Anda di halaman 1dari 111

Oleh :

SEKSI PKR (PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN)


BIDANG PELAYANAN KESEHATAN
DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam
perbuatan dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksaan-Nya. –
(Q.S Al-Maidah: 2)
1. PENDAHULUAN
2. KEBIJAKAN SPGDT

3. TAHAPAN PEMBENTUKAN PSC KAB/KOTA


OUTLINE
4. PENATAAN SPGDT DI JAWA TIMUR

5. PERAN TIM DINKES PROVINSI JAWA TIMUR


6. PENUTUP
PENDAHULUAN
Dasar Hukum
UU No.36/2009 Tentang Kesehatan

UU No. 44/2009 Tentang RS

Instruksi Presiden RI Nomor 4 Tahun 2013 tentang Program


Dekade Aksi Keselamatan Jalan

Permenkes no. 19 tahun 2016 tentang Sistem Penanggulangan


Gawat Darurat Terpadu

Permenkes No. 47 Tahun 2018 tentang Pelayanan Kegawat


Daruratan

Pasal 63 Perpres No. 82 Tahun 2018

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 882/Menkes/SK/X/2009


tentang Pedoman Penanganan Evakuasi Medik
INPRES NO. 4 TH 2013
“PROGRAM DEKADE AKSI KESELAMATAN JALAN”

 Pilar V (Penanganan Pra dan Pasca Kecelakaan)


 Koordinator : Menteri Kesehatan
 Bertanggung jawab meningkatkan:
 Penanganan pra kecelakaan meliputi promosi dan peningkatan kesehatan pengemudi
pd keadaan/situasi khusus
 Penanganan pasca kecelakaan dg Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
(SPGDT)
PSC Kab/Kota

AKSI KELUARAN
Pembentukan SPGDT 1. Tersediannya 1 pusat layanan informasi cepat
di setiap Kab/Kota (Hotline Service Center)
2. Tersedianya tenaga terlatih dlm
penanggulangan penderita gawat darurat
119
Bebas Pulsa

3. Tersedianya PSC
ANALISIS
TRANSISI
EPIDEMIOLOGI MASALAH
Kenapa Emergensi Perlu
Mendapat Perhatian?

WHO 2015: BEBAN PENYAKIT


DI INDONESIA 38.279 BUTUH TERTINGGI 
MENINGGAL KRN KLL LAYANAN CEREBROVASKULA Masyarakat
EMERGENSI R, KLL, PENYAKIT butuh
105 ORANG/HARI, JANTUNG
4 ORANG/JAM
peningkatan LAYANAN 119
layanan
Prahospital

HANYA 30%
KEMATIAN
TERJADI DI RS
KESULITAN MASYARAKAT MEMPEROLEH
LAYANAN EMERGENSI

Tidak tahu nomor telepon yang harus dihubungi


Susahnya mendapatkan layanan ambulans
Sering terkatung – katung karena kesulitan mendapatkan ruang
perawatan khususnya perawatan intensif
Masyarakat terbebani dengan biaya layanan prahospital
KEBIJAKAN
SPGDT-PSC
DEFINISI DAN
TUJUAN
DEFINISI:
SPGDT adalah suatu mekanisme pelayanan korban/pasien Gawat
Darurat yang terintegrasi dan berbasis call center dengan
menggunakan kode akses telekomunikasi 119 dengan
melibatkan masyarakat
Pasal 2
Tujuan SPGDT :
a. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kegawatdaruratan
b. Mempercepat waktu penanganan (respon time) korban/Pasien
Gawat Darurat dan menurunkan angka kematian serta
kecacatan
Sistem
Pengertian Penanggulangan
SPGDT-S (sehari-hari) : adalah rangkaian Gawat Darurat
upaya pelayanan gawat darurat yg saling terkait yg
dilaksanakan ditingkat pra-RS, di-RS dan antar RS Terpadu (SPGDT)
yg terjalin dlm suatu sistem

SPGDT-B (dlm keadaan bencana) : adalah


kerjasama multi sektor, multi profesi, multi disiplin
yg terpadu dlm bentuk pelayanan gawat darurat
pra-RS, di-RS & antar RS sebagai
peningkatan/eskalasi dari kegiatan pelayanan
sehari-hari(melakukan upaya utk menyelamatkan
korban sebanyak2 nya)
Sistem • NCC 119
Komunikasi • PSC 119
PENYELENGGARAAN
Gawat Darurat
SPGDT

Sistem
Penanganan • Pra Fasyankes
Korban/pasien • Intra Fasyankes
gawat darurat • Antar Fasyankes

