Anda di halaman 1dari 58

LAPORAN

PROGRAM KERJA MASTEL


TAHUN 2003

Oleh:
Pengurus MASTEL
2003-2006
PROGRAM KERJA MASTEL
2003-2006 (1)
• Program pembentukan kebijakan, kelembagaan,
dan regulasi telematika, serta koordinasi antar
instansi terkait.
• Program penggerak pasar dan peluang usaha
sektor telematika yang mengarah kepada kompetisi
yang melibatkan banyak pemain di bidang
telematika sejalan dengan pelaksanaan otonomi
daerah.
• Program pengkajian pemanfaatan teknologi baru.
• Program Pengembangan dan Penetrasi
Infrastruktur, Aplikasi Bidang Telematika serta
Konten.
PROGRAM KERJA MASTEL
2003-2006 (2)
• Program peningkatan peran serta masyarakat serta
kerjasama nasional dan internasional bidang
telematika
• Program peningkatan sumber daya manusia dan daya
saing industri telematika Indonesia, termasuk penelitian
dan pengembangan, rekayasa, pabrikasi dan layanan.
• Program penyempurnaan dan perluasan bank data,
termasuk publikasi kegiatan MASTEL melalui berbagai
media, khususnya Internet.
• Program penguatan dan peningkatan organisasi
MASTEL.
Program Pembentukan Kebijakan,
Kelembagaan, dan Regulasi Telematika, serta
Koordinasi Antar Instansi Terkait (1)
• Memperjuangkan pembentukan Badan Regulasi
Independen – BRTI terbentuk pada Desember 2003
• Terbentuknya Komisi Penyiaran Indonesia pada Nopember
2003, salah seorang anggota KPI adalah usulan MASTEL.
• MASTEL telah memberikan masukan terhadap RUU
Informasi Transaksi Elektronis (ITE) dan secara tidak
langsung memberikan masukan kepada RUU Tindak
Pidana Teknologi Informasi yang akan menjadi RUU
Inisiatif DPR.
• Memberikan masukan kepada DPR tentang RUU
Kebebasan Memperoleh Informasi Publik dan
Implementasi BRTI
Program Pembentukan Kebijakan,
Kelembagaan, dan Regulasi Telematika, serta
Koordinasi Antar Instansi Terkait (2)
– MASTEL aktif memberikan masukan tentang
kebijakan telematika melalui Tim Koordinasi
Telematika Indonesia (TKTI). Ketua Umum
MASTEL menjadi Ketua Pokja VI (Bidang
Pengembangan Dunia Usaha dan
Pembiayaan), serta beberapa orang
Pengurus dan anggota MASTEL menjadi
anggota Pokja TKTI.
Program Pembentukan Kebijakan,
Kelembagaan, dan Regulasi Telematika, serta
Koordinasi Antar Instansi Terkait (3)
• MASTEL telah memberikan masukan terhadap
berbagai macam rancangan peraturan-peraturan
di bidang telematika:
– RKM 2,4 GHz
– KM 31/2003 dan RKM Hubungan Kerja BRTI,
Ditjen Postel dan Dephub
– KM 84/2002 tentang SKTT
– Rancangan standar televisi digital
– Pengaturan interkoneksi, frekuensi, USO, dll
Program Pembentukan Kebijakan,
Kelembagaan, dan Regulasi Telematika, serta
Koordinasi Antar Instansi Terkait (4)

• MASTEL berupaya untuk membantu para


operator dalam menghadapi permasalahan yang
berkaitan dengan OTDA.
• MASTEL berupaya untuk menjalin hubungan baik
dan mengundang pejabat-pejabat tinggi negara
untuk dapat memberikan informasi yang terkini
kepada anggota MASTEL.
• MASTEL berperan aktif dalam Delegasi RI ketika
menghadiri pertemuan-pertemuan internasional.
Program Pembentukan Kebijakan,
Kelembagaan, dan Regulasi Telematika, serta
Koordinasi Antar Instansi Terkait (5)

