Anda di halaman 1dari 19

Teori-teori perkembangan bermain

Teori Klasik (abad ke-19 sampai perang


Dunia I) Teori Modern (setelah perang Dunia I)
• a. Teori Kelebihan Energi (Herbert Spencer), • a. Teori Psikoanalisa dari Sigmund Freud, memandang
menyebutkan bahwa manusia mempunyai energi bermain sama seperti fantasi atau lamunan. Melalui
lebih (energi surplus) yang digunakan untuk
bermain. bermain ataupun fantasi seseorang dapat memproyeksikan
b. Teori Relaksasi/Rekreasi (Schaller dan lazarus), harapan-harapan maupun konflik serta pengalaman yang
Menyebutkan bahwa bermain mengisi kembali tidak menyenangkan. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya
energi yang telah terpakai dalam bekerja.
c. Teori Insting (Karl Groos), merupakan semacam bagi seseorang dalam memenuhi harapan yang tidak dapat
latihan awal dimana bermain mempersiapkan diwujudkan dalam kehidupan nyata, mengatasi konflik dan
anak-anak untuk peran-peran yang akan dilakukan pengalaman yang tidak menyenangkan. Selain itu bermain
dikemudian hari. anak sebagai alat yang penting bagi pelepasan emosinya
d. Teori Rekapitulasi (G.Stanley Hall), mengatakan
bahwa anak-anak mengulangi aktivitas leluhurnya, serta untuk mengembangkan rasa harga diri ketika anak
karena itu pegalaman-pengalaman nenek moyang/ dapat menguasai tubuhnya, benda-benda serta sejumlah
leluhur akan tertampil di dalam kegiatan bermain ketrampilan sosial.
pada anak.
b. Teori Perkembangan Kognitif dari Jean Piage (1963),
berpendapat bahwa anak menciptakan sendiri pengetahuan
mereka tentang dunianya melalui interaksi mereka ketika
bermain. Karena perkembangan bermain berhubungan
dengan perkembangan kognitif maka perkembangan
Konsep dasar bermain pada
anak usia dini
Kegiatan bermain adalah suatu kegiatan yang spontan pada anak usia
dini yang menghubungkannya dengan kegiatan orang dewasa dan
lingkungan termasuk di dalamnya imajinasi, penampilan anak dengan
menggunakan seluruh perasaan, tangan atau seluruh badan (Carol
Seefeldt & Nita Barbour :205).
Kegiatan bermain yang dilakukan anak biasanya bersifat spontan penuh
imaginatif dan dilakukan dengan segenap perasaannya.
Ada beberapa perilaku yang dapat
dipengaruhi anak dalam bermain yaitu :
1. anak membuat pilihan,
2. memecahkan masalah,
3.berkomunikasi,
4.bernegosiasi.
5. Mereka menciptakan peristiwa khayalan,
6.melatih keterampilan fisik, sosial, dan kognitif.
Kesimpulannya
disimpulkan bermain menjadi sebuah hal yang tak tertandingi dalam
mendukung perkembangan dan belajar anak
Menurut Piaget ,Ada Tiga jenis main ini yang akan
dilalui oleh semua anak tanpa memandang ras
maupun bangsanya.
• 1. Pada Sensory motor play/ Practice Play,
Biasakan & kerapkan anak-anak bermain pasir, buih, rumput &
plastesin.. Permainan ini akan merangsang motor skills dan sensory
skills pada anak.
• kegiatan anak sebelum usia 3-4 bulan belum dapat dikategorikan
sebagai bermain. Sejak usia 3-4 bulan, gerakan anak telah lebih
terkoordinasi dari pengalamannya, anak belajar bahwa dengan
menarik mainan yang tergantung di atas tempat tidurnya, mainan
tersebut akan bergerak dan berbunyi. Kegiatan bermain sensori ini
menekankan pada permainan yang berpusat pada gerak sensori
motorik anak.
2. Pada tahapan symbolic/ make believe play (bermain pura-
pura/bermain peran/ dramatic play),
Adalah kegiatan bermain anak yang diwarnai dengan kegiatan
bermain khayal dan pura-pura. Anak sudah mulai dan dapat
menggunakan berbagai benda sebagai simbol atau resentasi
dari benda lain.