Sistem
Transportasi
Gawat • Diselenggarakan
Darurat oleh PSC/Fasyankes
• Ambulan Gawat
Darurat
SISTEM
KOMUNIKASI GAWAT

NCC DARURAT

119 • NATIONAL COMMAND CENTER


• pusat panggilan kegawatdaruratan bidang kesehatan dengan
nomor kode akses 119 yang digunakan di seluruh wilayah
Indonesia, yang berada di Kementerian Kesehatan

PSC • PUBLIC SAFETY CENTER


• pusat pelayanan yang menjamin kebutuhan masyarakat
119 dalam hal-hal yang berhubungan dengan kegawatdaruratan
yang berada di kabupaten/kota yang merupakan ujung
tombak pelayanan untuk mendapatkan respon cepat
INPRES NO.4 TAHUN 2013
Satu Hotline service
Center K
P A
U B
S 119 &
K
A O
T T
A

NCC PSC
National Coomand Center Public Safety Center
PERBEDAAN
NCC 119 DAN
NCC
PSC 119119

NCC 1. BERADA DI PUSAT


2. FILTERING & DISPATCHING KE PSC
3. PROTOTYPE GENERIK

119 (CALLTRACKER, INFO RS, INFO TT,


HALO KEMKES, AMBULANCE)
4. APBN

PSC 1. BERADA DI SEMUA KAB/KOTA


2. MENERIMA DISPATCHING DARI NCC &
KOMUNIKASI DGN JEJARING)
3. PROTOPYPE GENERIK + FITUR

119 TAMBAHAN YG DIKEMBANGKAN


DAERAH (SESUAI KEBUTUHAN)
4. APBD (DAU, DAK)
ALUR PELAYANAN
NCC
(National Command Center)
119
BEBAS
DALAM SPGDT
PULSA

1. Call Tracker
2. Algoritma
PSC 3. Informasi faskes
(Public Safety Center)
4. Informasi TT
PSC akan berikan layanan: 5. Halo Kemkes
1. Panduan tindakan awal melalui 6. Informasi Ambulans
algoritma gadar 7. Aplikasi reporting dan
2. Mengirim bantuan petugas dan dashboard monitoring
ambulan
3. Mengirim pasien ke faskes terdekat

Ambulans • Waktu operasional


PSC/RS/Pusk
layanan 24 jam,
Kebaruan Program 119

Mendekatkan akses layanan emergensi pada masyarakat  24 JAM

Layanan emergensi bersifat AKTIF

Nomor tunggal 119, terpadu secara nasional, mudah di akses dan bebas
pulsa (GRATIS)

Pendekatan Public Safety Center (PSC) 119, tidak hanya layanan call center

Pola pembiayaan oleh pemerintah dan/atau CSR


KOLABORASI NASIONAL ANTARA NCC 119 DENGAN PSC 119
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA DAN LINTAS SEKTOR TERKAIT
UJUNGTOMBAK PUBLIC SAFETY
SAFE COMMUNITY CENTER (PSC)
 Ujung tombak safe community
 Sarana publik, perpaduan :
• Ambulans gawat darurat
• Keamanan  polisi
• Safety  Pemadam
kebakaran
 Penanganan pertama pra-RS
PUBLIC SAFETY
CENTER “Time saving is life and limb saving”
TUGAS dan Fungsi
Tugas : PSC
1. Menerima terusan (dispatch) penggilan kegawatdaruratan dari Pusat
Komando Nasional (NCC)
2. Melaksanakan pelayanan kegawatdaruratan dengan menggunakan algoritme
kegawatdaruratan
3. Memberikan layanan ambulans
4. Memberikan informasi tentang Fasyankes
5. Memberikan informasi tentang ketersediaan tempat tidur di rumah sakit

Fungsi :
1. Pemberi pelayanan korban /pasien gawat darurat dan/atau
pelapor melalui proses triase (pemilahan kondisi korban/Pasien
Gawat Darurat)
2. Pemandu pertolongan pertama (Firs aid)
3. Pengevakuasi korban/pasien gawat darurat; dan
4. Pengkoordinasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan
LOKASI DAN
KETENAGAN PSC