• MASTEL dibantu oleh USAID mengusahakan


untuk mendatangkan konsultan ahli di bidang
frekuensi dan topik lainnya untuk memberikan
masukan kepada Pemerintah dan Regulator
tentang topik-topik yang relevan
Program Penggerak Pasar dan
Peluang Usaha Sektor Telematika
• MASTEL telah memberikan masukan tentang
program USO, hingga ditentukannya kontribusi
USO dari para operator
• Sosialisasi tentang WTO, agar memungkinkan
anggota MASTEL untuk mengantisipasi liberalisasi
pasar telematika baik di dalam negeri ataupun luar
negeri
• MASTEL melaksanakan proyek percontohan Balai
Informasi Masyarakat, untuk mencari model bisnis
yang sesuai untuk diduplikasi oleh masyarakat luas
Program Pengkajian Pemanfaatan
Teknologi Baru

• MASTEL membentuk Pokja Telekomunikasi


Bergerak Generasi ke-3.
• MASTEL turut mendukung seminar Open
Service Access/Parlay
Program Pengembangan dan
Penetrasi Infrastruktur serta Aplikasi
Bidang Telematika
• MASTEL telah membentuk tim yang menyusun
masukan untuk penyusunan Cetak Biru
Telematika (telekomunikasi, teknologi informasi,
penyiaran dan manufaktur) yang hasilnya akakn
menjadi masukan kepada Pemerintah.
• MASTEL telah memberikan masukan pada tim-
tim yang membahas rencana pembangunan
jangka panjang bidang telekomunikasi baik di
Bappenas maupun di Kantor Menko bidang
Perekonomian
Peningkatan Peran Serta Masyarakat dan
Kerjasama Nasional dan Internasional Bidang
Telematika (1)
• MASTEL terus memperjuangkan peningkatan peran
serta masyarakat terutama dalam perumusan
kebijakan dan regulasi di bidang telematika
• MASTEL telah mengkaji Rancangan PP Lembaga
Mandiri, dan ternyata MASTEL berpendapat bahwa
RPP tersebut tidak sesuai dengan apa yang menjadi
aspirasi MASTEL
• MASTEL menjalin hubungan baik dengan lembaga-
lembaga internasional dan lembaga donor seperti
ITU, APT, APEC, UNDP, USAID, JICA dan World
Bank
Peningkatan Peran Serta Masyarakat dan
Kerjasama Nasional dan Internasional Bidang
Telematika (2)
• MASTEL berperan aktif dalam Delegasi RI
ketika menghadiri pertemuan-pertemuan
internasional.
Program Peningkatan SDM dan Daya
Saing Industri Telematika Indonesia.
• Memberikan masukan dalam pembentukan
standar kompetensi telekomunikasi untuk tingkat
SMK – D3, diselenggarakan oleh Depdiknas
• Mengusahakan kesempatan training untuk
anggota MASTEL baik di dalam negeri maupun
luar negeri:
– Penyelenggaraan training CDMA bekerjasama
dengan STT Telkom
– Kesempatan training di Australia dan Swedia
– Kesempatan training atau seminar di dalam negeri
yang diselenggarakan oleh pihak lain
Program Penyempurnaan dan
Perluasan Bank Data dan Publikasi
Kegiatan MASTEL

Penyediaan informasi untuk anggota


MASTEL dilakukan melalui :
• Penerbitan MASTEL News
• Penyediaan informasi melalui mailing list dan
website MASTEL
• Perbaikan dan peningkatan fasilitas
perpustakaan MASTEL
Program Penguatan dan Peningkatan
Organisasi MASTEL.
• Usaha terus menerus dilakukan untuk menjadikan
MASTEL sebagai organisasi yang disegani dan mandiri
secara finansial, antara lain dengan :
– Melakukan siaran pers
– Memberikan masukan tentang isu-isu strategis telematika
kepada anggota DPR
– Sosialisasi tentang berbagai topik teknologi ataupun non
teknologi di berbagai seminar
– Memenuhi permintaan sebagai narasumber dalam kegiatan-
kegiatan di Ditjen Postel
• Sekretariat MASTEL telah menempati lokasi yang baru
yang memungkinkan diselenggarakannya berbagai
aktivitas pokja maupun training in-house
RENCANA PROGRAM KERJA
MASTEL
TAHUN 2004
Rencana Program Kerja MASTEL 2004

• Meneruskan upaya lobby yang persisten dan


konsisten untuk mewujudkan penanganan
bidang telematika dalam satu kementrian.
• Berusaha menjadikan telematika sebagai
agenda nasional, agar Pemerintah menjadikan
pembangunan telematika sebagai prioritas
• Berusaha memberikan masukan tentang isu-isu
strategis bidang telematika kepada DPR,
Pemerintah, BRTI dan KPI dalam beberapa topik
yang relevan, termasuk untuk RUU, RPP, RKM,
dll
Rencana Program Kerja MASTEL 2004

• Mengupayakan pembentukan Badan


Regulasi yang Independen, mengingat
BRTI yang sekarang adalah BRTI untuk
masa transisi
• Memperjuangkan perumusan kembali
Cetak Biru Telematika serta perubahan
UU Telekomunikasi
• Memperjuangkan terbitnya Cyberlaws di
Indonesia
Rencana Program Kerja MASTEL 2004

• Memberikan masukan tentang:


–pengaturan spektrum frekuensi di Indonesia
–pengaturan soal satelit (bekerjasama dengan ASSI)
–program USO tahap 2
–pengaturan interkoneksi dan SKTT
–next generation network
–pengaturan kompetisi
–Telekomunikasi generasi ke-3 (3G)
–Rancangan PP Penyiaran
–Fungsi dan wewenang tugas KPI dan KPI-D beserta
struktur organisasinya
Setelah dikaji dalam pokja-pokja.
Rencana Program Kerja MASTEL 2004
• Merumuskan masukan MASTEL tentang
Green Paper di bidang penyiaran.
Aktivitas ini akan melibatkan 2 lokakarya
untuk melakukan konsultasi publik yang
dilakukan secara terbatas.
• Berusaha menjadikan MASTEL sebagai
Lembaga Mandiri sesuai dengan UU no.
36/99 pasal 5
• Mengusahakan terbentuknya Self Industry
Regulation di industri telematika Indonesia
Rencana Program Kerja MASTEL 2004

• Berusaha mensosialisasikan perlunya


konsultasi publik dalam rangka melibatkan
peran serta masyarakat dan menampung
aspirasi masyarakat dalam proses
pembuatan kebijakan dan regulasi
• Berkontribusi kepada Delegasi RI dalam
aktivitas/pertemuan regional dan
internasional yang relevan seperti
APECTEL, WTO, ITU, dll.
Rencana Program Kerja MASTEL 2004

• Menyelenggarakan Breakfast Forum secara


berkala
• Menyelenggarakan acara sosialisasi peraturan
dan perundang-undangan, maupun topik lain
baik kepada anggota MASTEL maupun pihak
lain
• Meningkatkan layanan informasi kepada
anggota MASTEL:
– Perbaikan website MASTEL
– Penerbitan MASTELNews
– Penerbitan Laporan tahunan
Rencana Program Kerja MASTEL 2004

• Sosialisasi tentang pembentukan Balai Informasi


Masyarakat (BIM) agar semakin banyak pihak
berinisiatif untuk mendirikannya sehingga
Indonesia bisa memperkecil digital divide dan
mencapai target WSIS
• Bekerjasama dengan universitas atau pihak-
pihak yang berminat untuk memberikan
pembinaan terhadap proyek percontohan BIM
Rencana Program Kerja MASTEL 2004

• Menyelenggarakan beberapa seminar atau


lokakarya dengan topik-topik:
– Wireless Telecommunication in Indonesia
– CEO Conference on Strategic IT
– Community Access Point in Indonesia, Formulating a
Viable Business Model
• Menyelenggarakan training-training dengan
topik yang berbeda bekerja sama dengan
institusi pendidikan atau pihak lain.
Laporan Keuangan MASTEL
Tahun 2003 &
Rencana Anggaran MASTEL
Tahun 2004
Laporan Keuangan MASTEL 2003
Kondisi keuangan MASTEL per 31
Desember 2003 adalah sebagai berikut:
• Kas dan bank Rp. 1.587.900.857
• Jumlah pendapatan Rp. 820.536.713
• Jumlah Biaya Rp. 751.430.865
• Selisih operasi tahun 2003 Rp. 69.105.848
• Total Aktiva Lancar Rp. 1.922.084.460
Laporan Keuangan MASTEL 2003
• Realisasi pendapatan dari uang pangkal
menurun sebesar 30%, donatur turun sebesar
40% dan sponsorship menurun sebesar 43%
dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Realisasi penerimaan iuran anggota meningkat
sebesar 4%.
• Hal ini dikarenakan pada tahun 2003 aktivitas
MASTEL menurun, dan tidak menyelenggarakan
acara seminar-seminar, dimana biasanya ada
sisa hasil kegiatan yang cukup besar.
Rencana Keuangan MASTEL
• Rencana penerimaan tahun 2004 adalah sebesar
Rp. 912.000.000,- dan rencana pengeluaran
tahun 2004 adalah sebesar Rp. 912.000.000,-
• Pengurus berencana untuk meningkatkan iuran
anggota MASTEL menjadi :
– Anggota individual Rp. 50.000/bulan
– Anggota perusahaan Rp. 100.000/bulan
– Anggota asosiasi Rp. 75.000/bulan
– Anggota nirlaba Rp. 50.000/bulan
• Sebagian dana MASTEL, Rp. 600.000.000,- akan
ditempatkan ke instrumen Reksa Dana.
Terima Kasih

www.mastel.or.id
CETAK BIRU
TELEKOMUNIKASI
Disampaikan oleh:
Subagio Wirjoatmojo
Kepadatan Telepon Tetap (Fixed Lines) di Negara-negara Asia
tertentu
[ per 100 penduduk ]

25

20

Indonesia
15 China
Malaysia
Philipines
10 Thailand
Vietnam

-
1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002
Kepadatan Telepon Total (Sambungan Tetap + Seluler)
di Negara-negara Asia tertentu
(per 100 penduduk)
Indikator ITU
Komitmen Internasional (WSIS)
• Mengurangi kesenjangan Informasi (Digital Divide)
• Separuh populasi Indonesia (125 juta orang) harus dapat
mengakses Teknologi Infokom (ICT) melalui Community
Access Point pada tahun 2015.
• Konsekwensinya?
– Pembangunan infrastruktur dasar dan pendukung hingga
mencapai Kabupaten dan Desa
– Penyiapan Sistim pembinaan SDM yang tepat guna dan tepat
waktu
– Penyiapan Sistim pendidikan yang komprehensif
– Penyiapan Sistim pemerintahan yang mendukung e-government
– Penyiapan aplikasi-aplikasi pendukung
Perubahan Paradigma dalam Telekomunikasi

Paradigma Lama Paradigma Baru

 Pasar Monopolistik  Pasar Kompetetif


 Regulasi Sangat Ketat  Hampir Tanpa Regulasi
 Infrastrukur Telekomunikasi  Infrastruktur Informasi
 Jasa Dasar dan Non-Dasar  Jaringan dan Jasa
 Informasi dengan format terpisah  Informasi dalam format Multimedia
untuk Suara, Data, Teks, Gambar (konvergensi)
 Hybrid Analog/ Digital  Seluruhnya Digital
 Circuit-Switched  IP (Packet-Switched)
 Dominasi Saluran Kawat/ Kabel  Dominasi oleh Nir-Kabel dan
 Pentaripan sesuai jumlah ‘menit’ Bergerak (mobile)
 Tergantung Jarak  Pentaripan sesuai jumlah ‘byte’
 Dominasi Badan Usaha milik  Tidak Tergantung Jarak
Negara  Dominasi oleh Perush. Swasta dan
 ‘Industrial Economy’ Perush. Publik
 ‘New Economy’
Target Industri Telekomunikasi
2015
• Iklim usaha yang kompetitif sehingga
mengundang investor
• Tersedianya jaringan telematika Indonesia yang
berkemampuan tinggi, menunjang tersedianya
layanan telematika yang konvergen dan
terintegrasi dengan jaringan telematika dunia
• Indonesia menjadi pemain internasional yang
diperhitungkan serta menjadi hub telematika di
Asia Pasifik
• Dalam 10 tahun penetrasi akses jaringan
telematika mencapai 25% (50 juta akses)
Target Industri Telekomunikasi
2015
• Target 10 tahun ke depan, 25% penetrasi
infrastruktur telematika (kira-kira 50 juta KK)
• Perkiraan volume aggregate bisnis apabila
penetrasi infrastruktur telematika mencapi 25%
jumlah penduduk akan mencapai $30 milyar/thn.
Dengan investasi sekitar $100 milyar 
sedapatnya masuk kedalam perusahaan dalam
negeri
• Buka kesempatan untuk investor/masyarakat
membangun infrastruktur telekomunikasi.
Perkiraan Kebutuhan Infrastruktur Telematika

Akhir Sambungan Tetap STB Internet Multimedia*


Tahun
Kapasitas Penetrasi Pelanggan Penetrasi Pelanggan Pelanggan
(Kapasitas (juta) (juta)
Terpakai)

2003 8.074.630 3,7 17.349.354 7,92 1,511 1,281

2004 8.726.066 3,9 22.667.678 10,20 2,228 1,914

2005 9.508.520 4,2 27.985.809 12,43 3,171 2,648

2006 10.454.115 4,6 33.303.941 14,59 4,371 3,637

2007 11.594.976 5,0 38.622.073 16,70 5,863 4,866

2008 12.963.259 5,5 43.940.204 18,76 7,680 6,363

2009 14.591.029 6,1 49.258.336 20,76 9,853 8,153

2010 16.510.494 6,9 54.576.467 22,71 12,417 10,265

2011 18.753.716 7,7 59.894.599 24,62 15,403 12,725

2012 21.352.879 8,7 65.212.730 26,48 18,847 15,562

2013 24.340.042 9,8 70.530.862 28,29 22,779 18,801

2014 27.747.373 11,0 75.848.993 30,06 27,233 22,471

2015 31.607.041 12,4 81.167.125 31,79 32,243 26,598

Sumber: Demand Forecast Ditjen Postel, 2002


Usulan Strategis
• Perlu Restrukturisasi industri telekomunikasi
• Duopoli saja tidak cukup. Komitmen
pembangunan PT. Telkom dan PT. Indosat
hanya 1,8 juta sst hingga tahun 2005 dan 2,1
juta tahun 2006
• Relaksasi perijinan telekomunikasi, disertai
pengelolaan industri telekomunikasi yang
efisien, ekonomis dan transparan
• Tambah beberapa pemain baru di bidang
telekomunikasi paling lambat 2006
Struktur Industri Telematika
Ilustrasi Usulan Pembagian Lisensi Telematika
No. Segmentasi industri LIX LI KL TL

1 Network Facilities Semua yang membutuhkan: Menara Pemakai PABX


Providers (NFP) Frekuensi (kecuali unlicensed SBK unlicensed
band) VSAT band
Penomoran Jaringan Kabel Laut
Landing rights Jaringan Fiber Optic
Int’l gateway NAP

Contoh:
Jaringan Lokal
Jaringan SLJJ
Jaringan International
STBS
Microwave link
Satelit-station
Tracking Station
Satellite

2. Network Services Semua yang membutuhkan: Telepon Umum Pemakai LAN


Providers (NSP) Frekuensi (kecuali unlicensed unlicensed
band) band
Penomoran WLAN
Landing rights IIX
Int’l gateway

3. Applications Service STBS SMS e-transaksi


Providers (ASP) ISP MMS
ITKP WAP
Perbandingan Harga
Indonesia vs Internasional
RP/DAY/
SERVICES RP/MIN 2HRS RP/MONTH USD INTL
8,500.000

ISP (0809) 150 18,000 540,000 63.529 30.000 1059%


(24x7)
INTL ACCESS / Mbps 17,000.000 3,000.000 567%
E1 ACCESS OR TERM 10,000.000 2,000.000 500%
TELEPHONY/local 65 0.008 0.002 413%
(6hrs/day-
24x7)
TELEPHONY/Intl/min 0.200 0.020 1000%
CELLULAR 537 0.063 0.040 158%
CELLULAR/prepaid 900 0.106 0.070 151%
TRANSPONDER-36MHZ 1,300,000.000 900,000.000 144%
Cetak Biru
Teknologi Informasi

Disampaikan oleh:
Richard Kartawijaya
CETAK BIRU TEKNOLOGI
INFORMASI
– The key drivers of the Information Age
in the 21st century

– Enabling people to access information


and services anywhere and anytime
PARADIGMA CETAK BIRU TI (1/2)
Tantangan : Peningkatan laju pertumbuhan industri TI harus didukung oleh
peningkatan kesadaran masyarakat Indonesia secara luas
tentang pentingnya informasi.

Menyadari Industri Teknologi Informasi yang sangat luas, Masyarakat Indonesia belum sadar
value dari “informasi”, Indonesia tidak memiliki leadership TI  maka Cetak Biru harus
Specific, Measurable, Achievable, Relevant & Timely (SMART).

Objective : Lebih banyak Masyarakat Indonesia dapat


memperoleh manfaat TI
Time Frame : 5 tahun dan dapat diperbaharui sesuai pekembangan
Approach : Disosialisasikan secara Geografis
Dijalankan oleh Pihak Swasta secara Independen
Diimplementasikan kepada beberapa Segmen Strategis
(etc. Sektor UKM (SME) & Pendidikan)

Cetak Biru adalah “white paper” berisikan “to do list” (program aksi)
Cetak Biru akan ditulis dengan bahasa yang dapat dimengerti target audensi berlatar-belakang Non-TI

Cetak Biru TI disarankan “privately driven” dipacu oleh sektor swasta secara
independen
Kepemilikan Leadership & sense of ownership terhadap peranan Teknologi dalam pembangunan Bangsa
PARADIGMA CETAK BIRU TI (2/2)
Agar dapat benar-benar dijalankan oleh Pihak Swasta, Asosiasi-asosiasi yang
tergabung dalam MASTEL diharapkan dapat berpartisipasi sepenuhnya/
memberdayakan anggota 2 nya.
.

Tujuan dari Cetak Biru adalah untuk meningkatkan kualitas hidup manusia
Indonesia. Disepakati bahwa segmen SME (tidak termasuk home industry) dan
pendidikan adalah prioritas Utama.

CETAK BIRU JUGA AKAN MEMPERTIMBANGKAN HAL2 BERIKUT:


1. Inventarisasi potensi nasional: SDM Indonesia, mampu tapi mahal
2. Trend Outsourcing
3. Potensi Bisnis TI: margin akan semakin kecil
4. Model Bisnis
5. Tujuan Pemanfaatan TI
- Untuk Meningkatkan kualitas hidup
- Meningkatkan kebutuhan informasi
- Menumbuhkan kebutuhan informasi akan secara bertahap
FRAMEWORK CETAK BIRU TI
SEGMEN PENGGUNA: Pada Musim Haji 1998 s/d
U TI I Pada MusimRakyat
Haji 1998 s/d
IR T 2002. Jumlah
TA K BBIRU IT PLAYER
Indonesia pergi Rakyat
2002. Jumlah Haji stabil
CEETAK Indonesia
200.000 pergi Haji stabil
orang/year.
C ENTERPRISE/CORPORATE 200.000 orang/year.
Biaya Haji ONH biasa =
Result Oriented
Result Oriented
GOVERNMENT Biaya Haji ONH biasa =
USD2,500.00
Timeframe: 5 yrs USD2,500.00
Timeframe: 5 yrs
Market/user SME
Market/user TKI per bulan
Owner TKI per bulan
Owner
Pre-requisite on every step
EDUCATION Saudi
Saudi
15.000
15.000
Pre-requisite on every Timur Tengah 10.000
(Whitepaper & to-do list) step Timur Tengah 5.000
Malaysia 10.000
(Whitepaper & to-do list) HOME INDUSTRY Malaysia
Taiwan 5.000
5.000
Framework Taiwan 5.000
Framework Singapore 5.000
HOME Singapore 5.000

