Anda di halaman 1dari 4

SKENARIO SIMULASI CODE BLUE PUSKESMAS PAMOLOKAN

Setting :
1. Lokasi kejadian : Area mushola Puskesmas Pamolokan
2. Petugas : Tim Code Blue + artis code blue
3. Korban : Keluarga pasien rawat inap

Skenario :
Tn. N (50 tahun) merupakan suami salah satu pasien rawat inap puskesmas pamolokan. Istri Tn.
N sedang dirawat inap hari ke-3 di Puskesmas Pamolokan. Tn. N merawat sendiri istri-nya
dikarenakan tidak memiliki anak dan kerabat saudara. Pada hari itu, waktu sudah menunjukkan
waktu sholat dhuhur, Tn. N memutuskan untuk segera mengambil wudhu dan menunaikan
ibadah sholat dhuhur. Selesai mengambil wudhu, tiba-tiba Tn. N mengeluhkan nyeri dada berat
sebelah kiri lalu akhirnya terjatuh dan pingsan. Para CS yang saat itu sedang menunggu sholat
dhuhur berjamaah lalu menolong Tn. N, menepuk-menepuk pundak dan menilai kesadaran Tn.
N. Karena Tn. N tidak merespon sama sekali dan tidak ditemukan nadi maupun napas, petugas
CS-1 lalu berlari meminta bantuan ke IGD untuk mengaktifkan code blue (dengan memberikan
informasi lokasi yang jelas), sembari petugas CS-2 melakukan resusitasi jantung paru (RJP).
Tidak selang lama, tim code blue datang dengan membawa emergency kit. Ketua tim code blue
segera mengambil alih serta memposisikan anggota tim di posisi masing-masing. Setelah
dilakukan pertolongan resusitasi jantung paru (RJP) 3 siklus, Tn. N dapat bernapas spontan,
airway paten dengan ditemukan nadi (+). Tn. N kemudian dibawa untuk perawatan yang lebih
intens.

Pemeran:
1. Dokter umum : sebagai leader dan bertanggung jawab menangani masalah “circulation”
2. Perawat 1 : bertanggung jawab menangani masalah “airway” dan “breathing”
3. Perawat 2 : bertanggung jawab membantu dokter menangani masalah “circulation”
4. Mas CS 1 : bertanggung jawab melakukan cek kesadaran dan kompresi dada sebelum tim
code blue datang
5. Mas CS 2 : bertanggung jawab memanggil tim code blue di UGD
6. 1 talent sebagai korban (keluarga pasien rawat inap)

