Contoh:
Suhu kering = 27oC
Suhu basah = 25oC
Selisih suhu kering dan suhu basah adalah 2oC
Kelembaban udara lihat pada tabel pada suhu kering 27oC, kemudian lihat pada kolom selisih
suhu kering dan suhu basah = 2, maka kelembaban udara adalah 83%.
2. Pengukuran dengan Psycrometer
a. Siapkan psycrometer
b. Basahi kapas/kain yang ada pada ujung thermometer yang bertuliskan wet
c. Thermometer yang bertulisakan dry tidak dibasahi
d. Letakkan pada dinding atau meja kerja/lokasi yang diukur dengan ketinggian
1,2 sampai 1,5 meter selama 2-5 menit (sampai konstan)
e. Catat suhu thermometer yang bertulisan wet dan dry
f. Tentukan kelembaban udara dengan melihat pada tabel
Contoh:
Suhu kering = 27oC
Suhu basah = 25oC
Selisih suhu kering dan suhu basah adalah 2oC
Kelembaban udara lihat pada tabel pada suhu kering 27oC, kemudian lihat
pada kolom selisih suhu kering dan suhu basah = 2, maka kelembaban udara
adalah 83%.
3. Pengukuran dengan Hygrometer atau Thermohygrometer
Pengukuran kelembaban menggunakan alat elektoronik yang
mampu mengukur kelembaban relatif udara, atau perangkat
elektronik yang dirancang untuk mengukur suhu dan
kelembaban relatif udara, baik secara manual maupun digital.
Jika pengukuran kelembaban dilakukan dengan alat-alat tersebut,
caranya adalah meletakkan atau menggantung alat pada
ketinggian 1.25-2 meter, dan dibiarkan selama 5 menit (sampai
stabil) lalu dibaca.
Kecepatan dan Arah Angin
Kecepatan angin diukur dengan menggunakan speedometer/
anemometer, sedangkan arah angin ditentukan dengan panah
angin (wind vane) dan kantong angin (windsock).
Dalam keadaan tidak memiliki alat yang memadai, maka arah
angin juga dapat ditentukan dengan menggunakan kompas, asap,
atau kapas, tisu, atau bendera.
Kompas digunakan untuk menentukan arah mata angin.
Sedangkan kapas, asap, atau tisu digunakan untuk melihat arah
angin.
Angin dinamai sesuai dengan arah datangnya, seperti angin utara,
berarti angin yang datang dari utara, angin barat berarti angin
yang datang dari barat, dan seterusnya.
Di samping itu kecepatan angin juga dapat ditentukan dengan
skala Beaufoort, yakni dengan mengamati pergerakan benda-
benda, terutama tanaman dan pepohonan. Beaufort merupakan
nama dari seorang perwira peltut Inggeris yang pertama kali
membuat skala mengenai kecepatan angin dengan mengamati
pergerakan benda-benda di sekitar.
Skala Beaufort
Pengukuran Kebisingan
Standar kualitas kebisingan mengacu pada Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup No. 48/MenLH/11/1996, tentang
Baku Tingkat Kebisingan.
e. Oven pengering
f. Botol timbang
Pengambilan sampel
1) Alat dust fall collector dipasang pada lokasi yang mewakili dari
suatu daerah yang debunya akan diukur
2) Isi botol pcngumpul debu dengan 500 ml larutan CuSO4
kemudian ditutup
3) Tempatkan botol pengumpul debu pada lokasi yang telah
dipilih dan buka tutupnya
4) Biarkan selama kurang lebih 1 bulan, catat waktunya secara
tepat
5) Setelah kurang lebih satu bulan, tutuplah botol pengumpul
debu dan bawa ke laboratorium
6) Periksa isi botol (dan bersihkan dari pengotor seperti daun,
serangga dan kotoran lainnya)
7) Saring dengan saringan 20 mesh dan kumpulkan filtratnya
8) Bila botol pengumpul pada saat dikembalikan ke laboratorium
menjadi kering atau volume larutannya tinggal sedikit,
tambahkan aquadest sampai volumenya menjadi 500 ml.
9) Bersihkan botol pengumpul debu dengan spatula dan bilas
dengan aquadest dan tambahkan pada filtrat tersebut
10) Catat volume akhir dari filtrat (V) dan kemudian filtrat dibagi
dua, sebagian digunakan untuk penentuan jumlah debu total
dan bagian yang lainnya untuk penentuan fraksi terlarut dan
tidak terlarut.
11) Pada saat pengukuran, juga perlu diukur komponen iklim
seperti suhu udara, kelembaban udara, arah dan kecepatan
angin.
Penentuan Jumlah Debu Total
1) Siapkan cawan pengering yang bersih dan beratnya telah
diketahui dengan tepat (W1)
2) Ambil 250 ml filtrat dan masukkan ke dalam cawan pengering
3) Uapkan cawan beserta isinya di atas penangas air sampai
kering
4) Setelah kering, penguapan dilanjutkan dengan oven dengan
suhu 105OC selama 1 jam
5) Masukkan ke dalam desikator
6) Timbang dengan teliti (W2)
7) Hitung jumlah debu total (Dt) dengan rumus sebagai berikut:
(W2-W1)x30xV
Dt = -------------------------
A x T x 0,250
Dimana:
Dt = Jumlah debu total (g/m2/bulan)
W2= berat cawan pengering dengan isinya (g)
W1= berat cawan pengering dalam keadaan kosong
30 = jumlah hari
V = volume filtrat yang terkumpul( liter)
A = Luas corong pengumpul debu (m2)
T = Waktu pengumpulan debu contoh debu (dari)
0,250 = volume filtrat yang digunakan dalam analisis (l)
Terima Kasih