75%(4)75% menganggap dokumen ini bermanfaat (4 suara)
12K tayangan15 halaman
Pancasila sangat diperlukan sebagai sistem etika untuk memberikan pedoman bagi masyarakat Indonesia agar tindakannya sesuai dengan moral. Pancasila menentukan etika kehidupan bermasyarakat dan bernegara serta mengevaluasi pelaksanaan nilai-nilai etika. Pancasila dapat mengatasi tantangan sebagai sistem etika jika etika diterapkan pada setiap butirannya.
Deskripsi Asli:
Pancasila is the most important standard of our country
Pancasila sangat diperlukan sebagai sistem etika untuk memberikan pedoman bagi masyarakat Indonesia agar tindakannya sesuai dengan moral. Pancasila menentukan etika kehidupan bermasyarakat dan bernegara serta mengevaluasi pelaksanaan nilai-nilai etika. Pancasila dapat mengatasi tantangan sebagai sistem etika jika etika diterapkan pada setiap butirannya.
Pancasila sangat diperlukan sebagai sistem etika untuk memberikan pedoman bagi masyarakat Indonesia agar tindakannya sesuai dengan moral. Pancasila menentukan etika kehidupan bermasyarakat dan bernegara serta mengevaluasi pelaksanaan nilai-nilai etika. Pancasila dapat mengatasi tantangan sebagai sistem etika jika etika diterapkan pada setiap butirannya.
SILITONGA – FELIX LEMUEL – MICHELLE CANTIKA – FERDY RATTU Latar Belakang • Istilah “etika” berasal dari bahasa Yunani, “Ethos” yang artinya tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, watak, perasaan, sikap, dan cara berpikir. Secara etimologis, etika berarti ilmu tentang segala sesuatu yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Dalam arti ini, etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, tata cara hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun masyarakat. Kebiasaan hidup yang baik ini dianut dan diwariskan dari satu generasi ke generasi yang lain. Dalam artian ini, etika sama maknanya dengan moral.Etika adalah hal yang sangat diperlukan dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara, karena dengan memiliki etika maka kita mampu menjalankan kehidupan bernegara dengan lancar. Pancasila sebagai sistem etika merupakan jalan hidup bangsa Indonesia dan juga merupakan struktur pemikiran yang disusun untuk memberikan tuntunan atau panduan kepada setiap warga negara Indonesia dalam bersikap dan bertingkah laku. Aliran-Aliran Etika • Etika Keutamaan (Etika Kebajikan) Adalah teori yang mempelajari keutamaan (virtue), artinya mempelajari tentang perbuatan manusia itu baik atau buruk. Etika kebajikan ini mengarahkan perhatiannya kepada keberadaan manusi, lebih menekankan pada “Saya harus menjadi orang yang bagaimana ?”. Beberapa watak yang terkandung dalam nilai keutamaan adalah baik hati, ksatria, belas kasih, terus terang, bersahabat, murah hati, bernalar, percaya diri, penguasaan diri, sadar, suka bekerja bersama, berani, santun, jujur, terampil, adil, setia, bersahaja, disiplin, mandiri, bijaksana, peduli, dan toleran. • Etika Teleologis Adalah teori yang menyatakan bahwa hasil dari tindakan moral menentukan nilai tindakan atau kebenaran tindakan dan dilawankan dengan kewajiban. Seseorang yang mungkin berniat sangat baik atau mengikuti asas – asas moral yang tertinggi, akan tetapi hasil tindakan moral itu berbahaya atau jelek, maka tindakan tersebut dinilai secara moral sebagai tindakan yang tidak etis. Etika teleologis ini menganggap nilai moral dari suatu tindakan dinilai berdasarkan pada efektivitas tindakan tersebut dalam mencapai tujuannya. Etika teleologis ini juga menganggap bahwa di dalamnya kebenaran dan kesalahan suatu tindakan dinilai berdasarkan tujuan akhir yang diinginkan. Aliran-aliran etika teleologis, meliputi eudaemosisme, hedonism, utilitarianisme. • Etika Deontologis Adalah teori etis yang bersangkutan dengan kewajiban moral sebagai hal yang benar dan bukannya membicarakan tujuan atau akibat. Etika Pancasila • Etika Pancasila adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila Pancasila untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Oleh karena itu, dalam etika Pancasila terkandung nilai – nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Kelima nilai tersebut membentuk perilau manusia Indonesia dalam semua aspek kehidupannya. Sila ketuhanan mengandung dimensi moral berupa nilai spiritualitas yang mendekatkan diri manusia kepada Sang Pencipta, ketaatan kepada nilai agama yang dianutnya. Etika Pancasila • Pentingnya Pancasila sebagai sistem etika terkait dengan problem yang dihadapi bangsa Indonesia sebagai berikut : 1. Banyaknya kasus korupsi yang melanda Negara Indonesia sehingga dapat melemahkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. 2. Masih terjadinya aksi terorisme yang mengatasnamakan agama sehingga dapat merusak semangat toleransi dalam kehidupan antar umat beragama, dan meluluhkantahkan semangat persatuan atau mengancam disintegrasi bangsa. 3. Masih terjadinya pelanggaran HAM dalam kehidupan bernegara. 4. Kesenjangan antara kelompok masyarakat kaya dan miskin masih menandai kehidupan masyarakat Indonesia. 5. Ketidakadilan hukum yang masih mewarnai proses peradilan di Indonesia. 