• Dinas Kesehatan kab/Kota


LOKASI • Rumah Sakit
• Lokasi lain yang ditetapkan oleh
Pemda Kab/Kota

• Koordinator
• Tenaga Kesehatan
• Operator Call Center
• Tenaga lain
a. PELAYANAN PRA RUMAH SAKIT
1. NCC (National Command Centre)
2. PSC (Public Safety Centre)

b. PELAYANAN di RUMAH SAKIT SISTEM PENANGANAN


1. Manajemen darurat sehari-hari KORBAN/PASIEN
2. Hospital Disaster Plan
GAWAT DARURAT

c. PELAYANAN ANTAR RUMAH SAKIT


1. Sistem Rujukan
2. Organisasi dan Komunikasi
FORUM KOMUNIKASI
ANTAR RS
FIRST RESPONDER

PRE HOSPITAL
INTERNAL DISASTER PLAN

UNSUR TERPADU
DALAM SPGDT AMBULANCE
HOSPITAL
SERVICE

STANDARISASI
EXTERNAL DISASTER PLAN
KETERPADUAN SPGDT
MENURUT PASAL 19 PERMENKES NO. 19/2016

A. PENANGANAN PRA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN/RS


–Peran masyarakat (on scene care)
–Edukasi kegawatdaruratan
–Hotline number (119)/Radiomedik
–Ambulans
B. PENANGANAN INTRA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN/RS
–Ketersediaan Call center Gawat Darurat (119 / Radiomedik)
–Kualitas pelayanan: IGD, HCU, ICU, ICCU ANTAR RS

C. PENANGANAN ANTAR FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN/RS


–Sistem rujukan
–Sistem komunikasi
–Sistem transportasi

43
Penanganan Prafasilitas Pelayanan Kesehatan

(1)Penanganan prafasilitas pelayanan kesehatan merupakan


tindakan pertolongan terhadap Korban/Pasien Gawat
Darurat yang cepat dan tepat di tempat kejadian sebelum
mendapatkan tindakan di fasilitas pelayanan kesehatan.

(2)Tindakan pertolongan terhadap Korban/Pasien Gawat


Darurat harus memperhatikan kecepatan penanganan
Korban/Pasien Gawat Darurat.

(3)Pemberian pertolongan terhadap Korban/Pasien Gawat


Darurat oleh masyarakat hanya dapat diberikan dengan
panduan operator call center PSC sebelum tenaga kesehatan
tiba di tempat kejadian
Penanganan Intrafasilitas Pelayanan Kesehatan

o Penanganan intrafasilitas pelayanan kesehatan


merupakan pelayanan gawat darurat yang
diberikan kepada pasien di dalam fasilitas
pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan
gawat darurat

o Penanganan intrafasilitas pelayanan kesehatan


dilakukan melalui suatu sistem dengan pendekatan
multidisiplin melalui multi profesi
Penanganan Antar Fasilitas
Pelayanan Kesehatan

Penanganan antar fasilitas


pelayanan kesehatan merupakan
tindakan rujukan terhadap
Korban/Pasien Gawat Darurat
antar fasilitas pelayanan
kesehatan
PASAL 23 PERMENKES NO.19/2016
1)Setiap fasilitas pelayanan kesehatan berkewajiban turut serta
dalam penyelenggaraan SPGDT sesuai kemampuan.
2)Fasilitas pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) terdiri dari rumah sakit, puskesmas dan klinik.

PASAL 24 PERMENKES NO. 19/2016


Dalam hal keadaan bencana, penyelenggaraan
SPGDT dilaksanakan berkoordinasi dengan badan
yang membidangi bencana sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
SISTEM
TRANSPORTASI
GAWAT
DARURAT
THE HEARS
(MOBIL JENAZAH)

31
TUGAS DAN
TANGGUNG JAWAB

Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah


Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota memiliki tugas dan
tanggung jawab terhadap
penyelenggaraan SPGDT

BAB III PASAL 26,27 PERMENKES


No. 19 tahun 2016
PEMERINTAH DAERAH PASAL 27 ayat 2 Permenkes
PROVINSI no. 19 Tahun 2016

Dalam penyelenggaraan SPGDT Pemerintah Daerah


Provinsi bertugas dan bertanggungjawab:
a. Mengoordinasikan dan melaksanakan kebijakan, kegiatan SPGDT
antar kabupaten/kota di wilayahnya;
b. Melakukan koordinasi dengan pemangku kepentingan lainnya;
c. Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan pembentukan dan peningkatan
kapasitas serta kemampuan penyelenggaraan SPGDT di wilayahnya;
d. Menghimpun data penyelenggaraan SPGDT tingkat provinsi; dan
e. Melakukan evaluasi terhadap SPGDT di wilayahnya.
PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN/KOTA
Dalam penyelenggaraan SPGDT PASAL 27 ayat 3 Permenkes
PemerintahDaerah Kabupaten/Kota no. 19 Tahun 2016
bertugas dan bertanggungjawab:

a. Melaksanakan Kegiatan SPGDT di wilayahnya;


