinginan
Untuk menjaga suhu bioreaktor tetap stabil. Terdapat beberapa instrumen yang dapat
ditambahkan untuk menjaga suhu bioreaktor tetap stabil, yakni
 Heating/Cooling Jacket
Heating/Cooling jacket ini pada umumnya diisi dengan air dingin.Jaket air ini
mengsirkulasikan air ataupun uap untuk menjaga temperatur tetap stabil setelah terjadi
pertambahan atau pengurangan kalor karena aktivitas mikrobial.. Heating/Cooling /jacket
menjaga suhu bioreaktor kembali optimal.

Gambar2. Ragam-ragam penukar kalor a.) External Jacket , b.) External Coil, c.)
Internal coil, d.) internal baffle coil e.) External Heat Exchanger
Sumber : Doran P.M. (1995)
 Heating/Cooling Coil
Biasanya thermal coil tidak digunakan pada reaktor yang mempunyai laju aliran,
tetapi digunakan pada pemanasan atau pendinginan cairan dalam tangki dalam basis
batch. Penggunaan coil ini dapat digunakan dengan coil yang terbenam/tenggelam
dalam cairan, ataupun membelit reaktor pada bagian luar. Di dalam coil terdapat
aliran air/uap untuk menstabilkan suhu, dimana pertukaran kalor terjadi antara cairan
dan pipa secara konduksi
 External Heat Enchanger
Cairan dari dalam bioreaktor dipompa menuju suatu alat penukar kalor yang berada di
luar. Alat penukar kalor ini akan menstabilkan kelebihan ataupun kekurangan
temperatur dan mengalirkannya kembali ke dalam bioreaktor.

III. Referensi
Kadic, E, Heindel, T.J (2014), An Introduction to Bioreactor Hydrodynamics and Gas-
Liquid Mass Transfer. John Wiley & Sons, Inc., Hoboken, New Jersey
Bott, T.R. (2011) Tank Coils. Thermopedia. http://www.thermopedia.com/content/1176/ ,
diakses 28 April 2019, 21.37
Clarke, K.G. (2013) Bioprocess engineering An introductory engineering and life science
approach. Woodhead Publishing
Setty, D (2017) Bioreactors . https://www.slideshare.net/deyasetty/bioreactors-71781761
Doran, Pauline M. 1995. Bioprocess Engineering Principles. Sydney: Elsevier Science
and Technology Books

Anda mungkin juga menyukai