Anda di halaman 1dari 29

INDEKS HARGA SAHAM

Indeks Harga Saham


Indeks Harga Saham : Indeks yang
menggambarkan perubahan – perubahan atau
pergerakan harga masing – masing saham
sejak pertama kali di keluarkan sampai pada
periode tertentu. Indeks saham ini
menunjukkan kinerja emiten
Indeks Harga Saham di bagi menjadi :
1. Indeks Harga Saham Individual
2. Indeks Harga Saham Gabungan
a. Seluruh Saham
b. Kelompok Saham ( Indeks LQ 45, & JII)
c. Jenis Usaha ( Sektoral )
Indeks Harga Saham Individual
Mennggambarkan suatu rangkaian informasi
historis mengenai pergerakan harga masing –
masing saham, sampai pada tanggal tertentu.
Indeks ini merupakan bentuk pengukuran
kinerja suatu saham di bursa efek.
Indeks Saham Individual
IHSI = (Ht / Ho) x 100 %
IHSI = Indeks Saham Individual
Ht = Harga Penutupan/ Harga pada waktu berlaku
Ho = Harga Perdana/ Harga Dasar
Contoh
Jika PT. Bank Karya pada tanggal 11 Nov
08 mencatatkan harga saham
perdananya Rp. 1000,- diakhir sesi
transaksi sebesar Rp. 1250,- tentukan
nilai SI nya?
IHSI = (Ht / Ho) x 100 %
IHSI = ( 1250 / 1000 ) x 100 % = 125 %
Artinya saham PT. Bank Karya mengalami
kenaikan sebesar 25 poin.
Indeks Harga Saham
Harga saham akan mengalami
perubahan jika terjadi perubahan harga
dasar saham secara teoritis yaitu harga
penyesuaian akibat adanya aksi emitten
seperti : Pembagian deviden saham,
saham bonus, stock split, redemption,
right issue dll.
Indeks Harga Saham Gabungan
Indeks Harga Saham :
Indeks yang menggambarkan perubahan –
perubahan atau pergerakan harga saham
gabungan seluruh saham sejak pertama kali di
keluarkan sampai pada periode tertentu.
Indeks ini menunjukkan kinerja suatu saham
gabungan di bursa efek
Indeks Harga Saham Kelompok
Menggambarkan rangkaian informasi historis
mengenai pergerakan harga saham kelompok
suatu saham, sampai pada tanggal tertentu.
Metode Penghitungan IHSG
Metode Rata – Rata

Penjumlahan harga saham yang di transaksikan dibagi


dengan faktor pembagi tertentu. IHSG dengan Metode
rata – rata di rumuskan :

IHSG = (∑Ht / ∑Ho) x 100 %

Dimana:
∑Ht = Total harga semua saham pada waktu berlaku
∑Ho = total harga semua saham pada waktu dasar
Metode Penghitungan IHSG
Metode Rata – Rata tertimbang
Metode ini menggunakan pembobotan harga pasar saham
dan harga dasar saham.
Metode yang di gunakan :
1. Metode Laspeyres ; menggunakan jumlah saham yang
beredar pada waktu dasar sebagai pembobotan

IHSG = ∑Ht Ko / ∑HoKo


Dimana:
Ko = Jumlah saham yang beredar pada waktu dasar

2. Metode Paasche; Menggunakan jumlah saham yang


diterbitkan pada waktu yang berlaku sebagai timbangan

IHSG = ∑Ht Kt / ∑HoKt


Dimana :
Kt = Jumlah saham yang beredar pada waktu berlaku
Metode Penghitungan IHSG

3. Metode Irving Fisher:


IHSG = √IHSGL x IHSGP

4. Metode Drobisch:
IHSG = IHSGL + IHSGP / 2
Perhitungan Indeks Harga Saham Gabungan
ABC PQR XYZ Naik/(Turun)
IHSG
Wakt
Harga Volume Harga Volume Harga Volume ∑ Ht ∑ H0 (Ht/HO)
u
(ribu (ribu (ribu X 100 (%) Titik
Lembar) Lembar) Lembar)

1 2 3 4 5 6 7 8(2+4+6) 9 10 11 12

2008

Jan 10.000 25.000 6.000 50.000 31.500 10.000 47.500 47.500 100,00

Feb 11.000 20.000 7.500 45.500 32.500 15.000 51.000 47.500 107,37 7,37 7,37

Mar 11.500 15.500 8.000 47.550 25.750 15.400 45.250 47.500 95,26 (4,74) (12,11)

Apr 9.500 22.000 5.500 35.600 15.000 12.300 30.000 47.500 63,16 (36,84) (32,11)

Mei 10.000 25.000 6.000 50.000 31.500 10.000 47.500 47.500 100,00 0,00 36,84

Jun 12.000 25.000 6.000 46.800 30.000 10.200 48.000 47.500 101,05 1,05 1,05

Jul 11.000 16.500 8.500 39.450 28.500 14.500 48.000 47.500 101,05 1,05 0,00

Agt 11.500 10.000 6.500 48.950 29.500 16.500 47.500 47.500 100,00 0,00 (1,05)