b. Membentuk PSC;
c. Melakukan kerjasama dengan kabupaten/kota lain di dalam dan di luar
provinsi;
d. Memfasilitasi kerjasama antar fasilitas pelayanan kesehatan dalam
penyelenggaraan SPGDT;
e. Menguatkan kapasitas kelembagaan, peningkatan sumber daya manusia
dan pendanaan untuk penyelenggaraan SPGDT;
f. Melaksanakan kegiatan pembentukan dan peningkatan kapasitas serta
kemampuan SPGDT; dan
g. Melakukan pendekatan penyelenggaraan SPGDT tingkat kabupaten/kota
TEKNIS PEMBENTUKAN
PSC (PUBLIC SAFETY
CENTER)
DI KABUPATEN/KOTA
TAHAPAN PEMBENTUKAN PSC
1. • ANALISIS STUASI

2 • PAYUNG HUKUM DAN REGULASI

3 • SIAPKAN LOKASI

4 • SIAPKAN SDM

5 • SIAPKAN SARPRAS UNTUK CALL CENTER

6 • SUSUN SOP

7 • SIAPKAN JEJARING

8 • SIAPKAN SARANA TELEKOMUNIKASI & INFORMASI


ANALISIS SITUASI

1. VISI DAN MISI KEPALA DAERAH


(KESEHATAN???)
2. POTENSI DAERAH (WISATA, SANTRI DLL)
3. POTENSI KEJADIAN BENCANA
4. ANGKA KECELAKAAN LALU LINTAS
5. POTENSI KASUS HOME EMERGENCY
(KEMATIAN IBU/BAYI; JANTUNG, STROKE
DLL)
6. SUMBER DAYA YANG TELAH TERSEDIA
(CSR, Ambulan Desa, Ormas dll)
PSC119 Analisa masalah pra pembentukan
1 tim petugas Contoh PSC
kesehatan di markas BANTUL
PSC
tidak akan mampu
mengcover seluruh
Bantul
(506,86 km²,
911.503 jiwa)
Pelayanan PSC belum
terintegrasi dengan PSC 119 Bantul
jaminan pembiayaan belum disupport
Sulit memperoleh sistem aplikasi
dukungan dari Fasyankes untuk mendukung
ikut melaksanakan efektivitas kerja

SIGAP
pelayanan pra hospital dan akuntabilitas
1
PENGATURAN TENTANG : BUAT PAYUNG
1. KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI (Struktur HUKUM/REGULASI
Organisasi)
2. SASARAN
3. JENIS LAYANAN
4. PELAKSANAAN
5. PROSEDUR
6. PEMBIAYAAN
7. PENGENDALIAN DAN PELAPORAN
8. Dll (sesuai kebutuhan Kab/Kota maisng-
masing)

BENTUK REGULASI : PERBUB / PERWALI


CONTOH 99 Tahun 2018
2
LOKASI PSC: SIAPKAN LOKASI
1. DINAS KESEHATAN
2. RUMAH SAKIT
3. PUSKESMAS
4. TEMPAT LAIN YANG DITETAPKAN OLEH
KEPALA DAERAH

PILIH LOKASI YANG STRATEGIS DAN REPRESENTATIF


PSC TULUNGAGUNG
PSC TRENGGALEK
PSC
TRENGGALEK
PSC BANYUWANGI
PSC PONOROGO
PSC KOTA MALANG
PSC SIDOARJO
CALL CENTER KOTA SURABAYA
PSC PACITAN PSC KAB MALANG
3
JENIS TENAGA : SIAPKAN SDM
 PNS, PTT, OUTSOURCING ATAU LAINNYA
YANG DITETAPKAN OLEH KEPALA DAERAH
 TENAGA KESEHATAN DAN TENAGA
LAINNYA YANG TERSEDIA
 JUMLAH MENYESUAIKAN KEBUTUHAN

PENYEDIAAN TENAGA SESUAI DENGAN KEBUTUHAN DAN KEMAMPUAN DAERAH


CONTOH PENGUMUMAN
PENERIMAAN TENAGA
PENETAPAN REGULASI
SERAGAM
VARIASI SERAGAM PSC SEBELUM ADA STANDAR
4
SIAPKAN SARANA
DAN PRASARANA

