Anda di halaman 1dari 28

Bab 23

Kebijakan Fiskal: Ringkasan


Bab 23 Kebijakan Fiskal:
Ringkasan
1. Kendala Anggaran Pemerintah:
Defisit, Utang, Pengeluaran, Pajak 2
2. Ekuivalensi Ricardian, Defisit yang Disesuaikan
secara Siklus, dan Perang Keuangan 9
3. Bahaya Utang yang Tinggi 16

2
Defisit: Ukuran
• Kita mengukur pembayaran bunga riil—produk
suku bunga riil dikalikan utang yang ada—ketimbang
pembayaran bunga aktual—produk suku bunga
nominal dan utang yang ada.
– Tapi, ukuran resmi atas defisit menggunakan pembayaran
bunga aktual (nominal)—ketika inflasi tinggi, ukuran resmi
dapat benar-benar menyesatkan.
– Pengukuran yang benar atas defisit kadang-kadang disebut
defisit yang disesuaikan dengan inflasi (inflation-
adjusted deficit).

BAB 23 Kebijakan Fiskal: Ringkasan 3


Kendala Anggaran Pemerintah
• Kendala anggaran pemerintah (government budget
constraint) menyatakan bahwa perubahan utang
pemerintah selama tahun t adalah sama dengan defisit
selama tahun t :
Bt – Bt –1 = defisit t
– Pemerintah mengalami defisit, utang pemerintah naik;
pemerintah mengalami surplus, utang pemerintah turun.

BAB 23 Kebijakan Fiskal: Ringkasan 4


Utang Pemerintah
• Kendala anggaran pemerintah adalah dalam
mengevolusi utang pemerintah sebagai fungsi
pengeluaran dan perpajakan.
– Salah ekspresi dari kendala ini:
Perubahan utang (defisit) sama dengan
defisit primer ditambah pembayaran bunga utangnya.
• Defisit primer:
Selisih antara pengeluaran pemerintah atas barang dan jasa, G,
dan pajak setelah transfer, T.

BAB 23 Kebijakan Fiskal: Ringkasan 5


Pengeluaran & Pajak
• Jika pengeluaran pemerintah tidak berubah,
penurunan pajak harus di-offset pada akhirnya
dengan peningkatan pajak di masa depan.
– Semakin lama pemerintah menunda kenaikan pajak
(semakin tinggi suku bunga riil)
semakin tinggi kenaikan pajak itu pada akhirnya.

BAB 23 Kebijakan Fiskal: Ringkasan 6


Utang & Defisit
• Warisan dari defisit di masa lalu berupa utang yang
lebih tinggi.
– Untuk menstabilkan utangnya,
pemerintah harus mengeliminasi defisit.
– Untuk mengeliminasi defisitnya,
pemerintah harus menetapkan surplus primer
sama dengan pembayaran bunga atas utangnya.

BAB 23 Kebijakan Fiskal: Ringkasan 7


Pajak Saat Ini vs Masa
Mendatang
• Utang dilunasi selama tahun 2, penurunan pajak
sebesar 1 di tahun 1 memerlukan peningkatan pajak
yang sama dengan (1 + r) di tahun 2.
• Utang dilunasi selama tahun 5, penurunan pajak
sebesar 1 di tahun 1 memerlukan peningkatan pajak
sama dengan (1 + r) 4 selama tahun 5.
• Utang stabil sejak tahun 2, pajak harus permanen
lebih tinggi sebesar r sejak tahun 2 dan seterusnya.

BAB 23 Kebijakan Fiskal: Ringkasan 8


Utang & GDP
• Evolusi rasio utang terhadap GDP (debt-to-GDP
ratio), singkatnya rasio utang (debt ratio), bergantung
pada empat faktor:
– suku bunga,
– laju pertumbuhan,
– rasio utang awal,
– surplus primer.

BAB 23 Kebijakan Fiskal: Ringkasan 9


Bab 23 Kebijakan Fiskal:
Ringkasan
1. Kendala Anggaran Pemerintah:
Defisit, Utang, Pengeluaran, Pajak 2
2. Ekuivalensi Ricardian, Defisit yang Disesuaikan
secara Siklus, dan Perang Keuangan 9
3. Bahaya Utang yang Tinggi 16

10
Ekuivalensi Ricardian
• Menurut proposisi ekuivalensi Ricardian (Ricardian
equivalence), atau proposisi Ricardo-Barro, defisit
yang lebih besar dioffset oleh peningkatan
tabungan swasta.
– Defisit tidak mempengaruhi permintaan dan output.
– Akumulasi utang tidak mempengaruhi akumulasi modal.