3. Pada tahap social play games with rules,


Adalah kegiatan bermain sudah menggunakan simbol yang
lebih banyak dan dilatar belakangi oleh penalaran, logika dan
objektivitas.
kesimpulan
Jadi, bermain bagi anak merupakan proses belajar yang menyenangkan
bagi anak karena bermain dapat membantu anak mengenal dunianya,
mengembangkan konsep-konsep baru, mengambil resiko, meningkatkan
keterampilan social anak dan dapat membentuk prilaku anak.
Para pakar sering mengatakan bahwa dunia anak adalah dunia bermain. Bermain
terungkap dalam berbagai bentuk bila anak-anak sedang beraktivitas. Mereka bermaian,
mereka bernyanyi, menggali tanah, membangun balok warna-warni atau menirukan
sesuatu yang dlihat. Bermain dapat berupa bergerak, berlari, melempar bola, memanjat
atau kegiatan berpikir, seperti menyusun puzzle atau mengingat kata-kata dalam sebuah
lagu.
Dalam kehidupan anak bermain mempunyai arti yang sangat penting dapat dikatakan
bahwa setiap anak yang sehat selalu mempunyai dorongan untuk bermain sehingga
dapat dipastikan bahwa anak yang tidak bermain-main pada umumnya dalam keadaan
sakit jasmani ataupun rohani.
Para ahli berkesimpulan bahwa anak adalah makhluk yang aktif dan dinamis.
Kebutuhan jasmani dan rohani anak yang mendasar sebagian besar dipenuhi oleh
bermain, baik bermain sendiri maupun bermain bersama-sama. Jadi bermain itu
merupakan kebutuhan anak.
1. Karakteristik bermain
Dengan mengenali karakteristik bermain anak, kita akan lebih peka dan lebih tanggap lagi menilai tentang
kegiatan bermain yang diprogramkan dalam satuan kegiatan harian (SKH) sesuai dengan ciri-ciri bermain anak
sehingga dapat membuat penilaian bermain terhadap anak yang valid, adil dan dapat mengukur kompeten

.
anak secara individual

Dalam hal ini terdapat tujuh ciri yang dapat dijadikan acuan untuk menentukan apakah sesuatu itu bermain
atau bukan, yakni yang:
• bermain dilakukan secara voluntir. Bermain yang dilakukan secara sula rela tanpa paksaan atau tekanan dari
orang lain.
• bermain itu spontan. Bermain kapan pun mereka mau.
• kegiatan lebih bermain lebih berorientasi pada proses dari pada terhadap hasil atau akhir kegiatan. Fokus
dalam bermain adalah melakukan aktivitas bermain itu sendiri, bukan hasil atau akhir dari kegiatannya
• bermain didorong oleh motivasi intrinsik. Maksudnya, yang mendorong anak untuk melakukan kegiatan
bermain tersebut adalah kegiatannya itu sendiri, bukan faktor-faktor luar yang bersifat ekstrinsik. Misalnya
didorong orang tua, untuk mendapatkan hadiah,dll.
• bermain itu pada dasarnya menyenangkan. Bermain bisa memberikan perasaan-perasaan positif bagi para
pelakunya. Artinya semakin aktivitas itu menyenangkan, maka hal tersebut semakin merupakan bermain.
• bermain itu bersifat aktif. Bermain memerlukan keterlibatan aktif dari para pelakunya.
• bermain fleksibel. Dengan ciri ini berarti anak yang bermain memiliki kebebasan untuk memilih jenis
kegiatan yang ingin dilakukannya.
2. Karakteristik bermain anak
• Bermain adalah Sukarela
• Karena didorong oleh motivasi dari dalam diri seseorang sehingga akan dilakukan oleh anak apabila hal itu
betul-betul memuaskan dirinya, bukan karena iming-iming hadiah atau karena diperintah oleh orang lain.
Jadi, permainan yang dilakukan anak adalah suatu kepuasan tersendiri karena tidak harus memnuhi tuntutan
atau harapan dari luar, anak-anaklah yang menentukan perannya sendiri dalam bermain.
• Bermain adalah pilihan anak
• Anak-anak memilih secara bebas sehingga apabila seorang anak dipakasa untuk bermain, sekali pun
mungkin dilakukan dengan cara yang halus maka aktivitas itu bukan merupakan aktivitas dan bukan lagi
bukan lagi kegiatan bermain atau non play.
• Bermain adalah permainan yang menyenangkan
Anak-anak merasa gembira dan bahagia dalam melakukan aktivitas bermain tersebut, bukan menjadi tegang
atau stress. Bermain yang menyenangkan merupakan syarat mutlak dalam melakukan kegiatan di TK.
• Bermain adalah simbolik
Melalui kegiatan bermain anak akan mampu menghubungkan pengalaman mereka dengan kenyataan
sekarang, misalnya berpura-pura menjadi orang lain, anak-anak akan bertingkah laku seperti yang
diperankannya.
Bermain adalah aktif melakukan kegiatan
Ciri-ciri bermain anak

Ciri-ciri Kegiatan bermain


• Menyenangkan • Bermain itu menyenangkan dan
anak menikmati kegiatan ini.
• Motivasi instrinsik
• Anak ingin bermain karena
dorongan dari dalam bukan karena
disuruh orang lain.
• Spontan/sukarela
• Anak bermain karena dorongan
spontan
• Ada peran aktif pemain • Semua pemain berperan secara
aktif saat bermain, sehingga
kegiatan bermain berjalan lancar
dan menyenangkan.
Ciri-ciri Karakteristik bermain
• Nonliteral • Saat bermain anak berpura-pura
menjadi sesuatu, atau bertindak
sesuatu.
• Kaidah nonekstrinsik • Bermain memiliki aturan tersendiri
yang disepakati pemainnya.
• Anak terlibat aktif tidak diam saja
baik secara fisik maupun emosi.
• Aktif • Anak dapat beralih kegiatan, anak
bebas memilih apakah akan ikut
• Fleksibel bermain atau
• memilih permainan lain
Fakta-fakta yang berpengaruh terhadap
kegiatan bermain anak adalah:
• Motivasi
Kegiatan bermain dapat berlangsung dengan baik apabila dilandasi motivasi yang
kuat yang berasal dari diri anak itu sendiri, tanpa paksaan dari siapa pun.
• Lingkungan yang menunjang
Lingkunagn yang kurang memadai fasilitasnya, tidak aman dan tidak
menyenangkan, akan menyebabkan ruang gerak bermain bagi anak terbatas. Oleh
sebab itu agar anak dapat bermain dengan leluasa maka perlu disediakan sarana
dan prasarana yang dapat mendukung keinginan dan aktivitas bermain anak.
• Perilaku anak dalam bermain
Melalui bermain anak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-
dorongan dari dalam diri yang tidak mungkin terpuaskan dalam kehidupan nyata.
Bila anak dapat menyalurkan perasaan tegang, tertekan dan menyalurkan
dorongan-dorongan yang muncul dari dalam dirinya, setidaknya membuat anak
lega dan relaks akan mengubah perilaku yang negatif menjadi positif.
Peran Guru Dalam Kegiatan Bermain di
Taman Kanak-Kanak
1. Guru sebagai Perencana
• Guru harus merencanakan suatu pengalaman baru agar anak didik
terdorong untuk mengembangkan minat dan kemampuannya.
Perencanaan yang harus disusun guru adalah sebagai berikut :
a) Tujuan / sasaran yang ingin dicapai
b) Bentuk kegiatan bermain yang akan dilakukan.
c) Alat dan bahan yang diperlukan (jenis dan jumlah)
d) Tempat kegiatan tersebut akan dilakukan(indoor atau outdoor)
e) Alokasi waktu, berapa lama waktu yang untuk kegiatan bermain
f) Penilaian dan evaluasi untuk mengetahui pencapaian tujuan / sasaran
dan keberhasilan pelaksanaan kegiatan
2. Guru sebagai Fasilitator
• Artinya guru harus mampu memfasilitasi seluruh kebutuhan anak
pada saat kegiatan bermain dan belajar berlangsung. Guru berperan
dengan aktif,kreatif, dan dinamis.
3. Guru sebagai Pengamat
Yang perlu diamati yaitu :
• Cara memainkan alat bermain atau permainan.
• Sikap anak waktu bermain, aktif atau diam saja.
• Bermain ikut-ikutan teman atau mengatur/memerintah teman.
• Berapa waktu yang digunakan menekuni 1 jenis kegiatan bermain.
• Jenis bermain yang sering dipilih atau lebih diminati anak.
• Anak bermain sendiri atau bersama teman.
• Anak mandiri melakukan kegiatan bermain atau tidak.
• Mengalah selalu atau mau menang sendiri.
4.Guru sebagai Model
Anak usia taman kanak-kanak adalah masa meniru. Oleh karena itu
sebagian besar permainan di TK dilaksanakan melaui peniruan/imitasi. Pada
masa ini anak akan menirukan segala tindak tanduk guru disekolah. Guru
yang menghargai bermain akan selalu berusaha menjadi model atau
panutan dalam kegiatan bermain bagi anak didiknya. Guru akan selalu
berusaha mencari kesempatan untuk bergabung dalam kegiatan bermain
anaklalu mencoba melakukan hal yang di lakukan oleh anak.
5.Guru sebagai motivator
Guru sebagai motivator artinya guru harus dapat menjadi pendorong bagi
anak untuk melakukan kegiatan bermain. Guru mendorong anak lebih akktif
ketika bermain mendorong anak untuk melakukan eksplorasi, dan
melakukan kegiatan untuk mendapatkan penemuan-penemuan dan
mendorong anak untuk menyalurkan rasa ingin tahu dan mencari atas
jawaban tersebut
6. Guru sebagai teman
Selain sebagai pendidik guru juga harus dapat berperan sebagai teman atau sahabat bagi
anak dalam bermain. Dalam hal ini guru bertindak sebagai coplayer artinya guru
mempunyai peran yang setara bagi anak. Guru menempatkan diri sebagai teman yang
baik sehingga situasi bermain dan belajar menjadi akrab serta penuh kesenangan dan
kegembiraan. Guru sebagai teman/sahabat berarti guru harus bersedia terjun
berpartisipasi bermain bersama anak-anak berbaur dalam kegiatan yang dilakukan
anak-anak. Di sini guru jangan selalu memberikan instruksi tetapi mengikuti aturan
yang di buat anak.
tugas
Rancang suatu permainan yang dapat diberikan kepada anak usia dini
Catat atau diketik, alat dan bahan dan cara bermain
Minggu depan praktek
1.Jelaskan dulu permainannya apa,
2. alat dan bahan yang digunakan
3. Tunjukan cara bermainnya
Tugas kelompok
1 kelompok terdiri dari 4 orang dan ada 2 kelompok yang 5 lima orang

Anda mungkin juga menyukai