SESUAIKAN KEMAMPUAN DAERAH


SETIAP KABUPATEN/KOTA MEMILIKI STRATEGI TERSENDIRI DALAM MELAKSANAKAN
KEBIJAKAN SPGDT-PSC 119
PSC BANYUWANGI

PSC TULUNGAGUNG
5
SIAPKAN PROSDUR SEBAGAI
PANDUAN DALAM BEKERJA TIM PSC
SIAPKAN
ANTARA LAIN : PROSEDUR (SOP)
1. ALUR PELAYANAN
2. SOP MENERIMA TELEPHON
3. SOP PEMAKAIAN AMBULANS
4. SOP TUGAS JAGA
5. dll

SOP DIBUAT SECARA DETAIL DAN DIDOKUMENTASIKAN DALAM BENTUK JUKNIS PSC
Alur pelayanan dalam SIGAP –PSC 119Bantul
Call Center Tim Markas
PSC 119 PSC 119
BERES

 119
 281119
 Frek 168.600 RUMAH SAKIT
Type A TKP
RUMAHSAKIT
Type B

RUMAH SAKIT
Type C/D Penilaian
kondisi korban
PUSKESMAS
6
1. PSC berfungsi sebagai pusat
koordinasi layanan emergency di kab
SIAPKAN
atau kota JEJARING PSC 119
2. JEJARING PSC :
a. FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama)
b. FKRTL (Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut)
c. AMBULANS & MANAJEMENNYA
d. OPD LAIN (BPBD, DINSOS, BIRO HUKUM, BKD
KEPOLISIAN DLL)
e. BANK, JASA RAHARJA, BPJS
f. ORMAS
g. PMI, dan lainnya

JALIN KOMUNIKASI YANG HARMONIS DENGAN LINTAS SEKTOR


MEMPERSIAPKAN DAN MEMPERKUATJEJARING PSC-SPGDT

FKTP :
PUSKEMAS, FKTL : RS
KLINIK NEGERI,
KOMINFO
SWASTA,
REGIONAL

JASA RAHARJA PMI

PSC 1.KERJASAMA
BPJS
119 LAYANAN
AMBULAN 2.KOMUNIKASI

BADAN
DAMKAR
BENCANA

POLRI TNI
CSR

CONTOH  Kepolisian
 BPBD/ SAR
Pemberdayaan AGEN
Masyarakat
119 Kementrian Kesehatan:
1. Bimbingan/Regulasi
2. SupportDAK

 Ka. UPT Jamkesda  PMI Cab. Bantul


 Jasa Raharja  Ambulans Masyarakat (Mu, Nu,
Baznas, Rumah Zakat, BAZNAS)
 LSM lain (Indonesia Escourt
Lintas Ambulans)
Program
Dinkes
 Bagian Hukum Pemda Bantul
 Kominfo Bantul : fasilitasi Host, domain
7
SIAPKAN ALAT
TELEKOMUNIKASI
DAN INFORMASI

SOP DIBUAT SECARA DETAIL DAN DIDOKUMENTASIKAN DALAM BENTUK JUKNIS PSC
1. Memetakan posisi
ambulans
2. Mengestimasi jarak
ambulans terhadap
TKP estimasi jumlah
BBM yang
dikeluarkan
3. Memfasilitasi e-
laporan pelayanan
4. Memfasilitasi e-surat
kegawatdaruratan 
langsung download
pdf lampiran berkas
klaim ke jamkesda
 pasien tdk perlu
mengurus kesana
kemari
8
SIAPKAN ANGGARAN
SPGDT-PSC 119 DAPAT DIBIAYAI
MINIMAL YANG
DARI BERBAGAI SUMBER ANTARA
DIBUTUHKAN
LAIN :
1.APBD KAB/KOTA
2.DANA ALOKASI KHUSUS
3.DANA BLUD
4.DLL

SUSUN RAB DAN DATA DUKUNG SECARA DETAIL SEHINGGA MUDAH SAAT AKAN MENGAJUKAN
ANGGARAN
Pusat Komando Nasional/NCC
• Hanya ada 1, ruang 501,
d/a. Kementerian Kesehatan
Gedung Dr. Adhyatma, Lantai 5 ruang 501
• Pembiayaan APBN
• Pusat masuknya seluruh panggilan emergency medik
ANGGARAN TH 2017 : CONTOH

Rp. 501.526.543
NO KEGIATAN Keterangan
1 HR.TENAGA PSC 8 ORG 8 0RANG
RP.144.000.000

2 BIAYA TELKOM 6 JEJARING ALASAN


DIKEMBANGKAN MENJADI 22 EFISIENSI ANGGARAN
PUSK. RP 435.600.000 DAMPAK TERHADAP PELAYANAN
KECIL.