--------------------------------------------------Alur/Plot-------------------------------------------------------
Opening video : Logo Puskesmas + Kab. Sumenep + tulisan “Simulasi Code Blue” (musik Mars
PKM Pamolokan jika ada, jika tidak ada musik lainnya)
Scene 1, setting depan tulisan PKM Pamolokan/depan ruang loket pendaftaran
Narator : ‘’Penyakit jantung dan pembuluh darah masih menjadi salah satu momok di bidang
kesehatan. Data dari Burden of Disease by Cause pada tahun 2019 mencatatat terdapat 393,11 jt
kasus jantung dan pembuluh darah. Henti jantung merupakan kondisi yang paling ditakutkan,
dan dapat menyerang siapa saja dan dimana saja. Pertolongan pertama yang baik dan benar pada
kasus henti jantung memiliki peran besar dalam menjaga angka survival kasus henti jantung.
Bukan hanya tenaga medis, akan tetapi orang awam juga perlu mengetahui langkah-langkah
pertolongan pertama pada kasus henti jantung’’
Scene 2, setting sekitar mushola PKM Pamolokan
Korban berjalan dari kamar mandi sehabis mengambil air wudhu, tiba-tiba korban mengeluh
nyeri dada kiri dan jatuh tidak sadarkan diri.
Korban : “aduh…..sakit…..” (sambil jalan lalu tersungkur didepan mushola)
Mas CS 2 : “mas..mas..ada orang jatuh” (sambil menoleh kebelakang dan menepuk pundak
Mas CS 1)
Mas CS 1 : “oh iya..ayo kita tolong”
Mas CS 1 dan Mas CS 2 lalu menghampiri korban yang tergeletak. Posisi Mas CS 1 langsung
mengambil sisi kanan korban.
Scene di video pause  beri caption
1. 3A (Amankan diri + Amankan lokasi + Amankan korban)
Scene di video lanjut
Mas CS 1 : “pak…pak…pak…” (sambil menepuk pundak korban)
Scene di video pause  beri caption
2. Cek respon/kesadaran korban
Scene di video lanjut
Mas CS 1 lalu meraba nadi carotis dan tidak ditemukan adanya nadi.
Scene di video pause  beri caption
3. Panggil bantuan, aktifkan code blue
Scene di video lanjut
Mas CS 1 : “mas tidak ditemukan denyut nadi…panggil tim code blue di UGD mas”
(menoleh ke Mas CS 2. Setelah itu melakukan kompresi dada)
Scene di video pause  tampilkan foto posisi kompresi dada dan beri caption
Lakukan kompresi dada dengan kecepatan 100-120 x/menit
Scene di video lanjut
Mas CS 2 : “siap mas…” (berlari menuju ke UGD)
Scene 3, setting UGD
Di UGD, dokter umum, perawat 1 dan perawat 2 sedang melakukan pekerjaan masing-masing.
Tiba-tiba datang Mas CS sambil berlari terengah-engah.
Mas CS 2 : “code blue…code blue…ada orang tidak sadarkan diri didepan mushola
Puskesmas” (sambil terengah-engah)
Scene di video pause  beri caption
Sampaikan informasi secara jelas untuk mengaktifkan code blue!
- Jika diluar ruangan rawat inap : sebutkan nama lokasi/ruangan
- Jika didalam ruangan rawat inap : sebutkan nama ruangan….nomer kamar/bed korban
Scene di video lanjut
Dokter : ‘’di depan mushola puskesmas?’’ (konfirmasi informasi)
Mas CS 2 : ‘’betul dokter…’’
Dokter : ‘’mas perawat mari kita bantu, bawa emergency kit kita’’
Dokter, Perawat 1, Perawat 2 dan Mas CS 2 menuju lokasi depan mushola.
Scene 4, setting depan mushola PKM Pamolokan.
Tim code blue datang dengan membawa emergency kit, korban ganti manekin/bantal yang
dipakaikan baju. Mas CS 1 masih melakukan kompresi dada, hingga tim code memberi aba-aba
mengambil alih.
Dokter : ‘’tim code blue, ambil posisi masing-masing’’ (dokter mengecek kembali nadi
carotis, Perawat 1 mempersiapkan Bag Valve Mask, Perawat 2 bersiap
menggantikan dokter setelah kompresi 5 siklus, Mas CS 1 bergeser posisi)
Dokter : ‘’nadi carotis negatif… lakukan resusitasi jantung paru… 30 kompresi dada
banding 2 ventilasi hembusan napas’’
Scene di video pause  tampilkan foto posisi kompresi dada dari depan dan samping, beri
caption
Prinsip kompresi dada:
1. Kedalaman 5-6 cm
2. Kecepatan 100-120 x/menit
3. Berikan kesempatakan dada mengembang penuh dengan sendirinya
4. Kompresi tidak boleh terputus (kecuali untuk memberi nafas buatan atau memindahkan
pasien, dan tidak boleh >10 detik)
5. Rasio  kompresi dada : nafas buatan = 30 : 2
Scene di video lanjut
Dokter melakukan kompresi dada sambil menghitung satu…dua…tiga…empat…lima…satu…
satu…dua…hingga hitungan lima…lima… (30)
Scene di video pause  berikan foto pemberian ventilasi (bantuan napas) dari atas dan
samping, beri caption
Prinsip ventilasi (nafas buatan) :
1. Volume cukup untuk membuat dada mengembang
2. Hindari memberikan bantuan nafas yang cepat dan berlebihan
3. Untuk menghindari pemberian bantuan nafas yang berlebihan, dapat menghitung
‘’tekan..lepas..lepas..’’
Scene di video lanjut
Perawat 1 melakukan pemberian ventilasi 2x.
Scene di video pause  beri caption
Setelah melakukan kompresi dada 5 siklus (kompresi dada : ventilasi = 30 : 2 sebanyak 5x),
lakukan cek nadi ulang. Jika nadi negatif, lanjutkan kompresi dada
Scene di video lanjut
Dokter melakukan cek nadi ulang, meraba nadi carotis.
Dokter : ‘’nadi negatif…tukar posisi, lanjutkan kompresi..’’ (Dokter bertukar posisi
dengan Perawat 2)
Perawat 2 lalu mengambil posisi kompresi dada dan menghitung
satu..dua..tiga..empat..lima..satu..satu.. hingga lima..lima..(30).
Scene di video pause  beri caption
Lakukan kompresi dada 5 siklus (kompresi dada : ventilasi = 30 : 2 sebanyak 5x), lakukan cek
nadi ulang. Jika hasil positif, hentikan kompresi dada.
Scene di video lanjut
Perawat 2 melakukan cek nadi ulang, meraba nadi carotis.
Perawat 2 : ‘’nadi carotis positif..’’
Dokter : ‘’ hentikan kompresi, nilai airway dan breathing’’
Perawat 1 lalu menilai airway dan breathing.
Scene di video pause  berikan foto dan caption
Lakukan penilaian airway dan breathing dengan Look, Listen dan Feel.
Scene di video lanjut
Perawat 2 : ‘’airway clear, nafas spontan..’’
Dokter : ‘’posisikan korban ke posisi recovery’’
Perawat 1 dan 2 lalu memposisikan pasien ke recovery position.
Scene di video pause  berikan foto Langkah-langkah recovery posisition
Scene 5, setting sama seperti scene 1
Narator : ‘’Penanganan pertama pada kasus henti jantung bukan hanya tanggung jawab
tenaga medis. Tapi siapapun dan dimanapun bertanggung jawab untuk
memberikan pertolongan pertama kepada korban yang mengalami henti jantung.
Semakin cepat pertolongan diberikan, semakin tinggi angka survivel korban.
Karena Time saving is Live saving’’

Anda mungkin juga menyukai