6. Banyaknya orang kaya yang tidak bersedia membayar pajak dengan benar. DINAMIKA & TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA • Sejak terjadinya krisis multidimensi, muncul ancaman yang serius terhadap persatuan dan kesatuan bangsa dan terjadinya kemunduran dalam pelaksanaan etika politik, yang melatarbelakangi munculnya TAP MPR No. VI Tahun 2001 tentang etika kehidupan berbangsa. Krisis multi dimensi mengakibatkan terjadinya konflik sosial yang berkepanjangan , demonstrasi di mana- mana, munculnya keinginan rakyat untuk integrasi bangsa, dan lain-lain. Hal ini akibat dari menurunnya sikap sopan santun dan budi luhur dalam pergaulan sosial, menurunnya tingkat kejujuran dan amanah dalam kehidupan berbangsa, pengabaian terhadap ketentuan hukum dan peraturan yang disebabkan oleh faktor-faktor dari dalam maupun luar negeri. DINAMIKA & TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA • Faktor-faktor dari dalam negeri antara lain : 1. Melemahnya penghayatan dan pengamalan ajaran agama di kalangan aparatur, serta munculnya pemahaman ajaran agama yang sempit dan keliru. 2. Sistem sentralisasi pemerintah di masa lalu yang megakibatkan terjadinya penumpukan kekuasaan di pusat dan pengabaian kepentingan daerah. 3. Tidak berkembangnya pemahaman dan penghargaan atas kebhinekaan dan kemakmuran dalam kehidupan berbangsa. 4. Terjadinya ketidak-adilan ekonomi dalam lingkup yang luas dan dalam kurun waktu yang panjang, sehingga melewati ambang batas kesabaran masyarakat. 5. Kurangnya keteladanan dalam sikap dan perilaku sebagai pemimpin bangsa. 6. Tidak berjalannya penegakan hukum secara optimal, dan lemahnya kontrol sosial dalam mengendalikan perilaku yang menyimpang dari etika. 7. Terjadinya pembatasan kemampuan budaya lokal, daerah dan nasional dalam merespons pengaruh negatif dari budaya luar. 8. Meningkatnya prostitusi, pornografi, perjudian, serta pemakaian, peredaran dan penyelundupan narkotika. DINAMIKA & TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA • Sementara faktor-faktor dari luar negeri meliputi : 1. Pengaruh globalisasi kehidupan. 2. Makin kuatnya intensitas intervensi kekuatan global dalam perumusan kebijakan nasional. DINAMIKA & TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA • Pokok-pokok etika kehidupan berbangsa mengacu kepada norma-norma agama dan cita-cita kesatuan dan persatuan bangsa, kemandirian, keunggulan dan kejayaan bangsa. Perhatian terhadap nilai-nilai tersebut oleh setiap aparatur sangat erat kaitannya dengan latar belakang agama, sejarah, budaya dan perkembangan kondisi sosial dan lingkungan hidup seseorang. Trend dalam pengembangan etika pemerintahan tampaknya dipicu oleh permasalahan yang relatif sama yaitu korupsi. Dalam hal ini di negara mana pun tidak ada yang menghalalkan korupsi, termasuk menerima suap. DINAMIKA & TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA • Banyak kasus di berbagai negara maju di Asia, Eropa dan Amerika, di mana salah seorang Pejabat Tinggi Negara harus mengundurkan diri dari jabatan, karena terbukti melakukan korupsi atau menerima suap. Selain itu, Kode Etik lain yang juga sama antara lain : larangan membocorkan rahasia negara, mendahulukan kepentingan pribadi daripada kepentingan negara dan masyarakat, dan kewajiban untuk mematuhi dan melaksanakan ketentuan hukum dan peraturan perundang- undangan, serta ketentuan lain yang berlaku. DINAMIKA & TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA • Dapat disimpulkan bahwa keberhasilan pemerintahan banyak dipengaruhi oleh sikap dan perilaku pemerintah dan elit politik itu sendiri. Jika pelaksana pemerintahan memiliki pola tingkah laku yang baik, jujur, amanah dan dapat dipercaya, maka sudah barang tentu hasil dari pekerjaannya itu dapat diwujudkan dengan baik, karena tidak ada kecurangan. Apa yang dikerjakan sesuai dengan amanah rakyat dan dapat dipertanggungjawabkan. KESIMPULAN • Perlunya Pancasila sebagai sistem etika dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bertujuan untuk : a. Memberikan landasan etik moral bagi seluruh komponen bangsa dan menjalankan kehidupan kebangsaan dalam berbagai aspek. b. Menentukan pokok-pokok etika kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. c. Menjadi kerangka acuan dalam mengevaluasi pelaksaan nilai-nilai etika dan moral dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. KESIMPULAN • Pancasila sangat diperlukan sebagai sistem etika untuk memberikan pedoman dan arahan agar setiap tindakan yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia berpedoman pada sikap moral yang berlandaskan Pancasila. Setiap tindakan yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia sebagai cerminan dari pelaksaan Pancasila sebagai sistem etika dapat diamalkan dengan melaksanakan setiap pengamalan di setiap butir Pancasila. Dalam melaksanakan kehidupan, tentunya kita akan mengalami banyak tantangan, begitu pula tantangan Pancasila sebagai sistem etika. Tantangan dibuat untuk dimenangkan, begitu pula dengan tantangan Pancasila sebagai sistem etika. Jika kita sudah menerapkan etika di setiap butir Pancasila, maka tantangan Pancasila sebagai sistem etika dapat terselesaikan.