3 PENGADAAN SERAGAM 1. PENGADAAN RADIOMEDIK


TENAGA PSC RP. 6.000.000 2. PENGADAAN PERSONAL
KOMPUTER
3. PENYUSUNAN PERBUB DAN SK
TIM PSC 119
7 4. RAKOR PROGRES PSC DG
LINSEK
ANGGARAN 2018 : CONTOH

Rp. 684.260.500
NO KEGIATAN JUMLAH
DANA

1 PELATIHAN BHD BAGI MASYARAKAT 14.485.000

2 PELATIHAN BHD BAGI PETUGAS SPGDT 14.465.000

3 SIMULASI PENANGANAN KESELAMATAN 44.177.000


KORBAN GAWAT DARURAT
4 RAPAT EVALUASI PSC 119 BAGI JEJARING 8.250.000

5 RAKOR DAN EVAL PSC 119 BG LINSEK 15.637.500


PENATAAN
SPGDT DI JAWA
TIMUR
Blitar

Tngalek T agung

RS dr SOEDONO RS HAJI RS SIDOARJO RS SOEBANDI

RS dr ISKAK RS IBNU SINA RS JOMBANG RS SAIFUL ANWAR


PENATAAN SPGDT
DI JAWA TIMUR

1. Jawa Timur telah melakukan studi banding ke DKI Jakarta untuk melihat
pengelolaan SPGDT dengan menggunakan pesawat Telpon dengan call center
119. Permasalahan : biaya relatif tinggi, medan di Jatim pegunungan, panggilan
palsu lebih dari 40%, bila terjadi bencana tidak berfungsi
2. Melakukan uji coba sistem komunikasi kegawatdaruratan dengan menggunakan
alat komunikasi radiomedik (bekerjasama dg Polrestabes Surabaya)
3. MOU antara Gubernur Jatim dengan KAPOLDA Jatim untuk pemanfaatan frekuensi
pertahanan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk dipergunakan
sebagai frekuensi SPGDT yang bersifat tidak berbayar
RUJUKAN KASUS
KEGAWAT DARURATAN DAN KRISIS

DI JATIM

SPGDT menggunakan basic Radiomedik


dan pemanfaatan Frekuensi SPGDT
masih relevan dipergunakan
KETERLIBATAN
LINTAS SEKTOR :
POLISI, DAMKAR,
TNI, BPBD,BASARNAS
DLL
KETAHANAN DALAM
BEBAN BIAYA (COST)
KONDISI BENCANA

ANALISIS MASALAH
PENGGUNAAN
RADIOMEDIK DI JATIM
KONDISI GEOGRAFIS
SPGDT HABITUAL CHANGE
RADIOMEDIK

PSC SPGDT
berbasis berbasis
aplikasi radiomedik
PSC YANG SUDAH MULAI AKTIF
PERKEMBANGAN PSC SPGDT 1. Kab Tulung Agung
2. Kab Pacitan

JAWA TIMUR 3. Kab. Tuban


4. Kota Malang
5. Kab Sidoarjo
Kondisi Saat Ini di Jawa Timur 6. Kab Jember
7. Kab Trenggalek
Jumlah Kabupaten/Kota : 38 8. Kab Malang
9. Kab banyuwangi
Jumlah yg Memiliki PSC : 18 10. Kota Surabaya PSC PROV JATIM
11. Kab Gresik
Jumlah yg akan bergabung PSC : 15 12. Kab Blitar
13. Kab nganjuk
SPGDT RADIOMEDIK 14. Kab ponorogo
15. Kab mojokerto (berproses revitalisasi, bangunan sudah ada)
PESERTA SPGDT RADIOMEDIK 16. Kota Blitar
tahun jumlah 17. Kab Magetan
2017 67 peserta 18. Kab Jombang
2018 96 peserta
2019 179 peserta (maret)
2019 215 peserta (agustus)

RS Kelas A
RS Kelas C
Masyarakat Dokter /C

Life support chain


Kekuatan rantai ditentukan oleh mata rantai yang paling
lemah (masyarakat)

Pre Hospital Care in East Java Concept


Edaran Dirjen YANKES
terkait Pembentukan
PSC 119 di
kabupaten/Kota Se-
Indonesia
Edaran Kadinkesprov terkait
Pembentukan PSC
di Seluruh Jawa Timur
Perjanjian Kerjasama Nomor : 7720/102.4/2018-B/49/VII/HUK.8.1.1/2018/Bid.TI tentang Pemanfaatan
Sebagian Frekuensi Milik Kepolisian Daerah Jawa Timur Pada band UHF... untuk Sistem Penanggulangan
Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) Provinsi Jawa Timur periode 2018-2020
Langkah-langkah Bergabung Pemanfaatan Frekuensi Radiomedik
baik sebagai anggota baru atau ketika menambah alat komunikasi
sesuai dengan: Perjanjian Kerja Sama antara Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Timur dengan Polda Jatim

1. Mengajukan Surat Permohonan bergabung dengan frekuensi Radiomedik SPGDT Jawa Timur
dengan mengajukan call sign Kepada Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
2. Dinas Kesehatan Provinsi berkoordinasi dengan Polda Jatim dan pihak terkait untuk mendapatkan
persetujuan call sign
3. Pemohon menghubungi Koordinator SPGDT Provinsi untuk mendapatkan call sign dan panduan
singkat kode komunikasi.
4. Melaksanakan konsultasi, dan atau kursus, dan atau pelatihan singkat tekrkait cara berkomunikasi
yang baik dan benar kepada Koordinator SPGDT Provinsi.
5. Operator mengizinkan Pemohon untuk dapat memulai mengudara jika langkah 1 sampai dengan 4
sudah terlaksana
6. Mengikuti apel pagi SPGDT di udara setiap Pukul 08.00 dipimpin oleh PUSKODALMED RSU dr.
Soetomo
Setting alat komunikasi dapat dilaksanakan oleh Pihak yang bekerjasama dengan Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur atau Tim SPGDT Dinkes Provinsi Jatim bersama teknisi Polda
Koordinasi dari
Pusat Pengendali Pertolongan Medik
LAYANAN GADAR TERPADU 119 RSSA
JANGKAUAN 7 REPEATER DI JAWA TIMUR 2017 (memakai rig, DM 338/3688)

BESERTA SEBARAN PSC

Sampang
Repeater di Tuban Sumenep

Sarangan Kab. Lamongan


Bangkalan

Magetan Pamekasan

Bojonegoro Gresik
Surabaya

Ngawi
Sidoarjo Repeater di
Nganjuk
Madiun Mojo
Waterpalace
Jombang
kerto
Magetan

Pasuruan
Probolinggo Situbondo
Ponorogo Kediri
Bondowoso
Repeater di
Pacitan Treng Lumajang
Gunung Bromo,
T.Agung Malang
galek
Blitar Jember Penanjakan, Kab.
Banyuwangi
Probolinggo

Repeater di Puru
Kab. Trenggalek Repeater di Gunung Repeater di
Repeater
Wilis di
Kab. Kediri Gunung Gending,
Repeater di Gunung Gunung Wilis Kalibaru Kab.
Batok Kab. Pacitan Kab. Kediri Banyuwangi
JANGKAUAN 7 REPEATER DI JAWA TIMUR 2017 (memakai rig, DM 338/3688)

DAN LOKASI PESERTA RADIOMEDIK

Sampang
Repeater di Tuban Sumenep

Sarangan Kab. Lamongan


Bangkalan

Magetan Pamekasan

Bojonegoro Gresik
Surabaya

Ngawi
Sidoarjo Repeater di
Nganjuk
Madiun Mojo
Waterpalace
Jombang
kerto
Magetan

Pasuruan
Probolinggo Situbondo
Ponorogo Kediri
Bondowoso
Repeater di
Pacitan Treng Lumajang
Gunung Bromo,
T.Agung Malang
galek
Blitar Jember Penanjakan, Kab.
Banyuwangi
Probolinggo

Repeater di Puru
Kab. Trenggalek Repeater di Gunung Repeater di
Repeater
Wilis di
Kab. Kediri Gunung Kumitir,
Repeater di Gunung Gunung Wilis Kalibaru Kab.
Batok Kab. Pacitan Kab. Kediri Banyuwangi
PETA KAB KOTA DENGAN SPGDT AKTIF, SEBARAN PSC DAN JANGKAUAN
REPEATER SPGDT DI JAWA TIMUR TAHUN 2019
U

JAWA TENGAH SUMENEP


TUBAN

BANGKALAN
PAMEKASAN
SAMPANG
LAMONGAN

BOJONEGORO
GRESIK A

NGAWI
I SIDOARJO
JOMBANG
MADIUN NGANJUK
B
MOJOKERTO G
MAGETAN
PASURUAN
H
C KEDIRI
F SITUBONDO
PROBOLINGGO
PONOROGO BONDOWOSO
E