BAB 23 Kebijakan Fiskal: Ringkasan 11


Ekuivalensi Ricardian: Gagal
• Namun, praktik ekuivalensi Ricardian gagal—
defisit yang lebih besar akan menimbulkan
permintaan dan output yang lebih tinggi dalam
jangka pendek.
– Akumulasi utang menyebabkan:
• akumulasi modal lebih rendah;
• (akhirnya) output lebih rendah, dalam jangka panjang.

BAB 23 Kebijakan Fiskal: Ringkasan 12


Ukuran Defisit
• Telah ditetapkan ukuran yang memberitahukan
berapa defisit yang akan terjadi (menurut aturan pajak
dan pengeluaran) jika output pada tingkat alami.
– full-employment deficit, mid-cycle deficit,
– defisit lapangan kerja terstandardisasi
(standardized employment deficit),
– defisit struktural (structural deficit)—digunakan OECD,
– defisit yang disesuaikan secara siklis
(cyclically adjusted deficit)—dianggap paling intuitif.

BAB 23 Kebijakan Fiskal: Ringkasan 13


Penstabil Otomatis
• Untuk menstabilkan ekonomi, pemerintah harus
menetapkan:
– defisit selama resesi,
– surplus selama booming.

• Pengaruh aktivitas terhadap defisit disebut penstabil


otomatis (automatic stabilizer)—resesi akan secara
alami menghasilkan defisit dan ekspansi fiskal (yang
ikut melawan resesi).

BAB 23 Kebijakan Fiskal: Ringkasan 14


Defisit yang Dibenarkan
• Defisit dapat dibenarkan jika terjadi pengeluaran
yang besar, seperti saat perang:
– Relatif terhadap peningkatan pajak, defisit menyebabkan
konsumsi lebih tinggi dan investasi lebih rendah.
– Karenanya, defisit mengalihkan sebagian beban dari orang-
orang semasa perang ke orang-orang setelah perang.

• Defisit juga membantu memeratakan dan mengurangi


distorsi pajak.

BAB 23 Kebijakan Fiskal: Ringkasan 15


Distorsi Ekonomi dari Pajak
Tinggi
• Jika pajak ditingkatkan untuk membiayai peningkatan
sementara atas pengeluaran, tingkat pajak akan sangat
tinggi—dapat menimbulkan distorsi ekonomi yang
sangat tinggi (orang bekerja lebih sedikit, atau
melakukan aktivitas tidak kena pajak yang ilegal).
– Lebih baik (mengurangi distorsi) mempertahankan tingkat
pajak yang secara relatif konstan—tax smoothing
(pemerataan pajak) menyiratkan defisit besar, bila
pengeluaran pemerintah sangat tinggi, dan surplus yang
kecil.

BAB 23 Kebijakan Fiskal: Ringkasan 16


Bab 23 Kebijakan Fiskal:
Ringkasan
1. Kendala Anggaran Pemerintah:
Defisit, Utang, Pengeluaran, Pajak 2
2. Ekuivalensi Ricardian, Defisit yang Disesuaikan
secara Siklus, dan Perang Keuangan 9
3. Bahaya Utang yang Tinggi 16

17
Tantangan Defisit Anggaran A.S.
• CBO:
Agen Congress yang tidak berpihak, membantu
menilai biaya dan pengaruh keputusan fiskal.
– Salah satu tugas CBO adalah proyeksi pendapatan,
pengeluaran, dan defisit menurut aturan fiskal saat ini.

• Pajak minimal alternatif (alternative minimum tax


= AMT) diperkenalkan untuk memastikan agar wajib
pajak yang paling kaya akan membayar setidaknya
beberapa pajak.

BAB 23 Kebijakan Fiskal: Ringkasan 18


Tantangan Defisit Anggaran A.S.

• ?

19
Tantangan Defisit Anggaran A.S.
• Sekitar setengah dari pengeluaran pemerintah federal
A.S. adalah untuk program entitlement (entitlement
program)—program yang mengharuskan pembayaran
manfaat/tunjangan kepada semua yang memenuhi
persyaratan eligibilitas yang ditetapkan oleh UU.
– Tiga program terbesar adalah:
• Social Security (Jaminan Sosial)—tunjangan pensiunan,
• Medicare (Jaminan Kesehatan)—perawatan kesehatan pensiunan,
• Medicaid (Jaminan Kesehatan)—perawatan kesehatan bagi yang
kurang mampu.

