Anda di halaman 1dari 13

USHUL FIQIH

NAMA ANGGOTA:
NABILAH QOTRUNNADA
(20170301055)
SHERLY RATNA OKTAVIA
(20170301054)
PENGERTIAN USHUL FIQIH
• Pengertian ushul fiqih dapat dilihat sebagai rangkaian dari 2 buah
kata, yaitu: kata ushul dan fiqih

• Kata ushul adalah bentuk jamak dari kata ashl yang menurut Bahasa,
berarti sesuatu yang dijadikan dasar bagi yang lain. Berdasarkan
pengertian ushul menurut Bahasa tersebut, maka ushul fiqih berarti
sesuatu yang dijadikan dasar bagi fiqih
• Menurut istilah yang digunakan oleh para ahli ushul fiqih ini, ushul
fiqih itu ialah, suatu ilmu yang membicarakan berbagai ketentuan dan
kaidah yang dapat digunakan dalam menggali dan merumuskan
hokum syariat islam dari sumbernya.
• Dengan lebih mendetail, dikatakan oleh Muhammad Abu Zahrah
bahwa ilmu ushul fiqih adalah ilmu yang menjelaskan jalan-jalan yang
ditempuh oleh imam-imam mujtahid dalam mengambil hukum dari
dalil yang berupa nash-nash syara’ dan dalil yang didasarkan
kepadanya, dengan memberi ‘illat (alasan-alasan) yang dijadikan
dasar ditetapkanya hukum serta kemashlatan yang dimaksud oleh
syara’ .
tujuan
• Ushul fiqh ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam ilmu
syariat,karena hukum syar’i sebagiannya hanya mengatur permasalahan
hal pokok-pokoknya dan tidak secara mendetail. Maka tujuan ushul fiqh ini
adalah untuk memecahkan permasalahan-permasalahan baru yang belum
ada nashnya yang jelas dengan melakukan ijtihad berdasarkan dalil-dalil
yang ada dalam al-quran atau sunnah nabi saw. Jika seorang hendak
berijtihad ,maka ushul fiqh mutlak harus dikatahui sebab ushul fiqih
merupakan alat atau keahlian untuk melakukan istimbath hukum dan ushul
fiqh ini merupakan ilmu sistem hukum silam dalam menetapkan. Jadi
tujuannya adalah dapat sampainya kepada istimbath hukum syara’ dari
dalilnya serta dapatnya menerapkan hukum-hukum syari’at ats perbuatan
manusia dan perkataannya.
manfaat
• 1. Mengemukakan syarat-syarat yang harus dimiliki oleh seorang mujtahid, agar
mampu menggali hukum syara’ secara tepat.
• 2. Sebagai acuan dalam menentukan dan menetapkan hukum syara’ melalui
bermetode yang dikembangkan oleh para mujtahid, sehinggga dapat
memecahkan berbagai persoalan baru yang muncul.
• 3. Memelihara agama dari penyimpangan penyalahgunaan sumber dan dalil
hukum. Ushul fiqih menjadi tolak ukur validitas kebenaran sebuah ijtihad.
• 4. Mengetahui keunggulan dan kelemahan para mujtahid, dilihat dari dalil yang
mereka gunakan.
• 5. Mengetahui kekuatan dan kelemahan suatu pendapat sejalan dengan dalil
yang digunakan dalam berijtihad, sehingga para peminat hukum Islam dapat
melakukan tarjih (penguatan) salah satu dalil atau pendapat tersebut dengan
mengemukakan pendapatnya.
Ruang lingkup dan kajian
Berdasarkan berbagai pemaparan di atas, terutama berbagai
definisi yang dipaparkan oleh para ulama ahli ilmu Ushul Fiqh dapat
diketahui ruang lingkup kajian (maudhu’) dari Ushul fiqh secara global
diantaranya:
• 1. Sumber dan dalil hukum dengan berbagai permasalahannya.
• 2. Bagaimana memanfaatkan sumber dan dalil hukum tersebut.
• 3. Metode atau cara penggalian hukum dari sumber dan dalilnya.
• 4. Syarat – syarat orang yang berwenang melakukan istinbat
(mujtahid) dengan berbagai permasalahannya.
Perbedaan
Pengertian
• Fiqih adalah kumpulan hukum tentang amal perbuatan manusia yang diambil
dari dalil-dalil terperinci.amal perbuatan manusia adalah segala amal perbuatan
orang mukalaf yang berhubungan dengan bidang ibadat, muamalat, kepidanaan
dan sebagainya.dalil-dalil terperinci adalah satuan dalil yang masing-masing
menunjuk kepada suatu hukum tertentu.
• Ushul fiqih adalah ilmu pengetahuan tentang kaidah-kaidah dan pembahasan