PEOPLE 1 tahun = 480.000 orang


1 tahun = 480.000 orang
Milestone CETAK BIRU TI fokus
: UKM dan Pendidikan
Few SME start to use Find Local player as Get Sponsorship Promote ASPs Using IT for Using IT for
IT leader of movement (Local government, Generate Group of competitive tools competitive tools &
as thei business tool associations, and get to market get to market
Creating business SME as node of big
(ex: accounting prominet local
model infrastructure ISP and ASP is ISP & ASP is available
system) person)
available to help to help SME (ex: RICE
Piloting in the Business Model
A lot of Warnet & ISP Sharpening business refinement SME (ex: RICE & & BIM)
industry and local geo
model – creating BIM)
Few ASP area Business Model is
standard
Business Model is available
No Business Model Involving association
Recruiting SME – in available
from the beginning Integrated SME
No Linkage between each local
network in vertical
industry and geographical area
industry
academician
2003 2004 2005 2006 2007 200

Increasing Increasing Information Network has Reach non formal Using IT to


Teachers ability in teachers ability ini access available been established education acquire
IT IT through: at Levels: information and
library enhance delivery
Availability of Availability of University
information information study module
High School
access increasing access increasing
Develop Junior high
Change the Develop networking to school
teaching methode networking to form the
form the community Elementary
communitiy
Get sponsorship Integrated study
begins
from module
Find Local Player  local government
as leader of
Ministry of
movement Education
Involving Associations
association f/ the
Balancing 3 Components in 5 Years
Aplikasi
Aplikasi

System Software
System Software

Computer (Hardware)
Computer (Hardware)

Infrastructure (Telecommunication)
Infrastructure (Telecommunication)

Technology Process People


Technology Process People

2003 2004 2005 2006 2007 2008


BIDANG PENYIARAN

Disampaikan oleh:
Ari Maricar
Cetak Biru Penyiaran
• UU Penyiaran disusun tanpa didasari
penyusunan Cetak Biru Penyiaran Indonesia,
dan kurang mempertimbangkan konvergensi
teknologi telematika
• Masih ada beberapa kekurangan dari UU
Penyiaran no. 32/2002 yang perlu
disempurnakan
• MASTEL sedang menyusun masukan tentang
Green Paper Penyiaran yang akan diserahkan
kepada Pemerintah dan KPI
Masalah-masalah Penyiaran
• Beberapa topik penting di bidang penyiaran
yang sedang dikaji antara lain:
– Pola Dasar Sistem Penyiaran Yang Demokratis
– Struktur Industri Penyiaran Nasional
– Kelembagaan (lembaga regulasi, lembaga penyiaran)
– Perijinan
– Fungsi Penyiaran Sebagai Public Service
– Teknologi dan Infrastruktur
– Konvergensi dan Regulasi
Proses Konsultasi Publik
• Tim Cetak Biru Penyiaran MASTEL akan
melakukan konsultasi publik dengan cara
menyebarkan dokumen Green Paper kepada
anggota MASTEL, perwakilan masyarakat dan
institusi terkait untuk diminta masukannya
tentang dokumen Green Paper.
• Proses konsultasi publik akan dilaksanakan
melalui :
– Website MASTEL
– Lokakarya di 2 tempat, Jakarta dan kota lain
Proses Konsultasi Publik
• Hasil dari konsultasi publik akan
diserahkan kepada Pemerintah dalam
bentuk White Paper tentang Penyiaran.
• Masukan MASTEL diharapkan menjadi
dasar bagi penyusunan Cetak Biru
Penyiaran dan perbaikan UU Penyiaran
oleh Pemerintah.
PP Penyiaran
• MASTEL akan menyusun masukan untuk
pembahasan PP Penyiaran.
• Ada 4 Rancangan PP Penyiaran dalam
rangka memberikan aturan pelaksana dari
UU Penyiaran no. 32/2002
Terima Kasih

http://www.mastel.or.id

Anda mungkin juga menyukai