D BLITAR
TULUNGAGUNG MALANG
PACITAN LUMAJANG
TRENGGALEK JEMBER
BANYUWANGI

KETERANGAN
KAB/KOTA DENGAN
SPGDT AKTIF
PSC 119 REPEATER PROVINSI

KAB/KOTA DENGAN
SPGDT BELUM
TERINTEGRASI
REPEATER
KABUPATEN KOTA
Standar Prosedur
Operasional, Format
Pencatatan dan Pelaporan
• Bahwa RS harus memiliki SPO
terkait kegiatan pelayanan di IGD/RS
• SPO untuk penggunaan alat
radiomedik Sebagai Evaluasi
• SPO untuk rujukan dan menerima Program Radiomedik
dan Sistem Rujukan
rujukan Serta Evaluasi Kinerja
• Format Register Rujukan Pelayanan di IGD
• Format Pelaporan di IGD
• Ideal ada 1 Rig di IGD
• HT untuk Petugas dan di Ambulance
• Diharapkan Petugas yang dilatih Komunikasi
Radiomedik dapat sharing ke semua Petugas IGD
sehingga Radiomedik bisa on 24 jam
• Akan dibuat kesepakatan untuk absensi harian dari
Puskodalmed/RS Rujukan Regional dan ditetapkan
Call Sign dari masing-masing RS

Alat Komunikasi dan Petugas untuk


Operasional Radiomedik
SPESIFIKASI
RADIOMEDIK
CONTOH ALAT KOMUNIKASI
YANG DAPAT DIPERGUNAKAN
PERAN AKTIF SPGDT JAWA
TIMUR
REPEATER
SARANGAN
Lokasi Repeater sarangan bisa diakses dengan google map

Kali Jumok
Sarangan, Plaosan, Magetan Regency, East Java
https://goo.gl/maps/QgKkJJqRSPN2
MEMETAKAN FASYANKES MANFAAT :
1. MENGETAHUI
DAN BLANKSPOT KEKUATAN-
KELEMAHAN SPGDT
RADIOMEDIK
BERDASARKAN
JANGKAUAN AREA
2. PERENCANAAN
DIMASA YANG AKAN
DATANG
3. KERJASAMA
LINTAS SEKTOR
TERKAIT

KAB LUMAJANG

KAB BEBERAPA UPAYA PEMETAAN


SITUBONDO
KAB BANGKALAN YANG DILAKUKAN
DINAS KESEHATAN PROVINSI
PEMETAAN JANGKAUAN SINYAL LAMONGAN

Bisa diakses di
http://bit.ly/2M7i5fX
ANALISIS KONDISI JANGKAUAN SINYAL LAMONGAN

REPEATER DINKESPROV REPEATER KAB/KOTA


REPEATER
GUNUNG BATOK
REPEATER
GUNUNG GENDING
PENANDATANGANAN PKS 2018-2020
PENANGANAN
KORBAN BOM SURABAYA
RINTISAN SPGDT BOJONEGORO
KUNJUNGAN DINKESKAB POLRES TRENGGALEK
PASURUAN

PSC TULUNGAGUNG
Survei rs rujukan maritim dan pemetaan komunikasi di wilayah
PERAN AKTIF DALAM MUSIBAH BANJIR MADIUN

Audiensi ke sekda lumajang dukungan psc-spgdt


lumajang

KUNJUNGAN DINKES BANYUWANGI KE PROVINSI


TERKAIT SPGDT
STAND BY PETUGAS MEDIS DALAM JAWA TIMUR
MILENIAL SAFETY 2019

ABSENSI PAGI RADIOMEDIK

ERUPSI GUNUNG BROMO


KESIMPULAN
1. SPGDT di Jawa Timur dibangun dengan 3 Pilar yaitu Penguatan
EMT, Radiomedik, Pembentukan PSC
2. Bahwa telah dilakukan upaya untuk penguatan SPGDT di Provinsi
Jawa Timur – pemasangan repeater, koordinasi dengan lintas sektor
– pelatihan SDM
3. Diharapkan semua RS dapat memfasilitasi kegiatan SPGDT
(Penambahan jumlah SDM, pengadaan alat radiomedik,
penyusunan SPO dan Pencatatan pelaporan) sebagai upaya
peningkatan mutu pelayanan kegawatdaruratan
4. Dinkes Kab/Kota di wilayah Regional dapat mengadvokasi
pembentukan PSC Center di Kab/Kota dan memfasilitasi pengadaan
radiomedik untuk semua Puskesmas untuk komunikasi dengan RS
Rujukan Regional dan mendukung rujukan online BPJS
TERIMA KASIH

“Mungkin kamu tidak menyukai


sesuatu, padahal Allah menjadikan
padanya kebaikan yang banyak”
(an-Nisa:19)
KORESPONDENSI
BENNY A. S : HP/WA : 08123490442
E-mail : benny.dentist@gmail.com
IG : bennydentist

Anda mungkin juga menyukai