Sep 13.000 22.500 8.000 37.500 31.000 13.800 52.000 47.500 109,47 9,47 9,47

Okt 14.000 24.000 7.000 25.500 25.800 13.500 46.800 47.500 98,53 (1,47) (10,95)

Nov 14.550 15.000 6.750 14.000 18.900 13.000 40.200 47.500 84,63 (15,37) (13,89)

Des 9.000 18.500 6.700 50.000 15.000 12.000 30.700 47.500 64,63 (35,37) (20,00)
PENILAIAN SEKURITAS
TUJUAN
PENILAIAN SEKURITAS
• Memperoleh gambaran terhadap
kemampuan emiten dalam menumbuh
kembangkan perusahaannya
• Menilai pengaruh internal & ekternal
terhadap perusahaan emiten
• Menilai kemampuan emiten dalam
menjamin kontinuitas pembayaran deviden
• Memprediksi perkembangan nilai dari suatu
sekuritas
ANALISA FUNDAMENTAL
• Yaitu penelitian dalam bentuk fundamental/ basic
dalam menentukan nilai sekuritas
• Menganalisa faktor-faktor ekonomi yang mempe-
ngaruhi perusahaan dan memprediksi perkembang
an perusahaan a.l dengan mempergunakan
Analisa Laporan Keuangan dan Analisa Rasio
• Menekankan penilaian kepada faktor fundamental
dari emiten, seperti kondisi keuangan, hasil
operasi dan juga faktor ekonomi makro yang akan
mempengaruhi secara signifikan prospek usaha
emiten.
ASPEK DALAM MENGANALISA
FAKTOR FUNDAMENTAL

1. Aspek Makro Ekonomi


2. Aspek Industri
3. Aspek Perusahaan
1. Aspek Ekonomi Makro
• a. Tingkat Inflasi
• b. Tingkat Pengangguran
• c. Tingkat Suku Bunga
• d. Gross Domestic Product (GDP)
• e. Defisit Anggaran
a. Tingkat Inflasi
Yaitu peningkatan harga barang/jasa pada suatu
periode tertentu, yang disebabkan oleh :
• Terjadi ketidakseimbangan antara permintaan dan
penawaran
• Penurunan nilai rupiah terhadap mata uang asing,
sehingga terjadi kenaikan biaya produksi yang
mendorong kenaikan harga jual
• Terjadi pertumbuhan uang yang beredar yang
melampaui kesediaan barang/jasa
Jika suatu negara mengalami tingkat inflasi yang
tinggi maka akan menurunkan pendapatan riil
dari investasi
b. Tingkat Pengangguran
Merupakan salah satu indikator untuk melihat
gambaran perekenomian suatu negara

• Dalam keadaan krisis ekonomi maka tingkat


pengganguran meningkat, sebaliknya jika
terjadipertumbuhan ekonomi maka akan terjadi
full capacity dalam produksi barang/jasa sehingga
banyak tanaga kerja yang terserap
• Tingkat pengangguran dapat digunakan sebagai
salah satu dasar untuk berinvestasi disuatu negara
apakah tersedia tenaga kerja yang cukup atau tidak
• Tingkat pengangguran secara tidak langsung
berhubungan dengan daya beli
c. Tingkat Suku Bunga
• Tingkat suku bunga yang tinggi merupakan faktor
negatif bagi Pasar Modal. Karena investor lebih
cenderung menginvestasikan dananya di Bank
dengan perhitungan akan memberikan return yang
tinggi dan dengan risiko yang relatif rendah
(riskless investment)
• Suku Bunga yang tinggi kurang menguntungkan
bagi dunia usaha, karena akan menaikan harga
pokok produksi dan harga jual. Akibatnya
konsumen akan menunda pembelian yang pada
akhirnya menurunkan penjualan /profit perusahaan
d. Gross Domestic Product (GDP)

Yaitu jumlah seluruh barang dan jasa yang dihasil –


kan oleh perusahaan domestik & asing pada suatu
negara dalam periode tertentu

• Merupakan indiktor pertumbuhan ekonomi


suatu negara
• Jika produksi barang/jasa meningkat, dapat
diasumsikan bahwa suatu negara sedang
mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan
dan ini dapat digunakan sebagai sinyal yang baik
untuk berinvestasi di negara tersebut
e. Defisit Anggaran
• Defisit anggaran didasarkan oleh Neraca Pemba-
yaran suatu negara terhadap aktivitas ekonomi
internasional, baik yang bersifat komersial maupun
finansial
• Kemampuan suatu negara untuk membiayai ang-
garan belanjanya merupakan salah satu indikator
perkembangan perkekonomian negara tersebut.
• Apabila untuk membiayai kebutuhan rutinnya saja
sudah sulit, tentu dapat diduga kemampuannya
dalam perdagangan internasional.
• Hal ini menjadi suatu pertimbangan bagi investor
untuk menginvestasikan dananya pada suatu
negara
2. Aspek Industri
Penilaian ini sangat terkait dengan kinerja suatu
perusahaan dalam kelompok industrinya.
Sebagai contoh :
• Pada saat terjadi peristiwa WTC 1 September 2001
industri penerbangan dan asuransi di USA
mengalami pukulan, karena banyak orang takut
bepergian dengan pesawat dan asuransi harus
membayar klaim atas hancurnya gedung WTC
• Pada saat permulaaan krisis moneter hampir semua
industri dalam negeri mengalami dampaknya dan
yang paling parah adalah sektor keuangan dan
perbankan. Sebaliknya perusahaan costumer goods
dan sektor pertanian yang berorientasi ekspor justru
meraih keuntungan
3. Aspek Perusahaan
• Yaitu penilaian terhadap kinerja dan prospek
suatu perusahaan, sehingga diketahui apakah layak
untuk wadah berinvestasi atau tidak
• Salah satu alat untuk menilai kinerja dan prospek
perusahaan adalah melalu Laporan Keuangan
yang terdiri dari Neraca dan Laporan R/L
• Perusahaan yang telah listing di Bursa wajib
menyampaikan dan memberikan Laporan
Keuangannya kepada publik dan dipublikasikan
melalui media cetak
Analisa Laporan Keuangan & Analisa Rasio

Dari Analisa Laporan Keuangan dan Analisa Rasio


akan diketahui tentang kondisi perusahaan sbb. :
a. Tingkat Keuntungan (Profitabilitas)
b. Posisi Hutang (Solvabilitas)
c. Tingkat Likuiditas (Liquidity)
d. Penilaian Rasio Sekuritas (saham dan Obligasi)
a. Tingkat Keuntungan (Profability Ratio)
1. Return on Asset (ROA) :
EBT/Assets x 100 % =
Rasio ini menunjukkan seberapa jauh aset
perusahaan dapat diberdayakan untuk
menghasilkan laba
2. Return on Equity (ROE)
EAT/Equity x 100% =
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba dari modal sendiri (ekuitas)
3. Net Profit Margin (NPM)
EAT / Sals x 100% =
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba dari total penjualan
b. Posisi Hutang (Solvability Ratio)
1. Debt to Equity Ratio :
Total Liability/Equity x 100 % =
Rasio ini menunjukkan porsi sumber dana
perusahaan apakah lebih banyak dari ekuitas
(modal sendiri) atau dari pinjaman/hutang

2. Debt to Total Asset :


Total Liability/Asset x 100 % =
Rasio ini menunjukkan berapa besar Asset
perusahaan yang telah dibiayai dari dana
pinjaman/ hutang atau berapa besar hutang
perusahaan dapat dijamin dengan assetnya
c. Tingkat Likuiditas (Liquidity Ratio)
1. Curent Ratio :
Current Asset/Current Liabilities x 100% =
Menunjukkan kemampuan emiten untuk melunasi
hutang/kewajiban jangka pendeknya dari sumber
dana jangka pendek. Semakin tinggi rasio ini
semakin baik
2. Quick Ratio :
(Current Asset-Inventory) / Current Liabilies x
100% =
Menunjukkan kemampuan emiten untuk melunasi
hutang/kewajiban jangka pendeknya dari sumber
dana jangka pendek yang paling lancar (cash &
equivalent) . Semakin tinggi rasio ini semakin
tinggi tingkat likuiditas emiten.
d. Penilaian Rasio Sekuritas
Saham:
1. Earning Per Share (EPS) :
EPS : EAT/Total Share x Rp 1,- =
Merupakan keuntungan (return) yang diperoleh investor per
sahamnya
2. Price Earning Ratio (PER)
PER : Share Price/EPS x 1 kali =
Menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampu- an
emiten dalam menghasilkan laba, yang dihitung dalam
satuan kali. Bagi investor semakin kecil rasio ini semakin
baik, karena saham ydm termasuk murah
3. Net Asset Value/Book Value Ratio (BV)
BV : Equity/Total Share x Rp 1,- =
Menggambarkan perbandingan antara Total Modal (Ekuitas)
terhadap jumlah saham yang beredar
4. Price to Book Value (PBV)
PBV : Share Price /Book Value x 1 kali =
Menunjukkan seberapa besar pasar menghargai nilai
saham emiten. Semakin tinggi rasio ini berarti pasar
percaya akan prospek emiten tersebut.

5. Dividend Payout Ratio (DPR)


DPR : Dividend per share/EPS x 100%=
Menunjukkan besarnya laba yang dibayarkan kepeda
investor dalam bentuk dividen

6. Dividend Yield (DY)


DY : Dividend per share/Share Price x 100% =
Menunjukkan tingkat penghasilan berjalan yang diperoleh
dari investasi saham. Semakin besar rasio ini semakin
menarik bagi investor.
Obligasi:
1. Current Yield (CY) :
CY : Annual Coupon/Bond Price x 100% =
Menggambarkan hasil kupon yang diperoleh dibandingkan
dengan Harga Pasar obligasi, dinilai dalam % tase
2. Convertion Ratio (Rasio Konversi) :
CR : Par Value Bond/ Convertion Share Price
x 1 kali =
Menggambarkan berapa kali obligasi konversi dihargai
dibandingkan dengan nilai saham yang diperoleh

Anda mungkin juga menyukai