BAB 23 Kebijakan Fiskal: Ringkasan 20


Kisaran
• Kisaran (spread):
Perbedaan antara suku bunga dua-tahun atas obligasi
pemerintah antarnegara.
– Kisaran merefleksikan premi risiko yang disyaratkan
investor untuk memegang obligasi dari tiap negara.
– Kisaran diukur dalam poin dasar—seperseratus persen.

BAB 23 Kebijakan Fiskal: Ringkasan 21


Rasio Utang yang Tinggi
• Rasio utang yang tinggi akan meningkatkan risiko
lingkaran setan:
– Risiko gagal bayar yang terasa lebih tinggi dapat
meningkatkan suku bunga dan utang.
– Peningkatan utang pada gilirannya dapat menimbulkan
risiko gagal bayar yang terasa lebih tinggi dan suku bunga
yang lebih tinggi.

• Jika digabung, keduanya dapat menimbulkan


ledakan utang.

BAB 23 Kebijakan Fiskal: Ringkasan 22


Gagal Bayar Utang
• Pada beberapa kasus, menyadari suku bunga utang
yang sangat tinggi, pemerintah mungkin memutuskan
untuk gagal bayar (default).
– Ini biasanya parsial, dan kreditor melakukan haircut.
• Contoh:
Haircut 30% berarti kreditor hanya menerima 70% dari piutangnya.

BAB 23 Kebijakan Fiskal: Ringkasan 23


Gagal Bayar Utang: Nama-nama
• Gagal bayar juga memiliki banyak nama,
kebanyakan adalah eufimisme—mungkin agar
prospeknya lebih/kurang menarik bagi kreditor.
– Restrukturisasi utang atau penjadwalan kembali utang—
pembayaran bunga ditangguhkan, bukan dibatalkan),
– Keterlibatan sektor swasta—kreditor, contohnya, diminta
ikut terlibat (misalnya, dengan menerima haircut).
• Ini bisa dipaksakan pemerintah, atau hasil negosiasi:
Kreditor, yang sadar tidak akan dibayar penuh dalam tiap kasus,
mungkin lebih memilih mencari kesepakatan dengan pemerintah.

BAB 23 Kebijakan Fiskal: Ringkasan 24


Dominasi Fiskal
• Sering kali, kebijakan fiskal dan moneter berjalan
secara independen.
• Tapi, jika situasi fiskal buruk dan suku bunga tinggi,
makin menarik bagi pemerintah untuk membiayai
pengeluarannya sendiri dengan uang tunai.
– Maka, kebijakan fiskal menentukan perilaku jumlah uang
beredar—kasus dominasi fiskal.

BAB 23 Kebijakan Fiskal: Ringkasan 25


Monetisasi Utang
• Pemerintah tidak secara harfiah membiayai sendiri
melalui pencetakan uang—bank sentral yang
mencetak uang.
– Namun, dalam kasus dominasi fiskal, bank sentral harus
melakukan permintaan pemerintah—proses monetisasi
utang (debt monetization):
• Pemerintah menerbitkan obligasi baru,
dan memerintahkan bank sentral untuk membelinya.
• Bank sentral membayar pemerintah dengan uang yang dicetaknya,
dan pemerintah menggunakan uang itu untuk membiayai defisitnya.

BAB 23 Kebijakan Fiskal: Ringkasan 26


Seignorage
• Pendapatan dari pencetakan uang ini disebut
seignorage.
– Hak untuk menerbitkan uang adalah sumber pendapatan
yang berharga bagi “seigneur” dari masa lalu.
• Mereka bisa membeli barang dengan menerbitkan uang sendiri dan
menggunakannya untuk membayar barang itu.

BAB 23 Kebijakan Fiskal: Ringkasan 27


Uang Tunai atau Gagal Bayar
• Pemerintah mungkin tidak punya pilihan selain
mengandalkan pembiayaan dengan uang tunai atau
gagal bayar.
– Pembiayaan dengan uang tunai juga mungkin
menyebabkan hiperinflasi—istilah yang digunakan para
ekonom untuk inflasi yang sangat tinggi (biasanya
melebihi 30% per bulan).
– Pada kedua kasus, biaya ekonomi mungkin akan tinggi.

BAB 23 Kebijakan Fiskal: Ringkasan 28

Anda mungkin juga menyukai