yang dipergunakan dalam pengambilan hukum syara yang praktis dari dalil-dailil
yang terperinci.
Objek Kajian
• Fiqih : perbuatan mukalaf menurut apa yang telah ditetapkan syara
tentang ketentuan hukumnya.
• Ushul fiqih : dalil-dalil syara atau sumber umum hukum syara itu
sendiri dan hukum umum yang diperoleh dari sumber umum hukum
syara.
Tujuan
• Ilmu fiqih : menerapkan hukum syara pada setiap perkataan dan
perbuatan mukalaf.
• Ushul fiqih : meletakan kaidah yang dipergunakan dalam menetapkan
hukum setiap perbuatan atau perbuatan mukalaf.
Kaidah Kaidah Ushul Fiqih
1. Semua ibadah ritual adalah batil, kecuali yang memiliki dasar dalam syariat.
Kaidahnya:
‫األصل في العبادات البطالن حتى يقوم دليل على األمر‬
“Asal dari ibadah adalah batil, sampai tegaknya dalil yang memerintahkannya”
Kaidah ini membimbing kita untuk tidak merekayasa dan mengarang amalan
ibadah ritual (mahdhah) tertentu yang tidak dikenal dalam sumber-sumber pokok
syariat Islam. Sebab hal itu menjadi sia-sia, bahkan dapat membawa pelakunya
pada sebuah dosa.
‫علَ ْي ِه أ َ ْم ُرنَا فَ ُه َو َرد‬ َ ‫ع َمالً لَ ْي‬
َ ‫س‬ َ ‫َم ْن ع َِم َل‬
“Barangsiapa yang melakukan perbuatan yang tidak kami kami perintahkan dalam
agama kami maka itu tertolak.” (HR. Bukhari)
2. Segala sesuatu urusan dunia dan muamalah adalah sah dan mubah,
selama tidak ada dalil yang mengharamkan dan membatalkannya
Kaidahnya berbunyi:
‫واألصل في العقود والمعامالت الصحة حتى يقوم دليل على البطالن والتحريم‬
Hukum asal dalam berbagai perjanjian dan muamalat adalah sah
sampai adanya dalil yang menunjukkan kebatilan dan keharamannya.
Dalil kaidah ini adalah:
‫س َم َوات َو ُه َو ِب ُك ِ ِّل‬ َ َ‫اء ف‬
َ ‫س َّوا ُه َّن‬
َ ‫س ْب َع‬ ِ ‫س َم‬ ِ ‫ق لَ ُك ْم َما فِي ْاأل َ ْر‬
ْ ‫ض َج ِميعًا ث ُ َّم ا‬
َّ ‫ست َ َوى ِإلَى ال‬ َ َ‫ُه َو الَّذِي َخل‬
‫ع ِليم‬
َ ‫ش ْيء‬َ
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan
Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan
Dia Maha mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al Baqarah (2): 29)
3. Nilai dari perbuatan tergantung maksud-maksudnya
Kaidahnya:
‫األمور بمقاصدها‬
Berbagai pekara/urusan/perbuatan dinilai sesuai maksud-
maksudnya.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga bersabda:
‫ظ ُر ِإلَى ُُلُو ِب ُك ْم َوأ َ ْع َما ِل ُك ْم‬
ُ ‫ َولَ ِك ْن يَ ْن‬، ‫ص َو ِر ُك ْم َوأ َ ْم َوا ِل ُك ْم‬ ُ ‫َّللا الَ يَ ْن‬
ُ ‫ظ ُر ِإلَى‬ َ َّ ‫ِإ َّن‬
“Sesungguhnya Allah tidak melihat pada penampilan kalian dan harta
kalian, tetapi Dia melihat pada hati dan perbuatan kalian.” (HR. Muslim
)
Kesimpulan
Ushul fiqih mempunyai pengertian sebagai ilmu yang menjelaskan kepada
Mujtahid tentang jalan-jalan yang harus ditempuh dalam mengambil hukum-
hukum dari nash dan dari dalil-dalil lain yang disandarkan kepada nash itu sendiri
seperti Al-Qur’an, Sunnah Rasulullah, Ijma’, Qiyas, dan lain-lain.
Objek Kajian Ushul Fiqh membahas tentang hukum syara’, tentang sumber-
sumber dalil hukum, tentang cara mengistinbathkan hukum dan sumber-sumber
dalil itu serta pembahasan tentang ijtihad dengan tujuan mengemukakan syarat-
syarat yang harus dimiliki oleh seseorang mujtahid, agar mampu menggali hukum
syara’ secara tepat dan lain-lain.
Ruang lingkup ushul fiqh yang dibahassecara global adalah sebagai sumber
dan dalil hukum dengan berbagai permasalahannya, bagaimana memanfaatkan
sumber dan dalil hukum tersebut dan lain-lain.
Perbedaan antara ilmu fiqh dengan ilmu ushul Fiqh adalah kalau ilmu fiqh
berbicara tentang hukum dari suatu perbuatan, sedangkan ilmu ushul fiqh
berbicara tentang metode dan proses bagaimana menemukan hukum itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai